Lompat ke isi

Museum Puri Lukisan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lukas2312 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rahmaziz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(28 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Museum
'''Museum Puri Lukisan''' adalah [[museum]] yang menjadi tempat dari berbagai koleksi kesenian budaya [[Bali]] berupa [[lukisan]] dan hasil ukiran kayu dari yang tradisional sampai yang modern. Museum ini merupakan museum seni tertua di Bali yang menyimpan koleksi sejak tahun 1930 hingga saat ini.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/museum-puri-lukisan-pelestari-khazanah-seni-lukis-bali|title=Museum Puri Lukisan, Pelestari Khazanah Seni Lukis Bali : Pariwisata - Situs Budaya Indonesia|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=Indonesia|access-date=2019-11-17}}</ref> Museum ini menyimpak koleksi kesenian berbagai budaya Bali, termasuk [[Ubud]], [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur]], Batuan, ''Young Artist'', dan sekolah [[Keliki, Tegallalang, Gianyar|Keliki]].<ref>{{Cite web|url=http://www.fabulousubud.com/index.php/mustsee/details/625/museum-puri-lukisan|title=Museum Puri Lukisan Fabulousubud.com|website=www.fabulousubud.com|access-date=2019-11-17}}</ref> Museum Puri Lukisan berada di Jalan Raya Ubud, Gianyar, dan berjarak sekitar 40 menit dari [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|bandara Ngurah Rai]].
[[Berkas:Puri Lukisan Museum (17032156926).jpg|jmpl|Museum Puri Lukisan]]
|name = Museum Puri Lukisan
|image = Puri Lukisan Museum (17032156926).jpg
Pendirian Museum Puri Lukisan didasarkan pada kekhawatiran adanya pemiskinan budaya Bali, dimana akan sulit untuk menemukan hasil karya budaya Bali di masa depan, akibat sudah menyebarnya hasil karya seniman Bali ke berbagai penjuru dunia pada beberapa dekade lalu. Ide untuk melestarikan hasil karya seniman Bali sebenarnya sudah ada sejak tahun 1936 dengan mendirikan perkumpulan seniman "[[Pita Maha|Pitamaha]]" oleh [[Tjokorda Gde Agung Sukawati]] ([[Raja Ubud]]), [[Walter Spies]] (pelukis asal Jerman), dan [[Rudolf Bonnet]] (pelukis asal Belanda). Setelah berjalan beberapa waktu, ide pendirian museum muncul dan dimulailah pendiriannya yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 31 Januari 1954, dan kemudian diresmikan pada tanggal 31 Januari 1956 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, [[Mohammad Yamin]].<ref name=":0" />
|caption = Museum Puri Lukisan
|imagesize = 220px
|established = [[31 Januari]] [[1956]]
|dissolved =
|location = Jalan Tjokorda Gde Putra Sudharsana (Raya Ubud), Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, [[Bali]]
|type = Museum seni lukis
|visitors =
|director = Ir. Tjokorda Bagus Astika
|curator =
|publictransit =
|website = [http://www.museumpurilukisan.com/ Situs Museum Puri Lukisan]
}}


'''Museum Puri Lukisan''' (bernama lengkap '''Museum Puri Lukisan Ratna Wartha''') adalah [[museum]] yang menjadi tempat dari berbagai koleksi kesenian budaya [[Bali]] berupa [[lukisan]] dan hasil ukiran kayu dari yang tradisional sampai yang modern. Museum ini merupakan museum seni tertua di Bali yang menyimpan koleksi sejak tahun 1930 hingga saat ini.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/museum-puri-lukisan-pelestari-khazanah-seni-lukis-bali|title=Museum Puri Lukisan, Pelestari Khazanah Seni Lukis Bali : Pariwisata Situs Budaya Indonesia|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=Indonesia|access-date=2019-11-17}}</ref> Museum ini menyimpan koleksi kesenian berbagai budaya Bali, termasuk [[Ubud]], [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur]], Batuan, ''Young Artist'', dan sekolah [[Keliki, Tegallalang, Gianyar|Keliki]].<ref>{{Cite web|url=http://www.fabulousubud.com/index.php/mustsee/details/625/museum-puri-lukisan|title=Museum Puri Lukisan Fabulousubud.com|website=www.fabulousubud.com|access-date=2019-11-17|archive-date=2019-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20191117152341/http://www.fabulousubud.com/index.php/mustsee/details/625/museum-puri-lukisan|dead-url=yes}}</ref> Museum Puri Lukisan berada di Jalan Tjokorda Gde Putra Sudharsana (Raya Ubud), Gianyar, dan berjarak sekitar 40 menit dari [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai|bandara Ngurah Rai]].
== Sejarah Pendirian ==
Berikut adalah periode sejarah pendirian Museum Puri Lukisan.<ref>{{Cite web|url=https://museumpurilukisan.com/about-the-museum/|title=Museum Puri Lukisan » About the Museum|access-date=2019-11-17}}</ref>


Pendirian Museum Puri Lukisan didasarkan pada kekhawatiran adanya pemiskinan budaya Bali, dimana akan sulit untuk menemukan hasil karya budaya Bali di masa depan, akibat sudah menyebarnya hasil karya seniman Bali ke berbagai penjuru dunia pada beberapa dekade lalu. Ide untuk melestarikan hasil karya seniman Bali sebenarnya sudah ada sejak tahun 1936 dengan mendirikan perkumpulan seniman "[[Pita Maha|Pitamaha]]" oleh [[Tjokorda Gde Agung Sukawati]] ([[Raja Ubud]]), [[Walter Spies]] (pelukis asal Jerman), dan [[Rudolf Bonnet]] (pelukis asal Belanda). Setelah berjalan beberapa waktu, ide pendirian museum muncul dan dimulailah pendiriannya yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 31 Januari 1954, dan kemudian diresmikan pada tanggal 31 Januari 1956 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, [[Mohammad Yamin]].<ref name=":0" />

== Sejarah ==
=== 1936 ===
=== 1936 ===
Rudolf Bonnet bersama dengan Raja Ubud pada saat itu, Tjokorda Gde Agung Sukawati, serta saudara laki-lakinya, Tjokorda Gde Raka Sukawati, mendirikan yayasan untuk seniman Bali yang dinamakan "Pitamaha". Yayasan ini beranggotakan 125 seniman yang berkumpul tiap minggu untuk mendiskusikan hasil karya lukisan dan ukiran kayu mereka. Namun, jalannya organisasi tersebut terganggu setelah adanya [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], yang diikuti dengan pendirian organisasi baru bernama "Ubud Painters Group" oleh seniman [[I Gusti Nyoman Lempad]] di bawah bimbingan Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Rudolf Bonnet. Organisasi ini pun tidak berlangsung lama yang akhirnya membuat kesadaran untuk pendirian museum.
Rudolf Bonnet bersama dengan Raja Ubud pada saat itu, Tjokorda Gde Agung Sukawati, serta saudara laki-lakinya, Tjokorda Gde Raka Sukawati, mendirikan yayasan untuk seniman Bali yang dinamakan "Pitamaha". Yayasan ini beranggotakan 125 seniman yang berkumpul tiap minggu untuk mendiskusikan hasil karya lukisan dan ukiran kayu mereka. Namun, jalannya organisasi tersebut terganggu setelah adanya [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], yang diikuti dengan pendirian organisasi baru bernama "Ubud Painters Group" oleh seniman [[I Gusti Nyoman Lempad]] di bawah bimbingan Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Rudolf Bonnet. Organisasi ini pun tidak berlangsung lama yang akhirnya membuat kesadaran untuk pendirian museum.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://museumpurilukisan.com/about-the-museum/|title=Museum Puri Lukisan » About the Museum|access-date=2019-11-17|archive-date=2019-11-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20191117152331/https://museumpurilukisan.com/about-the-museum/|dead-url=yes}}</ref>


=== 1953 ===
=== 1953 ===
Didirikan Yayasan Ratna Wartha yang melaksanakan ide pendirian museum. Pada tahun ini, dilakukan perancangan Museum Puri Lukisan. Desain museum tersebut dibuat oleh Rudolf Bonnet dengan pembiayaan dari berbagai sumber.
Didirikan Yayasan Ratna Wartha yang melaksanakan ide pendirian museum. Pada tahun ini, dilakukan perancangan Museum Puri Lukisan. Desain museum tersebut dibuat oleh Rudolf Bonnet dengan pembiayaan dari berbagai sumber.<ref name=":1" />


=== 1954 ===
=== 1954 ===
Peletakan batu pertama museum dilakukan oleh Perdana Menteri [[Ali Sastroamidjojo|Ali Sastroamidjoyo]]. Nama museum ini adalah Museum Puri Lukisan yang berarti istana dari berbagai lukisan. Gubernur [[Sarimin Reksodiharjo]] ikut mendukung dalam pembangunan museum ini.
Peletakan batu pertama museum dilakukan oleh Perdana Menteri [[Ali Sastroamidjojo|Ali Sastroamidjoyo]]. Nama museum ini adalah Museum Puri Lukisan yang berarti istana dari berbagai lukisan. Gubernur [[Sarimin Reksodiharjo]] ikut mendukung dalam pembangunan museum ini.<ref name=":1" />[[Berkas:Boma and Kesna - Puri Lukisan Museum (16438173643).jpg|jmpl|213x213px|Contoh lukisan dengan nuansa wayang (Boma dan Kesna)]]

=== 1956 ===
=== 1956 ===
Museum Puri Lukisan selesai didirikan dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin serta resmi dibuka kepada masyarakat umum tanggal 31 Januari 1956. Tjokorda Gde Agung Sukawati menjabat sebagai [[direktur]] dan Rudolf Bonnet sebagai [[kurator]]. Awal mula koleksi didominasi oleh donasi dari hasil karya Rudolf Bonnet. Kemudian, museum menerima berbagai donasi karya serta pembelian terhadap hasil karya yang menunjukkan perkembangan kesenian Bali yang unik dan berharga.
Museum Puri Lukisan selesai didirikan dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin serta resmi dibuka kepada masyarakat umum tanggal 31 Januari 1956. Tjokorda Gde Agung Sukawati menjabat sebagai [[direktur]] dan Rudolf Bonnet sebagai [[kurator]]. Awal mula koleksi didominasi oleh donasi dari hasil karya Rudolf Bonnet. Kemudian, museum menerima berbagai donasi karya serta pembelian terhadap hasil karya yang menunjukkan perkembangan kesenian Bali yang unik dan berharga.<ref name=":1" />

== Bangunan dan Koleksi Museum ==
Bangunan Museum terdiri dari tiga bagian, yaitu<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|url=https://www.lonelyplanet.com/indonesia/ubud/attractions/museum-puri-lukisan/a/poi-sig/1210234/356560|title=Museum Puri Lukisan {{!}} Ubud, Indonesia Attractions|website=www.lonelyplanet.com|language=en|access-date=2019-11-17}}</ref>:

# Bangunan I (Bangunan Timur), bangunan pertama saat masuk, berisi koleksi karya awal dari Ubud dan desa-desa sekitarnya. Di bangunan ini terdapat lukisan dengan nuansa wayang dari abad ke-10 sampai abad ke-15 dan karya abad ke-20 oleh [[I Wayan Tutur]] yang berjudul "The Death of Karna" (1935).[[Berkas:Boma and Kesna - Puri Lukisan Museum (16438173643).jpg|jmpl|213x213px|Contoh lukisan dengan nuansa wayang (Boma dan Kesna)]]<br />
# Bangunan II, berada di sebelah kiri, berisi hasil karya yang ''colorful'' dari gaya lukisan ''Young Artist'' dan beberapa karya dengan gaya modern. Salah satu karya yang berada di bangunan ini adalah "Barong Dance" (1970) yang dibuat oleh [[I Gusti Made Kwandji]].
# Bangunan III (Bangunan Utara), berada di sebelah kanan, berisi hasil karya klasik dan tradisional. Salah satu karya yang ada di bangunan ini adalah 'Temple Festival" (1938) yang dibuat oleh [[I Gusti Ketut Kobot]].
# Bangunan IV (Bangunan Selatan), digunakan untuk acara pameran khusus.



== Bangunan dan koleksi ==
[[Berkas:MPLDeblog.gif|jmpl|"Birth of Anoman" karya I Gusti Nyoman Deblog (1906-1986) ]]
[[Berkas:MPLDeblog.gif|jmpl|"Birth of Anoman" karya I Gusti Nyoman Deblog (1906–1986) ]]
Koleksi museum terdiri dari beberapa kategori, yaitu lukisan wayang kamasan, ukiran kayu, lukisan karya anggota Pitamaha, lukisan karya I Gusti Nyoman Lempad, dan lukisan Bali Modern. Koleksi-koleksi tersebut dipamerkan dalam empat galeri, yaitu pertama adalah Galeri Pitamaha (lukisan Bali tahun 1930-1945) dan I Gusti Nyoman Lempad, kedua adalah Galeri Ida Bagus Made (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan koleksi lukisan Ida Bagus Made), ketiga adalah Galeri Wayang (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan lukisan wayang kamasan), serta keempat adalah galeri yang menampilkan informasi sejarah para pendiri Museum Puri Lukisan.<ref name=":0" />
Bangunan museum terdiri dari empat bagian, yaitu:


# Bangunan I (Bangunan Timur), bangunan pertama saat masuk, berisi koleksi karya awal dari Ubud dan desa-desa sekitarnya. Di bangunan ini terdapat lukisan dengan nuansa wayang dari abad ke-10 sampai abad ke-15 dan karya abad ke-20 oleh [[I Wayan Tutur]] yang berjudul "The Death of Karna" (1935).<ref name=":0" /><ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.lonelyplanet.com/indonesia/ubud/attractions/museum-puri-lukisan/a/poi-sig/1210234/356560|title=Museum Puri Lukisan {{!}} Ubud, Indonesia Attractions|website=www.lonelyplanet.com|language=en|access-date=2019-11-17}}</ref>
# Bangunan II, berada di sebelah kiri, berisi hasil karya yang ''colorful'' dari gaya lukisan ''Young Artist'' dan beberapa karya dengan gaya modern. Salah satu karya yang berada di bangunan ini adalah "Barong Dance" (1970) yang dibuat oleh [[I Gusti Made Kwandji]].<ref name=":0" /><ref name=":2" />
# Bangunan III (Bangunan Utara), berada di sebelah kanan, berisi hasil karya klasik dan tradisional. Salah satu karya yang ada di bangunan ini adalah 'Temple Festival" (1938) yang dibuat oleh [[I Gusti Ketut Kobot]].<ref name=":0" /><ref name=":2" />
# Bangunan IV (Bangunan Selatan), digunakan untuk acara pameran khusus.<ref name=":2" />


Koleksi museum terdiri dari beberapa kategori, yaitu lukisan wayang kamasan, ukiran kayu, lukisan karya anggota Pitamaha, lukisan karya I Gusti Nyoman Lempad, dan lukisan Bali Modern. Koleksi-koleksi tersebut dipamerkan dalam empat galeri, yaitu pertama adalah Galeri Pitamaha (lukisan Bali tahun 1930–1945) dan I Gusti Nyoman Lempad, kedua adalah Galeri Ida Bagus Made (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan koleksi lukisan Ida Bagus Made), ketiga adalah Galeri Wayang (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan lukisan wayang kamasan), serta keempat adalah galeri yang menampilkan informasi sejarah para pendiri Museum Puri Lukisan.<ref name=":0" />


== Koleksi ==
<gallery mode=packed heights=200px style="text-align:center">
Berkas:MPLDeblog.gif|"Embasnyane Anoman" karya I Gusti Nyoman Deblog (1906–1986)
Berkas:MPLGelgel.gif|Karya lukis Gelgel
Berkas:Battle between Boma and Krishna - Puri Lukisan Museum (16870525418).jpg|Perang antara Boma dan Krishna
Berkas:Boma and Kesna - Puri Lukisan Museum (16438173643).jpg|Boma dan Kesna
Berkas:Ceremonial day for the weapons (1975) - Puri Lukisan Museum (17032531036).jpg|Tumpek Landep (karya gegambaran warsa 1975) ring Museum Puri Lukisan
Berkas:Puri Lukisan Museum (17032344916).jpg|Salah satu foto museum
</gallery>


== Lihat pula ==
* [[Museum Seni Neka]]
* [[Museum Seni Agung Rai]]
* [[Museum Blanco Renaissance]]


== Rujukan ==
{{reflist}}


== Referensi ==
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|2}}
* {{Cite book|title=Pita Maha: Gerakan Seni Lukis Bali 1930-an|last=Adnyana|first=I Wayan Kun|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Adnyana|2018}}}}
* {{Cite book|url=|title=Seni Lukis Batuan|last=Adnyana|first=I Wayan Kun, dkk|last2=|publisher=Dinas Kebudayaan Provinsi Bali|year=2017|isbn=|location=Denpasar|pages=|ref={{sfnref|Adnyana, dkk|2017}}}}
* {{Cite book|title=Seni Lukis Modern Indonesia: Dari Pusat ke Pinggiran|last=Burhan|first=Muhammad Agus|publisher=BP. ISI|year=2011|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|ref={{sfnref|Burhan|2011}}}}
* {{Cite book|title=Galeri Seniwati Bali|last=Djelantik|first=A.M.|publisher=Bentara Budaya|year=1996|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Djelantik|1996}}}}
* {{Cite book|title=The Folk Art of Bali: The Narrative Tradition|last=Fischer|first=Joseph|last2=Cooper|first2=Thomas|publisher=Oxford University Press|year=1998|isbn=|location=Oxford|pages=|ref={{sfnref|Fischer|Cooper|1998}}}}
* {{Cite book|title=Ubud, The Spirit of Bali|url=https://archive.org/details/ubudspiritofbali0000kart|last=Kartajaya|first=Hermawan|last2=Indrio|first2=Bembi Dwi|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2009|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Kartajaya|Indrio|2009}}}}
* {{Cite book|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14124/1/Ida%20bagus%20gelgel%20hasil%20karya%20dan%20pengabdiannya.pdf|title=Ida Bagus Gelgel: Hasil Karya dan Pengabdiannya|last=Lasminah|first=Putu|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|year=1982|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Lasminah|1982}}}}
* {{Cite book|title=Treasures of Bali: A Guide to Museums in Bali|last=Mann|first=Richard I.|publisher=Gateway Books International Published in Collaboration with the Museum Association of Bali|year=2006|isbn=|location=Denpasar|pages=|ref={{sfnref|Mann|2006}}}}
* {{Cite book|title=Happy Shopping Bali|last=Merinda|first=Maria Fransiska|publisher=Elex Media Komputindo|year=2016|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Merinda|2016}}}}
* {{Cite book|title=Bali yang Meradang: Buku Ketiga Trilogi "Menggugat Bali"|last=Setia|first=Putu|publisher=PT. Pustaka Manikgeni|year=2006|isbn=|location=Denpasar|pages=|ref={{sfnref|Setia|2006}}}}
* {{Cite book|title=Essential Bali and Lombok|last=Sheehan|first=Sean|publisher=National Book Network|year=1998|isbn=|location=Lanham|pages=|ref={{sfnref|Sheehan|1998}}}}
* {{Cite book|title=Pioneers of Balinese Painting: The Rudolf Bonnet Collection|last=Spanjaard|first=Helena|publisher=Rudolf Bonnet, Rijksuniversiteit te Leiden, Rijksmuseum voor Volkenkunde (Netherlands), Rudolf Bonnet Foundation|year=2007|isbn=|location=Amsterdam|pages=|ref={{sfnref|Spanjaard|2007}}}}
* {{Cite book|title=Daya Tarik Wisata Museum Sejarah dan Perkembangannya di Ubud Bali|last=Subhiksu|first=Ida Bagus Kade|last2=Utama|first2=Gusti Bagus Rai|publisher=Deepublish|year=2018|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|ref={{sfnref|Subhiksu|Utama|2018}}}}
* {{Cite book|title=Buku Petunjuk Museum Le Mayeur|last=Sudana|first=I Nengah, dkk|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Provinsi Bali|year=1991|isbn=|location=Denpasar|pages=|ref={{sfnref|Sudana, dkk|1991}}}}
* {{Cite book|title=Kembang Rampai Desa Ubud|last=Sukawati|first=Tjokorda Oka A.A.|publisher=Pustaka Nayottama|year=2006|isbn=|location=Denpasar|pages=|ref={{sfnref|Sukawati|2006}}}}
* {{Cite book|url=http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/file_attachment/rakp_811ca936774f37991c9e0e8d92f5a9b6ee120902.pdf|title=RAKP (Rencana Aksi Kota Pusaka) Kabupaten Gianyar Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016|last=Tim Penyusun RAKP Kabupaten Gianyar|first=|publisher=PT. Duta Dewata Konsultan|year=2016|isbn=|location=Gianyar|pages=|ref={{sfnref|Tim Penyusun RAKP Kabupaten Gianyar|2016}}|access-date=2019-12-27|archive-date=2019-12-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20191226073526/http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen_usulan/file_attachment/rakp_811ca936774f37991c9e0e8d92f5a9b6ee120902.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite book|title=Mengenal Seorang Tokoh Idealis Pendiri Museum Puri Lukisan Ratna Wartha Ubud: Tjokorda Gde Agung Sukawati|last=Widia|first=Wayan|publisher=Proyek Pengembangan Permuseuman Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1985|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Widia|1985}}}}
* {{Cite book|title=Mengenal Sepintas Seni Budaya Bali|last=Win|first=Bu|publisher=PT. Mapan (Mitra Aksara Panaitan)|year=2000|isbn=|location=Jakarta|pages=|ref={{sfnref|Win|2000}}}}
{{refend}}


[[Kategori:Museum]]
[[Kategori:Museum di Bali]]

Revisi terkini sejak 27 Desember 2023 17.09

Museum Puri Lukisan
Museum Puri Lukisan
Peta
Didirikan31 Januari 1956
LokasiJalan Tjokorda Gde Putra Sudharsana (Raya Ubud), Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali
JenisMuseum seni lukis
DirekturIr. Tjokorda Bagus Astika
Situs webSitus Museum Puri Lukisan

Museum Puri Lukisan (bernama lengkap Museum Puri Lukisan Ratna Wartha) adalah museum yang menjadi tempat dari berbagai koleksi kesenian budaya Bali berupa lukisan dan hasil ukiran kayu dari yang tradisional sampai yang modern. Museum ini merupakan museum seni tertua di Bali yang menyimpan koleksi sejak tahun 1930 hingga saat ini.[1] Museum ini menyimpan koleksi kesenian berbagai budaya Bali, termasuk Ubud, Sanur, Batuan, Young Artist, dan sekolah Keliki.[2] Museum Puri Lukisan berada di Jalan Tjokorda Gde Putra Sudharsana (Raya Ubud), Gianyar, dan berjarak sekitar 40 menit dari bandara Ngurah Rai.

Pendirian Museum Puri Lukisan didasarkan pada kekhawatiran adanya pemiskinan budaya Bali, dimana akan sulit untuk menemukan hasil karya budaya Bali di masa depan, akibat sudah menyebarnya hasil karya seniman Bali ke berbagai penjuru dunia pada beberapa dekade lalu. Ide untuk melestarikan hasil karya seniman Bali sebenarnya sudah ada sejak tahun 1936 dengan mendirikan perkumpulan seniman "Pitamaha" oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati (Raja Ubud), Walter Spies (pelukis asal Jerman), dan Rudolf Bonnet (pelukis asal Belanda). Setelah berjalan beberapa waktu, ide pendirian museum muncul dan dimulailah pendiriannya yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 31 Januari 1954, dan kemudian diresmikan pada tanggal 31 Januari 1956 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Yamin.[1]

Rudolf Bonnet bersama dengan Raja Ubud pada saat itu, Tjokorda Gde Agung Sukawati, serta saudara laki-lakinya, Tjokorda Gde Raka Sukawati, mendirikan yayasan untuk seniman Bali yang dinamakan "Pitamaha". Yayasan ini beranggotakan 125 seniman yang berkumpul tiap minggu untuk mendiskusikan hasil karya lukisan dan ukiran kayu mereka. Namun, jalannya organisasi tersebut terganggu setelah adanya Perang Dunia Kedua, yang diikuti dengan pendirian organisasi baru bernama "Ubud Painters Group" oleh seniman I Gusti Nyoman Lempad di bawah bimbingan Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Rudolf Bonnet. Organisasi ini pun tidak berlangsung lama yang akhirnya membuat kesadaran untuk pendirian museum.[3]

Didirikan Yayasan Ratna Wartha yang melaksanakan ide pendirian museum. Pada tahun ini, dilakukan perancangan Museum Puri Lukisan. Desain museum tersebut dibuat oleh Rudolf Bonnet dengan pembiayaan dari berbagai sumber.[3]

Peletakan batu pertama museum dilakukan oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo. Nama museum ini adalah Museum Puri Lukisan yang berarti istana dari berbagai lukisan. Gubernur Sarimin Reksodiharjo ikut mendukung dalam pembangunan museum ini.[3]

Contoh lukisan dengan nuansa wayang (Boma dan Kesna)

Museum Puri Lukisan selesai didirikan dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin serta resmi dibuka kepada masyarakat umum tanggal 31 Januari 1956. Tjokorda Gde Agung Sukawati menjabat sebagai direktur dan Rudolf Bonnet sebagai kurator. Awal mula koleksi didominasi oleh donasi dari hasil karya Rudolf Bonnet. Kemudian, museum menerima berbagai donasi karya serta pembelian terhadap hasil karya yang menunjukkan perkembangan kesenian Bali yang unik dan berharga.[3]

Bangunan dan koleksi

[sunting | sunting sumber]
"Birth of Anoman" karya I Gusti Nyoman Deblog (1906–1986)

Bangunan museum terdiri dari empat bagian, yaitu:

  1. Bangunan I (Bangunan Timur), bangunan pertama saat masuk, berisi koleksi karya awal dari Ubud dan desa-desa sekitarnya. Di bangunan ini terdapat lukisan dengan nuansa wayang dari abad ke-10 sampai abad ke-15 dan karya abad ke-20 oleh I Wayan Tutur yang berjudul "The Death of Karna" (1935).[1][4]
  2. Bangunan II, berada di sebelah kiri, berisi hasil karya yang colorful dari gaya lukisan Young Artist dan beberapa karya dengan gaya modern. Salah satu karya yang berada di bangunan ini adalah "Barong Dance" (1970) yang dibuat oleh I Gusti Made Kwandji.[1][4]
  3. Bangunan III (Bangunan Utara), berada di sebelah kanan, berisi hasil karya klasik dan tradisional. Salah satu karya yang ada di bangunan ini adalah 'Temple Festival" (1938) yang dibuat oleh I Gusti Ketut Kobot.[1][4]
  4. Bangunan IV (Bangunan Selatan), digunakan untuk acara pameran khusus.[4]

Koleksi museum terdiri dari beberapa kategori, yaitu lukisan wayang kamasan, ukiran kayu, lukisan karya anggota Pitamaha, lukisan karya I Gusti Nyoman Lempad, dan lukisan Bali Modern. Koleksi-koleksi tersebut dipamerkan dalam empat galeri, yaitu pertama adalah Galeri Pitamaha (lukisan Bali tahun 1930–1945) dan I Gusti Nyoman Lempad, kedua adalah Galeri Ida Bagus Made (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan koleksi lukisan Ida Bagus Made), ketiga adalah Galeri Wayang (lukisan Bali tahun 1945-saat ini dan lukisan wayang kamasan), serta keempat adalah galeri yang menampilkan informasi sejarah para pendiri Museum Puri Lukisan.[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f Kaya, Indonesia. "Museum Puri Lukisan, Pelestari Khazanah Seni Lukis Bali : Pariwisata – Situs Budaya Indonesia". IndonesiaKaya (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-11-17. 
  2. ^ "Museum Puri Lukisan Fabulousubud.com". www.fabulousubud.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-17. Diakses tanggal 2019-11-17. 
  3. ^ a b c d "Museum Puri Lukisan » About the Museum". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-17. Diakses tanggal 2019-11-17. 
  4. ^ a b c d "Museum Puri Lukisan | Ubud, Indonesia Attractions". www.lonelyplanet.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-17. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Adnyana, I Wayan Kun (2018). Pita Maha: Gerakan Seni Lukis Bali 1930-an. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 
  • Adnyana, I Wayan Kun, dkk (2017). Seni Lukis Batuan. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. 
  • Burhan, Muhammad Agus (2011). Seni Lukis Modern Indonesia: Dari Pusat ke Pinggiran. Yogyakarta: BP. ISI. 
  • Djelantik, A.M. (1996). Galeri Seniwati Bali. Jakarta: Bentara Budaya. 
  • Fischer, Joseph; Cooper, Thomas (1998). The Folk Art of Bali: The Narrative Tradition. Oxford: Oxford University Press. 
  • Kartajaya, Hermawan; Indrio, Bembi Dwi (2009). Ubud, The Spirit of Bali. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  • Lasminah, Putu (1982). Ida Bagus Gelgel: Hasil Karya dan Pengabdiannya (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 
  • Mann, Richard I. (2006). Treasures of Bali: A Guide to Museums in Bali. Denpasar: Gateway Books International Published in Collaboration with the Museum Association of Bali. 
  • Merinda, Maria Fransiska (2016). Happy Shopping Bali. Jakarta: Elex Media Komputindo. 
  • Setia, Putu (2006). Bali yang Meradang: Buku Ketiga Trilogi "Menggugat Bali". Denpasar: PT. Pustaka Manikgeni. 
  • Sheehan, Sean (1998). Essential Bali and Lombok. Lanham: National Book Network. 
  • Spanjaard, Helena (2007). Pioneers of Balinese Painting: The Rudolf Bonnet Collection. Amsterdam: Rudolf Bonnet, Rijksuniversiteit te Leiden, Rijksmuseum voor Volkenkunde (Netherlands), Rudolf Bonnet Foundation. 
  • Subhiksu, Ida Bagus Kade; Utama, Gusti Bagus Rai (2018). Daya Tarik Wisata Museum Sejarah dan Perkembangannya di Ubud Bali. Yogyakarta: Deepublish. 
  • Sudana, I Nengah, dkk (1991). Buku Petunjuk Museum Le Mayeur. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Provinsi Bali. 
  • Sukawati, Tjokorda Oka A.A. (2006). Kembang Rampai Desa Ubud. Denpasar: Pustaka Nayottama. 
  • Tim Penyusun RAKP Kabupaten Gianyar (2016). RAKP (Rencana Aksi Kota Pusaka) Kabupaten Gianyar Provinsi Bali Tahun Anggaran 2016 (PDF). Gianyar: PT. Duta Dewata Konsultan. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-12-26. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  • Widia, Wayan (1985). Mengenal Seorang Tokoh Idealis Pendiri Museum Puri Lukisan Ratna Wartha Ubud: Tjokorda Gde Agung Sukawati. Jakarta: Proyek Pengembangan Permuseuman Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Win, Bu (2000). Mengenal Sepintas Seni Budaya Bali. Jakarta: PT. Mapan (Mitra Aksara Panaitan).