Lompat ke isi

Hang Tuah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{tambah rujukan|date=Juli 2021}}
'''Hang Tuah''' merupakan seseorang pahlawan dan tokoh legendaris [[Melayu]] pada masa pemerintahan [[Kesultanan Malaka]]. Ia adalah seorang [[peluat]] dengan pangkat ''[[laksamana]]'' dan juga petarung yang hebat di laut maupun di daratan.
[[Berkas:TuahNatlHistoryMuseumKL.jpg|jmpl|Mural perunggu Hang Tuah di lobi [[Museum Sejarah Nasional (Malaysia)|Museum Sejarah Nasional Malaysia]]]]
'''Hang Tuah''' merupakan seorang tokoh legendaris beretnis Melayu pada masa pemerintahan [[Kesultanan Malaka]] pada masa pemerintahan Sultan Mansur Shah pada abad ke-15.<ref name="NST" /> Yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Riau, Indonesia. Hal ini didasarkan pada redaksi kisah Hang Tuah yang diceritakan dalam kitab Hikayat Hang Tuah, sebuah karya sastra Melayu yang ditulis di Johor antara tahun 1688 - 1710. Dalam hikayat tersebut, Hang Tuah digambarkan sebagai seorang laksamana yang berasal dari kalangan rendah dan lahir di sebuah gubug reyot — tidak spesifik disebutkan apa pekerjaan atau profesi kesehariannya. Namun dalam Kitan Salalatus Salatin dia dikatakan seorang nelayan miskin biasa sebelum namanya menjadi masyhur.

Kendati keberadaan dan kejelasannya masih diragukan, bahkan sangat mungkin bila ia adalah tokoh fiktif lebih-lebih sering dijumpai beberapa kitab sejarah yang saling bertubrukan seperti Salalatus Salatin dengan kitab Hikayat Hang Tuah — Hang Tuah cukup melekat di benak penduduk [[Indonesia]] dan [[Malaysia]]<ref name="NST">{{cite web |author1=Arman Ahmad |date=12 December 2015 |title=Hang Tuah 'did not exist', claims historian |url=http://www.nst.com.my/news/2015/12/116922/hang-tuah-did-not-exist-claims-historian |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160520001357/http://www.nst.com.my/news/2015/12/116922/hang-tuah-did-not-exist-claims-historian |archive-date=20 May 2016 |website=New Straits Times}}</ref> Dia lebih dikenali sebagai laksamana, namun dia juga seorang diplomat dan ahli silat yang tak kalah hebat. Hang Tuah adalah salah satu tokoh pejuang pra kemerdekaan yang masyhur dalam sastra Melayu yang amat terkendala masif kontroversi dan perselisihan tentang penyejarahan faktualnya, namun diakui sebagai Pahlawan Pra Kemerdekaan di Indonesia.<ref>{{Cite web |last=Nadia |first=Alena |date=2022-05-15 |title=Filmmakers attempt to piece together fragments of Hang Tuah |url=https://www.malaysiakini.com/news/621264 |access-date=2022-05-17 |website=Malaysiakini}}</ref>


== Biografi ==
== Biografi ==
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; margin:0 0em 1em .25em; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">" Tak akan Melayu hilang di bumi "<p style="text-align: right;">— Sumpah Hang Tuah dalam [[Sulalatus Salatin]].</blockquote>
[[Berkas:Hang Tuah Mausoleum.jpg|jmpl|Makam Hang Tuah]]
[[Berkas:Hang Tuah Mausoleum.jpg|jmpl|Makam Hang Tuah]]


Penggambaran Hang Tuah dari beberapa versi [[Sulalatus Salatin]] berbeda, ada yang menyebutkan bahwa ia dahulunya adalah seorang [[nelayan]] miskin. Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda berbangsa Melayu pada masa pemerintahan [[Kesultanan Melaka]] pada abad ke-15 (Kesultanan Melayu Melaka) bermula pada abad ke-15.<ref>[http://www.uv.es/EBRIT/micro/micro_536_2.html Britannica CD - Sejarah Melayu]</ref>
Penggambaran Hang Tuah dari beberapa versi [[Sulalatus Salatin]] berbeda, ada yang menyebutkan bahwa ia dahulunya adalah seorang [[nelayan]] miskin. Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda berbangsa Melayu pada masa pemerintahan [[Kesultanan Melaka]] pada abad ke-15 (Kesultanan Melayu Melaka) bermula pada abad ke-15.<ref>{{Cite web |url=http://www.uv.es/EBRIT/micro/micro_536_2.html |title=Britannica CD - Sejarah Melayu |access-date=2012-12-27 |archive-date=2011-10-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111025091100/http://www.uv.es/EBRIT/micro/micro_536_2.html |dead-url=yes }}</ref>
Pada masa mudanya, Hang Tuah beserta empat teman seperjuangannya, [[Hang Jebat]], [[Hang Kasturi]], [[Hang Lekir]], dan [[Hang Lekiu]] membunuh sekelompok bandit-bandit dan dua orang yang berjaya menghancurkan desa dengan amarahnya. Bendahara (sederajat dengan Perdana Menteri dalam sistem pemerintahan sekarang) dari Melaka mengetahui kehebatan mereka dan mengambil mereka untuk berkerja di istana.
Pada masa mudanya, Hang Tuah beserta empat teman seperjuangannya, [[Hang Jebat]], [[Hang Kasturi]], [[Hang Lekir]], dan [[Hang Lekiu]] membunuh sekelompok bandit-bandit dan dua orang yang berjaya menghancurkan desa dengan amarahnya. Bendahara (sederajat dengan Perdana Menteri dalam sistem pemerintahan sekarang) dari Melaka mengetahui kehebatan mereka dan mengambil mereka untuk berkerja di istana.
Baris 13: Baris 16:
Hang Tuah pernah dituduh berzina dengan pelayan Raja, dan di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sesebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara.
Hang Tuah pernah dituduh berzina dengan pelayan Raja, dan di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sesebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara.


Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, [[Hang Jebat]], dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk membunuh Hang Jebat. Secara tiba-tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja. Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya.Setelah teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.
Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, [[Hang Jebat]], dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk membunuh Hang Jebat. Secara tiba-tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja. Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya. Setelah teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==

Revisi terkini sejak 27 September 2024 14.27

Mural perunggu Hang Tuah di lobi Museum Sejarah Nasional Malaysia

Hang Tuah merupakan seorang tokoh legendaris beretnis Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansur Shah pada abad ke-15.[1] Yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Riau, Indonesia. Hal ini didasarkan pada redaksi kisah Hang Tuah yang diceritakan dalam kitab Hikayat Hang Tuah, sebuah karya sastra Melayu yang ditulis di Johor antara tahun 1688 - 1710. Dalam hikayat tersebut, Hang Tuah digambarkan sebagai seorang laksamana yang berasal dari kalangan rendah dan lahir di sebuah gubug reyot — tidak spesifik disebutkan apa pekerjaan atau profesi kesehariannya. Namun dalam Kitan Salalatus Salatin dia dikatakan seorang nelayan miskin biasa sebelum namanya menjadi masyhur.

Kendati keberadaan dan kejelasannya masih diragukan, bahkan sangat mungkin bila ia adalah tokoh fiktif lebih-lebih sering dijumpai beberapa kitab sejarah yang saling bertubrukan seperti Salalatus Salatin dengan kitab Hikayat Hang Tuah — Hang Tuah cukup melekat di benak penduduk Indonesia dan Malaysia[1] Dia lebih dikenali sebagai laksamana, namun dia juga seorang diplomat dan ahli silat yang tak kalah hebat. Hang Tuah adalah salah satu tokoh pejuang pra kemerdekaan yang masyhur dalam sastra Melayu yang amat terkendala masif kontroversi dan perselisihan tentang penyejarahan faktualnya, namun diakui sebagai Pahlawan Pra Kemerdekaan di Indonesia.[2]

Makam Hang Tuah

Penggambaran Hang Tuah dari beberapa versi Sulalatus Salatin berbeda, ada yang menyebutkan bahwa ia dahulunya adalah seorang nelayan miskin. Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda berbangsa Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Melaka pada abad ke-15 (Kesultanan Melayu Melaka) bermula pada abad ke-15.[3]

Pada masa mudanya, Hang Tuah beserta empat teman seperjuangannya, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu membunuh sekelompok bandit-bandit dan dua orang yang berjaya menghancurkan desa dengan amarahnya. Bendahara (sederajat dengan Perdana Menteri dalam sistem pemerintahan sekarang) dari Melaka mengetahui kehebatan mereka dan mengambil mereka untuk berkerja di istana.

Semasa ia bekerja di istana, Hang Tuah telah menemani Sultan Mansur Syah dalam berbagai tugas kenegaraan. Dalam kunjungan diplomatik ke Majapahit, Hang Tuah berduel dengan seseorang petarung dari Jawa yang terkenal dengan sebutan Taming Sari. Dalam duel tersebut Hang Tuah berhasil membunuh Taming Sari, dan keris peninggalan Taming Sari lalu dianugerahkan oleh Raja Suraprabhawa kepada Hang Tuah.

Hang Tuah pernah dituduh berzina dengan pelayan Raja, dan di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sesebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara.

Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, Hang Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk membunuh Hang Jebat. Secara tiba-tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja. Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya. Setelah teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Kehebatan Hang Tuah, menginspirasikan masyarakat untuk tetap mengabadikan namanya. Selain digunakan untuk nama jalan, namanya juga dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan bahari. Nama Hang Tuah digunakan untuk beberapa institusi pendidikan kemaritiman, antara lain Universitas Hang Tuah di Surabaya serta Sekolah Menengah Kejuruan Pelayaran Hang Tuah di Kediri Jawa Timur. Selain itu salah satu kapal perang Indonesia, juga menggunakan namanya yaitu, KRI Hang Tuah.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Arman Ahmad (12 December 2015). "Hang Tuah 'did not exist', claims historian". New Straits Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 May 2016. 
  2. ^ Nadia, Alena (2022-05-15). "Filmmakers attempt to piece together fragments of Hang Tuah". Malaysiakini. Diakses tanggal 2022-05-17. 
  3. ^ "Britannica CD - Sejarah Melayu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-25. Diakses tanggal 2012-12-27.