Burhan ash-Shiddiqin: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
k →Daftar pustaka: clean up |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{italic title}} |
{{italic title}} |
||
[[Berkas:Avicenna TajikistanP17-20Somoni-1999 (cropped).png|lurus|jmpl|Burhan ash-Shiddiqin diajukan oleh Ibnu Sina. Gambar: Ibnu Sina dalam sebuah mata uang [[Tajikistan]] tahun 1999.]] |
[[Berkas:Avicenna TajikistanP17-20Somoni-1999 (cropped).png|lurus|jmpl|Burhan ash-Shiddiqin diajukan oleh Ibnu Sina. Gambar: Ibnu Sina dalam sebuah mata uang [[Tajikistan]] tahun 1999.]] |
||
{{Ibnu Sina sidebar}} |
|||
'''''Burhan ash-Shiddiqin''''' ({{lang-ar|برهان الصديقين|burhan ash-shiddiqin}},{{sfn|Adamson|2016|p=126}}, kira-kira artinya "Bukti untuk Golongan yang Menerima Kebenaran") adalah sebuah argumen formal yang diajukan filsuf Muslim [[Ibnu Sina]] untuk membuktikan [[keberadaan Tuhan]]. Dalam argumen ini, Ibnu Sina berusaha menunjukkan melalui serangkaian argumen logika bahwa ada suatu entitas yang wajib ada (واجب الوجود, ''wajib al-wujud''), tak mungkin tidak ada, dan Ialah Tuhan atau Allah.{{sfn|Adamson|2013|p=170}} |
'''''Burhan ash-Shiddiqin''''' ({{lang-ar|برهان الصديقين|burhan ash-shiddiqin}},{{sfn|Adamson|2016|p=126}}, kira-kira artinya "Bukti untuk Golongan yang Menerima Kebenaran") adalah sebuah argumen formal yang diajukan filsuf Muslim [[Ibnu Sina]] untuk membuktikan [[keberadaan Tuhan]]. Dalam argumen ini, Ibnu Sina berusaha menunjukkan melalui serangkaian argumen logika bahwa ada suatu entitas yang wajib ada (واجب الوجود, ''wajib al-wujud''), tak mungkin tidak ada, dan Ialah Tuhan atau Allah.{{sfn|Adamson|2013|p=170}} |
||
Baris 15: | Baris 16: | ||
* {{cite journal |first=Toby |last=Mayer |title=Ibn Sina's ‘Burhan Al-Siddiqin’ |year=2001 |journal=[[Journal of Islamic Studies]] |publisher=[[Oxford University Press]] |volume=12 |issue=1 |pages=18–39 |doi=10.1093/jis/12.1.18|ref=harv}} |
* {{cite journal |first=Toby |last=Mayer |title=Ibn Sina's ‘Burhan Al-Siddiqin’ |year=2001 |journal=[[Journal of Islamic Studies]] |publisher=[[Oxford University Press]] |volume=12 |issue=1 |pages=18–39 |doi=10.1093/jis/12.1.18|ref=harv}} |
||
* {{Cite SEP |url-id=mulla-sadra |title=Mulla Sadra |first=Sajjad |last=Rizvi |date=2009|ref=harv}} |
* {{Cite SEP |url-id=mulla-sadra |title=Mulla Sadra |first=Sajjad |last=Rizvi |date=2009|ref=harv}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Ibnu Sina]] |
[[Kategori:Ibnu Sina]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 21 Desember 2022 16.04
Bagian dari seri artikel mengenai |
Ibnu Sīnā |
---|
Karya |
Pemikiran |
Murid |
Monumen |
Burhan ash-Shiddiqin (bahasa Arab: برهان الصديقين, translit. burhan ash-shiddiqin,[1], kira-kira artinya "Bukti untuk Golongan yang Menerima Kebenaran") adalah sebuah argumen formal yang diajukan filsuf Muslim Ibnu Sina untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Dalam argumen ini, Ibnu Sina berusaha menunjukkan melalui serangkaian argumen logika bahwa ada suatu entitas yang wajib ada (واجب الوجود, wajib al-wujud), tak mungkin tidak ada, dan Ialah Tuhan atau Allah.[2]
Ibnu Sina memulai argumen ini dengan menyatakan bahwa entitas-entitas di dunia menjadi ada yang bersifat wajib (wajib atau pasti ada dengan sendirinya), dan ada yang mumkin (mungkin, tidak pasti ada dan membutuhkan sebab eksternal agar ia ada). Banyak hal di dunia ini bersifat mumkin atau mungkin, dan tidak pasti ada dengan sendirinya. Kalau kita mengumpulkan seluruh entitas mumkin di alam semesta dalam suatu himpunan, himpunan itu pun juga bersifat mumkin. Sebagai sesuatu yang mumkin, himpunan ini membutuhkan sebab eksternal agar ia ada. Entitas eksternal ini tidak mungkin bersifat mumkin, semua yang mumkin adalah bagian dari himpunan dan bukanlah suatu sebab eksternal. Dengan demikian, menurut kesimpulan Ibnu Sina, entitas eksternal ini pastilah bersifat wajib. Ibnu Sina menyebut entitas ini sebagai wajib al-wujud (Yang Wajib Ada), dan mengidentifikasikannya dengan Tuhan. Selanjutnya, ia memberikan beberapa argumen untuk menunjukkan bahwa sifat-sifat Yang Wajib Ada adalah sama dengan sifat-sifat Allah dalam ajaran Islam, termasuk sifat wahid (Maha Esa), Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, dan Maha Baik.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Adamson 2016, hlm. 126.
- ^ Adamson 2013, hlm. 170.
- ^ Adamson 2013, hlm. 171.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Adamson, Peter (2013-07-04). "From the necessary existent to God". Dalam Adamson, Peter. Interpreting Avicenna: Critical Essays. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-19073-2.
- Adamson, Peter (2016). Philosophy in the Islamic World: A History of Philosophy Without Any Gaps. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-957749-1.
- Inati, Shams C. (2014). Ibn Sina's Remarks and Admonitions: Physics and Metaphysics: An Analysis and Annotated Translation. Columbia University Press. ISBN 978-0-231-53742-1.
- McGinnis, Jon (2011). "Avicenna on why God is absolutely necessary". Dalam Wippel, John F. The Ultimate Why Question: Why is There Anything at All Rather Than Nothing Whatsoever?. Washington, D.C.: Catholic University of America Press. hlm. 65–83. ISBN 978-0-8132-1863-2. Preliminary proof is available at McGinnis' website. [1]
- Mayer, Toby (2001). "Ibn Sina's 'Burhan Al-Siddiqin'". Journal of Islamic Studies. Oxford University Press. 12 (1): 18–39. doi:10.1093/jis/12.1.18.
- (Inggris) Entri Mulla Sadra di Stanford Encyclopedia of Philosophy