Lompat ke isi

Ejaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mereka diundang langsung Presiden Jokowi untuk menghadiri rangkaian prosesi sebelum pernikahan. Pospera datang menggunakan 10 bus dan belasan unit ambulans.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Reno-Sifana (bicara | kontrib)
k Perbaikan Tata Bahasa
 
(16 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Alphabet enfants sages 5-2.jpg|jmpl|Alphabet enfants sages 5-2]]
Arida Nurwijayanti pahami sebuah berita napa "Mereka diundang langsung Presiden Jokowi untuk menghadiri rangkaian prosesi sebelum pernikahan. Pospera datang menggunakan 10 bus dan belasan unit ambulans.
'''Ejaan''' adalah penggambaran [[bunyi bahasa]] ([[kata]], [[kalimat]], dan lain sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan [[tanda baca]].<ref> {{cite book|title= Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan|author= Sriyanto|publisher= Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year= 2014|page= 6|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Buku%20Penyuluhan%20Ejaan.pdf}} </ref> Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. Oleh karena itu dalam penulisan kata ataupun kalimat perlu memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan baku yang berlaku, seperti PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
# aspek [[Fonologi|fonologis]] yang menyangkut penggambaran [[fonem]] dengan huruf dan penyusunan [[abjad]]
# aspek [[morfologi (linguistik)|morfologis]] yang menyangkut penggambaran satuan-satuan [[morfem]]is
# aspek [[sintaksis]] yang menyangkut penanda ujaran berupa [[tanda baca]].


== Abjad Indonesia Menurut EYD ==
== Abjad Indonesia Menurut EYD ==
'''Ejaan yang disempurnakan''' atau [[EYD]] terdiri dari 26 [[grafem]] tunggal dan [[fonem]] sebagai berikut:<ref name=''rujukan1''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=27}}</ref>
'''Ejaan yang disempurnakan''' atau [[EYD]] terdiri dari 26 [[grafem]] tunggal dan [[fonem]] sebagai berikut:<ref name="rujukan1"> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=27}}</ref>
* Aa (a) /a/
* Aa (a) /a/
* Bb (be) /b/
* Bb (be) /b/
* Cc (ce) /c/
* Cc (tje) /c/
* Dd (de) /d/
* Dd (de) /d/
* Ee (e) /e/ , /ə/ ,/ε/
* Ee (e) /e/, /ə/,/ε/
* Ff (ef) /f/
* Ff (ef) /f/
* Gg (ge) /g/
* Gg (ge) /g/
* Hh (ha) /ha/
* Hh (ha) /ha/
* Ii (i) /i/
* Ii (i) /i/
* Jj (je) /j/
* Jj (dje) /j/
* Kk (ka)/k/,/?/
* Kk (ka)/k/,/?/
* Ll (el) /l/
* Ll (el) /l/
Baris 23: Baris 27:
* Ss (es) /s/
* Ss (es) /s/
* Tt (te) /t/
* Tt (te) /t/
* Uu (u) /u/
* Uu (oe) /u/
* Vv (fe) /te/
* Vv (fe) /te/
* Ww (we) /w/, /W/
* Ww (we) /w/, /W/
* Xx (eks) /k/+/s/
* Xx (eks) /k/+/s/
* Yy (ye) /y/
* Yy (je) /y/
* Zz (zet) /z/
* Zz (zet) /z/


== Huruf Vokal ==
== Huruf Vokal ==
Huruf yang melambangkan [[vokal]] dalam [[bahasa Indonesia]] terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.<ref name=''rujukan2''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref>
Huruf yang melambangkan [[vokal]] dalam [[bahasa Indonesia]] terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.<ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref>
Contoh pemakaian dalam kata [[vokal]] di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti [[api]], [[padi]], [[lusa]].<ref name=''rujukan2''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref> Dalam [[vokal]] e seperti enak, [[petak]], [[sore]], sedangkan dalam [[vokal]] i contohnya itu, simpan, [[murni]].<ref name=''rujukan2''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref> Serta dalam [[vokal]] o seperti oleh, [[kota]], [[radio]], dan terakhir pada [[vokal]] u contohnya ulang, [[bumi]], [[ibu]].<ref name=''rujukan2''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref> Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.<ref name=''rujukan3''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=9}}</ref>
Contoh pemakaian dalam kata [[vokal]] di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti [[api]], [[padi]], [[lusa]].<ref name="rujukan2"/> Dalam [[vokal]] e seperti enak, [[petak]], [[sore]], sedangkan dalam [[vokal]] i contohnya itu, simpan, [[murni]].<ref name="rujukan2"/> Serta dalam [[vokal]] o seperti oleh, [[kota]], [[radio]], dan terakhir pada [[vokal]] u contohnya ulang, [[bumi]], [[ibu]].<ref name="rujukan2"/> Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.<ref name="rujukan3"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=9}}</ref>


== Huruf Konsonan ==
== Huruf Konsonan ==
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.<ref name=''rujukan3''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=9}}</ref><ref name=''rujukan4''> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=3}}</ref> Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.<ref name=''rujukan3''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=9}}</ref>
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.<ref name="rujukan3"/><ref name="rujukan4"> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=3}}</ref> Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.<ref name="rujukan3"/>


== Huruf Diftong ==
== Huruf Diftong ==
Di dalam [[bahasa Indonesia]] terdapat [[diftong]] yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.<ref name=''rujukan5''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=10}}</ref> Contoh penggunaan [[diftong]] ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, [[malaikat]], [[pandai]].<ref name=''rujukan6''> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref> Sedangkan pada [[diftong]] au seperti [[aula]], [[saudara]], [[harimau]].<ref name=''rujukan6''> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref> Serta pada [[diftong]] oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti [[boikot]] dan [[amboi]].<ref name=''rujukan6''> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref>
Di dalam [[bahasa Indonesia]] terdapat [[diftong]] yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.<ref name="rujukan5"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=10}}</ref> Contoh penggunaan [[diftong]] ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, [[kaisar]], [[pandai]].<ref name="rujukan6"> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref> Sedangkan pada [[diftong]] au seperti [[aula]], [[saudara]], [[harimau]].<ref name="rujukan6"/> Serta pada [[diftong]] oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti [[boikot]] dan [[amboi]].<ref name="rujukan6"/>


== Gabungan Huruf Konsonan ==
== Gabungan Huruf Konsonan ==
Di dalam [[bahasa Indonesi]]a terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan [[konsonan]], yaitu kh, ng, ny, dan sy.<ref name=''rujukan5''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=10}}</ref> Masing-masing melambangkan satu bunyi [[konsonan]].<ref name=''rujukan5''> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=10}}</ref> Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf [[konsonan]] bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.<ref name=''rujukan6''> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref>
Di dalam [[bahasa Indonesi]]a terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan [[konsonan]], yaitu kh, ng, ny, dan sy.<ref name="rujukan5"/> Masing-masing melambangkan satu bunyi [[konsonan]].<ref name="rujukan5"/> Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf [[konsonan]] bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.<ref name="rujukan6"/>


== Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia ==
== Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia ==
'''Prinsip [[morfologis]]''' merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah [[fonem]] yang memiliki posisi tertentu dalam [[morfem]] atau kata jadian.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>Dua kaidah tersebut adalah:
'''Prinsip [[morfologis]]''' merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah [[fonem]] yang memiliki posisi tertentu dalam [[morfem]] atau kata jadian.<ref name="rujukan7"> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>Dua kaidah tersebut adalah:
* Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.<ref name="rujukan7"/>
* Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian [[diftong]] ditulis u dan i.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian [[diftong]] ditulis u dan i.<ref name="rujukan7"/>
''''Prinsip historis/tradisional''' berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
'''Prinsip historis/tradisional''' berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:<ref name="rujukan7"/>
* [[Grafem]] yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* [[Grafem]] yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.<ref name="rujukan7"/>
* [[Grafem]] i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* [[Grafem]] i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.<ref name="rujukan7"/>
* Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.<ref name="rujukan7"/>
* [[Bunyi Hamzah]] atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* [[Bunyi Hamzah]] atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.<ref name="rujukan7"/>
* Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.<ref name="rujukan7"/>
* Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan [[Ejaan Soewandi]] bahkan [[Ejaan Van Ophuijsen]], misalnya Soekarno dan Soeharto.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan [[Ejaan Soewandi]] bahkan [[Ejaan Van Ophuijsen]], misalnya Soekarno dan Soeharto.<ref name="rujukan7"/>
* Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.<ref name=''rujukan7''> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
* Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.<ref name="rujukan7"/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi terkini sejak 28 September 2024 06.14

Alphabet enfants sages 5-2

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan lain sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.[1] Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. Oleh karena itu dalam penulisan kata ataupun kalimat perlu memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan baku yang berlaku, seperti PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:

  1. aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
  2. aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
  3. aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Abjad Indonesia Menurut EYD

[sunting | sunting sumber]

Ejaan yang disempurnakan atau EYD terdiri dari 26 grafem tunggal dan fonem sebagai berikut:[2]

  • Aa (a) /a/
  • Bb (be) /b/
  • Cc (tje) /c/
  • Dd (de) /d/
  • Ee (e) /e/, /ə/,/ε/
  • Ff (ef) /f/
  • Gg (ge) /g/
  • Hh (ha) /ha/
  • Ii (i) /i/
  • Jj (dje) /j/
  • Kk (ka)/k/,/?/
  • Ll (el) /l/
  • Mm (em) /m/
  • Nn (en) /n/
  • Oo (o) /o/, /ɔ/
  • Pp (pe) /p/
  • Qq (ki) /k/
  • Rr (er) /r/
  • Ss (es) /s/
  • Tt (te) /t/
  • Uu (oe) /u/
  • Vv (fe) /te/
  • Ww (we) /w/, /W/
  • Xx (eks) /k/+/s/
  • Yy (je) /y/
  • Zz (zet) /z/

Huruf Vokal

[sunting | sunting sumber]

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.[3] Contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti api, padi, lusa.[3] Dalam vokal e seperti enak, petak, sore, sedangkan dalam vokal i contohnya itu, simpan, murni.[3] Serta dalam vokal o seperti oleh, kota, radio, dan terakhir pada vokal u contohnya ulang, bumi, ibu.[3] Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.[4]

Huruf Konsonan

[sunting | sunting sumber]

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.[4][5] Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.[4]

Huruf Diftong

[sunting | sunting sumber]

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.[6] Contoh penggunaan diftong ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, kaisar, pandai.[7] Sedangkan pada diftong au seperti aula, saudara, harimau.[7] Serta pada diftong oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti boikot dan amboi.[7]

Gabungan Huruf Konsonan

[sunting | sunting sumber]

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.[6] Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.[6] Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf konsonan bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.[7]

Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian.[8]Dua kaidah tersebut adalah:

  • Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.[8]
  • Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.[8]

Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:[8]

  • Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.[8]
  • Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.[8]
  • Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.[8]
  • Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.[8]
  • Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.[8]
  • Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.[8]
  • Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.[8]
  1. ^ Sriyanto (2014). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan (PDF). Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 6. 
  2. ^ N.F. Alieva, dkk (1991). Bahasa Indonesia deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 27. 
  3. ^ a b c d Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 8. 
  4. ^ a b c Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 9. 
  5. ^ Menteri Pendidikan Nasional (2009). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 3. 
  6. ^ a b c Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 10. 
  7. ^ a b c d Menteri Pendidikan Nasional (2009). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 5. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k N.F. Alieva, dkk (1991). Bahasa Indonesia deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 28.