Estafet: Perbedaan antara revisi
Hanif-pram (bicara | kontrib) Penambahan lari estafet. |
menambahkan istilah yang tercatat di kbbi dan istilah umum Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(54 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[File:Gold_Relay_UK_WOC_2008-crop.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Gold_Relay_UK_WOC_2008-crop.jpg|jmpl|Pemenang medali emas estafet pada World Orienteering Championship 2008]] |
|||
{{rapikan}} |
|||
'''Estafet''' (disebut juga '''lari beranting''' atau '''lari sambung''') adalah salah satu cabang [[olahraga]] lari dalam kategori [[atletik]] yang dilakukan secara beregu dan setiap pelari harus menempuh jarak yang telah ditentukan sebelum memberikan [[tongkat]] penyambung ke teman satu tim yang berada di depannya. Proses ini harus diulang beberapa kali hingga sampai pada pelari terakhir untuk secepat mungkin mencapai garis akhir perlombaan.<ref>{{Cite web|last=Putri|first=Nina Hertiwi|date=2021-03-11|title=Lari Estafet: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar|url=https://www.sehatq.com/artikel/teknik-dasar-lari-estafet-cabang-olahraga-lari-dalam-atletik|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-22}}</ref> Setiap regu otomatis akan didiskualifikasi apabila salah satu pelari kehilangan tongkat estafet dan menghalangi perpindahan tongkat regu lain saat berlari menuju garis akhir. Regu masih memiliki kesempatan apabila menjatuhkan tongkat dan masih bisa menyerahkannya kembali kepada pelari lain di depannya.<ref>{{Cite news|last=Tysara|first=Laudia|date=2022-01-17|title=Pengertian Lari Estafet adalah Olahraga Membawa Tongkat Bersambung, Simak Peraturannya|url=https://hot.liputan6.com/read/4861729/pengertian-lari-estafet-adalah-olahraga-membawa-tongkat-bersambung-simak-peraturannya|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2022-02-22|editor-last=Shidqiyyah|editor-first=Septika}}</ref> |
|||
{{referensi}} |
|||
Selain kepentingan prestasi [[atlet]], lari sambung juga memiliki tujuan yang baik untuk [[anak]] usia dini antara lain untuk melatih ketangkasan, melatih meningkatkan koordinasi, melatih kecepatan, melatih sikap kerja sama, melatih kelincahan. Dengan demikian bermain estafet apabila dikembangkan sangat memiliki banyak manfaat untuk anak-anak baik dalam menjalankan aktivitas belajar dalam bermain maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari dapat berjalan secara optimal.<ref>{{Cite journal|last=Dwiningsih|first=Rurin|last2=Aisyah|first2=Aisyah|last3=Ibrahim|first3=Husain|date=2019-10-28|title=Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lari Estafet|url=http://ojs.uho.ac.id/index.php/RGAP/article/view/9193/pdf|journal=Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO|language=en|volume=2|issue=3|pages=226|doi=10.36709/jrga.v2i3.9193|issn=2615-5664}}</ref> |
|||
'''Lari sambung''' atau '''lari estafet''' adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. |
|||
⚫ | |||
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter=400 meter dan nomor 4 x 400 meter (1.600 meter). Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan kemahiran dalam menerima tongkat dengan cepat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari. |
|||
Lari sambung dimulai dari [[bangsa]] [[Aztek]], [[Inka]], dan [[Maya]] bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di [[Yunani]], estafet [[obor]] diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan [[api]] [[keramat]] ke jajahan-jajahan baru. [[Tradisi]] api [[olimpiade]] berasal dari tradisi Yunani tersebut. Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama kali diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di [[Stockholm]]. Estafet 4 x 100 meter bagi [[wanita]] sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.<ref>{{Cite book|last=Suratmin|first=|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=GnovEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA47&dq=lari+sambung+adalah&hl=en|title=Kepelatihan Atletik Jalan dan Lari - Rajawali Pers|location=Depok|publisher=PT. Raja Grafindo Persada|isbn=978-602-425-348-6|pages=47|language=id|url-status=live}}</ref> |
|||
== Ukuran tongkat == |
|||
* TEKNIK |
|||
Tongkat estafet mempunyai ukuran khusus. Berdasarkan peraturan perlombaan tahun 2018-2019 dinyatakan bahwa tongkat estafet berbentuk [[tabung]] halus berongga, berpenampang [[lingkaran]], terbuat dari [[kayu]] atau [[logam]] atau bahan lain yang sejenis. Ukuran tongkat mempunyai panjang 28–30 cm, diameter untuk dewasa 4 cm, diameter untuk anak-anak 2 cm, dan beratnya tidak kurang dari 50 gram. Tongkat harus terlihat berwarna sehingga jelas dilihat selama lomba.<ref>{{Cite book|last=Nopiyanto|first=Yahya Eko|last2=Raibowo|first2=Septian|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=lAUQEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA50&dq=lari+sambung+adalah&hl=en|title=Dasar-dasar Atletik|location=Bengkulu|publisher=El Markazi|isbn=978-623-6584-44-6|pages=54|language=id|url-status=live}}</ref> |
|||
Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat |
|||
•Dengan cara melihat (visual) Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. |
|||
== Teknik permainan == |
|||
• Dengan cara tidak melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil mengulurkan tangan kebelakang. Selanjutnya pelari sebelumnya menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya. |
|||
Teknik permainan dalam estafet adalah pelari pertama menggunakan awalan [[jongkok]]. Pelari kedua dan seterusnya menggunakan awalan melayang (berdiri). Ketika ada aba-aba permainan dimulai, pelari pertama menuju pelari kedua dengan membawa tongkat, pelari kedua menuju pelari ketiga dan seterusnya.<ref>{{Cite journal|last=Sari|first=Bibit Retno|last2=Sinaga|first2=Santa Idayana|date=2020|title=Pengaruh Bermain Lari Estafet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B Usia 5-6 Tahun TK Yaspa Palembang|url=https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/olahraga/article/view/1233/1108|journal=PERNIK Jurnal PAUD|volume=3|issue=2|pages=182|doi=10.31851/pernik.v4i1.6796|issn=2622-5174}}</ref> Untuk teknik pemberian tongkat dibagi menjadi tiga yaitu pemberian tongkat dari atas, pemberian tongkat dari bawah dan pemberian tongkat dengan cara didorong. Untuk teknik penerimaan tongkat dibagi menjadi dua yaitu teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat dan penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat.<ref>{{Cite book|last=Lengkana|first=Anggi Setia|date=2015|url=https://books.google.com/books?id=vPzoDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA43&dq=lari+sambung+adalah&hl=en|title=Belajar & Berlatih Atletik|location=Bandung|publisher=CV Salam Insan Mulia|isbn=978-602-74162-5-3|pages=43|language=id|url-status=live}}</ref> |
|||
* TEKNIK PEMBERIAN TONGKAT |
|||
•Dari bawah jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang. |
|||
== Aturan permainan == |
|||
•Dari atas jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka penerima juga menggunakan tangan kanan. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari depan melalui atas. |
|||
Aturan permainan estafet setiap regu berlari pada [[lintasan]] masing-masing yang sudah ditentukan. Saat melakukan awalan, tongkat yang dipegang pelari pertama tidak boleh menyentuh [[tanah]]. Pemberian tongkat kepada pelari selanjutnya tidak boleh dilempar. Pengoperan tongkat dilakukan pada jarak 20 meter di ''wissel zone''. Jika pengoperan dilakukan di luar zona tersebut akan didiskualifikasi. Penerima tongkat dibolehkan menunggu pada jarak 10 meter sebelum zona tersebut. Jika tongkat jatuh maka tongkat harus diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Pelari pertama membawa tongkat degan menggunakan awalan jongkok. Tongkat diberikan kepada pelari selanjutnya, yaitu pelari kedua. Pelari kedua, ketiga, dan keempat menerima tongkat dengan menggunakan start melayang. Pelari kedua memberikan tongkat ke pelari ketiga, dan pelari ketiga memberikan tongkat ke pelari keempat. Selanjutnya, pelari keempat berlari membawa tongkat sampai ke garis akhir.<ref>{{Cite book|last=Nelistya|first=Anne|date=2019|url=https://books.google.com/books?id=wsNdCwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA30&dq=lari+sambung+adalah&hl=en|title=Menjadi Pemain Atletik yang Tangguh|location=Bandung|publisher=Be Champion|isbn=978-602-8884-07-5|pages=29|language=id|url-status=live}}</ref> |
|||
* TEKNIK MENERIMA TONGAKAT ESTAFET |
|||
•visual: Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya digunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter. |
|||
== Prinsip permainan == |
|||
•Non Visual: Cara ini digunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke belakang,karena jarak yang digunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter. |
|||
Dalam estafet ada prinsip permainan yang harus dipatuhi oleh atlet seperti pengoperan atau pemberian tongkat lebih baik dilakukan secara bersilang, yaitu pelari satu dan tiga memegang tongkat dengan [[tangan]] [[kanan]]. Sementara, pelari dua dan empat menahan tongkat dengan tangan bagian [[kiri]]. Penempatan posisi pelari sebaiknya sesuai dengan kelebihan yang dimiliki oleh setiap pelari. Pelari yang mempunyai kemampuan baik dalam jalur tikung, sebaiknya ditempatkan di nomor satu dan tiga. Sedangkan, pelari yang memiliki kemampuan daya tahan harus diposisikan pada nomor dua dan empat. Jarak penantian para pelari dengan nomor dua, tiga, dan empat harus tepat sesuai dengan kebiasaan waktu [[latihan]]. Setelah pelari nomor satu, dua, dan tiga memberikan tongkat, jangan keluar dari lintasannya masing-masing sebelum pelari nomor empat sampai pada garis akhir''.''<ref>{{Cite news|last=Maarif|first=Syamsul Dwi|date=2021-11-01|title=Apa Itu Lari Estafet? Berapa Ukuran Tongkat Lari Sambung?|url=https://tirto.id/apa-itu-lari-estafet-berapa-ukuran-tongkat-lari-sambung-gkT2|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2022-02-22}}</ref> |
|||
* DAERAH PERGANTIAN TONGKAT DAN CARA MENEMPATKAN ANTARA PELARI -PELARI |
|||
•Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan tikungan |
|||
== Kesalahan dalam permainan == |
|||
•Pelari ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus |
|||
Biasanya para atlet estafet melakukan beberapa kesalahan permainan yang dapat merugikan tim yaitu, penerima tongkat belum siap menerima tongkat dan memulai terlalu dini atau terlambat. Hal ini disebabkan karena penerima tongkat tidak mengetahui tugasnya dengan pasti dan keliru memperkirakan kecepatan pemberi tongkat. Penerima tongkat berlari dengan tangan ke belakang, selama beberapa langkah sebelum menerima tongkat. Alasannya penerima tongkat tidak merasa pasti apakah akan menerima tongkat dan takut tidak menerima tongkat. Pelari menjatuhkan tongkat saat dioperkan. Alasannya pemberi tongkat mungkin tidak memegang 1/3 pangkal tongkat. Penerima tongkat tidak membuka telapak tangan dengan benar atau membiarkan tangan bergoyang sehingga menjadi target yang tidak tetap. Tangan yang menerima mungkin diulurkan terlalu [[tinggi]] atau terlalu [[rendah]]. Pemberi tongkat terlalu cepat mengulurkan tangan untuk mengoperkan tongkat dan merusak [[ritme]] [[lari]]. Karena pemberi tongkat merasa gelisah dan tidak pasti dimana tongkat akan dioperkan. Pemberi tongkat memperlambat langkahnya sebelum mengoperkan tongkat. Alasannya pemberi tongkat menghawatirkan pengoperan tongkat dan tidak pasti dimana tongkat yang akan dioperkan. Pelari mungkin memiliki ketahanan lari yang tidak memadai. Pelari menendang [[tumit]] penerima. Hal ini disebabkan karena pelari melupakan bagian litasan yang harus ditempuh. Penerima terlambat memulai lari. Pemberi meninggalkan lintasan segera setelah mengoperkan tongkat ke penerima tongkat. Hal ini disebabkan pengetahuan pelari tentang peraturan yang mengontrol lomba estafet kurang. Anggota tim yang terakhir, saat menerima tongkat, memindahkan tongkat ke tangan yang lain. Alasannya pelari tidak memahami tugas-tugas anggota terakhir dalam tim. Atau pelari terlalu semangat atau gelisah.<ref>{{Cite book|last=Muhtar|first=Tatang|last2=Irawati|first2=Riana|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=qGvoDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA44&dq=lari+sambung+adalah&hl=en|title=Atletik|location=Sumedang|publisher=UPI Sumedang Press|isbn=978-602-6438-91-1|pages=42|language=id|url-status=live}}</ref> |
|||
•Pelari ke 3 Di daerah start ketiga dengan lintasan tikungan |
|||
•pelari ke 4 Di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish |
|||
* HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM LARI ESTAFET |
|||
•pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada tangan kiri. |
|||
•Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. |
|||
•Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat seperti pada waktu latihan. |
|||
•Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing. |
|||
== Peraturan Perlombaan == |
|||
1.) Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat. |
|||
2.) Lari Estafet(Lari Beranting). Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu dari cabang atletik. Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang |
|||
pemain untuk melakukan olahraga tersebut. |
|||
Jarak Tempuh Lari estafet: 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M. Start yang sering digunakan dalam Lari Estafet: Start Jongkok sering digunakan pada pelari pertama (1), Sedangkan Start Melayang sering digunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat (2,3,4). |
|||
'''Ketentuan perlombaan:''' |
|||
* Diperbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400 meter dengan risiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut. |
|||
* Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100 meter dengan risiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam pertandingan. |
|||
== Tongkat == |
|||
* Panjang: 30 centimeter |
|||
** Diameter: |
|||
*** Untuk dewasa: 4 cm |
|||
*** Untuk anak-anak: 2 cm |
|||
**** Berat tongkat: 50 gr |
|||
<br /> |
|||
⚫ | |||
Dimulai dengan sebuah pertandingan yang dilakukan oleh 3 bangsa pada masa lalu. Mereka adalah bangsa Astek, Inka dan juga Maya. Ketiganya mengadadakan misi berupa lari bersambung dengan tujuan untuk menyampaikan sebuah berita penting. |
|||
Di sisi lain, bangsa Yunani Kuno juga telah melakukan hal serupa dengan tujuan yang berbeda yaitu untuk pemujaan spiritual. Kala itu mereka bukan menggunakan tongkat melainkan obor yang harus dipindah tangankan ke pemain lain. Hingga pada tahun 1992, lari estafet dipertandingkan dalam olimpiade untuk pertama kalinya. |
|||
<br /> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
# [https://www.mastekno.com/id/lari-estafet/ Lari Estafet: Pengertian, Sejarah dan Teknik] MasTekno. 14 September 2019. Diakses pada 15 Desember 2019. |
|||
[[Kategori:Atletik]] |
[[Kategori:Atletik]] |
Revisi terkini sejak 19 Desember 2023 21.36
Estafet (disebut juga lari beranting atau lari sambung) adalah salah satu cabang olahraga lari dalam kategori atletik yang dilakukan secara beregu dan setiap pelari harus menempuh jarak yang telah ditentukan sebelum memberikan tongkat penyambung ke teman satu tim yang berada di depannya. Proses ini harus diulang beberapa kali hingga sampai pada pelari terakhir untuk secepat mungkin mencapai garis akhir perlombaan.[1] Setiap regu otomatis akan didiskualifikasi apabila salah satu pelari kehilangan tongkat estafet dan menghalangi perpindahan tongkat regu lain saat berlari menuju garis akhir. Regu masih memiliki kesempatan apabila menjatuhkan tongkat dan masih bisa menyerahkannya kembali kepada pelari lain di depannya.[2]
Selain kepentingan prestasi atlet, lari sambung juga memiliki tujuan yang baik untuk anak usia dini antara lain untuk melatih ketangkasan, melatih meningkatkan koordinasi, melatih kecepatan, melatih sikap kerja sama, melatih kelincahan. Dengan demikian bermain estafet apabila dikembangkan sangat memiliki banyak manfaat untuk anak-anak baik dalam menjalankan aktivitas belajar dalam bermain maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari dapat berjalan secara optimal.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut. Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama kali diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.[4]
Ukuran tongkat
[sunting | sunting sumber]Tongkat estafet mempunyai ukuran khusus. Berdasarkan peraturan perlombaan tahun 2018-2019 dinyatakan bahwa tongkat estafet berbentuk tabung halus berongga, berpenampang lingkaran, terbuat dari kayu atau logam atau bahan lain yang sejenis. Ukuran tongkat mempunyai panjang 28–30 cm, diameter untuk dewasa 4 cm, diameter untuk anak-anak 2 cm, dan beratnya tidak kurang dari 50 gram. Tongkat harus terlihat berwarna sehingga jelas dilihat selama lomba.[5]
Teknik permainan
[sunting | sunting sumber]Teknik permainan dalam estafet adalah pelari pertama menggunakan awalan jongkok. Pelari kedua dan seterusnya menggunakan awalan melayang (berdiri). Ketika ada aba-aba permainan dimulai, pelari pertama menuju pelari kedua dengan membawa tongkat, pelari kedua menuju pelari ketiga dan seterusnya.[6] Untuk teknik pemberian tongkat dibagi menjadi tiga yaitu pemberian tongkat dari atas, pemberian tongkat dari bawah dan pemberian tongkat dengan cara didorong. Untuk teknik penerimaan tongkat dibagi menjadi dua yaitu teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat dan penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat.[7]
Aturan permainan
[sunting | sunting sumber]Aturan permainan estafet setiap regu berlari pada lintasan masing-masing yang sudah ditentukan. Saat melakukan awalan, tongkat yang dipegang pelari pertama tidak boleh menyentuh tanah. Pemberian tongkat kepada pelari selanjutnya tidak boleh dilempar. Pengoperan tongkat dilakukan pada jarak 20 meter di wissel zone. Jika pengoperan dilakukan di luar zona tersebut akan didiskualifikasi. Penerima tongkat dibolehkan menunggu pada jarak 10 meter sebelum zona tersebut. Jika tongkat jatuh maka tongkat harus diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Pelari pertama membawa tongkat degan menggunakan awalan jongkok. Tongkat diberikan kepada pelari selanjutnya, yaitu pelari kedua. Pelari kedua, ketiga, dan keempat menerima tongkat dengan menggunakan start melayang. Pelari kedua memberikan tongkat ke pelari ketiga, dan pelari ketiga memberikan tongkat ke pelari keempat. Selanjutnya, pelari keempat berlari membawa tongkat sampai ke garis akhir.[8]
Prinsip permainan
[sunting | sunting sumber]Dalam estafet ada prinsip permainan yang harus dipatuhi oleh atlet seperti pengoperan atau pemberian tongkat lebih baik dilakukan secara bersilang, yaitu pelari satu dan tiga memegang tongkat dengan tangan kanan. Sementara, pelari dua dan empat menahan tongkat dengan tangan bagian kiri. Penempatan posisi pelari sebaiknya sesuai dengan kelebihan yang dimiliki oleh setiap pelari. Pelari yang mempunyai kemampuan baik dalam jalur tikung, sebaiknya ditempatkan di nomor satu dan tiga. Sedangkan, pelari yang memiliki kemampuan daya tahan harus diposisikan pada nomor dua dan empat. Jarak penantian para pelari dengan nomor dua, tiga, dan empat harus tepat sesuai dengan kebiasaan waktu latihan. Setelah pelari nomor satu, dua, dan tiga memberikan tongkat, jangan keluar dari lintasannya masing-masing sebelum pelari nomor empat sampai pada garis akhir.[9]
Kesalahan dalam permainan
[sunting | sunting sumber]Biasanya para atlet estafet melakukan beberapa kesalahan permainan yang dapat merugikan tim yaitu, penerima tongkat belum siap menerima tongkat dan memulai terlalu dini atau terlambat. Hal ini disebabkan karena penerima tongkat tidak mengetahui tugasnya dengan pasti dan keliru memperkirakan kecepatan pemberi tongkat. Penerima tongkat berlari dengan tangan ke belakang, selama beberapa langkah sebelum menerima tongkat. Alasannya penerima tongkat tidak merasa pasti apakah akan menerima tongkat dan takut tidak menerima tongkat. Pelari menjatuhkan tongkat saat dioperkan. Alasannya pemberi tongkat mungkin tidak memegang 1/3 pangkal tongkat. Penerima tongkat tidak membuka telapak tangan dengan benar atau membiarkan tangan bergoyang sehingga menjadi target yang tidak tetap. Tangan yang menerima mungkin diulurkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pemberi tongkat terlalu cepat mengulurkan tangan untuk mengoperkan tongkat dan merusak ritme lari. Karena pemberi tongkat merasa gelisah dan tidak pasti dimana tongkat akan dioperkan. Pemberi tongkat memperlambat langkahnya sebelum mengoperkan tongkat. Alasannya pemberi tongkat menghawatirkan pengoperan tongkat dan tidak pasti dimana tongkat yang akan dioperkan. Pelari mungkin memiliki ketahanan lari yang tidak memadai. Pelari menendang tumit penerima. Hal ini disebabkan karena pelari melupakan bagian litasan yang harus ditempuh. Penerima terlambat memulai lari. Pemberi meninggalkan lintasan segera setelah mengoperkan tongkat ke penerima tongkat. Hal ini disebabkan pengetahuan pelari tentang peraturan yang mengontrol lomba estafet kurang. Anggota tim yang terakhir, saat menerima tongkat, memindahkan tongkat ke tangan yang lain. Alasannya pelari tidak memahami tugas-tugas anggota terakhir dalam tim. Atau pelari terlalu semangat atau gelisah.[10]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Putri, Nina Hertiwi (2021-03-11). "Lari Estafet: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar". SehatQ. Diakses tanggal 2022-02-22.
- ^ Tysara, Laudia (2022-01-17). Shidqiyyah, Septika, ed. "Pengertian Lari Estafet adalah Olahraga Membawa Tongkat Bersambung, Simak Peraturannya". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-02-22.
- ^ Dwiningsih, Rurin; Aisyah, Aisyah; Ibrahim, Husain (2019-10-28). "Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Lari Estafet". Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO (dalam bahasa Inggris). 2 (3): 226. doi:10.36709/jrga.v2i3.9193. ISSN 2615-5664.
- ^ Suratmin (2021). Kepelatihan Atletik Jalan dan Lari - Rajawali Pers. Depok: PT. Raja Grafindo Persada. hlm. 47. ISBN 978-602-425-348-6.
- ^ Nopiyanto, Yahya Eko; Raibowo, Septian (2020). Dasar-dasar Atletik. Bengkulu: El Markazi. hlm. 54. ISBN 978-623-6584-44-6.
- ^ Sari, Bibit Retno; Sinaga, Santa Idayana (2020). "Pengaruh Bermain Lari Estafet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B Usia 5-6 Tahun TK Yaspa Palembang". PERNIK Jurnal PAUD. 3 (2): 182. doi:10.31851/pernik.v4i1.6796. ISSN 2622-5174.
- ^ Lengkana, Anggi Setia (2015). Belajar & Berlatih Atletik. Bandung: CV Salam Insan Mulia. hlm. 43. ISBN 978-602-74162-5-3.
- ^ Nelistya, Anne (2019). Menjadi Pemain Atletik yang Tangguh. Bandung: Be Champion. hlm. 29. ISBN 978-602-8884-07-5.
- ^ Maarif, Syamsul Dwi (2021-11-01). "Apa Itu Lari Estafet? Berapa Ukuran Tongkat Lari Sambung?". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-02-22.
- ^ Muhtar, Tatang; Irawati, Riana (2020). Atletik. Sumedang: UPI Sumedang Press. hlm. 42. ISBN 978-602-6438-91-1.