Lompat ke isi

Supervisi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Supervisi secara etimologi berasal dari kata "super" dan "visi" yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilikdan menilaidari atas yang dilakukan ole...'
Tag: tanpa kategori [ * ] tanpa wikifikasi [ * ]
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Supervisi''' (disebut juga '''penyeliaan''') secara [[etimologi]] berasal dari kata "super" dan "visi" yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap kegiatan, [[daya cipta]], dan [[kinerja]] bawahan. Dalam ''Carter Good`S Dictionary of Education'', dikemukakan [[definisi]] supervisi sebagai segala usaha [[pejabat]] [[sekolah]] dalam memimpin [[guru|guru-guru]] dan [[tenaga kependidikan]] lainnya, untuk memperbaiki [[Pendidikan|pengajaran]] termasuk merangsang, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan meminda tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta [[evaluasi]] pengajaran. Supervisi dapat dilaksanakan oleh [[kepala sekolah]] yang berperan sebagai ''[[Penyelia|supervisor]]'', tetapi dalam sistem [[organisasi]] pendidikan modern diperlukan seorang ''supervisor'' khusus yang lebih independen, dan dapat meningkatkan [[Objektivitas (filsafat)|objektivitas]] dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.<ref>{{Cite book|last=Mulyasa|first=Enco|date=2002|url=https://www.worldcat.org/oclc/50042650|title=Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi|location=Bandung|publisher=Remaja Rosdakarya|isbn=979-692-196-0|edition=1|oclc=50042650|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Mulyasa|first=Enco|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/56672165|title=Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam konteks Menyukseskan MBS dan KBK|location=Bandung|publisher=Remaja Rosdakarya|isbn=979-692-271-1|edition=1|oclc=56672165|url-status=live}}</ref>
Supervisi secara etimologi berasal dari kata "super" dan "visi" yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilikdan menilaidari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktifitas ,kreatifitas, dan kinerja bawahan .

Dalam Carter Good`S dictionary of Education ,dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut.
== Jenis ==
Segala usahapejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya ,untuk memperbaiaki pengajaran;termasuk menstimulasi ,menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatn guru-guru ,menyeleksi ,dan merevisis tujuan-tujuan pendidikan ,bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Jenis-jenis supervisi meliputi:<ref>{{Cite book|last=Purwanto|first=M. Ngalim|year=2009|title=Administrasi dan Supervisi Pendidikan|location=Bandung|publisher=Rosda|isbn=979-514-039-6|pages=89-93|url-status=live}}</ref>
Supervisi dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor ,tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan seorang supervisor khusus yang lebih independent,dan dapat meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.

# ''Supervisi umum dan supervisi pengajaran''. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi yang memungkinkan terciptanya pelaksanaan [[Belajar|pembelajaran]] yang lebih baik, sedang supervisi umum tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan kualitas pembelajaran.
# ''Supervisi klinis''. Supervisi klinis merupakan usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar.
# ''Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional''. Pengawasan melekat merupakan sebuah kegiatan administrasi dan majemen yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja untuk mencegah terjadinya salah urus dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja sesuai dengan [[kebijakan]] pemerintah.

== Referensi ==

[[Kategori:Organisasi]]

Revisi terkini sejak 21 Juli 2023 17.23

Supervisi (disebut juga penyeliaan) secara etimologi berasal dari kata "super" dan "visi" yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap kegiatan, daya cipta, dan kinerja bawahan. Dalam Carter Good`S Dictionary of Education, dikemukakan definisi supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk merangsang, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan meminda tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Supervisi dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan seorang supervisor khusus yang lebih independen, dan dapat meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.[1][2]

Jenis-jenis supervisi meliputi:[3]

  1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi yang memungkinkan terciptanya pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik, sedang supervisi umum tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan kualitas pembelajaran.
  2. Supervisi klinis. Supervisi klinis merupakan usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar.
  3. Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Pengawasan melekat merupakan sebuah kegiatan administrasi dan majemen yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja untuk mencegah terjadinya salah urus dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Mulyasa, Enco (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi (edisi ke-1). Bandung: Remaja Rosdakarya. ISBN 979-692-196-0. OCLC 50042650. 
  2. ^ Mulyasa, Enco (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam konteks Menyukseskan MBS dan KBK (edisi ke-1). Bandung: Remaja Rosdakarya. ISBN 979-692-271-1. OCLC 56672165. 
  3. ^ Purwanto, M. Ngalim (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda. hlm. 89–93. ISBN 979-514-039-6.