Abang None Jakarta: Perbedaan antara revisi
Call me PI. (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20: | Baris 20: | ||
Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan provinsi DKI Jakarta. Dan pemenang terpilih akan mendampingi [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] atau [[Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Wakil Gubernur DKI Jakarta]] dalam acara kebudayaan. |
Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan provinsi DKI Jakarta. Dan pemenang terpilih akan mendampingi [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] atau [[Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Wakil Gubernur DKI Jakarta]] dalam acara kebudayaan. |
||
Pemegang gelar terkini adalah |
Pemegang gelar terkini adalah Muhammad Hafidz (Abang Jakarta 2024, wakil [[Kepulauan Seribu]]), dan Aliya Nissa Thaib (None Jakarta 2024, wakil [[Jakarta Barat]]) |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
Gubernur DKI Jakarta kala itu, [[Ali Sadikin]], melakukan pembenahan terhadap tata kota, dan Jakarta bertransformasi dari The Big Village menjadi Kota Metropolitan. Tidak hanya cukup pembangunan fisik, Ali juga melakukan pembangunan budaya. Dia menyadari ketika pertama kali memerintah pada 1966 penduduk Jakarta masih 3,4 juta jiwa dan dari jumlah itu sekitar 78 persen adalah pendatang. Karena Jakarta adalah ibu kota negara maka di tempat ini harus bisa diwujudkan seni budaya seluruh Indonesia. Oleh karena itu Pemeirntah DKI Jakarta membentuk BKS (Badan Kerjasama Seni dan Budaya). Dibentuk juga Dewan Kesenian Jakarta. Bersamaan dengan dibangunnya [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada 1968. |
Gubernur DKI Jakarta kala itu, [[Ali Sadikin]], melakukan pembenahan terhadap tata kota, dan Jakarta bertransformasi dari The Big Village menjadi Kota Metropolitan. Tidak hanya cukup pembangunan fisik, Ali juga melakukan pembangunan budaya. Dia menyadari ketika pertama kali memerintah pada 1966 penduduk Jakarta masih 3,4 juta jiwa dan dari jumlah itu sekitar 78 persen adalah pendatang. Karena Jakarta adalah ibu kota negara maka di tempat ini harus bisa diwujudkan seni budaya seluruh Indonesia. Oleh karena itu Pemeirntah DKI Jakarta membentuk BKS (Badan Kerjasama Seni dan Budaya). Dibentuk juga Dewan Kesenian Jakarta. Bersamaan dengan dibangunnya [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada 1968. |
||
Kontes None Jakarta Pertama diadakan bertepatan dengan HUT Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 di [[Miraca Sky Club]], [[Sarinah]]. Sebanyak 36 peserta dan terpilih [[Reziani Malik]] sebagai [[None Jakarta 1968]]. Hadiah berupa piala dari PT Arafat, tiket ke [[Paris]] dan seperangkat peralatan minum teh. Selain |
Kontes None Jakarta Pertama diadakan bertepatan dengan HUT Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 di [[Miraca Sky Club]], [[Gedung Sarinah|Sarinah]]. Sebanyak 36 peserta dan terpilih [[Reziani Malik|Riziani Malik]] sebagai [[None Jakarta 1968]]. Hadiah berupa piala dari PT Arafat, tiket ke [[Paris]] dan seperangkat peralatan minum teh. Selain Riziani, terdapat dua nama gadis yang kelak mencuat namanya, yaitu [[Connie Sutedja]] (Pemenang ketiga) dan [[Dewi Motik]] (Pemenang Harapan). |
||
Kontes None Jakarta berikutnya diadakan pada 22 |
Kontes None Jakarta berikutnya diadakan pada 22 Juni 1969 juga di Miraca Sky Club Sarinah. Pesertanya meningkat menjadi 150 orang. Panitia melakukan seleksi hingga hanya 30 finalis. Saat itu pertama kali panitia menjual tiket kepada publik seharga Rp 6.000 per lembar. Dalam kontes kedua ini, [[Masayu Nilawati Saleh]] terpilih sebagai [[None Jakarta 1969]], [[Linda Sjamsudin]] dan [[Jojo Mochtar]] sebagai pemenang kedua dan ketiga. Hadiah yang diterima Masayu adalah tiket ke Kuala Lumpur dari KLM. |
||
Sering waktu pemerintah DKI melaui BAPPARDA DKI memerlukan seorang pendamping Abang Jakarta yang mendampingi None |
Sering waktu pemerintah DKI melaui BAPPARDA DKI memerlukan seorang pendamping Abang Jakarta yang mendampingi None Jakarta, maka diselenggarakan pemilihan [[Abang None Jakarta 1971]] terpilihlah [[Hamid Alwi]] sebagai Abang Jakarta 1971 dan [[Tjike Soegiarto]] sebagai None Jakarta 1971. Dan tercatat pula nama [[Poppy Dharsono]] sebagai peserta pada tahun ini.<ref>[http://indah-nilam.blogspot.com/2013/07/sejarah-abang-none-jakarta.html Sejarah Abang None Jakarta]</ref> |
||
Pada perkembangannya Abang None Jakarta selain sebagai pendamping Gubernur dalam acara resmi, juga sebagai Duta Wisata yang mampu mempromosikan Jakarta kepada masyarat luas.<ref> |
Pada perkembangannya Abang None Jakarta selain sebagai pendamping Gubernur dalam acara resmi, juga sebagai Duta Wisata yang mampu mempromosikan Jakarta kepada masyarat luas.<ref>{{Cite web |url=http://indonesianpageants.com/ambassadors/sekilas-sejarah-abang-jakarta/ |title=Sekilas Sejarah Abang None Jakarta |access-date=2015-08-19 |archive-date=2015-03-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150322221900/http://indonesianpageants.com/ambassadors/sekilas-sejarah-abang-jakarta/ |dead-url=yes }}</ref> |
||
== Daftar Pemenang == |
== Daftar Pemenang == |
||
Baris 107: | Baris 107: | ||
| [[Abang None Jakarta 1998|1998]] || [[Leonard Abdul Aziz|Leonard Abdul Aziz M.Si]] || [[Dessy Syarif|Dessy Ilsanty Syarif, M.Psi, Psikolog]] |
| [[Abang None Jakarta 1998|1998]] || [[Leonard Abdul Aziz|Leonard Abdul Aziz M.Si]] || [[Dessy Syarif|Dessy Ilsanty Syarif, M.Psi, Psikolog]] |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 1999|1999]] || [[Erlangga Hanando Seto]] || [[Valerina |
| [[Abang None Jakarta 1999|1999]] || [[Erlangga Hanando Seto]] || [[Valerina Daniel|Valerina Novita Daniel, S.Sos., M.Com]] |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2000|2000]] || [[Arya Wishnuardi|Arya Wishnuardi SE., M.Si.]]||[[Natasya Ken Hapsari]] |
| [[Abang None Jakarta 2000|2000]] || [[Arya Wishnuardi|Arya Wishnuardi SE., M.Si.]]||[[Natasya Ken Hapsari]] |
||
Baris 137: | Baris 137: | ||
| [[Abang None Jakarta 2013|2013]] || [[Dio Aufa Handoyo]] || [[Delicia Gemma Syah Marita|Delicia Gemma Syah Marita, S.H., M.Kn.]] |
| [[Abang None Jakarta 2013|2013]] || [[Dio Aufa Handoyo]] || [[Delicia Gemma Syah Marita|Delicia Gemma Syah Marita, S.H., M.Kn.]] |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2014|2014]] || [[Zulfikri Arif|Zulfikri Arif |
| [[Abang None Jakarta 2014|2014]] || [[Zulfikri Arif|Zulfikri Arif MBA., M.Ikom]] || [[Vina Muliana|Vina Andhiani Muliana]], S.P., M.Ikom |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2015|2015]] || [[Kevin Emeraldi]], S.T ||[[Muthia Khanza]], S.E |
| [[Abang None Jakarta 2015|2015]] || [[Kevin Emeraldi]], S.T ||[[Muthia Khanza]], S.E |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2016|2016]] || |
| [[Abang None Jakarta 2016|2016]] || Taufik Hidayat, S.Si || [[Yasmine Kurnia]], S.T |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2017|2017]] || [[Ade Tandra]] || [[Karina Syahna]] |
| [[Abang None Jakarta 2017|2017]] || [[Ade Tandra]] || [[Karina Syahna]] |
||
|- |
|- |
||
| [[Abang None Jakarta 2018|2018]] || [[Muhammad Syaeful Mujab]], S.I.P || [[Athalla Hardian]] |
| [[Abang None Jakarta 2018|2018]] || [[Muhammad Syaeful Mujab]], S.I.P || [[Athalla Hardian]] |
||
|- |
|||
| [[Abang None Jakarta 2019|2019]] || [[Muhammad Abror]] || [[Melliza Xaviera Putri Yulian]] |
|||
|- |
|||
| [[Abang None Jakarta 2020|2020]] || colspan="2" | ''Tidak diselenggarakan akibat [[pandemi Covid-19]]'' |
|||
|- |
|||
| [[Abang None Jakarta 2021|2021]] || colspan="2" | ''Tidak diselenggarakan akibat [[pandemi Covid-19]]'' |
|||
|- |
|||
| [[Abang None Jakarta 2022|2022]] || Andika Pratama || Zaida Jameela Heinrich |
|||
|- |
|||
| 2023 || Muhammad Aqlyn Fahdhia Athana || Lady Sarah Karjana |
|||
|- |
|||
| 2024 || Muhammad Hafidz || Aliya Nissa Thaib |
|||
|} |
|} |
||
Baris 153: | Baris 165: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [[Www.abnonjakarta.or.id|Situs Abang None DKI Jakarta]] |
* [[Www.abnonjakarta.or.id|Situs Abang None DKI Jakarta]] |
||
[[Kategori:Duta Wisata]] |
[[Kategori:Duta Wisata]] |
||
[[Kategori:Acara bakat]] |
Revisi terkini sejak 21 September 2024 00.33
Abang None Jakarta | |
---|---|
Pembuat | Usmar Ismail |
Negara asal | Indonesia |
Rilis asli | |
Rilis | 1968 – Sekarang |
Abang None Jakarta adalah kontes pencarian duta pariwisata DKI Jakarta yang diadakan sejak tahun 1968 dan rutin berlangsung hingga kini. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan provinsi DKI Jakarta. Dan pemenang terpilih akan mendampingi Gubernur DKI Jakarta atau Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam acara kebudayaan.
Pemegang gelar terkini adalah Muhammad Hafidz (Abang Jakarta 2024, wakil Kepulauan Seribu), dan Aliya Nissa Thaib (None Jakarta 2024, wakil Jakarta Barat)
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah Abang None Jakarta bermula dari ingin mencari sosok yang bisa menjadi identitas dari Jakarta, maka di selenggarakanlah Pemilihan None Jakarta (belum ada pemilihan kategori Abang) yang diprakarsai oleh Usmar Ismail. Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin, melakukan pembenahan terhadap tata kota, dan Jakarta bertransformasi dari The Big Village menjadi Kota Metropolitan. Tidak hanya cukup pembangunan fisik, Ali juga melakukan pembangunan budaya. Dia menyadari ketika pertama kali memerintah pada 1966 penduduk Jakarta masih 3,4 juta jiwa dan dari jumlah itu sekitar 78 persen adalah pendatang. Karena Jakarta adalah ibu kota negara maka di tempat ini harus bisa diwujudkan seni budaya seluruh Indonesia. Oleh karena itu Pemeirntah DKI Jakarta membentuk BKS (Badan Kerjasama Seni dan Budaya). Dibentuk juga Dewan Kesenian Jakarta. Bersamaan dengan dibangunnya Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 1968.
Kontes None Jakarta Pertama diadakan bertepatan dengan HUT Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 di Miraca Sky Club, Sarinah. Sebanyak 36 peserta dan terpilih Riziani Malik sebagai None Jakarta 1968. Hadiah berupa piala dari PT Arafat, tiket ke Paris dan seperangkat peralatan minum teh. Selain Riziani, terdapat dua nama gadis yang kelak mencuat namanya, yaitu Connie Sutedja (Pemenang ketiga) dan Dewi Motik (Pemenang Harapan).
Kontes None Jakarta berikutnya diadakan pada 22 Juni 1969 juga di Miraca Sky Club Sarinah. Pesertanya meningkat menjadi 150 orang. Panitia melakukan seleksi hingga hanya 30 finalis. Saat itu pertama kali panitia menjual tiket kepada publik seharga Rp 6.000 per lembar. Dalam kontes kedua ini, Masayu Nilawati Saleh terpilih sebagai None Jakarta 1969, Linda Sjamsudin dan Jojo Mochtar sebagai pemenang kedua dan ketiga. Hadiah yang diterima Masayu adalah tiket ke Kuala Lumpur dari KLM.
Sering waktu pemerintah DKI melaui BAPPARDA DKI memerlukan seorang pendamping Abang Jakarta yang mendampingi None Jakarta, maka diselenggarakan pemilihan Abang None Jakarta 1971 terpilihlah Hamid Alwi sebagai Abang Jakarta 1971 dan Tjike Soegiarto sebagai None Jakarta 1971. Dan tercatat pula nama Poppy Dharsono sebagai peserta pada tahun ini.[1]
Pada perkembangannya Abang None Jakarta selain sebagai pendamping Gubernur dalam acara resmi, juga sebagai Duta Wisata yang mampu mempromosikan Jakarta kepada masyarat luas.[2]
Daftar Pemenang
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah daftar pemenang Abang None Jakarta.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sejarah Abang None Jakarta
- ^ "Sekilas Sejarah Abang None Jakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-22. Diakses tanggal 2015-08-19.