Lompat ke isi

Frasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tsabit Mustafid (bicara | kontrib)
k Penambahan pembagian frasa berdasarkan pola DM - MD
 
(49 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Frasa''' atau '''frase''' adalah gabungan dua [[kata]] atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan bersifat non-predikatif.<ref name=":0">{{Cite book|edition=Cet. 1|title=Linguistik umum|url=https://www.worldcat.org/oclc/69141366|publisher=Rineka Cipta|date=1994|location=Jakarta|isbn=979518587X|oclc=69141366|first=Chaer, Abdul,|last=1942-|access-date=2019-02-16|archive-date=2020-08-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20200824192810/https://www.worldcat.org/oclc/69141366|dead-url=no}}</ref> Artinya, frasa hanya bisa menduduki salah satu fungsi sintaksis, bisa menjadi subjek, predikat, atau objek.<ref>{{Cite book|last=Djiwandono|first=P. Istiarto|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=eW6FUnKGnp0C&pg=PP19&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwCHoECAcQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|title=Membaca Taktis Lwt Penguasaan Pola-Pola Umum Bhs Inggris|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-1083-5|pages=7|language=en|url-status=live|access-date=2021-01-22|archive-date=2023-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230725143244/https://books.google.co.id/books?id=eW6FUnKGnp0C&pg=PP19&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwCHoECAcQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|dead-url=no}}</ref> Frasa termasuk salah satu satuan [[linguistik]] yang tidak mempunyai ciri-ciri atau batas fungsi sebagai [[klausa]] sehingga tingkatan frasa berada di bawah klausa dan di atas tingkatan [[kata]]. Frasa terdiri atas beberapa [[kata]] dan secara [[fisik]] mengisi slot-slot pada tingkatan [[klausa]].<ref>{{Cite book|last=Kadaruddin|first=|date=2016-10-21|url=https://books.google.co.id/books?id=WsViDwAAQBAJ&pg=PA163&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|title=Translation Skill|location=Yogyakarta|publisher=Deepublish|isbn=978-602-475-263-7|pages=163|language=id|url-status=live|access-date=2021-01-22|archive-date=2023-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230725143256/https://books.google.co.id/books?id=WsViDwAAQBAJ&pg=PA163&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|dead-url=no}}</ref> Frasa selalu terdiri dari [[morfem]] bebas yang tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu unsur frasa dipisahkan, makna dari sebuah kalimat dapat berubah. Maka dari itu, pemindahan tata letak frasa harus dilakukan secara keseluruhan.<ref name=":1">{{Cite book|last=Eriyanti|first=Ribut Wahyu|last2=Syarifuddin|first2=Kartika Tiara|last3=Datoh|first3=Kasem|last4=Yuliana|first4=Eka|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=VRvUDwAAQBAJ&pg=PA49&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|title=Linguistik Umum|location=Ponorogo|publisher=uwais inspirasi indonesia|isbn=978-623-227-252-1|pages=49|language=id|url-status=live|access-date=2021-01-22|archive-date=2023-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230725143242/https://books.google.co.id/books?id=VRvUDwAAQBAJ&pg=PA49&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|dead-url=no}}</ref>
{{Underlinked|date=Oktober 2016}}
{{rapikan}}


== Jenis frasa ==
'''Frasa''' atau '''frase''' adalah salah satu istilah yang sering dibicarakan dalam kajian [[linguistik]]. Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari [[klausa]] dan [[kalimat]].


=== Berdasarkan komponen pembentuknya ===
'''Frasa''' adalah gabungan kata yang bersifat nonpredikatif<ref name=":0">{{Cite book|edition=Cet. 1|title=Linguistik umum|url=https://www.worldcat.org/oclc/69141366|publisher=Rineka Cipta|date=1994|location=Jakarta|isbn=979518587X|oclc=69141366|first=Chaer, Abdul,|last=1942-}}</ref>. Berupa gabungan kata berarti frasa setidaknya terdiri atas dua kata. Bersifat nonpredikatif berarti bahwa salah satu kata yang terdapat dalam gabungan kata tersebut bukan berfungsi sebagai predikat. Sifat nonpredikatif pada gabungan kata ini yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
'''<!---->'''


==== Frasa eksosentrik ====
Beberapa contoh frasa yaitu sebagai berikut:
Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki [[konstruksi]] sama dengan unsur atau [[kompenen]] pembentuknya. Artinya salah satu komponen dari frasa eksosentrik tidak dapat saling mengisi ketika dipisahkan. Frasa eksosentris mempunyai dua komponen. Komponen yang pertama berupa perangkai yang berwujud preposisi partikel dan komponen kedua berupa sumbu.<ref name=":1" /> Frasa yang berperangkai preposisi disebut frasa preposisional atau frasa eksosentris direktif dan frasa yang berperangkai sumbu disebut Frasa eksosentris non-direktif.<ref name=":2">{{Cite book|last=Arifin|first=Zaenal|last2=Junaiyah|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=RTMoOGc5urAC&pg=PA18&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwBXoECAMQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|title=Sintaksis|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-113-7|pages=19-20|language=id|url-status=live|access-date=2021-01-22|archive-date=2023-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230725143243/https://books.google.co.id/books?id=RTMoOGc5urAC&pg=PA18&dq=frasa+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvkaf0sLDuAhWR4HMBHShXAJsQ6AEwBXoECAMQAg#v=onepage&q=frasa%20adalah&f=false|dead-url=no}}</ref>
* ayam hitam saya
* ayam hitam
* ayam saya
* rumah besar itu
* rumah besar putih itu
* rumah besar dipuncak gunung itu


===== Frasa direktif =====
Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dengan beberapa '''klausa''' di bawah ini:
Pada dasarnya, frasa preposisional menunjukkan makna berikut.
* ayam saya hitam
* rumah itu besar
* rumah besar itu putih
* rumah putih itu besar
* rumah besar itu di atas puncak gunung


* 'tempat', seperti ''di [[pasar]]'', ''ke rumah'' dan ''pada dinding''.
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, '''hitam''', '''besar''', '''putih''', '''besar''', dan '''di atas puncak gunung''' adalah predikat.
* 'asal arah', seperti ''dari kampung'' dan ''dari [[sekolah]]''
* 'asal bahan, seperti ([[cincin]]) ''dari [[emas]]'', (kue) ''dari tepung beras''
* 'tujuan arah', seperti ''ke [[Lampung]]'', ''ke Kampus''
* 'menunjukkan peralihan', seperti ''kepada saya'', (percaya) ''terhadap [[Tuhan]]''
* 'perihal', seperti ''tentang ekonomi'', (terkenang) ''akan kebaikannya''
* 'tujuan', seperti ''untukmu'', ''buatku''
* 'sebab', seperti ''karena'', ''lantaran'', ''sebab'', ''gara-gara'' (kamu)
* 'penjadian, seperti ''oleh karena'', ''untuk itu''
* 'kesertaan', seperti ''denganmu''', ''dengannya''
* 'cara, seperti ''dengan baik'', ''dengan senang''
* 'alat' seperti ''dengan cangkul'' dan ''dengan traktor''
* 'keberlangsungan', seperti ''sejak kemarin'', ''dari tadi'', ''sampai besok'', ''sarnpai nanti''
* 'penyamaan', seperti ''selaras dengan'', ''sesuai dengan'', ''sejalan dengan''
* 'perbandingan', seperti ''seperti dia'', ''sebagai bandingan''.<ref name=":2" />


== Frasa dan kata majemuk ==
===== Frasa non-direktif =====
Frasa eksosentris non-direktif yang pertama adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya, seperti ''si kancil'', ''si terdakwa'', ''sang kancit'' dan ''sang kekasih''. Kedua, frasa yang seluruhnya berperilaku sama dengan salah satu unsurnya. Artinya, terdakwa dan kekasih memiliki perilaku sama dengan si terdakwa atau sang kekasih. Ketiga, frasa yang tidak memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya, seperti ''yang mulya'', ''yang besar'' dan ''yang hebat''.<ref name=":2" />
Frasa kerap ditumpangtindihkann dengan [[kata majemuk]]. Hal paling mudah untuk membedakan frasa dan kata majemuk adalah dengan melihat makna yang muncul setelah penggabungan kata.


==== Frasa endosentrik ====
Makna frasa tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/ inti frasa. Frasa tidak memiliki makna baru. Jadi, makna dalam frasa tidak akan jauh dari makna kata pembentuknya. Misalnya:
Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki [[distribusi]] sama atau setara, sehingga ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap dapat digunakan.<ref>{{Cite web|last=Team|first=TeknoBae com|title=Frasa : Pengertian, Ciri Ciri, Jenis Dan Contoh Frasa|url=https://www.teknobae.com/2022/06/pengertian-frasa-ciri-jenis-dan-contoh-frasa.html|website=TeknoBae.com|language=id|access-date=2022-07-09|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711144833/https://www.teknobae.com/2022/06/pengertian-frasa-ciri-jenis-dan-contoh-frasa.html|dead-url=yes}}</ref> Letak atau posisi komponen inti dapat terletak di depan, misalnya pada frasa ''suami setia,'' ''rumah bagus,'' ''pelari cepat'', dan ''siswa rajin''; dapat pula terletak di belakang, misalnya pada frasa ''lebih jauh,'' ''sangat rajin'', ''sebuah kenangan'', ''sedang mengajar'', dan ''suka sekali''.
'''Meja hitam''' tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam.
'''Meja kayu''' juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.


Selain itu, frasa ini juga memiliki salah satu bagian yang disebut [[komponen]] atasan dan komponen bawahan. Kedua komponen ini disebutkan karena frasa endosentris memiliki distribusi sama dan salah satunya sebagai pendukung atau pembatas. Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau sederajat. Karena bentuk yang sederajat, maka frasa ini dapat dihubungkan dengan [[konjungsi]] koordinatif tunggal seperti ''dan'', ''atau'', ''tetapi'', ''maupun'' dan konjungsi lainnya.<ref name=":1" />
Hal tersebut tidak berlaku pada kata majemuk. Makna yang dihasilkan oleh kata majemuk umumnya jauh dari makna kata pembentuknya, bahkan bisa menimbulkan makna baru. Oleh karena itu, sering disebut mengandung makna idiomatis. Kata majemuk sering disebut pula [[kata kiasan]].


===== Frasa atributif =====
Misalnya:
Frasa yang terdiri dari inti dan penjelas (modifikator).<ref name=":3">{{Cite news|last=Ratna|first=Dewi|date=28 April 2016|title=Kenali frasa, salah satu kumpulan kata yang bukan kalimat|url=https://www.merdeka.com/pendidikan/kenali-frasa-salah-satu-kumpulan-kata-yang-bukan-kalimat.html|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2021-01-22|editor-last=Ratna|editor-first=Dewi|archive-date=2022-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220712102413/https://www.merdeka.com/pendidikan/kenali-frasa-salah-satu-kumpulan-kata-yang-bukan-kalimat.html|dead-url=no}}</ref> Sehingga frasa ini mengandung hanya satu inti yang dapat didahului atau diikuti oleh modifikator. Inti dan modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti [[nomina]], [[verba]], [[adjektiva]], atau [[adverbia]]. Jadi, hanya ada satu unsur pusat atau unsur inti sedangkan unsur lainnya adalah atribut yang tidak setara karena tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung ''dan'' dan ''atau''.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Melani|first=Seri|last2=Supadi|first2=Supadi|last3=Suryadi|first3=Suryadi|date=2019|title=Analisis Frasa pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu|url=https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/10224|journal=Jurnal Ilmiah KORPUS|language=en-US|volume=3|issue=2|pages=213|doi=10.33369/jik.v3i2.10224|issn=2614-6614|access-date=2021-01-22|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711144347/https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/view/10224|dead-url=no}}</ref> Misalnya <u>mahasiswa</u> rajin, <u>[[perpustakaan]]</u> umum, <u>anak</u> baik, <u>dara</u> cantik, <u>rumah</u> besar.
'''Meja hijau''' dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau.
'''Tangan besi''' lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.


===== Frasa koordinatif =====
== Jenis ==<!--
Frasa koordiinatif terdiri dari unsur pembentuk yang memiliki kata dengan kedudukan sama.<ref name=":3" /> Sehingga unsur-unsurnya bisa dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, misalnya kata ''dan,'' ''atau, tetapi'' (konjungsi tunggal) atau konjungsi terbagi seperti ''baik...baik, makin...makin, baik...maupun.'' Misalnya ''suami istri, pendidikan dan pelatihan, ayah ibu, makin cepat makin baik, dan baik sekarang maupun nanti.''<ref name=":4" />
# ... [[adverbial]]
# ... [[adjektif|adjektival]]
# ... [[apositif]]
# ... [[parataktis]]
# ... [[preposisional]] -->


=== Frasa eksosentris ===
===== Frasa apositif =====
Frasa yang memiliki keterangan yang ditambahkan atau diperjelas.<ref name=":3" /> Frasa ini identik dengan nomina (kata benda). Unsur-unsur pembangun frasa apositif itu memiliki kedudukan yang sama sehingga bisa saling menggantikan.<ref name=":4" /> Misalnya, ''Siti Suharsih'', ''anak Bupati Serang, kemarin sore melahirkan anaknya yang kelima di Rumah Sakit Umum Serang.''
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat (UP).Frasa ini mempunya dua komponen.


=== Berdasarkan kelas katanya ===
* Perangkai, berupa preposisi/ partikel
# [[Frasa nomina]], adalah kelompok kata yang berintikan kata benda, misalnya ''buku baru'' (inti atau yang diterangkan adalah buku).
* Sumbu
# [[Frasa verba]], adalah kelompok kata yang berintikan kata kerja misalnya ''bekerja keras'' (berintikan kata kerja pergi).
# [[Frasa adjektiva]], adalah kelompok kata yang berintikan kata sifat misalnya ''sangat hebat'' (berintikan kata sifat hebat).
# [[Frasa adverbia]], adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat, misalnya ''cerdas sekali, sudah akan, hampir baik.''
# [[Frasa preposisi]], adalah kelompok kata yang diawali preposisi (kata depan) sebagai penunjuk dan diikuti oleh kata yang bukan klausa.


=== Berdasarkan letak yang diterangkan dan yang menerangkan ===
Frasa yang memiliki perangkai preposisi dinamakan frasa eksosentris direktif atau biasa disebut frasa preposional, sementara yang memiliki perangkai selain preposisi dinamakan frasa eksosentris nondirektif.
<br />


# Frasa D-M (Diterangkan-Menerangkan)
==== Frasa eksosentris direktif ====
# Frasa M-D (Menerangkan-Diterangkan)
Ciri frase ini adalah salah satu komponennya adalah preposisi dan menempati fungsi keterangan di dalam kalimat.


'''Frasa D-M (Diterangkan-Menerangkan)'''
Contoh


Frasa D-M adalah frasa yang mensyaratkan bagian yang ''diterangkan'' berada di sebelah kiri atau belakang dan menjadi inti pembentuk frasa, sedangkan bagian yang ''menerangkan'' di sebelah kanan atau depan dan berperan sebagai atribut<ref name=":5">{{Cite book|last=Sasangka|first=Sry Satriya Tjatur Wisnu|date=2019|title=Seri Penyuluhan Kalimat|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan|pages=7|url-status=live}}</ref>. Frasa D-M biasanya menjadi pola urutan frasa nominal dan numeral. Seperti contoh berikut:
* di pasar
* dari rumah
* ke warung
* dengan ayah


# ''Rumah'' baru (Frasa Nominal)
==== Frasa eksosentris nondirektif ====
# ''Sepuluh'' ton (Frasa Numeral)
Ciri frasa ini adalah komponen pertamanya adalah artikulus, seperti si dan sang atau kata lain seperti ''yang, para, dan kaum.''<ref name=":0" />
<br />


Kedua frasa di atas memiliki pola D-M, karena bagian inti ('''''rumah''''' dan '''''sepuluh''')'' berada di sebelah kanan, sedangkan bagian atribut ('''''baru''''' dan '''''ton''''') berada di sebelah kiri.
=== Frasa endosentris ===
Frasa endosentris adalah frasa yang salah satu kompenan atau unsurnya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu komponen dapat menggantikan kedudukan keseluruhan. Misal, frase ''sedang membaca'' pada kalimat Ani sedang membaca buku. Komponen ''membaca'' dapat mengganti frase ''sedang membaca'' tanpa mengubah makna frasa tersebut.<ref name=":0" />


'''Frasa M-D (Menerangkan-Diterangkan)'''
==== Frasa endosentris berinduk tunggal ====
Frasa endoesentris berinduk tunggal adalah frasa yang memiliki induk frasa yang menjadi penanda kategori frasa.


Frasa M-D adalah kebalikan dari frasa M-D, frasa yang mensyaratkan bagian yang ''menerangkan'' berada di sebelah kiri dan menjadi atribut, sedangkan bagian yang ''diterangkan'' di sebelah kanan atau depan dan berperan sebagai inti pembentuk frasa<ref name=":5" />. Frasa M-D biasanya menjadi pola urutan frasa verbal dan adjektival. Seperti contoh berikut:
===== Frasa verbal =====
Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata ‘sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.


# belum ''mandi'' (Frasa Verbal)
Contoh:
# sangat ''cantik'' (Frasa Adjektival)
# bekerja keras
# sedang berlari


Kedua frasa di atas memiliki pola M-D, karena bagian inti ('''''mandi''''' dan '''''cantik''''') berada di sebelah kanan, sedangkan bagian atribut ('''''belum''''' dan '''''sangat''''') berada di sebelah kiri.
Secara morfologis, pada kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

===== Frasa nominal =====
Nominal adalah lawan dari verbal. Jika frasa verbal adalah frasa yang berfungsi sebagai kata kerja, maka frasa nominal berfungsi sebagai kata benda.

Contoh

# meja batu
# gerabah buatan Bantu

===== Frasa pronominal =====
Frasa pronominal adalah frasa yang induknya berkategori nomina.

Contoh

# kami berdua
# bukan cuma dia

===== Frasa numeral =====
Frasa Numeral adalah frasa yang induknya berkategori numeral.

Contoh

# cetakan pertama
# dua pucuk surat

===== Frasa adjektival =====
Frasa adjektival adalah frasa yang induknya berkategori adjektiv.

Contoh

# agak pusing
# hitam kelam


==== Frasa endosentris berinduk jamak ====
Frasa endoesentris berinduk jamak adalah frase yang komponen-komponennya memiliki fungsi dan kategori yang sederajat atau sama.

===== Frasa koordinatif =====
Frasa koordinatif adalah frasa yang komponennya sederajat dan ditandai atau secara potensial dapat diberi konjungsi koordinatif tunggal seperti ''dan, atau, tetapi'' maupun konjungsi koordinatif terbagi, seperti ''baik ... atau, makin ... makin, baik ... maupun''.

Contoh

# baik kaya atau miskin
# makin dikejar makin jauh

===== Frasa apositif =====
Frasa apositif adalah frasa yang komponennya merujuk pada hal yang sama. Cirinya adalah salah satu komponennya menerangkan komponen lainnya.

Contoh

# Andi, anak sulungku,
# Ia tidak cantik -- walaupun tidak jelek

<br />


== Rujukan ==
== Rujukan ==
<references />
<references />{{bahasa-stub}}
{{Authority control}}

== Pranala luar ==
* [http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/index.php]
{{bahasa-stub}}


[[Kategori:Frasa| ]]
[[Kategori:Frasa| ]]
[[Kategori:Frasa]]

Revisi terkini sejak 7 November 2024 14.29

Frasa atau frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan bersifat non-predikatif.[1] Artinya, frasa hanya bisa menduduki salah satu fungsi sintaksis, bisa menjadi subjek, predikat, atau objek.[2] Frasa termasuk salah satu satuan linguistik yang tidak mempunyai ciri-ciri atau batas fungsi sebagai klausa sehingga tingkatan frasa berada di bawah klausa dan di atas tingkatan kata. Frasa terdiri atas beberapa kata dan secara fisik mengisi slot-slot pada tingkatan klausa.[3] Frasa selalu terdiri dari morfem bebas yang tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu unsur frasa dipisahkan, makna dari sebuah kalimat dapat berubah. Maka dari itu, pemindahan tata letak frasa harus dilakukan secara keseluruhan.[4]

Jenis frasa

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan komponen pembentuknya

[sunting | sunting sumber]

Frasa eksosentrik

[sunting | sunting sumber]

Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki konstruksi sama dengan unsur atau kompenen pembentuknya. Artinya salah satu komponen dari frasa eksosentrik tidak dapat saling mengisi ketika dipisahkan. Frasa eksosentris mempunyai dua komponen. Komponen yang pertama berupa perangkai yang berwujud preposisi partikel dan komponen kedua berupa sumbu.[4] Frasa yang berperangkai preposisi disebut frasa preposisional atau frasa eksosentris direktif dan frasa yang berperangkai sumbu disebut Frasa eksosentris non-direktif.[5]

Frasa direktif
[sunting | sunting sumber]

Pada dasarnya, frasa preposisional menunjukkan makna berikut.

  • 'tempat', seperti di pasar, ke rumah dan pada dinding.
  • 'asal arah', seperti dari kampung dan dari sekolah
  • 'asal bahan, seperti (cincin) dari emas, (kue) dari tepung beras
  • 'tujuan arah', seperti ke Lampung, ke Kampus
  • 'menunjukkan peralihan', seperti kepada saya, (percaya) terhadap Tuhan
  • 'perihal', seperti tentang ekonomi, (terkenang) akan kebaikannya
  • 'tujuan', seperti untukmu, buatku
  • 'sebab', seperti karena, lantaran, sebab, gara-gara (kamu)
  • 'penjadian, seperti oleh karena, untuk itu
  • 'kesertaan', seperti denganmu', dengannya
  • 'cara, seperti dengan baik, dengan senang
  • 'alat' seperti dengan cangkul dan dengan traktor
  • 'keberlangsungan', seperti sejak kemarin, dari tadi, sampai besok, sarnpai nanti
  • 'penyamaan', seperti selaras dengan, sesuai dengan, sejalan dengan
  • 'perbandingan', seperti seperti dia, sebagai bandingan.[5]
Frasa non-direktif
[sunting | sunting sumber]

Frasa eksosentris non-direktif yang pertama adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya, seperti si kancil, si terdakwa, sang kancit dan sang kekasih. Kedua, frasa yang seluruhnya berperilaku sama dengan salah satu unsurnya. Artinya, terdakwa dan kekasih memiliki perilaku sama dengan si terdakwa atau sang kekasih. Ketiga, frasa yang tidak memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagiannya, seperti yang mulya, yang besar dan yang hebat.[5]

Frasa endosentrik

[sunting | sunting sumber]

Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi sama atau setara, sehingga ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap dapat digunakan.[6] Letak atau posisi komponen inti dapat terletak di depan, misalnya pada frasa suami setia, rumah bagus, pelari cepat, dan siswa rajin; dapat pula terletak di belakang, misalnya pada frasa lebih jauh, sangat rajin, sebuah kenangan, sedang mengajar, dan suka sekali.

Selain itu, frasa ini juga memiliki salah satu bagian yang disebut komponen atasan dan komponen bawahan. Kedua komponen ini disebutkan karena frasa endosentris memiliki distribusi sama dan salah satunya sebagai pendukung atau pembatas. Frasa koordinatif adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau sederajat. Karena bentuk yang sederajat, maka frasa ini dapat dihubungkan dengan konjungsi koordinatif tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun dan konjungsi lainnya.[4]

Frasa atributif
[sunting | sunting sumber]

Frasa yang terdiri dari inti dan penjelas (modifikator).[7] Sehingga frasa ini mengandung hanya satu inti yang dapat didahului atau diikuti oleh modifikator. Inti dan modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti nomina, verba, adjektiva, atau adverbia. Jadi, hanya ada satu unsur pusat atau unsur inti sedangkan unsur lainnya adalah atribut yang tidak setara karena tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau.[8] Misalnya mahasiswa rajin, perpustakaan umum, anak baik, dara cantik, rumah besar.

Frasa koordinatif
[sunting | sunting sumber]

Frasa koordiinatif terdiri dari unsur pembentuk yang memiliki kata dengan kedudukan sama.[7] Sehingga unsur-unsurnya bisa dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, misalnya kata dan, atau, tetapi (konjungsi tunggal) atau konjungsi terbagi seperti baik...baik, makin...makin, baik...maupun. Misalnya suami istri, pendidikan dan pelatihan, ayah ibu, makin cepat makin baik, dan baik sekarang maupun nanti.[8]

Frasa apositif
[sunting | sunting sumber]

Frasa yang memiliki keterangan yang ditambahkan atau diperjelas.[7] Frasa ini identik dengan nomina (kata benda). Unsur-unsur pembangun frasa apositif itu memiliki kedudukan yang sama sehingga bisa saling menggantikan.[8] Misalnya, Siti Suharsih, anak Bupati Serang, kemarin sore melahirkan anaknya yang kelima di Rumah Sakit Umum Serang.

Berdasarkan kelas katanya

[sunting | sunting sumber]
  1. Frasa nomina, adalah kelompok kata yang berintikan kata benda, misalnya buku baru (inti atau yang diterangkan adalah buku).
  2. Frasa verba, adalah kelompok kata yang berintikan kata kerja misalnya bekerja keras (berintikan kata kerja pergi).
  3. Frasa adjektiva, adalah kelompok kata yang berintikan kata sifat misalnya sangat hebat (berintikan kata sifat hebat).
  4. Frasa adverbia, adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat, misalnya cerdas sekali, sudah akan, hampir baik.
  5. Frasa preposisi, adalah kelompok kata yang diawali preposisi (kata depan) sebagai penunjuk dan diikuti oleh kata yang bukan klausa.

Berdasarkan letak yang diterangkan dan yang menerangkan

[sunting | sunting sumber]
  1. Frasa D-M (Diterangkan-Menerangkan)
  2. Frasa M-D (Menerangkan-Diterangkan)

Frasa D-M (Diterangkan-Menerangkan)

Frasa D-M adalah frasa yang mensyaratkan bagian yang diterangkan berada di sebelah kiri atau belakang dan menjadi inti pembentuk frasa, sedangkan bagian yang menerangkan di sebelah kanan atau depan dan berperan sebagai atribut[9]. Frasa D-M biasanya menjadi pola urutan frasa nominal dan numeral. Seperti contoh berikut:

  1. Rumah baru (Frasa Nominal)
  2. Sepuluh ton (Frasa Numeral)

Kedua frasa di atas memiliki pola D-M, karena bagian inti (rumah dan sepuluh) berada di sebelah kanan, sedangkan bagian atribut (baru dan ton) berada di sebelah kiri.

Frasa M-D (Menerangkan-Diterangkan)

Frasa M-D adalah kebalikan dari frasa M-D, frasa yang mensyaratkan bagian yang menerangkan berada di sebelah kiri dan menjadi atribut, sedangkan bagian yang diterangkan di sebelah kanan atau depan dan berperan sebagai inti pembentuk frasa[9]. Frasa M-D biasanya menjadi pola urutan frasa verbal dan adjektival. Seperti contoh berikut:

  1. belum mandi (Frasa Verbal)
  2. sangat cantik (Frasa Adjektival)

Kedua frasa di atas memiliki pola M-D, karena bagian inti (mandi dan cantik) berada di sebelah kanan, sedangkan bagian atribut (belum dan sangat) berada di sebelah kiri.

  1. ^ 1942-, Chaer, Abdul, (1994). Linguistik umum (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Rineka Cipta. ISBN 979518587X. OCLC 69141366. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-24. Diakses tanggal 2019-02-16. 
  2. ^ Djiwandono, P. Istiarto (2004). Membaca Taktis Lwt Penguasaan Pola-Pola Umum Bhs Inggris (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 7. ISBN 978-979-22-1083-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-25. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  3. ^ Kadaruddin (2016-10-21). Translation Skill. Yogyakarta: Deepublish. hlm. 163. ISBN 978-602-475-263-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-25. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  4. ^ a b c Eriyanti, Ribut Wahyu; Syarifuddin, Kartika Tiara; Datoh, Kasem; Yuliana, Eka (2020). Linguistik Umum. Ponorogo: uwais inspirasi indonesia. hlm. 49. ISBN 978-623-227-252-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-25. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  5. ^ a b c Arifin, Zaenal; Junaiyah (2008). Sintaksis. Jakarta: Grasindo. hlm. 19–20. ISBN 978-979-025-113-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-25. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  6. ^ Team, TeknoBae com. "Frasa : Pengertian, Ciri Ciri, Jenis Dan Contoh Frasa". TeknoBae.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2022-07-09. 
  7. ^ a b c Ratna, Dewi (28 April 2016). Ratna, Dewi, ed. "Kenali frasa, salah satu kumpulan kata yang bukan kalimat". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-12. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  8. ^ a b c Melani, Seri; Supadi, Supadi; Suryadi, Suryadi (2019). "Analisis Frasa pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu". Jurnal Ilmiah KORPUS (dalam bahasa Inggris). 3 (2): 213. doi:10.33369/jik.v3i2.10224. ISSN 2614-6614. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  9. ^ a b Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu (2019). Seri Penyuluhan Kalimat. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. hlm. 7.