Stasiun Bareng: Perbedaan antara revisi
Rafie wanda (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k (via JWB) |
||
(22 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2: | Baris 2: | ||
{{infobox stasiun |
{{infobox stasiun |
||
| image = Stasiun Bareng 1.jpg |
| image = Stasiun Bareng 1.jpg |
||
| caption = |
| caption = Stasiun Bareng. |
||
| name = Bareng |
| name = Bareng |
||
| prov = Jawa Tengah |
| prov = Jawa Tengah |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
| close = 1986 |
| close = 1986 |
||
| kode = BAE |
| kode = BAE |
||
| coordinates = {{coord|6.8059317|S|110.9135505|E|region:ID_type:railwaystation|format=dms|display=inline,title}} |
|||
| no_stasiun = 3623 |
| no_stasiun = 3623 |
||
| letak = km 59+020 lintas ''[[Stasiun Jurnatan|Jurnatan]]–[[Stasiun Demak|Demak]]–<br>[[Stasiun Kudus|Kudus]]–[[Stasiun|Juwana]]–<br>[[Stasiun Rembang|Rembang]]–[[Stasiun Jatirogo|Jatirogo]]'' |
| letak = km 59+020 lintas ''[[Stasiun Jurnatan|Jurnatan]]–[[Stasiun Demak|Demak]]–<br>[[Stasiun Kudus|Kudus]]–[[Stasiun|Juwana]]–<br>[[Stasiun Rembang|Rembang]]–[[Stasiun Jatirogo|Jatirogo]]'' |
||
| line = - |
| line = - |
||
| operator = |
| operator = wpa4 |
||
| class = |
| class = |
||
| close_type = PJKA |
| close_type = PJKA |
||
| classref=<ref>{{Citebook|title=Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura|date=Juni 1989|location=Bandung|publisher=Perusahaan Jawatan Kereta Api}}</ref> |
|||
| kelas = III/kecil |
|||
}} |
}} |
||
'''Stasiun Bareng (BAE)''' |
'''Stasiun Bareng (BAE)''' merupakan [[stasiun kereta api nonaktif]] yang terletak di [[Jekulo, Jekulo, Kudus]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi IV Semarang|Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang]]. |
||
Dengan dibukanya stasiun yang dibangun oleh [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij]] pada 19 April 1884<ref name="gedboek sjs"/> |
Dengan dibukanya stasiun yang dibangun oleh [[Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij]] pada 19 April 1884,<ref name="gedboek sjs"/> diharapkan lalu lintas penumpang maupun barang menjadi lebih lancar. Awal pembangunan stasiun dan jalur kereta api ini dimaksudkan untuk menghubungkan kota-kota penting di sekitar [[Gunung Muria|Muria]] seperti [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Juwana, Pati|Juwana]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]], dan [[Kabupaten Demak|Demak]] ketika itu dengan [[Kota Semarang]]. Selain itu, juga terdapat beberapa [[pabrik gula]] di sekitar wilayah ini yang kesulitan mendistribusikan hasil olahan produk mereka. Semasa aktifnya, ada dua pabrik gula yang terkoneksi langsung dengan [[jalur kereta api Kudus–Juwana]] yakni; [[Pabrik Gula Rendeng|pabrik gula Rendeng]] yang saat ini masih beroperasi dan [[pabrik gula Tanjungmojo]] yang telah lama nonaktif sebelum kemerdekaan dan hanya menyisakan beberapa bekas rumah dinas pegawainya saja. |
||
Setelah dinyatakan nonaktif, bangunan |
Setelah dinyatakan nonaktif, bangunan halte ini sempat dialihfungsikan masyarakat sekitar. Setelah adanya penertiban aset-aset PT KAI, bangunan stasiun tidak dipakai lagi. Dahulunya, emplasemen stasiun ini memiliki dua jalur kereta api. Namun, kedua sepur ini telah lama dibongkar karena tertimbun aspal dan berubah menjadi jalan raya. |
||
Kondisinya pun semakin lama semakin rusak parah. Bekas ruang tunggu yang terbuat dari kayu bahkan, tinggal menunggu ajalnya saja. Sebab, genteng atap yang senantiasa melindunginya dari panas dan hujan banyak yang berjatuhan dan pecah. Dinding stasiun pun juga banyak yang mengelupas catnya. Meski lokasinya berada persis di pinggir jalan raya, tidak ada satu pun warga setempat yang mau merenovasi stasiun sehingga menambah suram nasib stasiun ini. Meski begitu, aset bangunan stasiun beserta tanahnya tetap dikuasai oleh [[Kereta Api Indonesia|PT KAI]] selaku pemilik lahan. |
Kondisinya pun semakin lama semakin rusak parah. Bekas ruang tunggu yang terbuat dari kayu bahkan, tinggal menunggu ajalnya saja. Sebab, genteng atap yang senantiasa melindunginya dari panas dan hujan banyak yang berjatuhan dan pecah. Dinding stasiun pun juga banyak yang mengelupas catnya. Meski lokasinya berada persis di pinggir jalan raya, tidak ada satu pun warga setempat yang mau merenovasi stasiun sehingga menambah suram nasib stasiun ini. Meski begitu, aset bangunan stasiun beserta tanahnya tetap dikuasai oleh [[Kereta Api Indonesia|PT KAI]] selaku pemilik lahan. |
||
Baris 38: | Baris 39: | ||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{Adjacent stations|system=KAI|line=Jurnatan–Rembang|left=Bendokerep|right=Telogo (Kudus)}} |
|||
{{s-rail-start}} |
|||
{{s-rail|title=KAI}} |
|||
{{s-line|system=KAI|previous=Bendokerep|line=Kudus–Juwana|notemid=eks-[[Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij]]|next=Telogo (Kudus)}} |
|||
{{s-end}} |
|||
⚫ | |||
{{coord|-6.8059317|110.9135505|display=title}} |
|||
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Tengah|Bareng]] |
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Tengah|Bareng]] |
||
[[Kategori:Jekulo, Kudus]] |
[[Kategori:Jekulo, Kudus]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 26 September 2024 10.27
Stasiun Bareng
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 6°48′21″S 110°54′49″E / 6.8059317°S 110.9135505°E | |
Operator | ||
Letak | ||
Layanan | - | |
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Informasi lain | ||
Kode stasiun |
| |
Sejarah | ||
Dibuka | 19 April 1884[3] | |
Ditutup | 1986 | |
Lokasi pada peta | ||
Stasiun Bareng (BAE) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Jekulo, Jekulo, Kudus; termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang.
Dengan dibukanya stasiun yang dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij pada 19 April 1884,[3] diharapkan lalu lintas penumpang maupun barang menjadi lebih lancar. Awal pembangunan stasiun dan jalur kereta api ini dimaksudkan untuk menghubungkan kota-kota penting di sekitar Muria seperti Rembang, Juwana, Pati, Kudus, dan Demak ketika itu dengan Kota Semarang. Selain itu, juga terdapat beberapa pabrik gula di sekitar wilayah ini yang kesulitan mendistribusikan hasil olahan produk mereka. Semasa aktifnya, ada dua pabrik gula yang terkoneksi langsung dengan jalur kereta api Kudus–Juwana yakni; pabrik gula Rendeng yang saat ini masih beroperasi dan pabrik gula Tanjungmojo yang telah lama nonaktif sebelum kemerdekaan dan hanya menyisakan beberapa bekas rumah dinas pegawainya saja.
Setelah dinyatakan nonaktif, bangunan halte ini sempat dialihfungsikan masyarakat sekitar. Setelah adanya penertiban aset-aset PT KAI, bangunan stasiun tidak dipakai lagi. Dahulunya, emplasemen stasiun ini memiliki dua jalur kereta api. Namun, kedua sepur ini telah lama dibongkar karena tertimbun aspal dan berubah menjadi jalan raya.
Kondisinya pun semakin lama semakin rusak parah. Bekas ruang tunggu yang terbuat dari kayu bahkan, tinggal menunggu ajalnya saja. Sebab, genteng atap yang senantiasa melindunginya dari panas dan hujan banyak yang berjatuhan dan pecah. Dinding stasiun pun juga banyak yang mengelupas catnya. Meski lokasinya berada persis di pinggir jalan raya, tidak ada satu pun warga setempat yang mau merenovasi stasiun sehingga menambah suram nasib stasiun ini. Meski begitu, aset bangunan stasiun beserta tanahnya tetap dikuasai oleh PT KAI selaku pemilik lahan.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Bangunan Stasiun Bareng pada tahun 2019
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ a b Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Bendokerep menuju Jurnatan
|
Jurnatan–Rembang Lintas utama SJS
|
Telogo (Kudus) menuju Rembang
|