Seni bela diri: Perbedaan antara revisi
. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambahkan foto ke halaman #WPWP |
||
(19 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{redirect|Bela diri|tindakan membela diri|pertahanan diri}} |
|||
{{rapikan|gaya bahasa penulisan}} |
{{rapikan|gaya bahasa penulisan}} |
||
{{terjemah|Melayu}} |
{{terjemah|Melayu}} |
||
[[Berkas:Martial arts - Fragrant Hills.JPG|jmpl|Seni bela diri adalah hobi yang populer di Tiongkok. Foto kelas Taijiquan gaya Chen ini diambil di Fragrant Hills Park, Beijing, Tiongkok.]] |
|||
'''Seni bela diri''' |
'''Seni bela diri''' adalah [[kesenian|seni]] yang timbul sebagai salah satu cara seseorang untuk mempertahankan atau membela diri dengan mengutamakan ketahanan dan kekuatan fisik. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, [[manusia]] mempunyai [[insting]] untuk selalu melindungi diri dari segala sesuatu yang mengancam hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisik. Hal inilah yang akan memicu aktivitas fisik sepanjang waktu. Disaat belum ada persejataan modern, manusia menggunakan dan memanfaatkan apa yang dimiliki dalam tubuh untuk melindungi diri. Kemampuan bertarung dipelajari sebagai cara untuk menyerang atau bertahan dari serangan, namun pada perkembangannya bela diri digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang. |
||
Dapat dikatakan bahwa seni bela diri tersebar di seluruh penjuru dunia |
Dapat dikatakan bahwa seni bela diri tersebar di seluruh penjuru dunia dan hampir [[daftar negara|setiap negara]] mempunyai seni bela diri yang berkembang di daerah masing-masing maupun hasil serapan dari seni bela diri lain yang berkembang di daerah asalnya. Sebagai contoh, seni silat yang merupakan seni bela diri yang berkembang di negara [[ASEAN]] dan terdapat di [[Malaysia]], [[Indonesia]], [[Thailand]], dan [[Brunei]]. |
||
== Jenis-jenis == |
== Jenis-jenis == |
||
Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu: seni tempur bersenjata tajam, seni tempur bersenjata tumpul/tidak tajam (kayu, bambu, dll), dan seni tempur tangan kosong. |
Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu: seni tempur bersenjata tajam, seni tempur bersenjata tumpul/tidak tajam (kayu, bambu, dll), dan seni tempur tangan kosong. |
||
=== Pencak silat === |
|||
[[Pencak silat]] adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari [[Nusantara|Kepulauan Nusantara]] ([[Indonesia]]). Unsur-unsur untuk membela diri dengan [[seni]] bela diri, yaitu dengan menggunakan pukulan dan tendangan. Pencak silat merupaka bela diri yang banyak diminati oleh banyak orang terutama masyarakat Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Agustia, G.R. dan Adi, S.|first=|date=2019|title=Pengembangan Model Latihan Teknik Sapuan Rebahan Depan (Sirkel Bawah) Pencak Silat Usian Remaja|url=http://journal2.um.ac.id/index.php/jko/article/download/10084/4567|journal=Indonesia Performance Journal|volume=3|issue=1|pages=39|doi=}}</ref> |
|||
== Seni bela diri di Indonesia == |
|||
Seni bela diri sudah ada di Indonesia dari masa Hindu-Budha, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari penemuan [[artefak]] senjata dan pahatan relief-relief di candi Prambanan dan [[Borobudur]] yang isinya adalah sikap kuda-kuda silat.<ref>{{Cite journal|last=Mardotillah, M. dan Zein, D.M.|first=|date=2016|title=Silat: Identitas Budaya, Pendidikan, Seni Bela Diri, dan Pemeliharaan Kesehatan|url=https://www.researchgate.net/profile/Dian_Zein/publication/319365193_SILAT_IDENTITAS_BUDAYA_PENDIDIKAN_SENI_BELA_DIRI_PEMELIHARAAN_KESEHATAN/links/5b18adc30f7e9b68b424b3cb/SILAT-IDENTITAS-BUDAYA-PENDIDIKAN-SENI-BELA-DIRI-PEMELIHARAAN-KESEHATAN.pdf|journal=Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya|volume=18|issue=2|pages=124|doi=}}</ref> Di [[Indonesia]] sendiri terdapat salah satu budaya yang termasuk ke dalam seni bela diri yaitu [[Pencak silat|pencak]] silat atau atau silat Indonesia.{{Sfn|Narulita et al|2019|p=73}}<ref>Lubis, Johansyah dan Hendro Wardoyo. 2014. Pencak Silat. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada</ref> Sebagian besar daerah di Indonesia tidak menggunakan istilah pencak silat untuk merujuk kepada suatu aktivitas bela diri. Pencak diartikan sebagai gerakan serang untuk membela diri berupa tarian dan irama dengan peraturan (adat kesopanan) dan dapat dijadikan sebagai pertunjuk. Silat diartikan sebagai intisari pencak, sedangkan untuk berkelahi atau membela diri bukan lagi sekedar pertunjukan semata tapi istilah ‘pencak silat’ secara harfiah berarti bertarung dengan [[seni]].{{Sfn|Ediyono dan Widodo|2019|p=300}} Pencak silat didasarkan pada [[estetika]] seni, yakni wiraga, wirama, dan wirasa (bahasa Jawa) sebagai satu kesatuan.{{Sfn|Mardotillah dan Zein|2017|p=130}} Pencak silat merupakan hasil budaya masyarakat di [[Indonesia]] untuk membela, mempertahankan, eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggal) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna untuk meningkatkan iman dan taqwa ke Maha Pencipta. Terdapat banyak manfaat yang diperoleh individu dalam pembelajaran pencak silat, seperti pengembangan [[Kognisi|kognitif]], afektif, dan psikomotor.{{Sfn|Gristyutawati, Purwono dan Widodo|2012|p=130}} Pencak silat sudah masuk dalam dunia [[pendidikan]] seperti di berbagai [[sekolah]] dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi dengan berbagai aliran yang ada. Pencak silat menjadi bagian dari kegiatan [[ekstrakurikuler]] yang sangat digemari oleh siswa maupun mahasiswa karena memiliki banyak manfaat dan telah menjadi salah satu cabang olahraga yang ditandingkan di tingkat nasional maupun internasional.{{Sfn|Muhyi dan Purbojati|2014|p=}} Terdapat 3 tampilan pencak silat yang ada di Indonesia, yaitu pencak silat asli (lokal dari Indonesia), pencak silat bukan asli (berasal dari [[kungfu]] dan jujitsu), dan pencak silat campuran (pencak silat yang memadukan antara pencak silat asli dan bukan asli).{{Sfn|Kumaidah|2012|p=}} Pencak silat dibagi menjadi empat kategori yang dipertandingkan pada pertandingan pencak silat yaitu katagori tanding, [[tunggal]], ganda dan regu.{{Sfn|Spyanawati|2014|p=}} |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
{{Commons category|Seni bela diri}} |
{{Commons category|Seni bela diri}} |
||
* [[Daftar seni bela diri]] |
* [[Daftar seni bela diri]] |
||
* [[Seni bela diri Indonesia]] |
* [[Seni bela diri Indonesia]] |
||
* [[Pertahanan diri]] |
* [[Pertahanan diri]] |
||
== Referensi == |
|||
⚫ | |||
{{reflist}} |
|||
==Daftar pustaka== |
|||
{{olahraga-stub}} |
|||
# {{Cite journal|last=Ediyono, S., &|first=Widodo, S. T.|date=2019|title=Memahami Makna Seni dalam Pencak Silat|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/download/1014/638|journal=Panggung|volume=29|issue=3|pages=300-313|doi=|issn=2502-3640|ref={{sfnref|Ediyono dan Widodo|2019}}}} |
|||
# {{Cite journal|last=Gristyutawati A. D., Purwono E. P., &|first=Widodo A.|date=2012|title=Persepsi pelajar terhadap pencak silat sebagai warisan budaya bangsa sekota semarang tahun 2012|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr/article/download/443/490|journal=Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation|volume=1|issue=3|pages=129-135|doi=|issn=2252-6773|ref={{sfnref|Gristyutawati, Purwono dan Widodo|2012}}}} |
|||
# {{Cite journal|last=Kumaidah|first=E.|date=2012|title=Penguatan eksistensi bangsa melalui seni bela diri tradisional pencak silat|url=https://media.neliti.com/media/publications/5024-ID-penguatan-eksistensi-bangsa-melalui-seni-bela-diri-tradisional-pencak-silat.pdf|journal=Humanika|volume=16|issue=9|pages=1-9|doi=|issn=2502-5783|ref={{sfnref|Kumaidah|2012}}}} |
|||
# {{Cite journal|last=Mardotillah, M., &|first=Zein, D. M.|date=2017|title=Silat: Identitas budaya, pendidikan, seni bela diri, pemeliharaan kesehatan|url=https://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/download/62/58|journal=Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya|volume=18|issue=2|pages=121-133|doi=|issn=1410-8356|ref={{sfnref|Mardotillah dan Zein|2017}}|access-date=2021-01-11|archive-date=2020-07-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20200703222916/http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/download/62/58|dead-url=yes}} |
|||
# {{Cite journal|last=Muhyi M., &|first=Purbojati|date=2014|title=Penguatan olahraga pencak silat sebagai warisan budaya nusantara.|url=http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_budaya_nusantara/article/download/415/276/|journal=Budaya Nusantara|volume=1|issue=2|pages=141-147|doi=|issn=2355-3367|ref={{sfnref|Muhyi dan Purbojati|2014}}}} |
|||
# {{Cite journal|last=Narulita, A., Fajar, C. M., Riesma, R. S. N., Rahman, J. B., Aditiany, S., &|first=Dipura, D. S.|date=2019|title=SOSIALISASI CITRA BARU PENCAK SILAT SEBAGAI SOFT POWER INDONESIA KEPADA SISWA SMP NEGERI 2 KOTA BANDUNG|url=http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/article/download/23461/pdf|journal=Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat|volume=2|issue=1|pages=72-92|doi=10.24198/kumawula.v1i3.23461|issn=2620-844X|ref={{sfnref|Narulita et al|2019}}}} |
|||
# {{Cite journal|last=Spyanawati|first=Ni Luh P.|date=2014|title=Hasil Belajar Jurus Tunggal Cabang Olahraga Pencak Silat|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6076/5386|journal=Jurnal Ilmu Keolahragaan|volume=13|issue=1|pages=13-22|doi=|issn=1693-1475|ref={{sfnref|Spyanawati|2014}}}} |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Seni bela diri| ]] |
[[Kategori:Seni bela diri| ]] |
Revisi terkini sejak 14 Juli 2024 02.02
gaya bahasa penulisan ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. |
Seni bela diri adalah seni yang timbul sebagai salah satu cara seseorang untuk mempertahankan atau membela diri dengan mengutamakan ketahanan dan kekuatan fisik. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dari segala sesuatu yang mengancam hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisik. Hal inilah yang akan memicu aktivitas fisik sepanjang waktu. Disaat belum ada persejataan modern, manusia menggunakan dan memanfaatkan apa yang dimiliki dalam tubuh untuk melindungi diri. Kemampuan bertarung dipelajari sebagai cara untuk menyerang atau bertahan dari serangan, namun pada perkembangannya bela diri digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang.
Dapat dikatakan bahwa seni bela diri tersebar di seluruh penjuru dunia dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang di daerah masing-masing maupun hasil serapan dari seni bela diri lain yang berkembang di daerah asalnya. Sebagai contoh, seni silat yang merupakan seni bela diri yang berkembang di negara ASEAN dan terdapat di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Brunei.
Jenis-jenis
[sunting | sunting sumber]Seni bela diri terbagi atas berbagai macam jenis, yaitu: seni tempur bersenjata tajam, seni tempur bersenjata tumpul/tidak tajam (kayu, bambu, dll), dan seni tempur tangan kosong.
Pencak silat
[sunting | sunting sumber]Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara (Indonesia). Unsur-unsur untuk membela diri dengan seni bela diri, yaitu dengan menggunakan pukulan dan tendangan. Pencak silat merupaka bela diri yang banyak diminati oleh banyak orang terutama masyarakat Indonesia.[1]
Seni bela diri di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Seni bela diri sudah ada di Indonesia dari masa Hindu-Budha, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari penemuan artefak senjata dan pahatan relief-relief di candi Prambanan dan Borobudur yang isinya adalah sikap kuda-kuda silat.[2] Di Indonesia sendiri terdapat salah satu budaya yang termasuk ke dalam seni bela diri yaitu pencak silat atau atau silat Indonesia.[3][4] Sebagian besar daerah di Indonesia tidak menggunakan istilah pencak silat untuk merujuk kepada suatu aktivitas bela diri. Pencak diartikan sebagai gerakan serang untuk membela diri berupa tarian dan irama dengan peraturan (adat kesopanan) dan dapat dijadikan sebagai pertunjuk. Silat diartikan sebagai intisari pencak, sedangkan untuk berkelahi atau membela diri bukan lagi sekedar pertunjukan semata tapi istilah ‘pencak silat’ secara harfiah berarti bertarung dengan seni.[5] Pencak silat didasarkan pada estetika seni, yakni wiraga, wirama, dan wirasa (bahasa Jawa) sebagai satu kesatuan.[6] Pencak silat merupakan hasil budaya masyarakat di Indonesia untuk membela, mempertahankan, eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggal) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna untuk meningkatkan iman dan taqwa ke Maha Pencipta. Terdapat banyak manfaat yang diperoleh individu dalam pembelajaran pencak silat, seperti pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.[7] Pencak silat sudah masuk dalam dunia pendidikan seperti di berbagai sekolah dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi dengan berbagai aliran yang ada. Pencak silat menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang sangat digemari oleh siswa maupun mahasiswa karena memiliki banyak manfaat dan telah menjadi salah satu cabang olahraga yang ditandingkan di tingkat nasional maupun internasional.[8] Terdapat 3 tampilan pencak silat yang ada di Indonesia, yaitu pencak silat asli (lokal dari Indonesia), pencak silat bukan asli (berasal dari kungfu dan jujitsu), dan pencak silat campuran (pencak silat yang memadukan antara pencak silat asli dan bukan asli).[9] Pencak silat dibagi menjadi empat kategori yang dipertandingkan pada pertandingan pencak silat yaitu katagori tanding, tunggal, ganda dan regu.[10]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Agustia, G.R. dan Adi, S. (2019). "Pengembangan Model Latihan Teknik Sapuan Rebahan Depan (Sirkel Bawah) Pencak Silat Usian Remaja". Indonesia Performance Journal. 3 (1): 39.
- ^ Mardotillah, M. dan Zein, D.M. (2016). "Silat: Identitas Budaya, Pendidikan, Seni Bela Diri, dan Pemeliharaan Kesehatan" (PDF). Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya. 18 (2): 124.
- ^ Narulita et al 2019, hlm. 73.
- ^ Lubis, Johansyah dan Hendro Wardoyo. 2014. Pencak Silat. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
- ^ Ediyono dan Widodo 2019, hlm. 300.
- ^ Mardotillah dan Zein 2017, hlm. 130.
- ^ Gristyutawati, Purwono dan Widodo 2012, hlm. 130.
- ^ Muhyi dan Purbojati 2014.
- ^ Kumaidah 2012.
- ^ Spyanawati 2014.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ediyono, S., &, Widodo, S. T. (2019). "Memahami Makna Seni dalam Pencak Silat". Panggung. 29 (3): 300–313. ISSN 2502-3640.
- Gristyutawati A. D., Purwono E. P., &, Widodo A. (2012). "Persepsi pelajar terhadap pencak silat sebagai warisan budaya bangsa sekota semarang tahun 2012". Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 1 (3): 129–135. ISSN 2252-6773.
- Kumaidah, E. (2012). "Penguatan eksistensi bangsa melalui seni bela diri tradisional pencak silat" (PDF). Humanika. 16 (9): 1–9. ISSN 2502-5783.
- Mardotillah, M., &, Zein, D. M. (2017). "Silat: Identitas budaya, pendidikan, seni bela diri, pemeliharaan kesehatan". Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya. 18 (2): 121–133. ISSN 1410-8356. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-03. Diakses tanggal 2021-01-11.
- Muhyi M., &, Purbojati (2014). "Penguatan olahraga pencak silat sebagai warisan budaya nusantara". Budaya Nusantara. 1 (2): 141–147. ISSN 2355-3367.
- Narulita, A., Fajar, C. M., Riesma, R. S. N., Rahman, J. B., Aditiany, S., &, Dipura, D. S. (2019). "SOSIALISASI CITRA BARU PENCAK SILAT SEBAGAI SOFT POWER INDONESIA KEPADA SISWA SMP NEGERI 2 KOTA BANDUNG". Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2 (1): 72–92. doi:10.24198/kumawula.v1i3.23461. ISSN 2620-844X.
- Spyanawati, Ni Luh P. (2014). "Hasil Belajar Jurus Tunggal Cabang Olahraga Pencak Silat". Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13 (1): 13–22. ISSN 1693-1475.