Lompat ke isi

Wayang kulit Banjar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ~
 
(36 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Wayang Kulit Banjar Kalimantan Selatan.JPG|thumb|200px|Pertunjukan [[Wayang]] kulit Banjar di [[Banjarmasin]] [[31 Mei]] [[2008]].]]
[[Berkas:Wayang Banjar HST 151102005.JPG|jmpl|299x299px|Pertunjukan wayang kulit Banjar.]]
'''Wayang Kulit Banjar''' adalah [[wayang kulit]] yang berkembang dalam budaya [[suku Banjar]] di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di [[Indragiri Hilir]].
'''Wayang kulit Banjar''' adalah [[wayang kulit]] yang berkembang dalam budaya [[suku Banjar]] di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di [[Indragiri Hilir]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
'''Masyarakat Banjar''' di [[Kalimantan Selatan]] , telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, dimana Kerajaan [[Majapahit]] telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan ([[Tjilik Riwut]], 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama [[Hindu]] dengan jalan pertunjukan [[wayang kulit]].


* Masyarakat Banjar di [[Kalimantan Selatan]], telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, di mana Kerajaan [[Majapahit]] telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan ([[Tjilik Riwut]], 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama [[Hindu]] dengan jalan pertunjukan [[wayang kulit]].
Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh [[Andayaningrat]] membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama [[R. Sakar Sungsang]] lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa ) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit untuk dimengerti masyarakat setempat.
* Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh [[Andayaningrat]] membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama [[Raden Sakar Sungsang]] lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit untuk dimengerti masyarakat setempat.


== Masa perkembangan agama Islam ==
== Masa perkembangan agama Islam ==
Baris 11: Baris 11:


== Spesifikasi ==
== Spesifikasi ==
Sekarang Wayang Kulit Banjar , telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna , ataupun tata-cara memainkannya, walaupun tokoh-tokoh wayang cenderung mengikuti pakem pewayangan dan juga dikembangkan dari tokoh dan perlambang masyarakat Banjar , seperti terdapatnya [[gunungan/kayon]], [[Batara Narada]], [[Arjuna]]wijaya, [[Petruk|jambu Leta Petruk]], [[Sarawita|Sarawita/Bilung]], [[Subali]], [[Hanoman|R.Hanoman]],[[Rama|Prabu Rama]], [[Kedakit Klawu]] atau [[Raksasa]] dan lainnya.
Sekarang Wayang Kulit Banjar, telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna, ataupun tata-cara memainkannya, walaupun tokoh-tokoh wayang cenderung mengikuti pakem pewayangan dan juga dikembangkan dari tokoh dan perlambang masyarakat Banjar, seperti terdapatnya [[gunungan/kayon]], [[Batara Narada]], [[Arjuna]]wijaya, [[Petruk|jambu Leta Petruk]], [[Sarawita|Sarawita/Bilung]], [[Subali]], [[Hanoman|R.Hanoman]],[[Rama|Prabu Rama]], [[Kedakit Klawu]] atau [[Raksasa]] dan lainnya.


== Bahan dan Bagian Wayang ==
== Bahan dan bagian wayang ==
Bahan untuk membuat wayang kulit di Jawa biasanya adalah kulit/tulang kerbau, mengingat pada saat itu kerbau kurang dibudidayakan, maka bahan untuk membuat wayang kulit Banjar ini berasal dari kulit sapi bahkan adapula yang terbuat dari kulit kambing. Secara umum bentuk dan fostur wayang kulit Banjar relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan wayang kulit yang asal dari Jawa, demikian pula dengan penatahan ([[ornamen]]), dan pengecatannya lebih sederhana, mengingat dalam pegelaran wayang kulit Banjar "lebih diutamakan oleh bayangan berdasarkan penglihatan dari belakang layar" , sehingga ornamen, detail dan warna ,kurang terlihat oleh penonton , karena dibatasi oleh layar.
Bahan untuk membuat wayang kulit di Jawa biasanya adalah kulit/tulang kerbau, mengingat pada saat itu kerbau kurang dibudidayakan, maka bahan untuk membuat wayang kulit Banjar ini berasal dari kulit sapi bahkan adapula yang terbuat dari kulit kambing. Secara umum bentuk dan fostur wayang kulit Banjar relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan wayang kulit yang asal dari Jawa, demikian pula dengan penatahan ([[ornamen]]), dan pengecatannya lebih sederhana, mengingat dalam pegelaran wayang kulit Banjar "lebih diutamakan oleh bayangan berdasarkan penglihatan dari belakang layar", sehingga ornamen, detail dan warna,kurang terlihat oleh penonton, karena dibatasi oleh layar.


== Cerita atau Lakon ==
== Cerita atau lakon ==
Cerita wayang kulit Banjar bersumber dari dua kitab kuno yang berasal dari khasanah Hindu, yaitu [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]]. Selain dari kedua cerita tersebut , dalang wayang kulit Banjar sering pula menampilkan cerita karangan/ gubahan sendiri yang mereka sebut lakon '''[[Carang]]''' adan dalam perkembangannya lakon Carang inilah yang menjadi primadona masyarakat Banjar. Selain lakon Carang , di Kalimantan Selatan juga berkembang pertunjukan " [[Wayang Sampir]]" , nanggap wayang sampir untuk suatu hajat tertentu disebut ''manyampir'', merupakan ritual yang dipimpin oleh dalang untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia, dan biasanya diselenggarakan dalam bentuk pagelaran padat dengan jangka waktu pelaksanaan pada kisaran dua jam dan kemudian dilanjutkan dengan pagelaran biasa.
Cerita wayang kulit Banjar bersumber dari dua kitab kuno yang berasal dari khasanah Hindu, yaitu [[Ramayana]] dan [[Mahabarata]]. Selain dari kedua cerita tersebut, dalang wayang kulit Banjar sering pula menampilkan cerita karangan/ gubahan sendiri yang mereka sebut lakon '''[[Carang]]''' adan dalam perkembangannya lakon Carang inilah yang menjadi primadona masyarakat Banjar. Selain lakon Carang, di Kalimantan Selatan juga berkembang pertunjukan " [[Wayang Sampir]]", nanggap wayang sampir untuk suatu hajat tertentu disebut ''manyampir'', merupakan ritual yang dipimpin oleh dalang untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia, dan biasanya diselenggarakan dalam bentuk pagelaran padat dengan jangka waktu pelaksanaan pada kisaran dua jam dan kemudian dilanjutkan dengan pagelaran biasa.


== Penyelenggaraan ==
== Penyelenggaraan ==
Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya diselenggarakan pada kesempatan khitanan, upacara perkawinan adat, hari-hari besar nasional, ataupun untuk memenuhi nazar seseorang, dengan tempat pertunjukan di tanah lapang, halaman kantor/ rumah yang dapat menampung penonton, yang menyaksikannya dengan berdiri , duduk ataupun lesehan sesuai keinginannya. Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya diatas panggung, lengkap dengan layar dan alat penerangan "[[blencong]]" , merupakan lampu dengan sumbu api dengan bahan bakarnya dari minyak kelapa. Pada saat wayang kulit dimainkan oleh dalang, blencong tersebut dipasang di belakang layar, sehingga jatuhnya bayangan dari wayang kulit tepat pada layar . Disisi kiri dan kanan dalang dipasang barisan wayang kulit, sementara pada penabuh gamelan duduk dibelakang dalang sambil memainkan alat musiknya masing-masing.
Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya diselenggarakan pada kesempatan khitanan, upacara perkawinan adat, hari-hari besar nasional, ataupun untuk memenuhi nazar seseorang, dengan tempat pertunjukan di tanah lapang, halaman kantor/ rumah yang dapat menampung penonton, yang menyaksikannya dengan berdiri, duduk ataupun lesehan sesuai keinginannya. Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya di atas panggung, lengkap dengan layar dan alat penerangan "[[blencong]]", merupakan lampu dengan sumbu api dengan bahan bakarnya dari minyak kelapa. Pada saat wayang kulit dimainkan oleh dalang, blencong tersebut dipasang di belakang layar, sehingga jatuhnya bayangan dari wayang kulit tepat pada layar . Di sisi kiri dan kanan dalang dipasang barisan wayang kulit, sementara pada penabuh gamelan duduk di belakang dalang sambil memainkan alat musiknya masing-masing.


== Dalang ==
== Dalang ==
Pengetahuan untuk menjadi dalang memiliki tatacara tertentu. Mula-mula diserahkan [[piduduk]] (semacam sesajen) kepada guru dalang untuk belajar. Bila murid sudah mengetahui pakem, tahu tentang tembang, mengetahui tentang gamelan maka ia ''batamat'' dengan jalan upacara mandi yang disebut [[badudus]] kemudian melakukan upacara pernafasan yang disebut'' bajumbang''.
Pengetahuan untuk menjadi dalang memiliki tatacara tertentu. Mula-mula diserahkan [[piduduk]] (semacam sesajen) kepada guru dalang untuk belajar. Bila murid sudah mengetahui pakem, tahu tentang tembang, mengetahui tentang gamelan maka ia ''batamat'' dengan jalan upacara mandi yang disebut [[badudus]] kemudian melakukan upacara pernapasan yang disebut'' bajumbang''.
Dalam kondisi ini ia (calon dalang) kawin dengan Arjuna. Sebelum memainkan wayang, ia harus mampu mengucapkan ''Bisik Semar'' (mantera sebelum mendalang) dan ''menyarung'' diri (menitis) dengan [[Arjuna]] sebagai dalang sejati.
Dalam kondisi ini ia (calon dalang) kawin dengan Arjuna. Sebelum memainkan wayang, ia harus mampu mengucapkan ''Bisik Semar'' (mantra sebelum mendalang) dan ''menyarung'' diri (menitis) dengan [[Arjuna]] sebagai dalang sejati.


== Rujukan ==
== Rujukan ==
*'''[[Mujiyat, S.Sn dan Koko Sondari , S.Sn]]'''. 2002. ''"Album Wayang Kulit Banjar" ''. Ministry of Culture and Tourism - Culture and Tourism Development Board, Jakarta.
* '''Mujiyat, S.Sn dan Koko Sondari, S.Sn'''. 2002. ''"Album Wayang Kulit Banjar" ''. Ministry of Culture and Tourism - Culture and Tourism Development Board, Jakarta.
* Kanti W. Walujo, Dunia wayang: nilai estetis, sakralitas, dan ajaran hidup, Pustaka Pelajar, 2000
* Mohamad Idwar Saleh, Wayang Banjar dan gamelannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Permuseuman, Museum Negeri Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan, 1983


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Wayang Gung]]
* [[Wayang Gung]]
* [[Seni Tradisional Banjar]]
* [[Seni Tradisional Banjar]]

== Pranala luar ==
* [http://www.youtube.com/watch?v=qBNJG9PdCDg WAYANG BANJAR: Perjuangan Anak Pandawa Pergelaran Wayang Indonesia, TIM Jakarta, 30 Nop - 4 Des 2012]
* [http://www.youtube.com/watch?v=ubsEYde0lQs Pemuda Banjar Tembilahan Angkat Seni Budaya Wayang kulit Banjar ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=rOKajIsKj1A wayang kulit banjar masin ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=8VOd9WvaDTc Wayang Kulit Purwa Banjar - Kandangan Kab. HSS ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=qBNJG9PdCDg WAYANG BANJAR: Perjuangan Anak Pandawa ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=E1zVU6ipb4E Wayang Kulit Banjar ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=8ZNyL5ED0tM Wayang Kulit Banjar Pertempuran Bambang Hubayana Lawan Semar ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=3TZGi5C2NpE Acara Pagelaran Wayang Banjar" Tembilahan Riau ]
* [http://www.youtube.com/watch?v=zIimNFXg3Mg Wayang Purwa Banjar]


[[Kategori:Wayang|Kulit Banjar]]
[[Kategori:Wayang|Kulit Banjar]]
[[Kategori:Wayang kulit|Banjar]]
[[Kategori:Wayang kulit|Banjar]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Banjar]]

Revisi terkini sejak 24 Mei 2024 03.15

Pertunjukan wayang kulit Banjar.

Wayang kulit Banjar adalah wayang kulit yang berkembang dalam budaya suku Banjar di Kalimantan Selatan maupun di daerah perantauan suku seperti di Indragiri Hilir.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

  • Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, telah mengenal pertunjukan wayang kulit sekitar awal abad ke-XIV. Pernyataan ini diperkuat karena pada kisaran tahun 1300 sampai dengan 1400, di mana Kerajaan Majapahit telah menguasai sebagian wilayah Kalimantan (Tjilik Riwut, 1993), dan membawa serta menyebarkan pengaruh agama Hindu dengan jalan pertunjukan wayang kulit.
  • Konon pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Andayaningrat membawa serta seorang dalang wayang kulit bernama Raden Sakar Sungsang lengkap dengan pengrawitnya, pegelaran langsung ( sesuai pakem tradisi Jawa) yang dimainkannya kurang dapat dinikmati oleh masyarakat Banjar, karena lebih banyak menggunakan repertoar dan ideom-ideom jawa, yang sulit untuk dimengerti masyarakat setempat.

Masa perkembangan agama Islam[sunting | sunting sumber]

Pada saat memudarnya kerajaan Majapahit dan mulai berdirinya kerajaan Islam (1526 M), pertunjukan wayang kulit mulai diadaptasi dengan muatan-muatan lokal yang dipelopori oleh Datuk Toya, penyesuaian itu terus berlangsung sampai abad ke-XVI, perlahan-lahan wayang kulit itu berubah, dan sesuai dengan citra rasa dan estetika masyarakat Banjar.

Spesifikasi[sunting | sunting sumber]

Sekarang Wayang Kulit Banjar, telah menjadi seni pertunjukan yang berdiri sendiri dan memiliki ciri-ciri spesifik yang membedakannya dengan jenis wayang kulit lainnya, baik dari segi bentuk, musik/gamelan pengiring, warna, ataupun tata-cara memainkannya, walaupun tokoh-tokoh wayang cenderung mengikuti pakem pewayangan dan juga dikembangkan dari tokoh dan perlambang masyarakat Banjar, seperti terdapatnya gunungan/kayon, Batara Narada, Arjunawijaya, jambu Leta Petruk, Sarawita/Bilung, Subali, R.Hanoman,Prabu Rama, Kedakit Klawu atau Raksasa dan lainnya.

Bahan dan bagian wayang[sunting | sunting sumber]

Bahan untuk membuat wayang kulit di Jawa biasanya adalah kulit/tulang kerbau, mengingat pada saat itu kerbau kurang dibudidayakan, maka bahan untuk membuat wayang kulit Banjar ini berasal dari kulit sapi bahkan adapula yang terbuat dari kulit kambing. Secara umum bentuk dan fostur wayang kulit Banjar relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan wayang kulit yang asal dari Jawa, demikian pula dengan penatahan (ornamen), dan pengecatannya lebih sederhana, mengingat dalam pegelaran wayang kulit Banjar "lebih diutamakan oleh bayangan berdasarkan penglihatan dari belakang layar", sehingga ornamen, detail dan warna,kurang terlihat oleh penonton, karena dibatasi oleh layar.

Cerita atau lakon[sunting | sunting sumber]

Cerita wayang kulit Banjar bersumber dari dua kitab kuno yang berasal dari khasanah Hindu, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Selain dari kedua cerita tersebut, dalang wayang kulit Banjar sering pula menampilkan cerita karangan/ gubahan sendiri yang mereka sebut lakon Carang adan dalam perkembangannya lakon Carang inilah yang menjadi primadona masyarakat Banjar. Selain lakon Carang, di Kalimantan Selatan juga berkembang pertunjukan " Wayang Sampir", nanggap wayang sampir untuk suatu hajat tertentu disebut manyampir, merupakan ritual yang dipimpin oleh dalang untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu kehidupan manusia, dan biasanya diselenggarakan dalam bentuk pagelaran padat dengan jangka waktu pelaksanaan pada kisaran dua jam dan kemudian dilanjutkan dengan pagelaran biasa.

Penyelenggaraan[sunting | sunting sumber]

Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya diselenggarakan pada kesempatan khitanan, upacara perkawinan adat, hari-hari besar nasional, ataupun untuk memenuhi nazar seseorang, dengan tempat pertunjukan di tanah lapang, halaman kantor/ rumah yang dapat menampung penonton, yang menyaksikannya dengan berdiri, duduk ataupun lesehan sesuai keinginannya. Pertunjukan wayang kulit Banjar biasanya di atas panggung, lengkap dengan layar dan alat penerangan "blencong", merupakan lampu dengan sumbu api dengan bahan bakarnya dari minyak kelapa. Pada saat wayang kulit dimainkan oleh dalang, blencong tersebut dipasang di belakang layar, sehingga jatuhnya bayangan dari wayang kulit tepat pada layar . Di sisi kiri dan kanan dalang dipasang barisan wayang kulit, sementara pada penabuh gamelan duduk di belakang dalang sambil memainkan alat musiknya masing-masing.

Dalang[sunting | sunting sumber]

Pengetahuan untuk menjadi dalang memiliki tatacara tertentu. Mula-mula diserahkan piduduk (semacam sesajen) kepada guru dalang untuk belajar. Bila murid sudah mengetahui pakem, tahu tentang tembang, mengetahui tentang gamelan maka ia batamat dengan jalan upacara mandi yang disebut badudus kemudian melakukan upacara pernapasan yang disebut bajumbang. Dalam kondisi ini ia (calon dalang) kawin dengan Arjuna. Sebelum memainkan wayang, ia harus mampu mengucapkan Bisik Semar (mantra sebelum mendalang) dan menyarung diri (menitis) dengan Arjuna sebagai dalang sejati.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • Mujiyat, S.Sn dan Koko Sondari, S.Sn. 2002. "Album Wayang Kulit Banjar" . Ministry of Culture and Tourism - Culture and Tourism Development Board, Jakarta.
  • Kanti W. Walujo, Dunia wayang: nilai estetis, sakralitas, dan ajaran hidup, Pustaka Pelajar, 2000
  • Mohamad Idwar Saleh, Wayang Banjar dan gamelannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Permuseuman, Museum Negeri Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan, 1983

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]