Drama: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler spam pranala pribadi |
Menambahkan informasi tambahan tentang unsur unsur melodrama |
||
(31 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Sastra}} |
|||
'''Drama''' |
'''Drama''' adalah genre (jenis) karya [[sastra]] yang menggambarkan kehidupan manusia dengan [[gerak]].<ref name="KBBI"> {{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|author=Depdiknas|year=2008|publisher=Gramedia|location=Jakarta|ISBN=978-979-22-3841-9|page=342-343}} </ref><ref name="rene"> {{cite book|title=Teori Kesusastraan|author=Rene Wellek dan Austin Warren|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2013|location=Jakarta|ISBN=978-602-03-0126-6}} </ref><ref name="jurnal"> {{cite journal|title=Peningkatan Kemampuan Memahami Drama dan Menulis Teks Drama melalui Model Pembelajaran SAVI|author=Tetti Melawati|publisher=UPI|year=2011}} </ref> Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan [[dialog]] yang dipentaskan.<ref name="KBBI"/> Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan [[teater]].<ref name="KBBI"/> Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton.<ref name="suwardi"> {{cite book|title=Metode Pembelajaran Drama|author=Suwardi Endraswara|publisher=CAPS|location=Yogyakarta|year=2011|isbn=978-602-9324-02-0|page=11-31}}</ref> Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi.<ref name="drama"> {{cite book|title=Dramaturgi|author=Harymawan|publisher=Rosda|year=1988|location=Bandung}} </ref> Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah [[konflik]] atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.<ref name="drama"/> |
||
[[Berkas:Drama.ua-2013-shalena-krov.JPG|jmpl|250px|ka|Drama, cerita dalam bentuk gerak]] |
[[Berkas:Drama.ua-2013-shalena-krov.JPG|jmpl|250px|ka|Drama, cerita dalam bentuk gerak]] |
||
== Pengertian == |
== Pengertian == |
||
Istilah untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah ''tonil''.<ref name="drama"/> Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh [[P.K.G Mangkunegara VII]].<ref name="drama"/> Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara.<ref name="drama"/> Sandi artinya [[rahasia]], sedangkan wara (warah) artinya pengajaran.<ref name="drama"/> Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.<ref name="drama"/> |
Istilah untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah ''tonil''.<ref name="drama"/> Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh [[P.K.G Mangkunegara VII]].<ref name="drama"/> Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa ''sandi'' dan ''wara''.<ref name="drama"/> Sandi artinya [[rahasia]], sedangkan wara (warah) artinya pengajaran.<ref name="drama"/> Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.<ref name="drama"/> Sementara itu, pengertian drama modern dan tradisional harus dibedakan. Dalam drama modern, aktivitas drama menggunakan naskah dialog, sedangkan drama tradisional menggunakan improvisasi dalam dialognya.<ref>{{Cite web|url=https://www.sastra.xyz/2018/05/kedudukan-drama-modern-indonesia_13.html|title=Mencari Kedudukan Drama Modern di Indonesia|website=www.sastra.xyz|access-date=2018-07-28|archive-date=2018-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20180728071119/http://www.sastra.xyz/2018/05/kedudukan-drama-modern-indonesia_13.html|dead-url=yes}}</ref> |
||
== Struktur == |
== Struktur == |
||
Baris 13: | Baris 14: | ||
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama.<ref name="suwardi"/> Prolog merupakan [[pengantar]] untuk masuk ke dalam sebuah drama.<ref name="suwardi"/> Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan.<ref name="suwardi"/> Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama.<ref name="suwardi"/> Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat [[makna]] dan [[pesan]] dari drama yang dimainkan.<ref name="suwardi"/> |
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama.<ref name="suwardi"/> Prolog merupakan [[pengantar]] untuk masuk ke dalam sebuah drama.<ref name="suwardi"/> Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan.<ref name="suwardi"/> Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama.<ref name="suwardi"/> Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat [[makna]] dan [[pesan]] dari drama yang dimainkan.<ref name="suwardi"/> |
||
== unsur-unsur== |
|||
Ada tiga unsur penting dalam drama, diantaranya: |
|||
* Tokoh, pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, biasanya dikategorikan dalam sifat protagonis atau antagonis. |
|||
* Wawacang, dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.<ref>{{Cite web|title=Berita Drama Korea Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews|url=https://www.sindonews.com/topic/1633/drama-korea|website=www.sindonews.com|access-date=2023-02-15}}</ref> |
|||
* Kramagung, petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).<ref>{{Cite book|last=Suherli|first=dkk.|date=2017|title=Bahasa Indonesia Kelas XI|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-427-098-8|url-status=live}}</ref> |
|||
== Jenis == |
|||
=== Drama tragedi === |
|||
Drama [[tragedi]] adalah drama yang menceritakan kisah-kisah sedih dari para tokoh mulia. Kisah di dalam drama tragedi adalah perjuangan tokoh mulia yang menjadi pahlawan untuk menentang berbagai perlawanan terhadap dirinya. Penentangan ini bersifat tidak adil karena adanya perbedaan kekuatan. Cerita di dalam drama tragedi sangat serius sehingga menimbulkan rasa kasihan dan rasa takut.<ref name=":0">{{Cite book|last=Kosasih, E.|first=|date=2008|url=https://tabloidsastra.files.wordpress.com/2015/11/apresiasi-sastra-indonesia-_-e-kosasih.pdf|title=Apresiasi Sastra Indonesia|location=Jakarta|publisher=Nobel Edumedia|isbn=978-602-8219-57-0|pages=86|url-status=live}}</ref> |
|||
=== Drama komedi === |
|||
Drama [[komedi]] adalah drama yang menampilkan cerita-cerita yang tidak terlalu serius tetapi lucu. Cerita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang kemungkinan terjadi di dalam drama. Hal-hal lucu timbul dari kelakuan para tokoh dan tidak berkaitan dengan situasi cerita. Kelakuan yang lucu juga mengandung kebijaksanaan para tokoh.<ref name=":0" /> |
|||
=== Melodrama === |
|||
[[Melodrama]] memiliki kisah yang sangat serius. Dalam penceritaannya, muncul berbagai kejadian secara kebetulan. Cerita di dalam melodrama memunculkan rasa kasihan yang membuat penontonnya terbawa suasana.<ref name=":0" /> Unsur-unsur seperti cinta yang terhalang, pengkhianatan, dan ketidakadilan sosial sering menjadi pusat cerita dalam melodrama.<ref>{{Cite web|last=Putra|first=Windah|date=2024-08-03|title=Persiapan pementasan drama|url=https://kulitsehatnutrafor.com/berikut-ini-termasuk-persiapan-pementasan-drama-kecuali/|website=kulitsehatnutrafor.com}}</ref> |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
|||
1. [https://www.contohnaskahdrama.com/2019/09/contoh-naskah-drama-pendek-panjang.html Contoh Naskah Drama Singkat] |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Sastra]] |
[[Kategori:Sastra]] |
||
[[Kategori:Sastra Indonesia]] |
[[Kategori:Sastra Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 1 September 2024 11.02
Sastra |
---|
Sastra lisan |
Genre tertulis utama |
Fiksi |
Nonfiksi |
Sejarah dan daftar |
Diskusi |
Portal Sastra |
Drama adalah genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak.[1][2][3] Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.[1] Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater.[1] Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton.[4] Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi.[5] Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.[5]
Pengertian
[sunting | sunting sumber]Istilah untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil.[5] Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara VII.[5] Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara.[5] Sandi artinya rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran.[5] Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.[5] Sementara itu, pengertian drama modern dan tradisional harus dibedakan. Dalam drama modern, aktivitas drama menggunakan naskah dialog, sedangkan drama tradisional menggunakan improvisasi dalam dialognya.[6]
Struktur
[sunting | sunting sumber]Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi.[4] Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata.[4] Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan epilog.[4] Babak merupakan istilah lain dari episode.[4] Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama.[4] Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.[4]
Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa.[4] Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu.[4] Misalnya, dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B.[4] Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di dalamnya.[4]
Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain.[4] Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama.[4] Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.[4]
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama.[4] Prolog merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama.[4] Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan.[4] Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama.[4] Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.[4]
unsur-unsur
[sunting | sunting sumber]Ada tiga unsur penting dalam drama, diantaranya:
- Tokoh, pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, biasanya dikategorikan dalam sifat protagonis atau antagonis.
- Wawacang, dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.[7]
- Kramagung, petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).[8]
Jenis
[sunting | sunting sumber]Drama tragedi
[sunting | sunting sumber]Drama tragedi adalah drama yang menceritakan kisah-kisah sedih dari para tokoh mulia. Kisah di dalam drama tragedi adalah perjuangan tokoh mulia yang menjadi pahlawan untuk menentang berbagai perlawanan terhadap dirinya. Penentangan ini bersifat tidak adil karena adanya perbedaan kekuatan. Cerita di dalam drama tragedi sangat serius sehingga menimbulkan rasa kasihan dan rasa takut.[9]
Drama komedi
[sunting | sunting sumber]Drama komedi adalah drama yang menampilkan cerita-cerita yang tidak terlalu serius tetapi lucu. Cerita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang kemungkinan terjadi di dalam drama. Hal-hal lucu timbul dari kelakuan para tokoh dan tidak berkaitan dengan situasi cerita. Kelakuan yang lucu juga mengandung kebijaksanaan para tokoh.[9]
Melodrama
[sunting | sunting sumber]Melodrama memiliki kisah yang sangat serius. Dalam penceritaannya, muncul berbagai kejadian secara kebetulan. Cerita di dalam melodrama memunculkan rasa kasihan yang membuat penontonnya terbawa suasana.[9] Unsur-unsur seperti cinta yang terhalang, pengkhianatan, dan ketidakadilan sosial sering menjadi pusat cerita dalam melodrama.[10]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Depdiknas (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. hlm. 342-343. ISBN 978-979-22-3841-9.
- ^ Rene Wellek dan Austin Warren (2013). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-03-0126-6.
- ^ Tetti Melawati (2011). "Peningkatan Kemampuan Memahami Drama dan Menulis Teks Drama melalui Model Pembelajaran SAVI". UPI.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Suwardi Endraswara (2011). Metode Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS. hlm. 11-31. ISBN 978-602-9324-02-0.
- ^ a b c d e f g Harymawan (1988). Dramaturgi. Bandung: Rosda.
- ^ "Mencari Kedudukan Drama Modern di Indonesia". www.sastra.xyz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-28. Diakses tanggal 2018-07-28.
- ^ "Berita Drama Korea Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews". www.sindonews.com. Diakses tanggal 2023-02-15.
- ^ Suherli, dkk. (2017). Bahasa Indonesia Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 978-602-427-098-8.
- ^ a b c Kosasih, E. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia (PDF). Jakarta: Nobel Edumedia. hlm. 86. ISBN 978-602-8219-57-0.
- ^ Putra, Windah (2024-08-03). "Persiapan pementasan drama". kulitsehatnutrafor.com.