Harmoni (musik): Perbedaan antara revisi
k ejaan dan kalimat pada keselurhan isi artikel |
|||
(117 revisi perantara oleh 50 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{kembangkan|5 Juli 2008}} |
|||
{{rapikan}} |
|||
Ilmu Harmoni (bahasa Inggris: Harmony, bahasa Belanda: Harmonieleer) adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. |
|||
<!--Harap tidak menghapus tag tanpa merapikan terlebih dahulu. Menghapus tag secara sembarangan dapat diblokir--> |
|||
'''Harmoni''' dalam musik barat adalah salah satu [[teori musik]] yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Harmoni mempelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersamaan untuk membentuk akord musik yang selaras. Studi ini sering merujuk kepada [[progresi harmonik]]. Progresi harmonik adalah gerakan dari satu nada ke nada yang lain dengan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut. Harmoni musik juga dikenal sebagai tatanan bermusik dunia. |
|||
==Sejarah Lahirnya Harmoni== |
|||
== Sejarah Lahirnya Harmoni == |
|||
====Notasi Gregorian Tahun 590==== |
|||
Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni. |
|||
=== Notasi Gregorian Tahun 590 === |
|||
====Musik Organum 1150-1400==== |
|||
[[Notasi musik]] lahir pada tahun [[590]] yang disebut [[Kidung Gregorian|Notasi Gregorian]], yang ditemukan oleh [[Paus Gregorius I]] sebelum [[musik]] mengalami kegelapan, tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu [[gereja]] dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memakai 4 [[Paranada|garis]] sebagai [[not]] balok, tetapi belum ada notasi [[Tempo (musik)|iramanya]] (hitungan berdasarkan perasaan [[penyanyi]]. Pada bagian ini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau [[monofoni]]. |
|||
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki). |
|||
=== |
=== Musik Organum 1150-1400 === |
||
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan [[organum]], [[sopran|nada atas]] dinyanyikan oleh [[wanita]] atau [[anak-anak]], sedangkan [[Alto|nada rendah]] dinyanyikan oleh [[laki-laki]]. Hal tersebut yang membuat terjadinya susunan lagu berjarak [[oktaf]], suara tinggi (wanita/anak-anak), dan suara rendah (laki-laki). |
|||
Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara). |
|||
=== |
=== Musik Discant 1400-1600 === |
||
Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah. Oleh karena itu, suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maupun kuart rendah, dan [[musik]] yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara). |
|||
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudia diulang pada rangkaian nada lain. |
|||
=== |
=== Basso Ostinato Tahun 1600 === |
||
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila. Rangkaian nada-nadanya bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara bersama-sama. |
|||
Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt). |
|||
=== Musik Polifoni Era Barok 1600-1750 === |
|||
Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob. |
|||
Pada masa-masa ini suara yang mengikuti melodi terkesan membosankan, hingga tercetuslah suara-suara yang tidak bergerak sejajar dengan melodi dan berlawanan arah. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini dan disusun sebuah teori mengenai musik melodi banyak (polifoni). Setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter). Hal tersebut menghasilkan lahirnya teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt). |
|||
Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi karena disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 - 1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb. Contoh lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Bapak Yakub. |
|||
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint. |
|||
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian mendapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free Counterpoint. |
|||
====Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825==== |
|||
Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis. |
|||
=== Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825 === |
|||
Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad). Susunan tersebut kemudian berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian disebut Musik Homofoni, musik kontrapung yang menjadi variasi melodi yang kontrapuntis. |
|||
Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak mengikuti sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli). |
|||
==Teori Harmoni Dasar== |
|||
====Trisuara atau Triad==== |
|||
Kalau kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad. |
|||
====Tingkatan Trisuara==== |
|||
Untuk masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan masing-masing tingkatan sebagai berikut: |
|||
Musik Era Klasik didominasi dengan karya Konserto, Sonata, Symphony, Variasi, Lagu (Lied), dlsb. |
|||
1. Di atas suata nada I disebut Tonik |
|||
== Teori Harmoni Dasar 1750 - 1825 == |
|||
2. Di atas suata nada II disebut Super-Tonik |
|||
Teori harmoni dasar antara lain adalah:<ref>Gerald Kenney, ILMU HARMONI, Yogyakarta 1955</ref><ref>Karl-Edmund Prier, ILMU HARMONI, Pusat Liturgi Yogyakarta 1979, Edisi XIV 2006</ref><ref>Sunaryo Joyopuspito, Ilmu HARMONI MUSIK, Bina Musik Remaja Jakarta 2004</ref> |
|||
=== Trisuara dan Tingkatannya === |
|||
3. Di atas suata nada III disebut Median |
|||
==== Trisuara atau Triad ==== |
|||
4. Di atas suata nada IV disebut Sub-Dominan |
|||
Apabila kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad. |
|||
==== Tingkatan Trisuara ==== |
|||
5. Di atas suata nada V disebut Dominan |
|||
Untuk masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan masing-masing tingkatan sebagai berikut: |
|||
# Nada I disebut Tonik |
|||
# Nada II disebut Super-Tonik |
|||
# Nada III disebut Median |
|||
# Nada IV disebut Sub-Dominan |
|||
# Nada V Dominan |
|||
# Nada VI Sub-Median |
|||
# Nada VII Leading tone |
|||
# Nada VIII Oktav |
|||
=== Rangkaian Harmoni === |
|||
7. Di atas suata nada VII disebut Leading Not |
|||
==== |
==== Nada Tambahan ==== |
||
====Rangkaian Harmoni==== |
|||
====Nada Tambahan==== |
|||
Agar nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan, maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini: |
Agar nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan, maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini: |
||
# Nada yang berada di antara dua nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah disebut nada sisipan (passing note), karena berada di antara nada harmoni tersebut. |
|||
# Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah tetapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura) karena berada di antara nada harmoni tersebut, tetapi pada hitungan yang kuat. |
|||
# Nada yang berada di antara dua nada harmoni yang sama. Jadi, pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi disebut nada bantu (auxiallary note karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut kembali lagi semula. |
|||
# Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note) karena secara berganti arah. |
|||
==== Kadensa ==== |
|||
b. Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah tetaapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura), karena berada di antara nada harmoni tersebut tetapi pada hitungan yang kuat. |
|||
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut. |
|||
# Kadensa dengan rangkaian Dominan Septim - Tonik disebut sebagai '''Kadensa Sempurna''', karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna. |
|||
# Tetapi kalau akord Dominan menjadi akhir rangaian, maka disebut '''Kadensa Tidak Sempurna''' atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim. |
|||
# Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada Sub-Median, maka disebut '''Kadensa Terputus''', misalnya Doninan Septim - Submedian. |
|||
# Dalam rangkaian Subdominan - Tonik disebut '''Kadensa Plagal''', mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam salat. |
|||
# '''Kadensa Keroncong''', khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni tonik septim - subdominan - dominan septim - tonik. |
|||
==== Tierce de Picardie ==== |
|||
c. Nada yang berada di antara dua nada harmoni yang sama, jadi pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi, disebut nada bantu (auxiallary note), karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut kembali lagi semula. |
|||
Kalau dalam suatu tangga nada minor, kemudian masuk tangga nada mayor, di mana nada terts minor menjadi terts mayor, maka hal ini disebut dengan Tierce de Picardie. |
|||
==== Modulasi ==== |
|||
d. Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note), karena secara berganti arah. |
|||
Modulasi adalah pergantian dari satu tangga nada ke tangga nada lain. Hal ini sering dilakukan di tengah-tengah lagu. |
|||
== |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
|||
====Modulasi==== |
|||
==Referensi== |
|||
* Ilmu Harmony, Sunaryo Joyopuspito, Jakarta, 2004 |
|||
== Pranala luar == |
|||
* [http://music.princeton.edu/%7Edmitri/ChordGeometries.html Chord Geometry - Graphical Analysis of Harmony Tool] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090203220842/http://music.princeton.edu/~dmitri/ChordGeometries.html |date=2009-02-03 }} |
|||
* [http://pianoencyclopedia.com Interactive Lessons about harmonizing melodies and scales using different Musical Styles ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181206021309/http://pianoencyclopedia.com/ |date=2018-12-06 }} |
|||
* [http://www.harmony.org.uk Harmonic Progressions with demos and how to harmonize a melody] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190329102028/http://www.harmony.org.uk/ |date=2019-03-29 }} |
|||
* [http://www.musique.umontreal.ca/personnel/Belkin/bk.H/H1.html General Principles of Harmony by Alan Belkin] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100917083343/http://www.musique.umontreal.ca/personnel/belkin/bk.H/H1.html |date=2010-09-17 }} |
|||
* [http://www.lamadeguido.com/morphogenesis.htm Morphogenesis of chords and scales] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110713182410/http://www.lamadeguido.com/morphogenesis.htm |date=2011-07-13 }} Chords and scales classification |
|||
* [http://www.standingstones.com/modeharm.html A Beginner's Guide to Modal Harmony] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101010021522/http://standingstones.com/modeharm.html |date=2010-10-10 }} |
|||
* [http://www.lucytune.com LucyTuning] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190329074631/http://www.lucytune.com/ |date=2019-03-29 }} |
|||
* [http://sonantometry.blogspot.com Sonantometry as Natural Harmony Algebra] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190708010809/http://sonantometry.blogspot.com/ |date=2019-07-08 }} |
|||
[[Kategori:Teori musik]] |
|||
==Lihat Pula== |
|||
[[Kategori:Sejarah musik]] |
|||
* Harmony [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Harmony] |
|||
[[Kategori:Harmoni]] |
|||
* [[Teori musik]] [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Music_theory] |
Revisi terkini sejak 7 November 2024 15.40
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Harmoni dalam musik barat adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Harmoni mempelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersamaan untuk membentuk akord musik yang selaras. Studi ini sering merujuk kepada progresi harmonik. Progresi harmonik adalah gerakan dari satu nada ke nada yang lain dengan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut. Harmoni musik juga dikenal sebagai tatanan bermusik dunia.
Sejarah Lahirnya Harmoni
[sunting | sunting sumber]Notasi Gregorian Tahun 590
[sunting | sunting sumber]Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Gregorius I sebelum musik mengalami kegelapan, tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu gereja dalam notasi gregorian tersebut. Notasi ini memakai 4 garis sebagai not balok, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Pada bagian ini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.
Musik Organum 1150-1400
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Hal tersebut yang membuat terjadinya susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak), dan suara rendah (laki-laki).
Musik Discant 1400-1600
[sunting | sunting sumber]Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah. Oleh karena itu, suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maupun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).
Basso Ostinato Tahun 1600
[sunting | sunting sumber]Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila. Rangkaian nada-nadanya bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara bersama-sama.
Musik Polifoni Era Barok 1600-1750
[sunting | sunting sumber]Pada masa-masa ini suara yang mengikuti melodi terkesan membosankan, hingga tercetuslah suara-suara yang tidak bergerak sejajar dengan melodi dan berlawanan arah. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini dan disusun sebuah teori mengenai musik melodi banyak (polifoni). Setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter). Hal tersebut menghasilkan lahirnya teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt).
Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi karena disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 - 1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb. Contoh lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Bapak Yakub.
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian mendapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free Counterpoint.
Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825
[sunting | sunting sumber]Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad). Susunan tersebut kemudian berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian disebut Musik Homofoni, musik kontrapung yang menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak mengikuti sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli).
Musik Era Klasik didominasi dengan karya Konserto, Sonata, Symphony, Variasi, Lagu (Lied), dlsb.
Teori Harmoni Dasar 1750 - 1825
[sunting | sunting sumber]Teori harmoni dasar antara lain adalah:[1][2][3]
Trisuara dan Tingkatannya
[sunting | sunting sumber]Trisuara atau Triad
[sunting | sunting sumber]Apabila kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad.
Tingkatan Trisuara
[sunting | sunting sumber]Untuk masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan masing-masing tingkatan sebagai berikut:
- Nada I disebut Tonik
- Nada II disebut Super-Tonik
- Nada III disebut Median
- Nada IV disebut Sub-Dominan
- Nada V Dominan
- Nada VI Sub-Median
- Nada VII Leading tone
- Nada VIII Oktav
Rangkaian Harmoni
[sunting | sunting sumber]Nada Tambahan
[sunting | sunting sumber]Agar nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan, maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:
- Nada yang berada di antara dua nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah disebut nada sisipan (passing note), karena berada di antara nada harmoni tersebut.
- Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah tetapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura) karena berada di antara nada harmoni tersebut, tetapi pada hitungan yang kuat.
- Nada yang berada di antara dua nada harmoni yang sama. Jadi, pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi disebut nada bantu (auxiallary note karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut kembali lagi semula.
- Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note) karena secara berganti arah.
Kadensa
[sunting | sunting sumber]Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.
- Kadensa dengan rangkaian Dominan Septim - Tonik disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
- Tetapi kalau akord Dominan menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim.
- Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada Sub-Median, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
- Dalam rangkaian Subdominan - Tonik disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam salat.
- Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni tonik septim - subdominan - dominan septim - tonik.
Tierce de Picardie
[sunting | sunting sumber]Kalau dalam suatu tangga nada minor, kemudian masuk tangga nada mayor, di mana nada terts minor menjadi terts mayor, maka hal ini disebut dengan Tierce de Picardie.
Modulasi
[sunting | sunting sumber]Modulasi adalah pergantian dari satu tangga nada ke tangga nada lain. Hal ini sering dilakukan di tengah-tengah lagu.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Chord Geometry - Graphical Analysis of Harmony Tool Diarsipkan 2009-02-03 di Wayback Machine.
- Interactive Lessons about harmonizing melodies and scales using different Musical Styles Diarsipkan 2018-12-06 di Wayback Machine.
- Harmonic Progressions with demos and how to harmonize a melody Diarsipkan 2019-03-29 di Wayback Machine.
- General Principles of Harmony by Alan Belkin Diarsipkan 2010-09-17 di Wayback Machine.
- Morphogenesis of chords and scales Diarsipkan 2011-07-13 di Wayback Machine. Chords and scales classification
- A Beginner's Guide to Modal Harmony Diarsipkan 2010-10-10 di Wayback Machine.
- LucyTuning Diarsipkan 2019-03-29 di Wayback Machine.
- Sonantometry as Natural Harmony Algebra Diarsipkan 2019-07-08 di Wayback Machine.