Lompat ke isi

Museum Oei Hong Djien: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Mengembangkan artikel #1lib1ref #1lib1refID
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Museum Oei Hong Djien''' merupakan milik pribadi milik [https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/museum-dr-oei-hong-djien/ Dr Oei Hong Djien] yang berada di Jl Jenggolo No 14 Malang Jawa Tengah. Pemiliki galeri ini adalah seorang kolektor seni rupa yang terkenal asal Magelang. Pria yang akrab disapa OHD ini memiliki koleksi lebih kurang 2000 koleksi karya seni yang berasal dari karya anak bangsa seperti Affandi dan Widayat.
'''Museum Oei Hong Djien''' adalah sebuah museum milik pribadi yang berada di Jl Jenggolo No 14, Kemirirejo, Kec. Magelang Tengah, Kota Magelang. Pemiliki galeri ini adalah Dr. Oei Hong Djien yang merupakan seorang [[kolektor]] seni rupa asal Magelang.<ref>{{Cite web|last=Disporapar Provinsi Jawa Tengah|title=Pariwisata Provinsi Jawa Tengah {{!}} Destinasi Wisata {{!}} MUSEUM OEI HONG DJIEN (OHD)|url=https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/destinasi-wisata/oei-hong-djien-museum|website=visitjawatengah.jatengprov.go.id|language=id|access-date=2024-05-17}}</ref> Museum OHD buka setiap hari dari pukul 10 pagi sampai pukul 17.00.


== Sejarah ==
Museum yang terbagi 2 ini memiliki 2 jenis koleksi yang benar-benar berbeda. Museum OHD 1 terdapat karya-karya seniman Indonesia pada zaman sebelum dan saat kemerdekaan. Museum OHD 2 berisi seni rupa modern dan kotemporer.
Museum Oei Hong Djien (OHD) pada mulanya berupa museum privat yang didirikan di rumah Oei Hong Djien pada tahun 1997. Semula museum privat ini hanya dikunjungi oleh teman dan kerabat Oei Hong Djien. Kemudian, Oei Hong Djien membuka museum seni untuk umum supaya semua orang dapat menikmati koleksi seninya. Museum seni ketiga dibangun pada 5 April 2012. Peningkatan jumlah koleksi yang tidak sesuai dengan ruang pameran mendorong Oei Hong Djien mengubah bangunan gudang tembakau yang terbengkalai menjadi museum seni baru. Pada tanggal 23 April 2012, museum ini memperoleh penghargaan oleh [[Museum Rekor Dunia Indonesia|MURI]] (Museum Rekor Indonesia) dengan kategori "Gudang tembakau yang menjadi museum dengan koleksi lukisan Indonesia terlengkap mewakili setiap periode".<ref name=":1">{{Cite journal|last=Mergwar|first=Habibah Astrid Larasati|date=2021|title=Transformasi Arsitektur dengan Adaptive Re-use Pada Museum OHD Magelang|url=https://gcs.itb.ac.id/proceeding-igsc/index.php/igsc/article/view/53|journal=ITB Graduate School Conference|language=en|volume=1|issue=1|pages=616–635|issn=2963-718X}}</ref>


== Bangunan ==
Lukisan setinggi 2 meter dan selebar 2 meter akan sering ditemui di sini, malah ada yang lebarnya mencapai 6 meter. Seniman seperti Affandi, Widayat dan Hendra Gunawan merupakan maestro seni rupa yang sudah tidak asing belantika tanah air. Karya-karya mereka banyak menghiasi ruang-ruang dinding di museum ini.
Kompleks Museum Oei Hong Djien terdiri dari empat rumah, dua bangunan museum, dan taman. Bangunan pertama museum ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi dan terdiri atas dua lantai. Bangunan kedua berdiri pada tahun 2006 dengan luas sekitar 740 meter persegi dan terdiri atas dua lantai.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Sudarmana|first=Teguh Djaka|date=2012|title=PERAN DAN POSISI OEI HONG DJIEN DALAM ARENA SENI LUKIS INDONESIA|url=https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/dewaruci/article/view/1043|journal=Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni|language=en|volume=7|issue=3|doi=10.33153/dewaruci.v7i3.1043|issn=2685-287X}}</ref> Pengunjung harus melalui gang dari beton untuk tiba ke halaman depan museum, yang juga berfungsi sebagai tempat pameran luar ruangan.<ref name=":1" />


== Koleksi ==
Museum Oei Hong Djien merupakan museum khusus yang menyimpan koleksi seni rupa berupa lukisan, patung, karya instalasi dan keramik.<ref name=":2" /> Pada museum ini tersimpan sekitar 2.000 koleksi karya seni. Museum ini terbagi atas dua kategori besar, yaitu Museum OHD 1 berisi karya-karya seniman Indonesia pada zaman sebelum dan saat kemerdekaan, sedangkan Museum OHD 2 berisi seni rupa modern dan kontemporer.<ref name=":0">{{Cite web|last=Giatri|date=3 November 2014|title=Oei Hong Djien: Dari Picasso Sampai Van Gogh|url=https://www.mensobsession.com/article/detail2/741/oei-hong-djien-dari-picasso-sampai-van-gogh|website=www.mensobsession.com|access-date=2024-05-17}}</ref>


Beberapa seniman karya seni rupa modern Indonesia yang karyanya dipamerkan dalam museum ini antara lain: [[Affandi]], S. Sudjojono, Srihadi Sudarsono, Hendra Gunawan, Lee Man Fong, [[Ahmad Sadali]], [[Popo Iskandar]], [[Abdul Djalil Pirous|A.D. Pirous]], Nyoman Gunarsa dan Widayat. Sementara itu, koleksi seni rupa kontemporer yang dipamerkan pada museum ini merupakan karya dari Kelompok Jendela (Yunizar, Alfi, Handiwirman, Yusra Martunus, Rudi Mantofani), [[Agus Suwage]], Dedy Paw, Entang Wisarso, [[Eddie Hara]], [[Heri Dono]], [[Ugo Untoro]], [[Nasirun]], [[Nyoman Masriadi]], Pupuk DP dan Yuswantoro.<ref name=":2" />
'''Jam Buka''' :


Lukisan setinggi 2 meter dan selebar 2 meter akan sering ditemui di sini, malah ada yang lebarnya mencapai 6 meter. Seniman seperti Affandi, Widayat dan [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra Gunawan]] merupakan maestro seni rupa yang sudah tidak asing belantika tanah air. Karya-karya mereka banyak menghiasi ruang-ruang dinding di museum ini.<ref name=":0" />
* Museum OHD buka setiap hari dari pukul 10 pagi sampai pukul 05 sore


== Kurator ==
<br />
Koleksi-koleksi karya seni di Museum Oei Hong Djien dikurasi oleh dr. Oei Hong Djien sebagai kurator tetap (kurator internal), dan kurator tamu (kurator independen). Keputusan atas pemilihan, cara perolehan, konservasi, restorasi, presentasi dan interpretasi koleksi merupakan wewenang dan tanggung jawab Oei Hong Djien sebagai kurator tetap. Peran kurator tamu lebih berfokus pada perancangan pameran temporer. Mereka berwenang untuk menyusun judul, tema, dan isu pameran, menentukan koleksi museum yang sesuai dengan tema, menentukan seniman yang akan diundang, serta menyusun dokumen naratif (teks kuratorial). Beberapa kurator tamu yang pernah terlibat dalam pameran di Museum Oei Hong Djien misalnya: Eddy Soetriyono, [[Jim Supangkat]], Joanna Lee, [[Suwarno Wisetrotomo]], dan Wahyudin.<ref>{{Cite journal|last=Anam|first=Khoirul|last2=Simatupang|first2=Lono P.|last3=Wisetrotomo|first3=Suwarno|date=2022-10-28|title=Different Types of Curators Based on Field of Work and Responsibilities in OHD Museum|url=https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/lekesan/article/view/1821|journal=Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts|language=en|volume=5|issue=2|pages=72–81|doi=10.31091/lekesan.v5i2.1821|issn=2598-2192}}</ref>


== Referensi : ==
== Referensi ==
<references />{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|year=|isbn=|location=Jakarta|page=410}}
* {{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|year=|isbn=|location=Jakarta|page=410}}


*

<br />
[[Kategori:Museum di Indonesia]]
[[Kategori:Museum di Indonesia]]
[[Kategori:Galeri seni di Magelang]]
[[Kategori:Galeri seni di Jawa Tengah]]
<references />

Revisi terkini sejak 26 Mei 2024 11.59

Museum Oei Hong Djien adalah sebuah museum milik pribadi yang berada di Jl Jenggolo No 14, Kemirirejo, Kec. Magelang Tengah, Kota Magelang. Pemiliki galeri ini adalah Dr. Oei Hong Djien yang merupakan seorang kolektor seni rupa asal Magelang.[1] Museum OHD buka setiap hari dari pukul 10 pagi sampai pukul 17.00.

Museum Oei Hong Djien (OHD) pada mulanya berupa museum privat yang didirikan di rumah Oei Hong Djien pada tahun 1997. Semula museum privat ini hanya dikunjungi oleh teman dan kerabat Oei Hong Djien. Kemudian, Oei Hong Djien membuka museum seni untuk umum supaya semua orang dapat menikmati koleksi seninya. Museum seni ketiga dibangun pada 5 April 2012. Peningkatan jumlah koleksi yang tidak sesuai dengan ruang pameran mendorong Oei Hong Djien mengubah bangunan gudang tembakau yang terbengkalai menjadi museum seni baru. Pada tanggal 23 April 2012, museum ini memperoleh penghargaan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan kategori "Gudang tembakau yang menjadi museum dengan koleksi lukisan Indonesia terlengkap mewakili setiap periode".[2]

Kompleks Museum Oei Hong Djien terdiri dari empat rumah, dua bangunan museum, dan taman. Bangunan pertama museum ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi dan terdiri atas dua lantai. Bangunan kedua berdiri pada tahun 2006 dengan luas sekitar 740 meter persegi dan terdiri atas dua lantai.[3] Pengunjung harus melalui gang dari beton untuk tiba ke halaman depan museum, yang juga berfungsi sebagai tempat pameran luar ruangan.[2]

Museum Oei Hong Djien merupakan museum khusus yang menyimpan koleksi seni rupa berupa lukisan, patung, karya instalasi dan keramik.[3] Pada museum ini tersimpan sekitar 2.000 koleksi karya seni. Museum ini terbagi atas dua kategori besar, yaitu Museum OHD 1 berisi karya-karya seniman Indonesia pada zaman sebelum dan saat kemerdekaan, sedangkan Museum OHD 2 berisi seni rupa modern dan kontemporer.[4]

Beberapa seniman karya seni rupa modern Indonesia yang karyanya dipamerkan dalam museum ini antara lain: Affandi, S. Sudjojono, Srihadi Sudarsono, Hendra Gunawan, Lee Man Fong, Ahmad Sadali, Popo Iskandar, A.D. Pirous, Nyoman Gunarsa dan Widayat. Sementara itu, koleksi seni rupa kontemporer yang dipamerkan pada museum ini merupakan karya dari Kelompok Jendela (Yunizar, Alfi, Handiwirman, Yusra Martunus, Rudi Mantofani), Agus Suwage, Dedy Paw, Entang Wisarso, Eddie Hara, Heri Dono, Ugo Untoro, Nasirun, Nyoman Masriadi, Pupuk DP dan Yuswantoro.[3]

Lukisan setinggi 2 meter dan selebar 2 meter akan sering ditemui di sini, malah ada yang lebarnya mencapai 6 meter. Seniman seperti Affandi, Widayat dan Hendra Gunawan merupakan maestro seni rupa yang sudah tidak asing belantika tanah air. Karya-karya mereka banyak menghiasi ruang-ruang dinding di museum ini.[4]

Koleksi-koleksi karya seni di Museum Oei Hong Djien dikurasi oleh dr. Oei Hong Djien sebagai kurator tetap (kurator internal), dan kurator tamu (kurator independen). Keputusan atas pemilihan, cara perolehan, konservasi, restorasi, presentasi dan interpretasi koleksi merupakan wewenang dan tanggung jawab Oei Hong Djien sebagai kurator tetap. Peran kurator tamu lebih berfokus pada perancangan pameran temporer. Mereka berwenang untuk menyusun judul, tema, dan isu pameran, menentukan koleksi museum yang sesuai dengan tema, menentukan seniman yang akan diundang, serta menyusun dokumen naratif (teks kuratorial). Beberapa kurator tamu yang pernah terlibat dalam pameran di Museum Oei Hong Djien misalnya: Eddy Soetriyono, Jim Supangkat, Joanna Lee, Suwarno Wisetrotomo, dan Wahyudin.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 410. 
  1. ^ Disporapar Provinsi Jawa Tengah. "Pariwisata Provinsi Jawa Tengah | Destinasi Wisata | MUSEUM OEI HONG DJIEN (OHD)". visitjawatengah.jatengprov.go.id. Diakses tanggal 2024-05-17. 
  2. ^ a b Mergwar, Habibah Astrid Larasati (2021). "Transformasi Arsitektur dengan Adaptive Re-use Pada Museum OHD Magelang". ITB Graduate School Conference (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 616–635. ISSN 2963-718X. 
  3. ^ a b c Sudarmana, Teguh Djaka (2012). "PERAN DAN POSISI OEI HONG DJIEN DALAM ARENA SENI LUKIS INDONESIA". Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni (dalam bahasa Inggris). 7 (3). doi:10.33153/dewaruci.v7i3.1043. ISSN 2685-287X. 
  4. ^ a b Giatri (3 November 2014). "Oei Hong Djien: Dari Picasso Sampai Van Gogh". www.mensobsession.com. Diakses tanggal 2024-05-17. 
  5. ^ Anam, Khoirul; Simatupang, Lono P.; Wisetrotomo, Suwarno (2022-10-28). "Different Types of Curators Based on Field of Work and Responsibilities in OHD Museum". Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts (dalam bahasa Inggris). 5 (2): 72–81. doi:10.31091/lekesan.v5i2.1821. ISSN 2598-2192.