Lompat ke isi

Tuberkulosis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.71.233.203 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RianHS
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
{{Penyangkalan-medis}}
{{Infobox disease
{{Infobox medical condition
|Name = Tuberkulosis
| name = Tuberkulosis
|Image = Tuberculosis-x-ray-1.jpg
| image = Tuberculosis-x-ray-1.jpg
|Caption = Hasil [[Sinar-X]] dada seorang penderita Tuberkulosis tingkat lanjut. Panah putih menunjukkan adanya infeksi pada kedua belah paru-paru. Panah hitam menunjukkan adanya lubang yang sudah terbentuk.
| caption = Hasil [[Sinar-X]] dada seorang penderita Tuberkulosis tingkat lanjut. Panah putih menunjukkan adanya infeksi pada kedua belah paru-paru. Panah hitam menunjukkan adanya lubang yang sudah terbentuk.
| symptoms = [[batuk|Batuk kronis]], [[demam]], [[hemoptisis]], berat badan turun<ref name=WHO2015Fact/>
|DiseasesDB = 8515
| onset =
|ICD10 = {{ICD10|A|15||a|15}}–{{ICD10|A|19||a|15}}
| duration =
|ICD9 = {{ICD9|010}}–{{ICD9|018}}
| causes = ''[[Mycobacterium tuberculosis]]''<ref name=WHO2015Fact>{{Cite web|title=Tuberculosis (TB)|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis|website=who.int|language=en|access-date=8 May 2020|archive-date=30 July 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200730165218/https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis|url-status=live}}</ref>
|ICDO =
| risks = Merokok, [[HIV/AIDS]]<ref name=WHO2015Fact/>
|OMIM = 607948
| diagnosis = [[Radiograf dada]], [[kultur mikrobiologi|kultur]], [[tes Mantoux]], [[interferon gamma release assays|IGRA]]<ref name=WHO2015Fact/>
|MedlinePlus = 000077
| differential = [[Pneumonia]], [[histoplasmosis]], [[sarcoidosis]], [[kokidioidomikosis]]<ref>{{cite book | vauthors = Ferri FF |title=Ferri's differential diagnosis : a practical guide to the differential diagnosis of symptoms, signs, and clinical disorders|date=2010|publisher=Elsevier/Mosby|location=Philadelphia, PA|isbn=978-0-323-07699-9|page=Chapter T|edition=2nd}}</ref>
|MedlinePlus_mult = {{MedlinePlus2|000624}}
| prevention = Skrining bagi orang-orang dengan risiko tinggi TB, pengobatan pasien-pasien TB, [[vaksinasi]] dengan [[bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette-Guérin]] (BCG)<ref name=Haw2014>{{cite journal | vauthors = Hawn TR, Day TA, Scriba TJ, Hatherill M, Hanekom WA, Evans TG, Churchyard GJ, Kublin JG, Bekker LG, Self SG | display-authors = 6 | title = Tuberculosis vaccines and prevention of infection | journal = Microbiology and Molecular Biology Reviews | volume = 78 | issue = 4 | pages = 650–71 | date = December 2014 | pmid = 25428938 | pmc = 4248657 | doi = 10.1128/MMBR.00021-14 }}</ref><ref name=TBCon2008>{{cite book |title=Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes|date=2008|publisher=[[World Health Organization]] (WHO)|location=Geneva|isbn=978-92-4-154667-6|page=179|url=https://books.google.com/books?id=EUZXFCrlUaEC&pg=PA179|access-date=17 September 2017|archive-date=2 June 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210602232631/https://books.google.com/books?id=EUZXFCrlUaEC&pg=PA179|url-status=live}}</ref><ref name=Harr2013>{{cite book |title=Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes|date=2008|publisher=[[World Health Organization]] (WHO)|location=Geneva|isbn=978-92-4-154667-6|page=179|url=https://books.google.com/books?id=EUZXFCrlUaEC&pg=PA179|access-date=17 September 2017|archive-date=2 June 2021|archive-url=https://web.archive.org/web/20210602232631/https://books.google.com/books?id=EUZXFCrlUaEC&pg=PA179|url-status=live}}</ref>
|eMedicineSubj = med
| treatment = [[Antibiotik]]<ref name=WHO2015Fact/>
|eMedicineTopic = 2324
| medication =
|eMedicine_mult = {{eMedicine2|emerg|618}} {{eMedicine2|radio|411}}
| frequency = 25% populasi dunia (TB laten)<ref name=WHO2018Fact>{{cite web |title=Tuberculosis (TB) |url=https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis |publisher=[[World Health Organization]] (WHO) |access-date=15 September 2018 |date=16 February 2018 |archive-date=30 December 2013 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131230232509/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html |url-status=live }}</ref>
|MeshID = D014376
| deaths = 1.3&nbsp;juta orang (2022)<ref name=WHO2018Fact/>
}}
}}
'''Tuberkulosis''' ('''''Tuberculosis''''', disingkat '''Tbc'''), atau '''Tb''' (singkatan dari "'''T'''ubercle ''[[Bacillus (bentuk)|'''b'''acillus]]''") merupakan [[penyakit menular]] yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain [[mikobakterium|mikobakteria]], umumnya ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'' (disingkat "MTb" atau "MTbc").<ref name=Robbins>{{cite book|author=Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN|year=2007|title=Robbins Basic Pathology|edition=8th|publisher=Saunders Elsevier|pages=516–522|isbn=978-1-4160-2973-1}}</ref> Tuberkulosis biasanya menyerang [[paru-paru]], tetapi juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.<ref name=AP>{{cite journal|author=Konstantinos A |year=2010|title=Testing for tuberculosis |journal=Australian Prescriber |volume= 33 |issue=1|pages=12–18 |url= http://www.australianprescriber.com/magazine/33/1/12/18/}}</ref> Infeksi TB umumnya bersifat [[asimtomatik]] dan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
'''Tuberkulosis''' ('''''Tuberculosis''''', disingkat '''Tbc'''), atau '''Tb''' (singkatan dari "'''T'''ubercle ''[[Bacillus (bentuk)|'''b'''acillus]]''") atau '''kematus'''<ref>{{Cite book|last=Stevens|first=Alan M.|last2=Tellings|first2=A. Ed Schmidgall|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=hVo2ZDYbL6gC&printsec=frontcover&hl=id#v=snippet&q=Collard&f=false|title=A Comprehensive Indonesian-English Dictionary|publisher=Ohio University Press|isbn=978-0-8214-1584-9|language=en}}</ref>merupakan [[penyakit menular]] yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain [[mikobakterium|mikobakteria]], umumnya ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'' (disingkat "MTb" atau "MTbc").<ref name=Robbins>{{cite book|author=Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN|year=2007|title=Robbins Basic Pathology|edition=8th|publisher=Saunders Elsevier|pages=516–522|isbn=978-1-4160-2973-1}}</ref> Tuberkulosis biasanya menyerang [[paru-paru]], tetapi juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.<ref name=AP>{{cite journal|author=Konstantinos A |year=2010|title=Testing for tuberculosis |journal=Australian Prescriber |volume= 33 |issue=1|pages=12–18 |url= http://www.australianprescriber.com/magazine/33/1/12/18/}}</ref>


Infeksi TB sebagian besar bersifat [[asimtomatik|tanpa gejala]] dan laten (sering disebut TB laten). Namun, satu dari sepuluh kasus infeksi laten berkembang menjadi penyakit aktif (TB aktif). Bila tuberkulosis tidak diobati, maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. Sebelum ditemukannya antibiotik yang ampuh untuk menangani TB (sekitar tahun 1900 awal) diperkirakan 1 dari 7 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu [[batuk|batuk kronis]] dengan [[hemoptisis|bercak darah]] [[sputum atau dahak]], [[demam]], [[berkeringat di malam hari]], dan [[berat badan turun]]. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. [[Diagnosis medis|Diagnosis]] TB aktif bergantung pada hasil [[radiologi tuberkulosis|radiologi]] (biasanya melalui [[sinar-X dada]]) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan [[kultur mikrobiologis]] cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada [[tes Mantoux|tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test]] (TST) dan tes darah. [[Pengobatan Tuberkulosis|Pengobatan]] sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotik dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. [[Resistensi antibiotik]] merupakan masalah yang bertambah besar pada infeksi [[tuberkulosis resisten multi-obat/multi-drug-resistant tuberculosis|tuberkulosis resisten multi-obat]] (TB MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan [[vaksinasi]] [[bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette–Guérin]].


Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu [[batuk|batuk kronis]] dengan [[Batuk darah|bercak darah]] pada sputum atau dahak, [[demam]], berkeringat di malam hari, dan [[berat badan turun]]. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan). Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. [[Diagnosis medis|Diagnosis]] TB aktif bergantung pada hasil [[radiologi tuberkulosis|radiologi]] (biasanya melalui [[Radiograf dada|rontgen dada]]) serta pemeriksaan fisik dan dilakukan [[kultur mikrobiologi]]s. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada [[tes Mantoux|tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test]] (TST) dan tes darah (IGRA). [[Pengobatan tuberkulosis|Pengobatan]] TB aktif memerlukan pemberian beberapa antibiotik secara teratur dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Dengan perkembangan antibiotik yang ada saat ini pengobatan TB yang dilakukan dengan baik akan memberikan tingkat kesembuhan diatas 90 %.
Para ahli percaya bahwa sepertiga [[populasi dunia]] telah terinfeksi oleh ''M. tuberculosis'',<ref name=WHO2012data>{{cite web|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html|title=Tuberculosis Fact sheet N°104|publisher=[[World Health Organization]]|date=November 2010|accessdate=26 July 2011}}</ref> dan infeksi baru terjadi dengan kecepatan satu orang per satu detik.<ref name=WHO2012data/> Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis yang aktif di tingkat global.<ref name=WHO2009-Epidemiolgy>{{cite book|title=Global tuberculosis control: epidemiology, strategy, financing|author=World Health Organization|year=2009|isbn=978-92-4-156380-2|chapter=Epidemiology|chapterurl=http://who.int/entity/tb/publications/global_report/2009/pdf/chapter1.pdf|accessdate=12 November 2009|pages=6–33}}</ref> Pada tahun 2010, diperkirakan terjadi pertambahan kasus baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5 juta kematian yang mayoritas terjadi di [[negara berkembang]].<ref name=WHO2011>{{cite web|title=The sixteenth global report on tuberculosis|author=World Health Organization|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/2011/gtbr11_executive_summary.pdf|year=2011}}</ref> Angka mutlak kasus Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai menurun sejak tahun 2002.<ref name=WHO2011/> Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh dunia. Dari populasi di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan tes tuberkulin, 80%-nya menunjukkan hasil positif, sementara di Amerika Serikat, hanya 5–10% saja yang menunjukkan hasil positif.<ref name=Robbins/> Masyarakat di [[Negara berkembang|dunia berkembang]] semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena kekebalan tubuh mereka yang lemah. Biasanya, mereka mengidap Tuberkulosis akibat terinfeksi virus [[HIV]] dan berkembang menjadi [[AIDS]].<ref name=Lancet11/> Pada tahun 1990-an Indonesia berada pada peringkat-3 dunia penderita TB, tetapi keadaan telah membaik dan pada tahun 2013 menjadi peringkat-5 dunia.


Namun, apabila pengobatan tidak dilakukan dengan teratur dan dengan jangka waktu yang diperlukan, bakteri TB tersebut bisa kembali kambuh dan beradaptasi menjadi resisten terhadap antibiotik. [[Resistansi antibiotik]] merupakan masalah yang besar pada penanganan epidemi TB. Infeksi [[tuberkulosis resisten obat|tuberkulosis resisten multi-obat]] (atau sering disebut TB MDR) memerlukan pengobatan yang jauh lebih berat dengan dosis obat yang jauh lebih tinggi dan tingkat kesembuhan yang jauh lebih rendah. Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan [[vaksinasi]] [[bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette–Guérin]].
== Tanda-tanda dan gejala ==

== Epidemiologi ==
TB kini menjadi penyebab kematian nomor dua setelah pandemi Covid-19 akibat penyakit menular pada tahun 2022. Setelah terjadi tren penurunan angka orang yang menderita TB secara global dari tahun 2010, angka ini kembali menaik sejak tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 dimulai. Sekitar 10,6 juta orang menderita TB dengan angka kasus TB baru yang dilaporkan adalah sebesar 7,5 juta pada tahun 2022. Angka ini merupakan angka terbesar sejak 1995 yang kemungkinan berasal dari orang-orang yang memiliki TB di tahun-tahun sebelumnya selama pandemi Covid-19 yang menyebabkan terhambatnya penemuan kasus, diagnosis, dan pengobatan TB.

Walaupun demikian, dampak lain dari adanya pandemi Covid-19 adalah penurunan angka kematian TB dengan adanya PPKM yang membatasi transmisi TB pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022, angka kematian global akibat TB (termasuk orang dengan HIV) adalah sebesar 1,30 juta yang dikatakan menurun dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Mayoritas orang yang meninggal akibat TB adalah orang yang negatif-HIV (sekitar 1,13 juta), sementara diperkirakan terdapat 167.000 kematian pada ODHA dengan TB.

Di samping itu, diperkirakan sebanyak 410.000 orang yang terinfeksi TB termasuk ke dalam golongan TB resisten multiobat (TB-MDR) atau TB resisten rifampisin (TB-RR) pada tahun 2022. Sementara orang yang menerima pengobatan jauh lebih kecil, yaitu sekitar 175.650 orang.

Dari segi geografis, daerah dengan kasus TB paling tinggi berada di Asia Tenggara (46%) diikuti Afrika (23%), Pasifik Barat (18%), diikuti Mediterania Timur (8,1%), Amerika (3,1%), dan Eropa (2,2%). Tingginya angka kasus TB di Asia Tenggara kemungkinan disebabkan oleh tiga negara yang tergolong ke dalam tiga puluh negara dengan beban kasus TB tertinggi, yaitu Indonesia (beban kasus TB tertinggi kedua, sebesar 10% kasus global), Filipina (beban kasus TB tertinggi keempat, sebesar 7,0% kasus), dan Myanmar. Selain itu, ketiga negara ini juga berperan dalam peningkatan kasus TB global tertinggi dengan penambahan 0,4 juta kasus pada tahun 2022.<ref name=":0">{{Cite book|date=2023|url=https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/373828/9789240083851-eng.pdf?sequence=1|title=Global Tuberculosis Report 2023|location=Jenewa|publisher=World Health Organization|isbn=978-92-4-008385-1|url-status=live}}</ref>

== Situasi Tuberkulosis di Indonesia ==
Indonesia (10%) termasuk ke dalam negara kedua dari tiga puluh negara dengan beban kasus TB global tertinggi didahului India (27%) dan diikuti Tiongkok (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%), dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).<ref name=":0" />

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022, jumlah semua kasus TB yang ditemukan adalah sebanyak 677.464 kasus. Angka ini meningkat dengan cukup tinggi bila dibandingkan dengan laporan pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022 dan 2020 berturut-turut, dengan temuan sebanyak 397.377 dan 351.936 kasus.<ref name=":1">{{Cite book|last=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|date=2022|title=Profil Kesehatan Indonesia 2022|location=Jakarta|publisher=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|url-status=live}}</ref>

Di Indonesia, kasus tuberkulosis tertinggi ditemukan di daerah-daerah dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Jumlah kasus tuberkulosis dari ketiga provinsi tersebut mencapai 44% dari seluruh kasus yang ditemukan di Indonesia.<ref>{{Cite book|last=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|date=2021|title=Profil Kesehatan Indonesia 2021|location=Jakarta|publisher=Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|url-status=live}}</ref>

Jika ditinjau dari jenis kelamin, kasus tuberkulosis lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu 58,0% laki-laki dan 42,0% perempuan. Sedangkan, jika dilihat dari usia, pada tahun 2021 kasus tuberkulosis banyak ditemukan pada usia produktif, yaitu rentang usia 45—54 tahun sebanyak 16,8% diikuti  rentang usia 25—34 tahun dan 55—64 tahun dengan masing-masing sebanyak 15%.<ref name=":1" />

== Tanda dan gejala ==
[[Berkas:Tuberculosis symptoms.svg|jmpl|Gejala utama jenis dan stadium TB ditunjukkan dalam gambar.<ref>{{cite web|url=http://www.emedicinehealth.com/tuberculosis/page3_em.htm|title=Tuberculosis Symptoms|publisher=[[eMedicine]]Health|author=Schiffman G|date=15 January 2009}}</ref> Banyak gejala yang tumpang tindih dengan jenis lain, tetapi ada pula gejala yang hanya spesifik (tapi tidak seluruhnya) pada jenis tertentu. Beragam jenis bisa muncul secara bersamaan.]]
[[Berkas:Tuberculosis symptoms.svg|jmpl|Gejala utama jenis dan stadium TB ditunjukkan dalam gambar.<ref>{{cite web|url=http://www.emedicinehealth.com/tuberculosis/page3_em.htm|title=Tuberculosis Symptoms|publisher=[[eMedicine]]Health|author=Schiffman G|date=15 January 2009}}</ref> Banyak gejala yang tumpang tindih dengan jenis lain, tetapi ada pula gejala yang hanya spesifik (tapi tidak seluruhnya) pada jenis tertentu. Beragam jenis bisa muncul secara bersamaan.]]
Dari kelompok yang bukan pengidap HIV namun kemudian terinfeksi Tuberkulosis, 5-10% di antaranya menunjukkan perkembangan penyakit aktif selama masa hidup mereka.<ref name=Pet2005>{{cite book|last=al.]|first=edited by Peter G. Gibson ; section editors, Michael Abramson ... [et|title=Evidence-based respiratory medicine|year=2005|publisher=Blackwell|location=Oxford|isbn=978-0-7279-1605-1|pages=321|url=http://books.google.ca/books?id=sDIKJ1s9wEQC&pg=PA321|edition=1. publ.}}</ref> Sebaliknya, dari kelompok yang terinfeksi HIV dan juga terinfeksi Tuberkulosis, ada 30% yang menunjukkan perkembangan penyakit aktif.<ref name=Pet2005/> Tuberkulosis dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja, tapi paling sering menginfeksi paru-paru (dikenal sebagai Tuberkulosis paru).<ref name=ID10/> Bila Tuberkulosis berkembang di luar paru-paru, maka disebut TB ekstra paru. TB ekstra paru juga bisa timbul bersamaan dengan TB paru.<ref name=ID10/> Tanda dan gejala umumnya antara lain [[demam]], [[menggigil (obat)|menggigil]], [[berkeringat di malam hari]], [[hilang nafsu makan|hilangnya nafsu makan]], [[berat badan turun]], dan [[lesu (medis)|lesu]].<ref name=ID10/> Dapat pula terjadi[[jari tabuh]] yang signifikan.<ref name=Pet2005/>
Dari kelompok yang bukan pengidap [[HIV]] namun kemudian terinfeksi tuberkulosis, 5-10% di antaranya menunjukkan perkembangan penyakit aktif selama masa hidup mereka.<ref name=Pet2005>{{cite book|last=al.]|first=edited by Peter G. Gibson ; section editors, Michael Abramson ... [et|title=Evidence-based respiratory medicine|year=2005|publisher=Blackwell|location=Oxford|isbn=978-0-7279-1605-1|pages=321|url=http://books.google.ca/books?id=sDIKJ1s9wEQC&pg=PA321|edition=1. publ.}}</ref> Sebaliknya, dari kelompok yang terinfeksi HIV dan juga terinfeksi tuberkulosis, ada 30% yang menunjukkan perkembangan penyakit aktif.<ref name=Pet2005/> Tuberkulosis dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja, tapi paling sering menginfeksi paru-paru (dikenal sebagai tuberkulosis paru).<ref name=ID10/> Bila tuberkulosis berkembang di luar paru-paru, maka disebut TB ekstra paru. TB ekstra paru juga bisa timbul bersamaan dengan TB paru.<ref name=ID10/> Tanda dan gejala umumnya antara lain [[demam]], [[menggigil (obat)|menggigil]], [[berkeringat di malam hari]], [[hilang nafsu makan|hilangnya nafsu makan]], [[berat badan turun]], dan [[lesu (medis)|lesu]].<ref name=ID10/> Dapat pula terjadi [[jari tabuh]] yang signifikan.<ref name=Pet2005/>


=== TB paru ===
=== Tuberkulosis paru ===
Bila infeksi Tuberkulosis yang timbul menjadi aktif, sekitar 90%-nya selalu melibatkan paru-paru.<ref name=Lancet11/><ref>{{cite book|last=Behera|first=D.|title=Textbook of pulmonary medicine|year=2010|publisher=Jaypee Brothers Medical Pub.|location=New Delhi|isbn=978-81-8448-749-7|pages=457|url=http://books.google.ca/books?id=0TbJjd9eTp0C&pg=PA457|edition=2nd ed.}}</ref> Gejala-gejalanya antara lain berupa [[nyeri dada]] dan batuk berdahak yang berkepanjangan.<!-- <ref name=Lancet11/> --> Sekitar 25% penderita tidak menunjukkan gejala apapun (yang demikian disebut "asimptomatik").<ref name=Lancet11/> Kadangkala, penderita mengalami sedikit [[hemoptysis|batuk darah]]. Dalam kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi, infeksi bisa mengikis ke dalam [[arteri pulmonalis]], dan menyebabkan pendarahan parah yang disebut [[Aneurisma Rasmussen]].<!-- <ref name=ID10/> --> Tuberkulosis juga bisa berkembang menjadi penyakit kronis dan menyebabkan luka parut luas di bagian lobus atas paru-paru.<!-- <ref name=ID10/> --> Paru-paru atas paling sering terinfeksi.<ref name=ID10/> Alasannya belum begitu jelas.<ref name="Robbins" /> Kemungkinan karena paru-paru atas lebih banyak mendapatkan aliran udara<ref name="Robbins" /> atau bisa juga karena drainase [[limfa]] yang kurang baik pada paru bagian atas.<ref name=ID10/>
Bila infeksi tuberkulosis yang timbul menjadi aktif, sekitar 90%-nya selalu melibatkan paru-paru.<ref name=Lancet11/><ref>{{cite book|last=Behera|first=D.|title=Textbook of pulmonary medicine|year=2010|publisher=Jaypee Brothers Medical Pub.|location=New Delhi|isbn=978-81-8448-749-7|pages=457|url=http://books.google.ca/books?id=0TbJjd9eTp0C&pg=PA457|edition=2nd ed.}}</ref> Gejala-gejalanya antara lain berupa [[nyeri dada]] dan batuk berdahak yang berkepanjangan.<!-- <ref name=Lancet11/> --> Sekitar 25% penderita tidak menunjukkan gejala apapun (yang demikian disebut "asimptomatik").<ref name=Lancet11/> Kadang kala, penderita mengalami sedikit [[hemoptisis|batuk darah]]. Dalam kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi, infeksi bisa mengikis ke dalam [[arteri pulmonalis]], dan menyebabkan pendarahan parah yang disebut [[aneurisma Rasmussen]].<!-- <ref name=ID10/> --> Tuberkulosis juga bisa berkembang menjadi penyakit kronis dan menyebabkan luka parut luas di bagian lobus atas paru-paru.<!-- <ref name=ID10/> --> Paru-paru atas paling sering terinfeksi.<ref name=ID10/> Alasannya belum begitu jelas.<ref name="Robbins" /> Kemungkinan karena paru-paru atas lebih banyak mendapatkan aliran udara<ref name="Robbins" /> atau bisa juga karena drainase [[limfa]] yang kurang baik pada paru bagian atas.<ref name=ID10/>


=== TB ekstra paru ===
=== Tuberkulosis ekstra paru ===
Dalam 15–20% kasus aktif, terjadi penyebaran infeksi hingga ke luar organ pernapasan dan menyebabkan TB jenis lainnya.<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=549|url=http://books.google.ca/books?id=EvGTw3wn-zEC&pg=PA549}}</ref> TB yang terjadi di luar organ pernapasan disebut "tuberkulosis ekstra paru".<ref name=Extra2005>{{cite journal|pmid=16300038|year=2005|author=Golden MP, Vikram HR|title=Extrapulmonary tuberculosis: an overview|volume=72|issue=9|pages=1761–8|journal=American family physician}}</ref> TB ekstra paru umumnya terjadi pada orang dewasa dengan [[imunosupresi]] dan anak-anak. TB ekstra paru muncul pada 50% lebih kelompok pengidap HIV.<ref name=Extra2005/> Lokasi TB ekstra paru yang bermakna termasuk: [[pleura]] (pada TB pleuritis), [[sistem saraf pusat]] (pada [[meningitis]]TB), dan [[sistem kelenjar getah bening]] (pada [[skrofuloderma]] leher). TB ekstra paru juga dapat terjadi di [[sistem urogenital]] (yaitu pada [[Tuberkulosis urogenital]]) dan pada tulang dan persendian (yaitu pada [[penyakit Pott]] tulang belakang). Bila TB menyebar ke tulang maka dapat disebut "TB tulang",<ref>{{cite book|last=Kabra|first=[edited by] Vimlesh Seth, S.K.|title=Essentials of tuberculosis in children|year=2006|publisher=Jaypee Bros. Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-81-8061-709-6|pages=249|url=http://books.google.ca/books?id=HkH0YbyBHDQC&pg=PA249|edition=3rd ed.}}</ref> yang merupakan salah satu bentuk [[osteomielitis]].<ref name="Robbins" /> Ada lagi TB yang lebih serius yaitu TB yang menyebar luas dan disebut sebagai TB diseminata, atau biasanya dikenal dengan nama [[Tuberkulosis Milier]].<ref name=ID10/> Di antara kasus TB ekstra paru, 10%-nya biasanya merupakan TB Milier.<ref name=Gho2008/>
Dalam 15–20% kasus aktif, terjadi penyebaran infeksi hingga ke luar organ pernapasan dan menyebabkan tuberkulosis jenis lainnya.<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=549|url=http://books.google.ca/books?id=EvGTw3wn-zEC&pg=PA549}}</ref> Tuberkulosis yang terjadi di luar organ pernapasan disebut "tuberkulosis ekstra paru".<ref name=Extra2005>{{cite journal|pmid=16300038|year=2005|author=Golden MP, Vikram HR|title=Extrapulmonary tuberculosis: an overview|volume=72|issue=9|pages=1761–8|journal=American family physician}}</ref> TB ekstra paru umumnya terjadi pada orang dewasa dengan [[imunosupresi]] dan anak-anak. TB ekstra paru muncul pada 50% lebih kelompok pengidap HIV.<ref name=Extra2005/> Lokasi TB ekstra paru yang bermakna termasuk: [[pleura]] (pada TB pleuritis), [[sistem saraf pusat]] (pada [[meningitis]]TB), dan [[sistem kelenjar getah bening]] (pada [[skrofuloderma]] leher). TB ekstra paru juga dapat terjadi di [[sistem urogenital]] (yaitu pada [[tuberkulosis urogenital]]) dan pada tulang dan persendian (yaitu pada [[penyakit Pott]] tulang belakang). Bila TB menyebar ke tulang maka dapat disebut "TB tulang",<ref>{{cite book|last=Kabra|first=[edited by] Vimlesh Seth, S.K.|title=Essentials of tuberculosis in children|year=2006|publisher=Jaypee Bros. Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-81-8061-709-6|pages=249|url=http://books.google.ca/books?id=HkH0YbyBHDQC&pg=PA249|edition=3rd ed.}}</ref> yang merupakan salah satu bentuk [[osteomielitis]].<ref name="Robbins" /> Ada lagi TB yang lebih serius yaitu TB yang menyebar luas dan disebut sebagai TB diseminata, atau biasanya dikenal dengan nama [[tuberkulosis milier]].<ref name=ID10/> Di antara kasus TB ekstra paru, 10%-nya biasanya merupakan TB milier.<ref name=Gho2008/>


== Etiologi (penyebab) dan Faktor Risiko ==
== Penyebab ==
=== Mikobakteria ===
=== Mikobakteria ===
[[Berkas:Mycobacterium tuberculosis.jpg|jmpl|Hasil pindai [[mikrograf elektron]] ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'']]
[[Berkas:Mycobacterium tuberculosis.jpg|jmpl|Hasil pindai [[mikrograf elektron]] ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'']]
Penyebab utama penyakit TB adalah ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'', yaitu sejenis [[basil]] [[organisme aerobik|aerobik]] kecil yang non-motil.<ref name=ID10>{{cite book|last=Dolin|first=[edited by] Gerald L. Mandell, John E. Bennett, Raphael|title=Mandell, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases|year=2010|publisher=Churchill Livingstone/Elsevier|location=Philadelphia, PA|isbn=978-0-443-06839-3|pages=Chapter 250|edition=7th}}</ref> Berbagai karakter klinis unik patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan [[lemak/lipid]] yang dimilikinya.<ref>{{cite book|author=Southwick F|title=Infectious Diseases: A Clinical Short Course, 2nd ed.|publisher=McGraw-Hill Medical Publishing Division|date=10 December 2007|pages=313–4|chapter=Chapter 4: Pulmonary Infections|page=104|url=http://pharma-books.blogspot.com/2009/01/infectious-disease-clinical-short.html|isbn=0-07-147722-5|archiveurl=http://web.archive.org/web/20090513183905/http://pharma-books.blogspot.com/2009/01/infectious-disease-clinical-short.html|archivedate=13 May 2009}}</ref> Sel-selnya [[pembelahan sel|membelah]] setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini termasuk lambat bila dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang dari satu jam.<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=525|url=http://books.google.ca/books?id=rAT1bdnDakAC&pg=PA525}}</ref> Mikobakteria memiliki lapisan ganda [[struktur sel bakteri|membran luar]] lipid.<ref name=Niederweis2010>{{cite journal |author=Niederweis M, Danilchanka O, Huff J, Hoffmann C, Engelhardt H |title=Mycobacterial outer membranes: in search of proteins |journal=Trends in Microbiology |volume=18 |issue=3 |pages=109–16 |year=2010 |month=March |pmid=20060722 |pmc=2931330|doi=10.1016/j.tim.2009.12.005 }}</ref> Bila dilakukan uji [[pewarnaan Gram]], maka MTB akan menunjukkan pewarnaan "Gram-positif" yang lemah atau tidak menunjukkan warna sama sekali karena kandungan [[lemak]] dan [[asam mikolat]] yang tinggi pada dinding selnya.<ref name=Madison_2001>{{cite journal |author=Madison B |title=Application of stains in clinical microbiology |journal=Biotech Histochem |volume=76 |issue=3 |pages=119–25 |year=2001 |pmid=11475314 |doi=10.1080/714028138}}</ref> MTB bisa tahan terhadap berbagai [[disinfektan]] lemah dan dapat bertahan hidup dalam [[Endospora|kondisi kering]] selama berminggu-minggu. Di alam, bakteri hanya dapat berkembang dalam sel [[inang (biologi)|inang]] organisme tertentu, tetapi ''M. tuberculosis'' bisa dikultur di [[in vitro|laboratorium]].<ref name=Parish_1999>{{cite journal |author=Parish T, Stoker N |title=Mycobacteria: bugs and bugbears (two steps forward and one step back) |journal=Molecular Biotechnology |volume=13 |issue=3 |pages=191–200 |year=1999| pmid=10934532 |doi = 10.1385/MB:13:3:191}}</ref>
Penyebab utama penyakit TB adalah ''[[Mycobacterium tuberculosis]]'', yaitu sejenis [[basil]] [[organisme aerobik|aerobik]] kecil yang non-motil.<ref name=ID10>{{cite book|last=Dolin|first=[edited by] Gerald L. Mandell, John E. Bennett, Raphael|title=Mandell, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases|year=2010|publisher=Churchill Livingstone/Elsevier|location=Philadelphia, PA|isbn=978-0-443-06839-3|pages=Chapter 250|edition=7th}}</ref> Berbagai karakter klinis unik patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan [[lipid]] yang dimilikinya.<ref>{{cite book|author=Southwick F|title=Infectious Diseases: A Clinical Short Course, 2nd ed.|publisher=McGraw-Hill Medical Publishing Division|date=10 December 2007|pages=313–4|chapter=Chapter 4: Pulmonary Infections|page=104|url=http://pharma-books.blogspot.com/2009/01/infectious-disease-clinical-short.html|isbn=0-07-147722-5|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090513183905/http://pharma-books.blogspot.com/2009/01/infectious-disease-clinical-short.html|archivedate=2009-05-13|access-date=2013-08-13|dead-url=no}}</ref> Sel-selnya [[pembelahan sel|membelah]] setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini termasuk lambat bila dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang dari satu jam.<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=525|url=http://books.google.ca/books?id=rAT1bdnDakAC&pg=PA525}}</ref> Mikobakteria memiliki lapisan ganda [[struktur sel bakteri|membran luar]] lipid.<ref name=Niederweis2010>{{cite journal |author=Niederweis M, Danilchanka O, Huff J, Hoffmann C, Engelhardt H |title=Mycobacterial outer membranes: in search of proteins |journal=Trends in Microbiology |volume=18 |issue=3 |pages=109–16 |year=2010 |month=March |pmid=20060722 |pmc=2931330|doi=10.1016/j.tim.2009.12.005 }}</ref> Bila dilakukan uji [[pewarnaan Gram]], maka MTB akan menunjukkan pewarnaan "Gram-positif" yang lemah atau tidak menunjukkan warna sama sekali karena kandungan [[lemak]] dan [[asam mikolat]] yang tinggi pada dinding selnya.<ref name=Madison_2001>{{cite journal |author=Madison B |title=Application of stains in clinical microbiology |journal=Biotech Histochem |volume=76 |issue=3 |pages=119–25 |year=2001 |pmid=11475314 |doi=10.1080/714028138}}</ref> MTB bisa tahan terhadap berbagai [[disinfektan]] lemah dan dapat bertahan hidup dalam [[Endospora|kondisi kering]] selama berminggu-minggu. Di alam, bakteri hanya dapat berkembang dalam sel [[inang (biologi)|inang]] organisme tertentu, tetapi ''M. tuberculosis'' bisa dikultur di [[in vitro|laboratorium]].<ref name=Parish_1999>{{cite journal |author=Parish T, Stoker N |title=Mycobacteria: bugs and bugbears (two steps forward and one step back) |journal=Molecular Biotechnology |volume=13 |issue=3 |pages=191–200 |year=1999| pmid=10934532 |doi = 10.1385/MB:13:3:191}}</ref>


Dengan menggunakan pewarnaan [[histologi]]s pada sampel [[dahak]] yang [[diekspektorat]], peneliti dapat mengidentifikasi MTB melalui mikroskop (dengan pencahayaan) biasa. (Dahak juga disebut "sputum"). MTB mempertahankan warna meskipun sudah diberi perlakukan larutan asam, sehingga dapat digolongkan sebagai [[Basil Tahan Asam]] (BTA).<ref name=Robbins/><ref name="Madison_2001"/> Dua jenis teknik pewarnaan asam yang paling umum yaitu: teknik [[pewarnaan Ziehl-Neelsen]], yang akan memberi warna merah terang pada bakteri BTA bila diletakkan pada latar biru,<ref name=Stain2000>{{cite book|author=|title=Medical Laboratory Science: Theory and Practice|publisher=Tata McGraw-Hill|location=New Delhi|year=2000|pages=473|isbn=0-07-463223-X|url=http://books.google.ca/books?id=lciNs3VQPLoC&pg=PA473}}</ref> dan teknik [[pewarnaan auramin-rhodamin]] lalu dilihat dengan [[mikroskop fluoresen]].<ref>{{cite book|last=Piot|first=editors, Richard D. Semba, Martin W. Bloem; foreword by Peter|title=Nutrition and health in developing countries|year=2008|publisher=Humana Press|location=Totowa, NJ|isbn=978-1-934115-24-4|pages=291|url=http://books.google.ca/books?id=RhH6uSQy7a4C&pg=PA291|edition=2nd ed.}}</ref>
Dengan menggunakan pewarnaan [[histologi]]s pada sampel [[dahak]] yang [[diekspektorat]], peneliti dapat mengidentifikasi MTB melalui mikroskop (dengan pencahayaan) biasa. (Dahak juga disebut "sputum"). MTB mempertahankan warna meskipun sudah diberi perlakukan larutan asam, sehingga dapat digolongkan sebagai [[Ketahanan asam|Basil Tahan Asam]] (BTA).<ref name=Robbins/><ref name="Madison_2001"/> Dua jenis teknik pewarnaan asam yang paling umum yaitu: teknik [[pewarnaan Ziehl-Neelsen]], yang akan memberi warna merah terang pada bakteri BTA bila diletakkan pada latar biru,<ref name=Stain2000>{{cite book|author=|title=Medical Laboratory Science: Theory and Practice|publisher=Tata McGraw-Hill|location=New Delhi|year=2000|pages=473|isbn=0-07-463223-X|url=http://books.google.ca/books?id=lciNs3VQPLoC&pg=PA473}}</ref> dan teknik [[pewarnaan auramin-rhodamin]] lalu dilihat dengan [[mikroskop fluoresen]].<ref>{{cite book|last=Piot|first=editors, Richard D. Semba, Martin W. Bloem; foreword by Peter|title=Nutrition and health in developing countries|year=2008|publisher=Humana Press|location=Totowa, NJ|isbn=978-1-934115-24-4|pages=291|url=http://books.google.ca/books?id=RhH6uSQy7a4C&pg=PA291|edition=2nd ed.}}</ref>


Kompleks ''M. tuberculosis'' (KMTB) juga termasuk [[mikobakterium|mikobakteria]] lain yang juga menjadi penyebab TB: ''[[Mycobacterium bovis|M. bovis]]'', ''[[Mycobacterium africanum|M. africanum]]'', ''[[Mycobacterium canetti|M. canetti]]'', dan ''[[Mycobacterium microti|M. microti]]''.<ref>{{cite journal |author=van Soolingen D |title=A novel pathogenic taxon of the Mycobacterium tuberculosis complex, Canetti: characterization of an exceptional isolate from Africa |journal=International Journal of Systematic Bacteriology |volume=47 |issue=4 |pages=1236–45 |year=1997 |pmid=9336935|doi=10.1099/00207713-47-4-1236 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Hoogenboezem |first2=T. |last3=De Haas|first3=P. E. W. |last4=Hermans |first4=P. W. M. |last5=Koedam |first5=M. A. |last6=Teppema |first6=K. S. |last7=Brennan|first7=P. J. |last8=Besra |first8=G. S. |last9=Portaels |first9=F.}}</ref> ''M. africanum'' tidak menyebar luas, tetapi merupakan penyebab penting Tuberkulosis di sebagian wilayah Afrika.<ref>{{cite journal |author=Niemann S |title=Mycobacterium africanum Subtype II Is Associated with Two Distinct Genotypes and Is a Major Cause of Human Tuberculosis in Kampala, Uganda|journal=J. Clin. Microbiol. |volume=40 |issue=9 |pages=3398–405 |year=2002 |pmid=12202584 |pmc=130701|doi=10.1128/JCM.40.9.3398-3405.2002 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Rusch-Gerdes |first2=S. |last3=Joloba|first3=M. L. |last4=Whalen |first4=C. C. |last5=Guwatudde |first5=D. |last6=Ellner |first6=J. J. |last7=Eisenach|first7=K. |last8=Fumokong |first8=N. |last9=Johnson |first9=J. L.}}</ref><ref>{{cite journal |author=Niobe-Eyangoh SN|title=Genetic Biodiversity of Mycobacterium tuberculosis Complex Strains from Patients with Pulmonary Tuberculosis in Cameroon |journal=J. Clin. Microbiol. |volume=41 |issue=6 |pages=2547–53 |year=2003 |pmid=12791879 |pmc=156567|doi=10.1128/JCM.41.6.2547-2553.2003 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Kuaban |first2=C. |last3=Sorlin|first3=P. |last4=Cunin |first4=P. |last5=Thonnon |first5=J. |last6=Sola |first6=C. |last7=Rastogi |first7=N.|last8=Vincent |first8=V. |last9=Gutierrez |first9=M. C.}}</ref> ''M. bovis'' merupakan penyebab umum Tuberkulosis, tetapi pengenalan [[pasteurisasi|susu pasteurisasi]] telah berhasil memusnahkan jenis mikobakterium yang selama ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang ini.<ref name=Robbins/><ref>{{cite journal |author=Thoen C, Lobue P, de Kantor I |title=The importance of ''Mycobacterium bovis'' as a zoonosis |journal=Vet. Microbiol. |volume=112 |issue=2–4 |pages=339–45 |year=2006|pmid=16387455 |doi=10.1016/j.vetmic.2005.11.047}}</ref> ''M. canetti'' merupakan jenis langka dan sepertinya hanya ada di kawasan [[Tanduk Afrika]], meskipun beberapa kasus pernah ditemukan pada kelompok emigran Afrika.<ref>{{cite book|last=Acton|first=Q. Ashton|title=Mycobacterium Infections: New Insights for the Healthcare Professional|year=2011|publisher=ScholarlyEditions|isbn=978-1-4649-0122-5|pages=1968|url=http://books.google.ca/books?id=g2iFfV6uEuAC&pg=PA1968}}</ref><ref>{{cite journal|last=Pfyffer|first=GE|coauthors=Auckenthaler, R, van Embden, JD, van Soolingen, D|title=Mycobacterium canettii, the smooth variant of M. tuberculosis, isolated from a Swiss patient exposed in Africa.|journal=Emerging infectious diseases|date=1998 Oct-Dec|volume=4|issue=4|pages=631-4|pmid=9866740}}</ref> ''M. microti'' juga merupakan jenis langka dan seringkali ditemukan pada penderita yang mengalami imunodefisiensi, meski demikian, patogen ini kemungkinan bisa bersifat lebih umum dari yang kita bayangkan.<ref>{{cite journal|last=Panteix|first=G|coauthors=Gutierrez, MC, Boschiroli, ML, Rouviere, M, Plaidy, A, Pressac, D, Porcheret, H, Chyderiotis, G, Ponsada, M, Van Oortegem, K, Salloum, S, Cabuzel, S, Bañuls, AL, Van de Perre, P, Godreuil, S|title=Pulmonary tuberculosis due to Mycobacterium microti: a study of six recent cases in France.|journal=Journal of medical microbiology|date=2010 Aug|volume=59|issue=Pt 8|pages=984-9|pmid=20488936}}</ref>
Kompleks ''M. tuberculosis'' (KMTB) juga termasuk [[mikobakterium|mikobakteria]] lain yang juga menjadi penyebab TB: ''[[Mycobacterium bovis|M. bovis]]'', ''[[Mycobacterium africanum|M. africanum]]'', ''[[Mycobacterium canetti|M. canetti]]'', dan ''[[Mycobacterium microti|M. microti]]''.<ref>{{cite journal |author=van Soolingen D |title=A novel pathogenic taxon of the Mycobacterium tuberculosis complex, Canetti: characterization of an exceptional isolate from Africa |journal=International Journal of Systematic Bacteriology |volume=47 |issue=4 |pages=1236–45 |year=1997 |pmid=9336935|doi=10.1099/00207713-47-4-1236 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Hoogenboezem |first2=T. |last3=De Haas|first3=P. E. W. |last4=Hermans |first4=P. W. M. |last5=Koedam |first5=M. A. |last6=Teppema |first6=K. S. |last7=Brennan|first7=P. J. |last8=Besra |first8=G. S. |last9=Portaels |first9=F.}}</ref> ''M. africanum'' tidak menyebar luas, tetapi merupakan penyebab penting Tuberkulosis di sebagian wilayah Afrika.<ref>{{cite journal |author=Niemann S |title=Mycobacterium africanum Subtype II Is Associated with Two Distinct Genotypes and Is a Major Cause of Human Tuberculosis in Kampala, Uganda|journal=J. Clin. Microbiol. |volume=40 |issue=9 |pages=3398–405 |year=2002 |pmid=12202584 |pmc=130701|doi=10.1128/JCM.40.9.3398-3405.2002 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Rusch-Gerdes |first2=S. |last3=Joloba|first3=M. L. |last4=Whalen |first4=C. C. |last5=Guwatudde |first5=D. |last6=Ellner |first6=J. J. |last7=Eisenach|first7=K. |last8=Fumokong |first8=N. |last9=Johnson |first9=J. L.}}</ref><ref>{{cite journal |author=Niobe-Eyangoh SN|title=Genetic Biodiversity of Mycobacterium tuberculosis Complex Strains from Patients with Pulmonary Tuberculosis in Cameroon |journal=J. Clin. Microbiol. |volume=41 |issue=6 |pages=2547–53 |year=2003 |pmid=12791879 |pmc=156567|doi=10.1128/JCM.41.6.2547-2553.2003 |author-separator=, |display-authors=1 |last2=Kuaban |first2=C. |last3=Sorlin|first3=P. |last4=Cunin |first4=P. |last5=Thonnon |first5=J. |last6=Sola |first6=C. |last7=Rastogi |first7=N.|last8=Vincent |first8=V. |last9=Gutierrez |first9=M. C.}}</ref> ''M. bovis'' merupakan penyebab umum Tuberkulosis, tetapi pengenalan [[pasteurisasi|susu pasteurisasi]] telah berhasil memusnahkan jenis mikobakterium yang selama ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang ini.<ref name=Robbins/><ref>{{cite journal |author=Thoen C, Lobue P, de Kantor I |title=The importance of ''Mycobacterium bovis'' as a zoonosis |journal=Vet. Microbiol. |volume=112 |issue=2–4 |pages=339–45 |year=2006|pmid=16387455 |doi=10.1016/j.vetmic.2005.11.047}}</ref> ''M. canetti'' merupakan jenis langka dan sepertinya hanya ada di kawasan [[Tanduk Afrika]], meskipun beberapa kasus pernah ditemukan pada kelompok emigran Afrika.<ref>{{cite book|last=Acton|first=Q. Ashton|title=Mycobacterium Infections: New Insights for the Healthcare Professional|year=2011|publisher=ScholarlyEditions|isbn=978-1-4649-0122-5|pages=1968|url=http://books.google.ca/books?id=g2iFfV6uEuAC&pg=PA1968}}</ref><ref>{{cite journal|last=Pfyffer|first=GE|coauthors=Auckenthaler, R, van Embden, JD, van Soolingen, D|title=Mycobacterium canettii, the smooth variant of M. tuberculosis, isolated from a Swiss patient exposed in Africa.|journal=Emerging infectious diseases|date=1998 Oct-Dec|volume=4|issue=4|pages=631-4|pmid=9866740}}</ref> ''M. microti'' juga merupakan jenis langka dan sering kali ditemukan pada penderita yang mengalami [[Imunodefisiensi|imunodefisiensi,]] meski demikian, patogen ini kemungkinan bisa bersifat lebih umum dari yang kita bayangkan.<ref>{{cite journal|last=Panteix|first=G|coauthors=Gutierrez, MC, Boschiroli, ML, Rouviere, M, Plaidy, A, Pressac, D, Porcheret, H, Chyderiotis, G, Ponsada, M, Van Oortegem, K, Salloum, S, Cabuzel, S, Bañuls, AL, Van de Perre, P, Godreuil, S|title=Pulmonary tuberculosis due to Mycobacterium microti: a study of six recent cases in France.|journal=Journal of medical microbiology|date=2010 Aug|volume=59|issue=Pt 8|pages=984-9|pmid=20488936}}</ref>


Mikobakteria patogen lain yang juga sudah dikenal antara lain ''[[Mycobacterium leprae|M. leprae]],'' ''[[Mycobacterium avium complex|M. avium]]'', dan ''[[Mycobacterium kansasii|M. kansasii]]''. Dua jenis terakhir masuk dalam klasifikasi "[[Mikobakteria non-tuberkulosis]]" (MNT). MNT tidak menyebabkan TB atau [[lepra]], tetapi menyebabkan penyakit paru-paru lain yang mirip TB.<ref name=ALA_1997>{{cite journal |title=Diagnosis and treatment of disease caused by nontuberculous mycobacteria. This official statement of the American Thoracic Society was approved by the Board of Directors, March 1997. Medical Section of the American Lung Association |journal=Am J Respir Crit Care Med |volume=156 |issue=2 Pt 2 |pages=S1–25 |year=1997 |pmid = 9279284 |author=American Thoracic Society }}</ref>
Mikobakteria [[patogen]] lain yang juga sudah dikenal antara lain ''[[Mycobacterium leprae|M. leprae]],'' ''[[Mycobacterium avium complex|M. avium]]'', dan ''[[Mycobacterium kansasii|M. kansasii]]''. Dua jenis terakhir masuk dalam klasifikasi "[[Mikobakteria non-tuberkulosis]]" (MNT). MNT tidak menyebabkan TB atau [[lepra]], tetapi menyebabkan penyakit paru-paru lain yang mirip TB.<ref name=ALA_1997>{{cite journal |title=Diagnosis and treatment of disease caused by nontuberculous mycobacteria. This official statement of the American Thoracic Society was approved by the Board of Directors, March 1997. Medical Section of the American Lung Association |journal=Am J Respir Crit Care Med |volume=156 |issue=2 Pt 2 |pages=S1–25 |year=1997 |pmid = 9279284 |author=American Thoracic Society }}</ref>


=== Faktor-faktor Risiko ===
=== Faktor risiko ===
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Di tingkat global, faktor risiko paling penting adalah [[HIV]]; 13% dari seluruh kasus TB ternyata terinfeksi juga oleh virus HIV.<ref name=WHO2011/> Masalah ini umum ditemukan di kawasan [[sub-Sahara Afrika]], yang angka HIV-nya tinggi.<ref>{{cite web|author=World Health Organization|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.html|title=Global tuberculosis control–surveillance, planning, financing WHO Report 2006|accessdate=13 October 2006}}</ref><ref>{{cite journal|last=Chaisson|first=RE|coauthors=Martinson, NA|title=Tuberculosis in Africa--combating an HIV-driven crisis|journal=The New England Journal of Medicine|date=13 March 2008|volume=358|issue=11|pages=1089–92|pmid=18337598|doi=10.1056/NEJMp0800809}}</ref> Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta [[gizi buruk]]. Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu [[penyakit kemiskinan]] utama.<ref name=Lancet11/> Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan), orang-orang miskin yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang memadai, minoritas suku yang berisiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang tersebut.<ref name=Griffith_1996>{{cite journal |author=Griffith D, Kerr C|title=Tuberculosis: disease of the past, disease of the present |journal=J Perianesth Nurs |volume=11 |issue=4|pages=240–5 |year=1996|pmid = 8964016|doi = 10.1016/S1089-9472(96)80023-2}}</ref> Penyakit paru-paru kronis adalah faktor risiko penting lainnya. [[Silikosis]] meningkatkan risiko hingga 30 kali lebih besar.<ref name=table3>{{cite journal |title=Targeted tuberculin testing and treatment of latent tuberculosis infection. American Thoracic Society |journal=MMWR Recomm Rep |volume=49 |issue=RR–6|pages=1–51|year=200|month=June|pmid=10881762|url=http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3|author1=ATS/CDC Statement Committee on Latent Tuberculosis Infection}}</ref> Orang-orang yang [[merokok]] memiliki risiko dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok.<ref>{{cite journal|last=van Zyl Smit|first=RN|coauthors=Pai, M, Yew, WW, Leung, CC, Zumla, A, Bateman, ED, Dheda, K|title=Global lung health: the colliding epidemics of tuberculosis, tobacco smoking, HIV and COPD.|journal=The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology|date=2010 Jan|volume=35|issue=1|pages=27-33|pmid=20044459|quote=These analyses indicate that smokers are almost twice as likely to be infected with TB and to progress to active disease (RR of ∼1.5 for latent TB infection (LTBI) and RR of ∼2.0 for TB disease). Perokok juga memiliki peluang meninggal karena TB yang lebih besar (Risiko Relatif ∼2.0 dari seluruh angka kematian akibat TB), namun data yang ada sulit diinterpretasikan karena keberagaman/heterogenitas hasil yang didapatkan dari berbagai penelitian berbeda.}}</ref> Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya Tuberkulosis, antara lain [[alkoholisme/kecanduan alkohol]]<ref name=Lancet11/> dan [[diabetes mellitus]] (risikonya tiga kali lipat).<ref>{{cite journal|last=Restrepo|first=BI|title=Convergence of the tuberculosis and diabetes epidemics: renewal of old acquaintances|journal=Clinical infectious diseases : an official publication of the Infectious Diseases Society of America|date=15 August 2007|volume=45|issue=4|pages=436–8|pmid=17638190|doi=10.1086/519939|pmc=2900315}}</ref> Obat-obatan tertentu, seperti [[kortikosteroid]] dan [[infliximab]] (antibodi monoklonal anti-αTNF) juga merupakan faktor risiko yang semakin penting, terutama di kawasan [[dunia berkembang]].<ref name=Lancet11/> Meskipun [[kerentanan genetik]]<ref>{{cite journal|last=Möller|first=M|coauthors=Hoal, EG|title=Current findings, challenges and novel approaches in human genetic susceptibility to tuberculosis|journal=Tuberculosis (Edinburgh, Scotland)|date=2010 Mar|volume=90|issue=2|pages=71–83|pmid=20206579|doi=10.1016/j.tube.2010.02.002}}</ref> juga bisa berpengaruh, tetapi para peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.<ref name=Lancet11/>
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Di tingkat global, faktor risiko paling penting adalah [[HIV]]; 13% dari seluruh kasus TB ternyata terinfeksi juga oleh virus HIV.<ref name="WHO2011">{{cite web|author=World Health Organization|year=2011|title=The sixteenth global report on tuberculosis|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/2011/gtbr11_executive_summary.pdf}}</ref> Masalah ini umum ditemukan di kawasan [[sub-Sahara Afrika]], yang angka HIV-nya tinggi.<ref>{{cite web|author=World Health Organization|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/index.html|title=Global tuberculosis control–surveillance, planning, financing WHO Report 2006|accessdate=13 October 2006}}</ref><ref>{{cite journal|last=Chaisson|first=RE|coauthors=Martinson, NA|title=Tuberculosis in Africa--combating an HIV-driven crisis|url=https://archive.org/details/sim_new-england-journal-of-medicine_2008-03-13_358_11/page/1089|journal=The New England Journal of Medicine|date=13 March 2008|volume=358|issue=11|pages=1089–92|pmid=18337598|doi=10.1056/NEJMp0800809}}</ref> Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta [[gizi buruk]]. Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu [[penyakit kemiskinan]] utama.<ref name=Lancet11/> Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan), orang-orang miskin yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang memadai, minoritas suku yang berisiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang tersebut.<ref name=Griffith_1996>{{cite journal |author=Griffith D, Kerr C|title=Tuberculosis: disease of the past, disease of the present |journal=J Perianesth Nurs |volume=11 |issue=4|pages=240–5 |year=1996|pmid = 8964016|doi = 10.1016/S1089-9472(96)80023-2}}</ref> Penyakit paru-paru kronis adalah faktor risiko penting lainnya. [[Silikosis]] meningkatkan risiko hingga 30 kali lebih besar.<ref name=table3>{{cite journal |title=Targeted tuberculin testing and treatment of latent tuberculosis infection. American Thoracic Society |journal=MMWR Recomm Rep |volume=49 |issue=RR–6|pages=1–51|year=200|month=June|pmid=10881762|url=http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr4906a1.htm#tab3|author1=ATS/CDC Statement Committee on Latent Tuberculosis Infection}}</ref> Orang-orang yang [[merokok]] memiliki risiko dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok.<ref>{{cite journal|last=van Zyl Smit|first=RN|coauthors=Pai, M, Yew, WW, Leung, CC, Zumla, A, Bateman, ED, Dheda, K|title=Global lung health: the colliding epidemics of tuberculosis, tobacco smoking, HIV and COPD.|journal=The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology|date=2010 Jan|volume=35|issue=1|pages=27-33|pmid=20044459|quote=These analyses indicate that smokers are almost twice as likely to be infected with TB and to progress to active disease (RR of ∼1.5 for latent TB infection (LTBI) and RR of ∼2.0 for TB disease). Perokok juga memiliki peluang meninggal karena TB yang lebih besar (Risiko Relatif ∼2.0 dari seluruh angka kematian akibat TB), namun data yang ada sulit diinterpretasikan karena keberagaman/heterogenitas hasil yang didapatkan dari berbagai penelitian berbeda.}}</ref> Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya Tuberkulosis, antara lain [[alkoholisme]]<ref name=Lancet11/> dan [[diabetes mellitus]] (risikonya tiga kali lipat).<ref>{{cite journal|last=Restrepo|first=BI|title=Convergence of the tuberculosis and diabetes epidemics: renewal of old acquaintances|journal=Clinical infectious diseases : an official publication of the Infectious Diseases Society of America|date=15 August 2007|volume=45|issue=4|pages=436–8|pmid=17638190|doi=10.1086/519939|pmc=2900315}}</ref> Obat-obatan tertentu, seperti [[kortikosteroid]] dan [[infliximab]] (antibodi monoklonal anti-αTNF) juga merupakan faktor risiko yang semakin penting, terutama di kawasan [[negara berkembang|dunia berkembang]].<ref name=Lancet11/> Meskipun [[kerentanan genetik]]<ref>{{cite journal|last=Möller|first=M|coauthors=Hoal, EG|title=Current findings, challenges and novel approaches in human genetic susceptibility to tuberculosis|journal=Tuberculosis (Edinburgh, Scotland)|date=2010 Mar|volume=90|issue=2|pages=71–83|pmid=20206579|doi=10.1016/j.tube.2010.02.002}}</ref> juga bisa berpengaruh, tetapi para peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.<ref name=Lancet11/>


== Mekanisme ==
== Mekanisme ==
Baris 50: Baris 71:


=== Penularan ===
=== Penularan ===
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis [[partikulat|aerosol]] infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5 [[µm]]. Bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis.<ref name=Cole_1998>{{cite journal|author=Cole E, Cook C |title=Characterization of infectious aerosols in health care facilities: an aid to effective engineering controls and preventive strategies |journal=Am J Infect Control |volume=26 |issue=4 |pages=453–64 |year=1998|pmid=9721404|doi = 10.1016/S0196-6553(98)70046-X}}</ref> Tiap titis bisa menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah. (Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi).<ref>{{cite journal |author=Nicas M, Nazaroff WW, Hubbard A |title=Toward understanding the risk of secondary airborne infection: emission of respirable pathogens |journal=J Occup Environ Hyg |volume=2 |issue=3 |pages=143–54 |year=2005|pmid=15764538|doi = 10.1080/15459620590918466}}</ref>
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis [[partikulat|aerosol]] infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5 [[mikrometer (satuan)|µm]]. Bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis.<ref name=Cole_1998>{{cite journal|author=Cole E, Cook C |title=Characterization of infectious aerosols in health care facilities: an aid to effective engineering controls and preventive strategies |url=https://archive.org/details/sim_american-journal-of-infection-control_1998-08_26_4/page/453 |journal=Am J Infect Control |volume=26 |issue=4 |pages=453–64 |year=1998|pmid=9721404|doi = 10.1016/S0196-6553(98)70046-X}}</ref> Tiap titis bisa menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah. (Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi).<ref>{{cite journal |author=Nicas M, Nazaroff WW, Hubbard A |title=Toward understanding the risk of secondary airborne infection: emission of respirable pathogens |journal=J Occup Environ Hyg |volume=2 |issue=3 |pages=143–54 |year=2005|pmid=15764538|doi = 10.1080/15459620590918466}}</ref>


Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering, atau selalu berdekatan dengan penderita TB, berisiko tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%.<ref name=Ahmed_2011>{{cite journal |author=Ahmed N, Hasnain S |title=Molecular epidemiology of tuberculosis in India: Moving forward with a systems biology approach |journal=Tuberculosis |volume=91|issue=5 |pages=407–3 |year=2011|pmid = 21514230|doi = 10.1016/j.tube.2011.03.006}}</ref> Seseorang dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan perawatan dapat menginfeksi 10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun.<ref name="WHO2012data"/> Biasanya, hanya mereka yang menderita TB aktif yang dapat menularkan penyakit ini. Orang-orang dengan infeksi laten diyakini tidak menularkan penyakitnya.<ref name=Robbins/> Kemungkinan penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah titis infeksius yang disemprotkan oleh pembawa, efektivitas ventilasi lingkungan tempat tinggal, jangka waktu paparan, tingkat [[virulensi]][[strain (biologi)|strain]] ''M. tuberculosis'', dan tingkat kekebalan tubuh orang yang tidak terinfeksi.<ref name=CDCcourse>{{cite web|publisher=[[Centers for Disease Control and Prevention]] (CDC), Division of Tuberculosis Elimination|url=http://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/corecurr_all.pdf|title=Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know|pg=24|edition=5th|year=2011}}</ref> Untuk mencegah penyebaran berlapis dari satu orang ke orang lainnya, pisahkan orang-orang dengan TB aktif ("nyata") dan masukkan mereka dalam rejimen obat anti-TB. Setelah kira-kira dua minggu perawatan efektif, orang-orang dengan infeksi aktif yang [[resistensi Antibiotik|non-resisten]] biasanya sudah tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.<ref name="Ahmed_2011"/> Bila ternyata kemudian ada yang terinfeksi, biasanya perlu waktu tiga sampai empat minggu hingga orang yang baru terinfeksi itu menjadi cukup infeksius untuk menularkan penyakit tersebut ke orang lain.<ref>{{cite web | url=http://www.mayoclinic.com/health/tuberculosis/DS00372/DSECTION=3|title=Causes of Tuberculosis|accessdate=19 October 2007|date=21 December 2006|publisher=[[Mayo Clinic]]}}</ref>
Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering, atau selalu berdekatan dengan penderita TB, berisiko tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%.<ref name=Ahmed_2011>{{cite journal |author=Ahmed N, Hasnain S |title=Molecular epidemiology of tuberculosis in India: Moving forward with a systems biology approach |url=https://archive.org/details/sim_tuberculosis_2011-09_91_5/page/407 |journal=Tuberculosis |volume=91|issue=5 |pages=407–3 |year=2011|pmid = 21514230|doi = 10.1016/j.tube.2011.03.006}}</ref> Seseorang dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan perawatan dapat menginfeksi 10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun.<ref name="WHO2012data">{{cite web|date=November 2010|title=Tuberculosis Fact sheet N°104|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html|publisher=[[World Health Organization]]|accessdate=26 July 2011}}</ref> Biasanya, hanya mereka yang menderita TB aktif yang dapat menularkan penyakit ini. Orang-orang dengan infeksi laten diyakini tidak menularkan penyakitnya.<ref name=Robbins/> Kemungkinan penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah titis infeksius yang disemprotkan oleh pembawa, efektivitas ventilasi lingkungan tempat tinggal, jangka waktu paparan, tingkat [[virulensi]] [[strain (biologi)|strain]] ''M. tuberculosis'', dan tingkat kekebalan tubuh orang yang tidak terinfeksi.<ref name=CDCcourse>{{cite web|publisher=[[Centers for Disease Control and Prevention]] (CDC), Division of Tuberculosis Elimination|url=http://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/corecurr_all.pdf|title=Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know|pg=24|edition=5th|year=2011}}</ref> Untuk mencegah penyebaran berlapis dari satu orang ke orang lainnya, pisahkan orang-orang dengan TB aktif ("nyata") dan masukkan mereka dalam rejimen obat anti-TB. Setelah kira-kira dua minggu perawatan efektif, orang-orang dengan infeksi aktif yang [[resistansi Antibiotik|non-resisten]] biasanya sudah tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.<ref name="Ahmed_2011"/> Bila ternyata kemudian ada yang terinfeksi, biasanya perlu waktu tiga sampai empat minggu hingga orang yang baru terinfeksi itu menjadi cukup infeksius untuk menularkan penyakit tersebut ke orang lain.<ref>{{cite web | url=http://www.mayoclinic.com/health/tuberculosis/DS00372/DSECTION=3|title=Causes of Tuberculosis|accessdate=19 October 2007|date=21 December 2006|publisher=[[Mayo Clinic]]}}</ref>


=== Patogenesis ===
=== Patogenesis ===
Sekitar 90% orang yang terinfeksi ''M. tuberculosis'' mengidap infeksi TB laten yang bersifat [[asimtomatik]], (kadang disebut LTBI/Latent TB Infections).<ref name=Book90>{{cite book|last=Skolnik|first=Richard|title=Global health 101|year=2011|publisher=Jones & Bartlett Learning|location=Burlington, MA|isbn=978-0-7637-9751-5|pages=253|url=http://books.google.ca/books?id=sBQRpj4uWmYC&pg=PA253|edition=2nd ed.}}</ref> Seumur hidup, orang-orang ini hanya memiliki 10% peluang infeksi latennya berkembang menjadi penyakit Tuberkulosis aktif yang nyata.<ref name=Arch2009>{{cite book|last=editors|first=Arch G. Mainous III, Claire Pomeroy,|title=Management of antimicrobials in infectious diseases : impact of antibiotic resistance.|year=2009|publisher=Humana|location=Totowa, N.J.|isbn=978-1-60327-238-4|pages=74|url=http://books.google.ca/books?id=hwVFAPLYznsC&pg=PA74|edition=2nd rev. ed.}}</ref> Risiko TB pada pengidap HIV untuk berkembang menjadi penyakit aktif meningkat sekitar 10% setiap tahunnya.<ref name=Arch2009/> Bila tidak diberi pengobatan yang efektif, maka angka kematian TB aktif bisa mencapai lebih dari 66%.<ref name=WHO2012data/>
Sekitar 90% orang yang terinfeksi ''M. tuberculosis'' mengidap infeksi TB laten yang bersifat [[asimtomatik]], (kadang disebut LTBI/Latent TB Infections).<ref name=Book90>{{cite book|last=Skolnik|first=Richard|title=Global health 101|year=2011|publisher=Jones & Bartlett Learning|location=Burlington, MA|isbn=978-0-7637-9751-5|pages=253|url=http://books.google.ca/books?id=sBQRpj4uWmYC&pg=PA253|edition=2nd ed.}}</ref> Seumur hidup, orang-orang ini hanya memiliki 10% peluang infeksi latennya berkembang menjadi penyakit Tuberkulosis aktif yang nyata.<ref name=Arch2009>{{cite book|last=editors|first=Arch G. Mainous III, Claire Pomeroy,|title=Management of antimicrobials in infectious diseases : impact of antibiotic resistance.|year=2009|publisher=Humana|location=Totowa, N.J.|isbn=978-1-60327-238-4|pages=74|url=http://books.google.ca/books?id=hwVFAPLYznsC&pg=PA74|edition=2nd rev. ed.}}</ref> Risiko TB pada pengidap HIV untuk berkembang menjadi penyakit aktif meningkat sekitar 10% setiap tahunnya.<ref name=Arch2009/> Bila tidak diberi pengobatan yang efektif, maka angka kematian TB aktif bisa mencapai lebih dari 66%.<ref name=WHO2012data/>


Infeksi TB bermula ketika mikobakteria masuk ke dalam [[Alveolus paru|alveoli paru]], lalu menginvasi dan bereplikasi di dalam [[endosom]] [[makrofag]] alveolus.<ref name=Robbins/><ref name=Houben>{{cite journal |author=Houben E, Nguyen L, Pieters J | title=Interaction of pathogenic mycobacteria with the host immune system |journal=Curr Opin Microbiol | volume=9 | issue=1 | pages=76–85 | year=2006 | pmid=16406837 | doi=10.1016/j.mib.2005.12.014}}</ref> Lokasi primer infeksi di dalam paru-paru yang dikenal dengan nama "[[fokus Ghon]]", terletak di bagian atas lobus bawah, atau di bagian bawah [[paru-paru|lobus atas]].<ref name=Robbins/> Tuberkulosis paru dapat juga terjadi melalui infeksi aliran darah yang dikenal dengan nama [[fokus Simon]]. Infeksi fokus Simon biasanya ditemukan di bagian atas paru-paru.<ref>{{cite book|last=Khan|title=Essence Of Paediatrics|year=2011|publisher=Elsevier India|isbn=978-81-312-2804-3|pages=401|url=http://books.google.ca/books?id=gERCc6KTxwoC&pg=PA401}}</ref> Penularan hematogen (melalui pembuluh darah) ini juga dapat menyebar ke lokasi-lokasi lain seperti nodus limfa perifer, ginjal, otak dan tulang.<ref name=Robbins/><ref name=Herrmann_2005>{{cite journal |author=Herrmann J, Lagrange P |title=Dendritic cells and ''Mycobacterium tuberculosis'': which is the Trojan horse? |journal=Pathol Biol (Paris) |volume=53 |issue=1|pages=35–40 |year=2005|pmid = 15620608 |doi=10.1016/j.patbio.2004.01.004}}</ref> Tuberkulosis berdampak pada seluruh bagian tubuh, meskipun belum diketahui kenapa penyakit ini jarang sekali menyerang [[jantung]], [[otot skeletal]], [[pankreas]], atau [[tiroid]].<ref>{{cite journal |author=Agarwal R, Malhotra P, Awasthi A, Kakkar N, Gupta D |pmc=1090580 |title=Tuberculous dilated cardiomyopathy: an under-recognized entity? |journal=BMC Infect Dis |volume=5 |issue=1 |page=29 |year=2005|pmid=15857515 |doi=10.1186/1471-2334-5-29}}</ref>
Infeksi TB bermula ketika mikobakteria masuk ke dalam [[alveolus|alveoli paru]], lalu menginvasi dan bereplikasi di dalam [[endosom]] [[makrofag]] alveolus.<ref name=Robbins/><ref name=Houben>{{cite journal |author=Houben E, Nguyen L, Pieters J | title=Interaction of pathogenic mycobacteria with the host immune system |journal=Curr Opin Microbiol | volume=9 | issue=1 | pages=76–85 | year=2006 | pmid=16406837 | doi=10.1016/j.mib.2005.12.014}}</ref> Lokasi primer infeksi di dalam paru-paru yang dikenal dengan nama "[[fokus Ghon]]", terletak di bagian atas lobus bawah, atau di bagian bawah [[paru-paru|lobus atas]].<ref name=Robbins/> Tuberkulosis paru dapat juga terjadi melalui infeksi aliran darah yang dikenal dengan nama [[fokus Simon]]. Infeksi fokus Simon biasanya ditemukan di bagian atas paru-paru.<ref>{{cite book|last=Khan|title=Essence Of Paediatrics|year=2011|publisher=Elsevier India|isbn=978-81-312-2804-3|pages=401|url=http://books.google.ca/books?id=gERCc6KTxwoC&pg=PA401}}</ref> Penularan hematogen (melalui pembuluh darah) ini juga dapat menyebar ke lokasi-lokasi lain seperti nodus limfa perifer, ginjal, otak dan tulang.<ref name=Robbins/><ref name=Herrmann_2005>{{cite journal |author=Herrmann J, Lagrange P |title=Dendritic cells and ''Mycobacterium tuberculosis'': which is the Trojan horse? |journal=Pathol Biol (Paris) |volume=53 |issue=1|pages=35–40 |year=2005|pmid = 15620608 |doi=10.1016/j.patbio.2004.01.004}}</ref> Tuberkulosis berdampak pada seluruh bagian tubuh, meskipun belum diketahui kenapa penyakit ini jarang sekali menyerang [[jantung]], [[otot skeletal]], [[pankreas]], atau [[tiroid]].<ref>{{cite journal |author=Agarwal R, Malhotra P, Awasthi A, Kakkar N, Gupta D |pmc=1090580 |title=Tuberculous dilated cardiomyopathy: an under-recognized entity? |journal=BMC Infect Dis |volume=5 |issue=1 |page=29 |year=2005|pmid=15857515 |doi=10.1186/1471-2334-5-29}}</ref>


Tuberkulosis digolongkan sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan radang [[granulomatosa]]. Sel-sel seperti [[Makrofag]], [[sel T|limfosit T]], [[sel B|limfosit B]], dan [[fibroblast]] saling bergabung membentuk [[granuloma]]. [[Limfosit]] mengepung makrofag-makrofag yang terinfeksi. Granuloma mencegah penyebaran mikobakteria dan menyediakan lingkungan khusus bagi interaksi sel-sel lokal di dalam sistem kekebalan tubuh. Bakteri yang berada di dalam granuloma menjadi dorman lalu menjadi sumber infeksi laten. Ciri khas lain granuloma adalah membentuk kematian sel abnormal ([[nekrosis]]) di pusat [[Tuberkel (anatomi)|tuberkel]]. Dilihat dengan mata telanjang, nekrosis memiliki tekstur halus, berwarna putih keju dan disebut [[nekrosis kaseosa]].<ref name=Grosset>{{cite journal |author=Grosset J |title=Mycobacterium tuberculosis in the Extracellular Compartment: an Underestimated Adversary |journal=Antimicrob Agents Chemother |volume=47|issue=3 |pages=833–6 |year=2003|pmid = 12604509|doi = 10.1128/AAC.47.3.833-836.2003 |pmc=149338}}</ref>
Tuberkulosis digolongkan sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan radang [[granulomatosa]]. Sel-sel seperti [[makrofag]], [[sel T|limfosit T]], [[sel B|limfosit B]], dan [[fibroblast]] saling bergabung membentuk [[granuloma]]. [[Limfosit]] mengepung makrofag-makrofag yang terinfeksi. Granuloma mencegah penyebaran mikobakteria dan menyediakan lingkungan khusus bagi interaksi sel-sel lokal di dalam sistem kekebalan tubuh. Bakteri yang berada di dalam granuloma menjadi dorman lalu menjadi sumber infeksi laten. Ciri khas lain granuloma adalah membentuk kematian sel abnormal ([[nekrosis]]) di pusat [[Tuberkel (anatomi)|tuberkel]]. Dilihat dengan mata telanjang, nekrosis memiliki tekstur halus, berwarna putih keju dan disebut [[nekrosis kaseosa]].<ref name=Grosset>{{cite journal |author=Grosset J |title=Mycobacterium tuberculosis in the Extracellular Compartment: an Underestimated Adversary |journal=Antimicrob Agents Chemother |volume=47|issue=3 |pages=833–6 |year=2003|pmid = 12604509|doi = 10.1128/AAC.47.3.833-836.2003 |pmc=149338}}</ref>


Bakteri TB bisa masuk ke dalam aliran darah dari area jaringan yang rusak itu. Bakteri-bakteri tersebut kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan membentuk banyak fokus-fokus infeksi, yang tampak sebagai tuberkel kecil berwarna putih di dalam jaringan.<ref>{{cite book|last=Crowley|first=Leonard V.|title=An introduction to human disease : pathology and pathophysiology correlations|year=2010|publisher=Jones and Bartlett|location=Sudbury, Mass.|isbn=978-0-7637-6591-0|pages=374|url=http://books.google.ca/books?id=TEiuWP4z_QIC&pg=PA374|edition=8th ed.}}</ref> Penyakit TB yang sangat parah ini disebut [[tuberkulosis milier]]. Jenis TB ini paling umum terjadi pada anak-anak dan penderita HIV.<ref>{{cite book|last=Anthony|first=Harries|title=TB/HIV a Clinical Manual.|year=2005|publisher=World Health Organization|location=Geneva|isbn=978-92-4-154634-8|pages=75|url=http://books.google.ca/books?id=8dfhwKaCSxkC&pg=PA75|edition=2nd }}</ref> Angka fatalitas orang yang mengidap TB diseminata seperti ini cukup tinggi meskipun sudah mendapatkan pengobatan (sekitar 30%).<ref name=Gho2008>{{cite book|last=Ghosh|first=editors-in-chief, Thomas M. Habermann, Amit K.|title=Mayo Clinic internal medicine : concise textbook|year=2008|publisher=Mayo Clinic Scientific Press|location=Rochester, MN|isbn=978-1-4200-6749-1|pages=789|url=http://books.google.ca/books?id=YJtodBwNxokC&pg=PA789}}</ref><ref>{{cite journal|last=Jacob|first=JT|coauthors=Mehta, AK, Leonard, MK|title=Acute forms of tuberculosis in adults.|journal=The American journal of medicine|date=2009 Jan|volume=122|issue=1|pages=12-7|pmid=19114163}}</ref>
Bakteri TB bisa masuk ke dalam aliran darah dari area jaringan yang rusak itu. Bakteri-bakteri tersebut kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan membentuk banyak fokus-fokus infeksi, yang tampak sebagai tuberkel kecil berwarna putih di dalam jaringan.<ref>{{cite book|last=Crowley|first=Leonard V.|title=An introduction to human disease : pathology and pathophysiology correlations|year=2010|publisher=Jones and Bartlett|location=Sudbury, Mass.|isbn=978-0-7637-6591-0|pages=374|url=http://books.google.ca/books?id=TEiuWP4z_QIC&pg=PA374|edition=8th ed.}}</ref> Penyakit TB yang sangat parah ini disebut [[tuberkulosis milier]]. Jenis TB ini paling umum terjadi pada anak-anak dan penderita HIV.<ref>{{cite book|last=Anthony|first=Harries|title=TB/HIV a Clinical Manual.|year=2005|publisher=World Health Organization|location=Geneva|isbn=978-92-4-154634-8|pages=75|url=http://books.google.ca/books?id=8dfhwKaCSxkC&pg=PA75|edition=2nd }}</ref> Angka fatalitas orang yang mengidap TB diseminata seperti ini cukup tinggi meskipun sudah mendapatkan pengobatan (sekitar 30%).<ref name=Gho2008>{{cite book|last=Ghosh|first=editors-in-chief, Thomas M. Habermann, Amit K.|title=Mayo Clinic internal medicine : concise textbook|year=2008|publisher=Mayo Clinic Scientific Press|location=Rochester, MN|isbn=978-1-4200-6749-1|pages=789|url=http://books.google.ca/books?id=YJtodBwNxokC&pg=PA789}}</ref><ref>{{cite journal|last=Jacob|first=JT|coauthors=Mehta, AK, Leonard, MK|title=Acute forms of tuberculosis in adults.|url=https://archive.org/details/sim_american-journal-of-medicine_2009-01_122_1/page/12|journal=The American journal of medicine|date=2009 Jan|volume=122|issue=1|pages=12-7|pmid=19114163}}</ref>


Pada banyak orang, infeksi ini sering hilang timbul. Perusakan jaringan dan nekrosis seringkali seimbang dengan kecepatan penyembuhan dan [[fibrosis]].<ref name=Grosset/> Jaringan yang terinfeksi berubah menjadi parut dan lubang-lubangnya terisi dengan material nekrotik kaseosa tersebut. Selama masa aktif penyakit, beberapa lubang ini ikut masuk ke dalam saluran udara [[bronkhi]] dan material nekrosis tadi bisa terbatukkan. Material ini mengandung bakteri hidup dan dapat menyebarkan infeksi. Pengobatan menggunakan [[antibiotik]] yang sesuai dapat membunuh bakteri-bekteri tersebut dan memberi jalan bagi proses penyembuhan. Saat penyakit sudah sembuh, area yang terinfeksi berubah menjadi jaringan parut.<ref name=Grosset/>
Pada banyak orang, infeksi ini sering hilang timbul. Perusakan jaringan dan nekrosis sering kali seimbang dengan kecepatan penyembuhan dan [[fibrosis]].<ref name=Grosset/> Jaringan yang terinfeksi berubah menjadi parut dan lubang-lubangnya terisi dengan material nekrotik kaseosa tersebut. Selama masa aktif penyakit, beberapa lubang ini ikut masuk ke dalam saluran udara [[bronkus]] dan material nekrosis tadi bisa terbatukkan. Material ini mengandung bakteri hidup dan dapat menyebarkan infeksi. Pengobatan menggunakan [[antibiotik]] yang sesuai dapat membunuh bakteri-bekteri tersebut dan memberi jalan bagi proses penyembuhan. Saat penyakit sudah sembuh, area yang terinfeksi berubah menjadi jaringan parut.<ref name=Grosset/>


==Diagnosis==<!--
==Diagnosis==<!--
[[File:TB in sputum.png|thumb|''[[Mycobacterium tuberculosis]]'' ([[pewarnaan Ziehl-Neelsen|warna merah]]) pada [[sputum]]]]-->
[[File:TB in sputum.png|thumb|''[[Mycobacterium tuberculosis]]'' ([[pewarnaan Ziehl-Neelsen|warna merah]]) pada [[sputum]]]]-->
=== Tuberkulosis Aktif ===
=== Tuberkulosis aktif ===
Sangat sulit mendiagnosis Tuberkulosis aktif hanya berdasarkan tanda-tanda dan gejala saja.<ref name=DiagP2011>{{cite journal|last=Bento|first=J|coauthors=Silva, AS, Rodrigues, F, Duarte, R|title=[Diagnostic tools in tuberculosis].|journal=Acta medica portuguesa|date=2011 Jan-Feb|volume=24|issue=1|pages=145–54|pmid=21672452}}</ref> Sulit juga mendiagnosis penyakit ini pada orang-orang dengan [[imunosupresi]].<ref name=Clinic2009>{{cite journal|last=Escalante|first=P|title=In the clinic. Tuberculosis.|journal=Annals of internal medicine|date=2009 Jun 2|volume=150|issue=11|pages=ITC61-614; quiz ITV616|pmid=19487708}}</ref> Meski demikian, orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memiliki penyakit paru-paru atau [[gejala konstitusional]] yang berlangsung lebih dari dua minggu maka bisa jadi orang tersebut tertular TB.<ref name=Clinic2009/> Gambar [[sinar X dada]] dan pembuatan beberapa [[kultur sputum]] untuk [[basil tahan asam]] biasanya menjadi salah satu bagian evaluasi awal.<ref name=Clinic2009/> Uji pelepasan interferon-γ (IGRAs) dan tes kulit tuberkulin tidak optimal diterapkan di dunia berkembang.<ref>{{cite journal|last=Metcalfe|first=JZ|coauthors=Everett, CK, Steingart, KR, Cattamanchi, A, Huang, L, Hopewell, PC, Pai, M|title=Interferon-γ release assays for active pulmonary tuberculosis diagnosis in adults in low- and middle-income countries: systematic review and meta-analysis.|journal=The Journal of infectious diseases|date=2011 Nov 15|volume=204 Suppl 4|pages=S1120-9|pmid=21996694}}</ref><ref name="Sester 100-11">{{cite journal|last=Sester|first=M|coauthors=Sotgiu, G, Lange, C, Giehl, C, Girardi, E, Migliori, GB, Bossink, A, Dheda, K, Diel, R, Dominguez, J, Lipman, M, Nemeth, J, Ravn, P, Winkler, S, Huitric, E, Sandgren, A, Manissero, D|title=Interferon-γ release assays for the diagnosis of active tuberculosis: a systematic review and meta-analysis.|journal=The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology|date=2011 Jan|volume=37|issue=1|pages=100-11|pmid=20847080}}</ref> IGRA memiliki kelemahan yang serupa bila diterapkan pada penderita HIV.<ref name="Sester 100-11"/><ref>{{cite journal|last=Chen|first=J|coauthors=Zhang, R, Wang, J, Liu, L, Zheng, Y, Shen, Y, Qi, T, Lu, H|title=Interferon-gamma release assays for the diagnosis of active tuberculosis in HIV-infected patients: a systematic review and meta-analysis.|journal=PloS one|date=2011|volume=6|issue=11|pages=e26827|pmid=22069472}}</ref>
Sangat sulit mendiagnosis Tuberkulosis aktif hanya berdasarkan tanda-tanda dan gejala saja.<ref name=DiagP2011>{{cite journal|last=Bento|first=J|coauthors=Silva, AS, Rodrigues, F, Duarte, R|title=[Diagnostic tools in tuberculosis].|journal=Acta medica portuguesa|date=2011 Jan-Feb|volume=24|issue=1|pages=145–54|pmid=21672452}}</ref> Sulit juga mendiagnosis penyakit ini pada orang-orang dengan [[imunosupresi]].<ref name=Clinic2009>{{cite journal|last=Escalante|first=P|title=In the clinic. Tuberculosis.|journal=Annals of internal medicine|date=2009 Jun 2|volume=150|issue=11|pages=ITC61-614; quiz ITV616|pmid=19487708}}</ref> Meski demikian, orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memiliki penyakit paru-paru atau [[gejala konstitusional]] yang berlangsung lebih dari dua minggu maka bisa jadi orang tersebut tertular TB.<ref name=Clinic2009/> Gambar [[radiograf dada|sinar-X dada]] dan pembuatan beberapa [[kultur sputum]] untuk [[ketahanan asam|basil tahan asam]] biasanya menjadi salah satu bagian evaluasi awal.<ref name=Clinic2009/> Uji pelepasan interferon-γ (IGRAs) dan tes kulit tuberkulin tidak optimal diterapkan di dunia berkembang.<ref>{{cite journal|last=Metcalfe|first=JZ|coauthors=Everett, CK, Steingart, KR, Cattamanchi, A, Huang, L, Hopewell, PC, Pai, M|title=Interferon-γ release assays for active pulmonary tuberculosis diagnosis in adults in low- and middle-income countries: systematic review and meta-analysis.|journal=The Journal of infectious diseases|date=2011 Nov 15|volume=204 Suppl 4|pages=S1120-9|pmid=21996694}}</ref><ref name="Sester 100-11">{{cite journal|last=Sester|first=M|coauthors=Sotgiu, G, Lange, C, Giehl, C, Girardi, E, Migliori, GB, Bossink, A, Dheda, K, Diel, R, Dominguez, J, Lipman, M, Nemeth, J, Ravn, P, Winkler, S, Huitric, E, Sandgren, A, Manissero, D|title=Interferon-γ release assays for the diagnosis of active tuberculosis: a systematic review and meta-analysis.|journal=The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology|date=2011 Jan|volume=37|issue=1|pages=100-11|pmid=20847080}}</ref> IGRA memiliki kelemahan yang serupa bila diterapkan pada penderita HIV.<ref name="Sester 100-11"/><ref>{{cite journal|last=Chen|first=J|coauthors=Zhang, R, Wang, J, Liu, L, Zheng, Y, Shen, Y, Qi, T, Lu, H|title=Interferon-gamma release assays for the diagnosis of active tuberculosis in HIV-infected patients: a systematic review and meta-analysis.|journal=PloS one|date=2011|volume=6|issue=11|pages=e26827|pmid=22069472}}</ref>


Diagnosis yang tepat untuk TB dilakukan ketika bakteri “M. tuberculosis” ditemukan dalam sampel klinis (misalnya, [[dahak]], [[nanah]], atau [[biopsi]] [[jaringan]]). Namun, proses kultur organisme yang lambat pertumbuhannya ini membutuhkan waktu dua hingga enam minggu untuk kultur darah dan dahak saja.<ref>{{cite book|last=Diseases|first=Special Programme for Research & Training in Tropical|title=Diagnostics for tuberculosis : global demand and market potential.|year=2006|publisher=World Health Organization on behalf of the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases|location=Geneva|isbn=978-92-4-156330-7|pages=36|url=http://books.google.ca/books?id=CFPpcCef4yQC&pg=PA36}}</ref> Oleh karena itu, pengobatan seringkali dilakukan sebelum hasil kultur selesai.<ref name=NICE2011/>
Diagnosis yang tepat untuk TB dilakukan ketika bakteri “M. tuberculosis” ditemukan dalam sampel klinis (misalnya, [[dahak]], [[nanah]], atau [[biopsi]] [[jaringan]]). Namun, proses kultur organisme yang lambat pertumbuhannya ini membutuhkan waktu dua hingga enam minggu untuk kultur darah dan dahak saja.<ref>{{cite book|last=Diseases|first=Special Programme for Research & Training in Tropical|title=Diagnostics for tuberculosis : global demand and market potential.|year=2006|publisher=World Health Organization on behalf of the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases|location=Geneva|isbn=978-92-4-156330-7|pages=36|url=http://books.google.ca/books?id=CFPpcCef4yQC&pg=PA36}}</ref> Oleh karena itu, pengobatan sering kali dilakukan sebelum hasil kultur selesai.<ref name=NICE2011/>


[[Tes amplifikasi asam nukleat]] dan uji [[adenosin deaminase]] dapat lebih cepat mendiagnosis TB.<ref name=DiagP2011/> Meski demikian, tes ini tidak direkomendasikan secara rutin karena jarang sekali mengubah cara pengobatan penderita.<ref name=NICE2011/> Tes darah untuk mendeteksi antibodi tidak begitu [[sensitivitas and spesifitas|spesifik]] atau [[sensitivitas dan spesifitas|sensitif]], sehingga tes ini juga tidak direkomendasikan.<ref>{{cite journal|last=Steingart|first=KR|coauthors=Flores, LL, Dendukuri, N, Schiller, I, Laal, S, Ramsay, A, Hopewell, PC, Pai, M|title=Commercial serological tests for the diagnosis of active pulmonary and extrapulmonary tuberculosis: an updated systematic review and meta-analysis.|journal=PLoS medicine|date=2011 Aug|volume=8|issue=8|pages=e1001062|pmid=21857806|doi=10.1371/journal.pmed.1001062|pmc=3153457}}</ref>
[[Tes amplifikasi asam nukleat]] dan uji [[adenosin deaminase]] dapat lebih cepat mendiagnosis TB.<ref name=DiagP2011/> Meski demikian, tes ini tidak direkomendasikan secara rutin karena jarang sekali mengubah cara pengobatan penderita.<ref name=NICE2011/> Tes darah untuk mendeteksi antibodi tidak begitu [[sensitivitas dan spesifitas|spesifik]] atau [[sensitivitas dan spesifitas|sensitif]], sehingga tes ini juga tidak direkomendasikan.<ref>{{cite journal|last=Steingart|first=KR|coauthors=Flores, LL, Dendukuri, N, Schiller, I, Laal, S, Ramsay, A, Hopewell, PC, Pai, M|title=Commercial serological tests for the diagnosis of active pulmonary and extrapulmonary tuberculosis: an updated systematic review and meta-analysis.|journal=PLoS medicine|date=2011 Aug|volume=8|issue=8|pages=e1001062|pmid=21857806|doi=10.1371/journal.pmed.1001062|pmc=3153457}}</ref>


=== Tuberkulosis laten ===
=== Tuberkulosis laten ===
[[Berkas:Mantoux tuberculin skin test.jpg|jmpl|[[Tes Mantoux|Tes kulit tuberkulin Mantoux]].]]
[[Berkas:Mantoux tuberculin skin test.jpg|jmpl|[[Tes Mantoux|Tes kulit tuberkulin Mantoux]].]]
[[Tes Mantoux|Tes kulit tuberkulin Mantoux]] sering digunakan sebagai penapisan bagi seseorang dengan risiko TB tinggi.<ref name=Clinic2009/> Orang yang pernah diimunisasi sebelumnya dapat memberikan hasil tes positif yang palsu.<ref name=Rothel_2005>{{cite journal|author=Rothel J, Andersen P |title=Diagnosis of latent ''Mycobacterium tuberculosis'' infection: is the demise of the Mantoux test imminent?|journal=Expert Rev Anti Infect Ther |volume=3 |issue=6 |pages=981–93 |year=2005|pmid = 16307510|doi = 10.1586/14787210.3.6.981}}</ref> Hasil tes dapat memberikan negatif palsu pada orang yang menderita [[sarkoidosis]], [[Limfoma Hodgkin]], dan [[malagizi]]. Yang terpenting, hasil tes dapat negatif palsu pada orang yang menderita tuberkulosis aktif.<ref name=Robbins/> [[Interferon gamma release assays]] (IGRAs) untuk sampel darah direkomendasikan pada orang dengan hasil tes Mantoux positif.<ref name=NICE2011>{{NICE|117|Tuberculosis|2011}}</ref> IGRAs tidak dipengaruhi oleh imunisasi ataupun sebagian besar [[mikobakteri dari lingkungan]], sehingga mereka memunculkan hasil tes [[positif palsu]] yang lebih sedikit.<ref>{{cite journal|author=Pai M, Zwerling A, Menzies D|title=Systematic Review: T-Cell–based Assays for the Diagnosis of Latent Tuberculosis Infection: An Update |journal=Ann. Intern. Med. |volume=149 |issue=3 |pages=1–9 |year=2008 |pmid=18593687 |pmc=2951987}}</ref> Bagaimanapun mereka dipengaruhi oleh “M. szulgai,” “M. marinum,” and “M. kansasii.”<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=544|url=http://books.google.ca/books?id=rAT1bdnDakAC&pg=PA544}}</ref> IGRAs dapat meningkatkan sensitivitas bila digunakan sebagai tes tambahan selain tes kulit. Tetapi IGRAs menjadi kurang sensitif dibandingkan tes kulit apabila digunakan sendirian.<ref>{{cite journal|last=Amicosante|first=M|coauthors=Ciccozzi, M, Markova, R|title=Rational use of immunodiagnostic tools for tuberculosis infection: guidelines and cost effectiveness studies.|journal=The new microbiologica|date=2010 Apr|volume=33|issue=2|pages=93-107|pmid=20518271}}</ref>
[[Tes Mantoux|Tes kulit tuberkulin Mantoux]] sering digunakan sebagai penapisan bagi seseorang dengan risiko TB tinggi.<ref name=Clinic2009/> Orang yang pernah diimunisasi sebelumnya dapat memberikan hasil tes positif yang palsu.<ref name=Rothel_2005>{{cite journal|author=Rothel J, Andersen P |title=Diagnosis of latent ''Mycobacterium tuberculosis'' infection: is the demise of the Mantoux test imminent?|journal=Expert Rev Anti Infect Ther |volume=3 |issue=6 |pages=981–93 |year=2005|pmid = 16307510|doi = 10.1586/14787210.3.6.981}}</ref> Hasil tes dapat memberikan negatif palsu pada orang yang menderita [[sarcoidosis|sarkoidosis]], [[Limfoma Hodgkin]], dan [[malagizi]]. Yang terpenting, hasil tes dapat negatif palsu pada orang yang menderita tuberkulosis aktif.<ref name=Robbins/> [[Interferon gamma release assays]] (IGRAs) untuk sampel darah direkomendasikan pada orang dengan hasil tes Mantoux positif.<ref name=NICE2011>{{NICE|117|Tuberculosis|2011}}</ref> IGRAs tidak dipengaruhi oleh imunisasi ataupun sebagian besar [[mikobakteri dari lingkungan]], sehingga mereka memunculkan hasil tes [[positif palsu]] yang lebih sedikit.<ref>{{cite journal|author=Pai M, Zwerling A, Menzies D|title=Systematic Review: T-Cell–based Assays for the Diagnosis of Latent Tuberculosis Infection: An Update |journal=Ann. Intern. Med. |volume=149 |issue=3 |pages=1–9 |year=2008 |pmid=18593687 |pmc=2951987}}</ref> Bagaimanapun mereka dipengaruhi oleh “M. szulgai,” “M. marinum,” and “M. kansasii.”<ref>{{cite book|last=Jindal|first=editor-in-chief SK|title=Textbook of pulmonary and critical care medicine|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers|location=New Delhi|isbn=978-93-5025-073-0|pages=544|url=http://books.google.ca/books?id=rAT1bdnDakAC&pg=PA544}}</ref> IGRAs dapat meningkatkan sensitivitas bila digunakan sebagai tes tambahan selain tes kulit. Tetapi IGRAs menjadi kurang sensitif dibandingkan tes kulit apabila digunakan sendirian.<ref>{{cite journal|last=Amicosante|first=M|coauthors=Ciccozzi, M, Markova, R|title=Rational use of immunodiagnostic tools for tuberculosis infection: guidelines and cost effectiveness studies.|journal=The new microbiologica|date=2010 Apr|volume=33|issue=2|pages=93-107|pmid=20518271}}</ref>


== Pencegahan ==
== Pencegahan ==
Baris 82: Baris 103:


=== Vaksin ===
=== Vaksin ===
Sejak tahun 2011, satu-satunya [[vaksin]] yang tersedia adalah [[basil Calmette-Guérin|bacillus Calmette–Guérin]] (BCG). Walaupun BCG efektif melawan penyakit yang menyebar pada masa kanak-kanak, masih terdapat perlindungan yang inkonsisten terhadap TB paru.<ref>{{cite journal|last=McShane|first=H|title=Tuberculosis vaccines: beyond bacille Calmette–Guérin|journal=Philosophical transactions of the Royal Society of London. Series B, Biological sciences|date=12 October 2011|volume=366|issue=1579|pages=2782–9|pmid=21893541|doi=10.1098/rstb.2011.0097|pmc=3146779}}</ref> Namun, ini adalah vaksin yang paling umum digunakan di dunia, dengan lebih dari 90% anak-anak yang mendapat [[vaksinasi]].<ref name=Lancet11/> Bagaimanapun, imunitas yang ditimbulkan akan berkurang setelah kurang lebih sepuluh tahun.<ref name=Lancet11/> Tuberkulosis tidak umum di sebagian besar Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat, jadi BCG hanya diberikan kepada orang dengan risiko tinggi.<ref>{{cite web|url=http://www.cdc.gov/tb/topic/vaccines/|title=Vaccine and Immunizations: TB Vaccine (BCG)|publisher =Centers for Disease Control and Prevention|year=2011|accessdate=26 July 2011}}</ref><ref>{{cite web|title=BCG Vaccine Usage in Canada -Current and Historical|url=http://www.phac-aspc.gc.ca/tbpc-latb/bcgvac_1206-eng.php|work=Public Health Agency of Canada|accessdate=30 December 2011|year=2010|month=September}}</ref><ref name=UK06>{{cite journal|last=Teo|first=SS|coauthors=Shingadia, DV|title=Does BCG have a role in tuberculosis control and prevention in the United Kingdom?|journal=Archives of Disease in Childhood|date=2006 Jun|volume=91|issue=6|pages=529–31|pmid=16714729|pmc= 2082765|doi=10.1136/adc.2005.085043 }}</ref> Satu alasan vaksin ini tidak digunakan adalah karena vaksin ini menyebabkan [[tes kulit tuberlulin]] memberikan positif palsu, sehingga tes ini tidak membantu dalam penyaringan penyakit.<ref name=UK06/> Jenis vaksin baru masih sedang dikembangkan.<ref name=Lancet11/>
Sejak tahun 2011, satu-satunya [[vaksin]] yang tersedia adalah [[bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette–Guérin]] (BCG). Walaupun BCG efektif melawan penyakit yang menyebar pada masa kanak-kanak, masih terdapat perlindungan yang inkonsisten terhadap TB paru.<ref>{{cite journal|last=McShane|first=H|title=Tuberculosis vaccines: beyond bacille Calmette–Guérin|journal=Philosophical transactions of the Royal Society of London. Series B, Biological sciences|date=12 October 2011|volume=366|issue=1579|pages=2782–9|pmid=21893541|doi=10.1098/rstb.2011.0097|pmc=3146779}}</ref> Namun, ini adalah vaksin yang paling umum digunakan di dunia, dengan lebih dari 90% anak-anak yang mendapat [[vaksinasi]].<ref name=Lancet11/> Bagaimanapun, imunitas yang ditimbulkan akan berkurang setelah kurang lebih sepuluh tahun.<ref name=Lancet11/> Tuberkulosis tidak umum di sebagian besar Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat, jadi BCG hanya diberikan kepada orang dengan risiko tinggi.<ref>{{cite web|url=http://www.cdc.gov/tb/topic/vaccines/|title=Vaccine and Immunizations: TB Vaccine (BCG)|publisher =Centers for Disease Control and Prevention|year=2011|accessdate=26 July 2011}}</ref><ref>{{cite web|title=BCG Vaccine Usage in Canada -Current and Historical|url=http://www.phac-aspc.gc.ca/tbpc-latb/bcgvac_1206-eng.php|work=Public Health Agency of Canada|accessdate=30 December 2011|year=2010|month=September|archive-date=2012-03-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20120330042719/http://www.phac-aspc.gc.ca/tbpc-latb/bcgvac_1206-eng.php|dead-url=yes}}</ref><ref name=UK06>{{cite journal|last=Teo|first=SS|coauthors=Shingadia, DV|title=Does BCG have a role in tuberculosis control and prevention in the United Kingdom?|journal=Archives of Disease in Childhood|date=2006 Jun|volume=91|issue=6|pages=529–31|pmid=16714729|pmc= 2082765|doi=10.1136/adc.2005.085043 }}</ref> Satu alasan vaksin ini tidak digunakan adalah karena vaksin ini menyebabkan [[tes kulit tuberkulin]] memberikan positif palsu, sehingga tes ini tidak membantu dalam penyaringan penyakit.<ref name=UK06/> Jenis vaksin baru masih sedang dikembangkan.<ref name=Lancet11/>


=== Kesehatan masyarakat ===
=== Kesehatan masyarakat ===
World Health Organization (WHO) mendeklarasikan TB sebagai "emergensi kesehatan global pada tahun 1993.<ref name=Lancet11/> Tahun 2006, Kemitraan Stop TB mengembangkan gerakan [[Rencana Global Stop Tuberkulosis]] yang ditujukan untuk menyelamatkan 14 juta orang pada tahun 2015.<ref>{{cite web|url=http://www.stoptb.org/global/plan/|title=The Global Plan to Stop TB|publisher=[[World Health Organization]]|year=2011|accessdate=13 June 2011}}</ref> Jumlah yang telah ditargetkan ini sepertinya tidak akan tercapai pada tahun 2015, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan penderita HIV dengan tuberkulosis dan munculnya resistensi tuberkulosis multi-obat (multiple drug-resistant tuberculosis, MDR-TB).<ref name=Lancet11/> [[Klasifikasi tuberkulosis]] yang dikembangkan oleh [[American Thoracic Society]] pada umumnya digunakan dalam program kesehatan masyarakat.<ref>{{cite book|last=Warrell|first=ed. by D. J. Weatherall ... [4. + 5. ed.] ed. by David A.|title=Sections 1 - 10.|year=2005|publisher=Oxford Univ. Press|location=Oxford [u.a.]|isbn=978-0-19-857014-1|pages=560|url=http://books.google.ca/books?id=EhjX517cGVsC&pg=PA560|edition=4. ed., paperback.}}</ref>
World Health Organization (WHO) mendeklarasikan TB sebagai "emergensi kesehatan global pada tahun 1993.<ref name=Lancet11/> Tahun 2006, Kemitraan Stop TB mengembangkan gerakan [[Rencana Global Stop Tuberkulosis]] yang ditujukan untuk menyelamatkan 14 juta orang pada tahun 2015.<ref>{{cite web|url=http://www.stoptb.org/global/plan/|title=The Global Plan to Stop TB|publisher=[[World Health Organization]]|year=2011|accessdate=13 June 2011}}</ref> Jumlah yang telah ditargetkan ini sepertinya tidak akan tercapai pada tahun 2015, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan penderita HIV dengan tuberkulosis dan munculnya resistansi tuberkulosis multi-obat (multiple drug-resistant tuberculosis, MDR-TB).<ref name=Lancet11/> [[Klasifikasi tuberkulosis]] yang dikembangkan oleh [[American Thoracic Society]] pada umumnya digunakan dalam program kesehatan masyarakat.<ref>{{cite book|last=Warrell|first=ed. by D. J. Weatherall ... [4. + 5. ed.] ed. by David A.|title=Sections 1 - 10.|year=2005|publisher=Oxford Univ. Press|location=Oxford [u.a.]|isbn=978-0-19-857014-1|pages=560|url=http://books.google.ca/books?id=EhjX517cGVsC&pg=PA560|edition=4. ed., paperback.}}</ref>


Karena kuman TB ada di mana-mana termasuk di Mal, Kantor dan tentunya juga di Rumah Sakit, maka pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita:
Karena kuman TB ada di mana-mana termasuk di Mal, Kantor dan tentunya juga di Rumah Sakit, maka pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita:
Baris 94: Baris 115:


== Penanganan ==
== Penanganan ==
Pengobatan TB menggunakan [[antibiotik]] untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak efektif.<ref>{{cite journal |author=Brennan PJ, Nikaido H |title=The envelope of mycobacteria|journal=Annu. Rev. Biochem. |volume=64 |pages=29–63 |year=1995 |pmid=7574484|doi=10.1146/annurev.bi.64.070195.000333}}</ref> Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah [[isoniazid]] dan[[rifampicin]], dan pengbatan dapat berlangsung berbulan-bulan.<ref name=CDCcourse/> Pengobatan TB laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal.<ref name=Latent2011/> Penyakit TB aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan risiko berkembangnya bakteri yang [[resisten terhadap antibiotik]].<ref name=Lancet11/> Pasien dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TB aktif di kehidupan selanjutnya.<ref name=Latent2011>{{cite journal|last=Menzies|first=D|coauthors=Al Jahdali, H, Al Otaibi, B|title=Recent developments in treatment of latent tuberculosis infection.|journal=The Indian journal of medical research|date=2011 Mar|volume=133|pages=257-66|pmid=21441678}}</ref> WHO merekomendasikan [[directly observed therapy]] atau terapi pengawasan langsung, dimana seorang pengawas kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan benar.<ref>{{cite book|author=Arch G., III Mainous|title=Management of Antimicrobials in Infectious Diseases: Impact of Antibiotic Resistance|publisher=Humana Pr|location=|year=2010|pages=69|isbn=1-60327-238-0|oclc=|url=http://books.google.ca/books?id=hwVFAPLYznsC&pg=PA69}}</ref> Bukti yang mendukung terapi pengawasan langsung secara independen kurang baik.<ref>{{cite journal |author=Volmink J, Garner P |title=Directly observed therapy for treating tuberculosis |journal=Cochrane Database Syst Rev |volume= |issue=4 |pages=CD003343 |year=2007|pmid=17943789 |doi=10.1002/14651858.CD003343.pub3 |url=}}</ref> Namun, metode dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting ternyata efektif.<ref>{{cite journal|last=Liu|first=Q|coauthors=Abba, K; Alejandria, MM; Balanag, VM; Berba, RP; Lansang, MA|title=Reminder systems and late patient tracers in the diagnosis and management of tuberculosis.|journal=Cochrane database of systematic reviews (Online)|date=2008 Oct 8|issue=4|pages=CD006594|pmid=18843723}}</ref>
Pengobatan TB menggunakan [[antibiotik]] untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak efektif.<ref>{{cite journal |author=Brennan PJ, Nikaido H |title=The envelope of mycobacteria|url=https://archive.org/details/sim_annual-review-of-biochemistry_1995_64/page/29 |journal=Annu. Rev. Biochem. |volume=64 |pages=29–63 |year=1995 |pmid=7574484|doi=10.1146/annurev.bi.64.070195.000333}}</ref> Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah [[isoniazid]] dan [[rifampisin]], dan pengbatan dapat berlangsung berbulan-bulan.<ref name=CDCcourse/> Pengobatan TB laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal.<ref name=Latent2011/> Penyakit TB aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan risiko berkembangnya bakteri yang [[resistansi antibiotik|resisten terhadap antibiotik]].<ref name=Lancet11/> Pasien dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TB aktif di kehidupan selanjutnya.<ref name=Latent2011>{{cite journal|last=Menzies|first=D|coauthors=Al Jahdali, H, Al Otaibi, B|title=Recent developments in treatment of latent tuberculosis infection.|journal=The Indian journal of medical research|date=2011 Mar|volume=133|pages=257-66|pmid=21441678}}</ref> WHO merekomendasikan [[terapi pengawasan langsung]] ({{lang-en|directly-observed therapy}}), yaitu seorang pengawas kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan benar.<ref>{{cite book|author=Arch G., III Mainous|title=Management of Antimicrobials in Infectious Diseases: Impact of Antibiotic Resistance|publisher=Humana Pr|location=|year=2010|pages=69|isbn=1-60327-238-0|oclc=|url=http://books.google.ca/books?id=hwVFAPLYznsC&pg=PA69}}</ref> Bukti yang mendukung terapi pengawasan langsung secara independen kurang baik.<ref>{{cite journal |author=Volmink J, Garner P |title=Directly observed therapy for treating tuberculosis |journal=Cochrane Database Syst Rev |volume= |issue=4 |pages=CD003343 |year=2007|pmid=17943789 |doi=10.1002/14651858.CD003343.pub3 |url=}}</ref> Namun, metode dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting ternyata efektif.<ref>{{cite journal|last=Liu|first=Q|coauthors=Abba, K; Alejandria, MM; Balanag, VM; Berba, RP; Lansang, MA|title=Reminder systems and late patient tracers in the diagnosis and management of tuberculosis.|journal=Cochrane database of systematic reviews (Online)|date=2008 Oct 8|issue=4|pages=CD006594|pmid=18843723}}</ref>


=== Kasus baru ===
=== Kasus baru ===
Rekomendasi tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru tuberkulosis paru adalah kombinasi antibiotik selama enam bulan. Rifampicin, isoniazid, [[pyrazinamide]], dan [[ethambutol]] untuk dua bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk empat bulan selanjutnya.<ref name=Lancet11/> Apabila resistensi terhadap isoniazid tinggi, ethambutol dapat ditambahkan untuk empat bulan terakhir sebagai alternatif.<ref name=Lancet11/>
Rekomendasi tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru tuberkulosis paru adalah kombinasi antibiotik selama enam bulan. Rifampicin, isoniazid, [[pirazinamide]], dan [[etambutol]] untuk dua bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk empat bulan selanjutnya.<ref name=Lancet11/> Apabila resistansi terhadap isoniazid tinggi, ethambutol dapat ditambahkan untuk empat bulan terakhir sebagai alternatif.<ref name=Lancet11/>


=== Penyakit kambuh ===
=== Penyakit kambuh ===
Bila tuberkulosis kambuh, lakukan tes untuk menentukan jenis antibiotik yang sensitif sebelum menentukan pengobatan.<ref name=Lancet11/> Jika [[tuberkulosis resisten multi obat|multiple drug-resistant TB]] (MDR-TB) terdeteksi, direkomdendasikan pengobatan dengan paling tidak empat jenis antibiotik efektif selama 8–24&nbsp;bulan.<ref name=Lancet11/>
Bila tuberkulosis kambuh, lakukan tes untuk menentukan jenis antibiotik yang sensitif sebelum menentukan pengobatan.<ref name=Lancet11/> Jika [[tuberkulosis resisten obat|multiple drug-resistant TB]] (MDR-TB) terdeteksi, direkomdendasikan pengobatan dengan paling tidak empat jenis antibiotik efektif selama 8–24&nbsp;bulan.<ref name=Lancet11/>


=== Resistensi obat ===
=== Resistansi obat ===
Resistensi primer muncul saat seseorang terinfeksi jenis TB resisten. Seorang dengan TB yang rentan dapat mengalami resistensi sekunder (didapat) pada saat terapi. Seseorang juga dapat mengalami perkembangan resistensi karena pengobatan yang tidak adekuat, jika obat yang diresepkan tidak dipakai dengan sesuai (karena tidak patuh), atau karena obat yang digunakan berkualitas rendah.<ref name=OBrien>{{cite journal |author=O'Brien R |title=Drug-resistant tuberculosis: etiology, management and prevention |journal=Semin Respir Infect |volume=9 |issue=2|pages=104–12 |year=1994|pmid = 7973169}}</ref> TB dengan resistensi obat merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di negara yang sedang berkembang. Pengobatan untuk TB yang resisten terhadap obat akan berlangsung lebih lama dan memerlukan obat yang lebih mahal. MDR-TB (Mulitple Drugs Resistance-TB) sering didefinisikan sebagai resistensi terhadap dua obat yang paling efektif dalam lini pertama pengobatan TB: rifampicin and isoniazid. [[Tuberkulosis yang resisten obat secara ekstensif|Extensively drug-resistant TB]] juga resisten terhadap tiga atau lebih dari enam kelas pengobatan lini kedua.<ref name="MMWR2006">{{cite journal |title=Emergence of ''Mycobacterium tuberculosis'' with extensive resistance to second-line drugs—worldwide, 2000–2004 |journal=MMWR Morb Mortal Wkly Rep |volume=55 |issue=11 |pages=301–5 |year=2006|url=http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5511a2.htm|pmid = 16557213 |author=Centers for Disease Control and Prevention (CDC)}}</ref> [[Tuberkulosis resisten obat total|TB resisten obat total]] adalah resistensi terhadap semua jenis obat yang selama ini digunakan. TB dengan resisten total terhadap obat pertama kali ditemukan pada tahun 2003 di Italia, tetapi hal ini tidak pernah dilaporkan hingga tahun 2012.<ref>{{cite web|title=Totally Resistant TB: Earliest Cases in Italy |url=http://www.wired.com/wiredscience/2012/01/tdr-first-italy/|author=Maryn McKenna|date=12 January 2012|accessdate=12 January 2012|publisher=[[Wired (magazine)|Wired]]}}</ref> Sekarang ini ada kecenderungan untuk mengetahui terlebih dahulu apa betul yang menginfeksi adalah bakteri TB atau bakteri lainnya dan obat apa saja yang masih mempan, oleh karenanya perlu dilakukan [[kultur mikrobiologi|kultur bakteri]] terlebih dulu sebelum dilakukan pengobatan. Pada tahun 2007, WHO merekomendasikan penggunaan media cair untuk kultur bakteri TB agar lebih akurat dan membutuhkan waktu hingga 40 hari.<ref>{{cite web |url=http://m.inilah.com/news/detail/2087724/tb-bakteri-lebih-cepat-terdeteksi |title=TB, Bakteri Lebih Cepat Terdeteksi |author=Ricky Reynald Yulman |date=1 April 2015}}</ref>
Resistansi primer muncul saat seseorang terinfeksi jenis TB resisten. Seorang dengan TB yang rentan dapat mengalami resistansi sekunder (didapat) pada saat terapi. Seseorang juga dapat mengalami perkembangan resistansi karena pengobatan yang tidak adekuat, jika obat yang diresepkan tidak dipakai dengan sesuai (karena tidak patuh), atau karena obat yang digunakan berkualitas rendah.<ref name=OBrien>{{cite journal |author=O'Brien R |title=Drug-resistant tuberculosis: etiology, management and prevention |journal=Semin Respir Infect |volume=9 |issue=2|pages=104–12 |year=1994|pmid = 7973169}}</ref> TB dengan resistansi obat merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di negara yang sedang berkembang. Pengobatan untuk TB yang resisten terhadap obat akan berlangsung lebih lama dan memerlukan obat yang lebih mahal. MDR-TB (Mulitple Drugs Resistance-TB) sering didefinisikan sebagai resistansi terhadap dua obat yang paling efektif dalam lini pertama pengobatan TB, yaitu rifampisin and isoniazid. [[Tuberkulosis yang resisten obat secara ekstensif|Extensively drug-resistant TB]] juga resisten terhadap tiga atau lebih dari enam kelas pengobatan lini kedua.<ref name="MMWR2006">{{cite journal |title=Emergence of ''Mycobacterium tuberculosis'' with extensive resistance to second-line drugs—worldwide, 2000–2004 |journal=MMWR Morb Mortal Wkly Rep |volume=55 |issue=11 |pages=301–5 |year=2006|url=http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5511a2.htm|pmid = 16557213 |author=Centers for Disease Control and Prevention (CDC)}}</ref> [[Tuberkulosis resisten obat total|TB resisten obat total]] adalah resistansi terhadap semua jenis obat yang selama ini digunakan. TB dengan resisten total terhadap obat pertama kali ditemukan pada tahun 2003 di Italia, tetapi hal ini tidak pernah dilaporkan hingga tahun 2012.<ref>{{cite web|title=Totally Resistant TB: Earliest Cases in Italy |url=http://www.wired.com/wiredscience/2012/01/tdr-first-italy/|author=Maryn McKenna|date=12 January 2012|accessdate=12 January 2012|publisher=[[Wired (magazine)|Wired]]}}</ref> Sekarang ini ada kecenderungan untuk mengetahui terlebih dahulu apa betul yang menginfeksi adalah bakteri TB atau bakteri lainnya dan obat apa saja yang masih mempan, oleh karenanya perlu dilakukan [[kultur mikrobiologi|kultur bakteri]] terlebih dulu sebelum dilakukan pengobatan. Pada tahun 2007, WHO merekomendasikan penggunaan media cair untuk kultur bakteri TB agar lebih akurat dan membutuhkan waktu hingga 40 hari.<ref>{{cite web |url=http://m.inilah.com/news/detail/2087724/tb-bakteri-lebih-cepat-terdeteksi |title=TB, Bakteri Lebih Cepat Terdeteksi |author=Ricky Reynald Yulman |date=1 April 2015 |access-date=2015-04-01 |archive-date=2015-04-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150402161738/http://m.inilah.com/news/detail/2087724/tb-bakteri-lebih-cepat-terdeteksi |dead-url=yes }}</ref>


== Prognosa ==
== Prognosis ==
Perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB yang nyata muncul saat basil mengalahkan pertahanan sistem imun dan mulai memperbanyak diri. Pada penyakit TB primer (sejumlah 1–5% dari kasus), perkembangan ini muncul segera setelah infeksi awal.<ref name=Robbins/> Namun, pada kebanyakan kasus, suatu [[Tuberkulosis laten|Infeksi laten]] muncul tanpa gejalan yang nyata.<ref name=Robbins/> Kuman yang dorman ini menghasilkan tuberkulosis aktif pada 5–10% dari kasus laten ini, dan pada umumnya baru akan muncul bertahun-tahun setelah infeksi.<ref name=Pet2005/>
Perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB yang nyata muncul saat basil mengalahkan pertahanan sistem imun dan mulai memperbanyak diri. Pada penyakit TB primer (sejumlah 1–5% dari kasus), perkembangan ini muncul segera setelah infeksi awal.<ref name=Robbins/> Namun, pada kebanyakan kasus, suatu [[Tuberkulosis laten|infeksi laten]] muncul tanpa gejalan yang nyata.<ref name=Robbins/> Kuman yang dorman ini menghasilkan tuberkulosis aktif pada 5–10% dari kasus laten ini, dan pada umumnya baru akan muncul bertahun-tahun setelah infeksi.<ref name=Pet2005/>


Risiko reaktivasi meningkat sebagai akibat imunosupresi, seperti misalnya disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang yang juga terinfeksi oleh “M. tuberculosis” dan HIV, risiko adanya reaktivasi meningkat hingga 10% per tahun.<ref name=Robbins/> Studi yang menggunakan sidik DNA dari galur “M. tuberculosis”menunjukkan bahwa infeksi kembali menyebabkan kambuhnya TB lebih sering dari yang diperkirakan.<ref>{{cite journal |doi=10.1016/S1473-3099(03)00607-8 |title=Recurrence in tuberculosis: relapse or reinfection? |year=2003 |author=Lambert M |journal=Lancet Infect Dis |volume=3 |page=282 |pmid=12726976 |issue=5|author-separator=, |display-authors=1 |last2=Hasker |first2=Epco |last3=Deun |first3=Armand Van |last4=Roberfroid|first4=Dominique |last5=Boelaert |first5=Marleen |last6=Van Der Stuyft |first6=Patrick |pages=282–7}}</ref> Infeksi kembali dapat dihitung lebih dari 50% kasus dimana TB biasa ditemukan.<ref>{{cite journal|last=Wang|first=JY|coauthors=Lee, LN, Lai, HC, Hsu, HL, Liaw, YS, Hsueh, PR, Yang, PC|title=Prediction of the tuberculosis reinfection proportion from the local incidence|journal=The Journal of infectious diseases|date=15 July 2007|volume=196|issue=2|pages=281–8|pmid=17570116|doi=10.1086/518898}}</ref> Peluang terjadinya kematian karena tuberkulosis adalah kurang lebih 4% pada tahun 2008, turun dari 8% pada tahun 1995.<ref name=Lancet11/>
Risiko reaktivasi meningkat sebagai akibat imunosupresi, seperti misalnya disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang yang juga terinfeksi oleh “M. tuberculosis” dan HIV, risiko adanya reaktivasi meningkat hingga 10% per tahun.<ref name=Robbins/> Studi yang menggunakan sidik DNA dari galur “M. tuberculosis”menunjukkan bahwa infeksi kembali menyebabkan kambuhnya TB lebih sering dari yang diperkirakan.<ref>{{cite journal |doi=10.1016/S1473-3099(03)00607-8 |title=Recurrence in tuberculosis: relapse or reinfection? |year=2003 |author=Lambert M |journal=Lancet Infect Dis |volume=3 |page=282 |pmid=12726976 |issue=5|author-separator=, |display-authors=1 |last2=Hasker |first2=Epco |last3=Deun |first3=Armand Van |last4=Roberfroid|first4=Dominique |last5=Boelaert |first5=Marleen |last6=Van Der Stuyft |first6=Patrick |pages=282–7}}</ref> Infeksi kembali dapat dihitung lebih dari 50% kasus dimana TB biasa ditemukan.<ref>{{cite journal|last=Wang|first=JY|coauthors=Lee, LN, Lai, HC, Hsu, HL, Liaw, YS, Hsueh, PR, Yang, PC|title=Prediction of the tuberculosis reinfection proportion from the local incidence|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-infectious-diseases_2007-07-15_196_2/page/281|journal=The Journal of infectious diseases|date=15 July 2007|volume=196|issue=2|pages=281–8|pmid=17570116|doi=10.1086/518898}}</ref> Peluang terjadinya kematian karena tuberkulosis adalah kurang lebih 4% pada tahun 2008, turun dari 8% pada tahun 1995.<ref name=Lancet11/>

== Epidemiologi ==
[[Berkas:Tuberculosis-prevalence-WHO-2009.svg|jmpl|alt=World map with [[Afrika sub-Sahara]] di berbagai tempat dengan warna kuning, menunjukkan prevalensi diatas 300 per 100.000 orang, dimana AS, Kanada, Australia, dan Eropa utara berwarna biru gelap, menandakan prevalensi sekitar 10 per 100.000 orang. Asia berwarna kuning, tetapi tidak terlalu terang, menunjukkan pervalensi sekitar 200 per 100.000. Amerika selatan berwarna kuning tua.|Pada tahun 2007, prevalensi TB per 100.000 orang tertinggi di Afrika sub-Sahara, dan relatif tinggi di Asia.<ref name=WHO2009-Burden>{{cite book|title=Global tuberculosis control: epidemiology, strategy, financing|author=World Health Organization|year=2009|isbn=978-92-4-156380-2|chapter=The Stop TB Strategy, case reports, treatment outcomes and estimates of TB burden|chapterurl=http://who.int/tb/publications/global_report/2009/annex_3/en/index.html|accessdate=14 November 2009|pages=187–300}}</ref>]]
Kurang lebih sepertiga dari populasi dunia pernah terinfeksi “M. tuberculosis.” Satu infeksi baru muncul setiap detik dalam skala global.<ref name=WHO2012data/> Bagaimanapun, kebanyakan infeksi oleh “M. tuberculosis” tidak menyebabkan penyakit TB,<ref name=CDC>{{cite web|publisher=[[Pusat Pengendalian Penyakit]]|url=http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/general/LTBIandActiveTB.htm|title=Fact Sheets: The Difference Between Latent TB Infection and Active TB Disease|date=20 June 2011|accessdate=26 July 2011}}</ref> dan 90–95% dari infeksi tetap asimptomatik.<ref name=Book90/> Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis aktif.<ref name=WHO2009-Epidemiology/> Pada tahun 2010, terdapat 8,8 juta kasus baru TB yang didiagnosis, dan 1,45 juta kematian, kebanyakan dari jumlah ini terjadi di [[Negara berkembang|negara-negara berkembang]].<ref name=WHO2011/> Dari seluruh 1,45 juta kematian, sekitar 0.35&nbsp;juta terjadi pada penderita yang juga terinfeksi HIV.<ref name=WHO2011Control>{{cite web|title=Global Tuberculosis Control 2011|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/2011/gtbr11_full.pdf|work=World Health Organization|accessdate=15 April 2012}}</ref>

Tuberkulosis merupakan penyebab umum kematian yang kedua yang disebabkan oleh infeksi (setelah kematian oleh HIV/AIDS).<ref name=ID10/> Angka pasti dari kasus tuberkulosis ("[[Prevalensi (epidemiologi)|prevalensi]]") sudah menurun sejak tahun 2005. Kasus tuberkulosis baru ("[[Kejadian (epidemiologi)|kejadian]]") telah menurun sejak tahun 2002.<ref name=WHO2011/> Cina khususnya telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Cina telah menurunkan laju kematian akibat TB mendekati 80% antara tahun 1990 dan 2010.<ref name=WHO2011Control/> Tuberkulosis lebih umum muncul di negara berkembang. Kurang lebih 80% dari populasi di berbagai negara Asia dan Afrika memberikan tes tuberkulin positif, tetapi hanya 5–10% dari populasi di AS memberikan hasil tes positif.<ref name=Robbins/> Para ahli berharap bahwa TB dapat dikendalikan secara penuh. Bagaimanapun, sejumlah faktor menyebabkan pengendalian TB menjadi tidak mungkin. Vaksin yang efektif sangat sulit dikembangkan. Sangat mahal dan memakan waktu lama untuk mendiagnosis penyakitnya. Pengobatan memerlukan waktu beberapa bulan. Lebih banyak orang yang terinfeksi HIV menderita TB. TB yang resisten terhadap obat muncul pada tahun 1980an.<ref name=Lancet11/>
[[Berkas:TB incidence.png|jmpl|kiri|Angka tahunan laporan kasus baru TB. Data dari [[World Health Organization|WHO]].<ref>{{cite web|author=World Health Organization|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/2008/annex_3/en/index.html|title=WHO report 2008: Global tuberculosis control|accessdate=13 April 2009}}</ref>]]
Pada tahun 2007, negara dengan perkiraan tingkat insiden tertinggi adalah [[Swaziland]], dengan 1.200 kasus per 100.000 orang. India memiliki total insiden terbesar, dengan estimasi 2,0 juta kasus baru.<ref name=WHO2009-Epidemiology/> Di negara maju, tuberculosis tidak umum dan kebanyakan ditemukan di wilayah urban. Pada tahun 2010, laju TB per 100.000 orang di berbagai tempat di dunia adalah: di dunia 178, Afrika 332, Amerika 36, Mediterania Timur 173, Eropa 63, Asia Tenggara 278, dan Pacifik Barat 139.<ref name=WHO2011Control/> Di Kanada dan Australia, tuberkulosis seringkali lebih umum terdapat di antara [[Pendudk Aborigin|penduduk aborigin]], terutama di wilayah yang terpencil.<ref>{{cite journal|last=FitzGerald|first=JM|coauthors=Wang, L, Elwood, RK|title=Tuberculosis: 13. Control of the disease among aboriginal people in Canada.|journal=CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne|date=2000 Feb 8|volume=162|issue=3|pages=351-5|pmid=10693593}}</ref><ref>{{cite book|author=Quah, Stella R.; Carrin, Guy; Buse, Kent; Kristian Heggenhougen|title=Health Systems Policy, Finance, and Organization|publisher=Academic Press|location=Boston|year=2009|pages=424|isbn=0-12-375087-3|oclc=|url=http://books.google.ca/books?id=IEXUrc0tr1wC&pg=PA424}}</ref> Di Amerika Serikat, para Aborigin mengalami laju mortalitas akibat TB lima kali lebih besar.<ref>{{cite book|author= Anne-Emanuelle Birn|title= Textbook of International Health: Global Health in a Dynamic World|year=2009|pages=261|isbn= 9780199885213|url=http://books.google.ca/books?id=2XBB4-eYGZIC&pg=PT261|doi=|accessdate=}}</ref>

Insiden TB bervariasi sesuai usia. Di Afrika, hal ini utamanya mempengaruhi penduduk berusia antara 12dan 18 tahun dan dewasa muda.<ref>{{cite web|author=World Health Organization|url=http://www.who.int/tb/publications/global_report/2006/pdf/full_report_correctedversion.pdf|title=Global Tuberculosis Control Report, 2006 – Annex 1 Profiles of high-burden countries|format=PDF|accessdate=13 October 2006}}</ref> Bagaimanapun, di negara yang laju insidennya sudah menurun dengan tajam (seperti Amerika Serikat), TB umumnya merupakan penyakit pada orang yang lebih tua dan mereka dengan sistem imun rentan.<ref name=Robbins/><ref>{{cite web|author=Centers for Disease Control and Prevention|url=http://www.cdc.gov/nchstp/tb/pubs/slidesets/surv/surv2005/default.htm|title=2005 Surveillance Slide Set|date=12 September 2006|accessdate=13 October 2006}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Mummy at British Museum.jpg|jmpl|[[Mumi]] Mesir di [[British Museum]] – sisa pembusukan tuberkulosis ditemukan di spina [[mumi|mumi-mumi]] [[Mesir]].]]
[[Berkas:Mummy at British Museum.jpg|jmpl|[[Mumi]] Mesir di [[British Museum]] – sisa pembusukan tuberkulosis ditemukan di spina [[mumi|mumi-mumi]] [[Mesir]].]]


Tuberculosis sudah ada dalam kehidupan manusia sejak [[Sejarah kuno|zaman kuno]].<ref name=Lancet11>{{cite journal|last=Lawn|first=SD|coauthors=Zumla, AI|title=Tuberculosis|journal=Lancet|date=2 July 2011|volume=378|issue=9785|pages=57–72|pmid=21420161|doi=10.1016/S0140-6736(10)62173-3}}</ref> Deteksi paling awal “M. tuberculosis” terdapat pada bukti adanya penyakit tersebut di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000 tahun lalu.<ref>{{cite journal |author=Rothschild BM |title=Mycobacterium tuberculosis complex DNA from an extinct bison dated 17,000 years before the present |journal=Clin. Infect. Dis. |volume=33 |issue=3 |pages=305–11 |year=2001|month=August |pmid=11438894 |doi=10.1086/321886 |url=http://www.journals.uchicago.edu/cgi-bin/resolve?CID001531|author-separator=, |author2=Martin LD |author3=Lev G |display-authors=3 |last4=Bercovier |first4=Helen |last5=Bar‐Gal|first5=Gila Kahila |last6=Greenblatt |first6=Charles |last7=Donoghue |first7=Helen |last8=Spigelman |first8=Mark|last9=Brittain |first9=David}}</ref> Namun, tidak ada kepastian apakah tuberkulosis berasal dari sapi (bovin), yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah tuberkulosis tersebut bercabang dari nenek moyang yang sama.<ref>{{cite journal |author=Pearce-Duvet J |title=The origin of human pathogens: evaluating the role of agriculture and domestic animals in the evolution of human disease|journal=Biol Rev Camb Philos Soc |volume=81 |issue=3 |pages=369–82 |year=2006|pmid = 16672105|doi=10.1017/S1464793106007020}}</ref> Para ilmuwan yakin bahwa manusia terkena MTBC dari binatang selama proses penjinakan. Namun, [[gen]] “''Micobacterium tuberculosis''” ''complex'' (MTbC) pada manusia telah dibandingkan dengan MTbC pada binatang, dan teori tersebut telah terbukti salah. Galur bakteri tuberkulosis memiliki nenek moyang yang sama, yang sebenarnya bisa menginfeksi manusia sejak [[Revolusi Neolitik]].<ref>{{cite journal|last=Comas|first=I|coauthors=Gagneux, S|title=The past and future of tuberculosis research.|journal=PLoS pathogens|date=2009 Oct|volume=5|issue=10|pages=e1000600|pmid=19855821}}</ref> Sisa kerangka menunjukkan bahwa manusia prasejarah (4000 [[AD|Sebelum Masehi]]) mengidap TB. Para peneliti menemukan pembusukan tuberkulosis di dalam tulang spina [[mumi|mumi-mumi]] [[Mesir]] dari tahun 3000–2400 SM.<ref>{{cite journal |author=Zink A, Sola C, Reischl U, Grabner W, Rastogi N, Wolf H, Nerlich A |title=Characterization of Mycobacterium tuberculosis Complex DNAs from Egyptian Mummies by Spoligotyping |journal=J Clin Microbiol |volume=41 |issue=1 |pages=359–67 |year=2003 |pmid=12517873|doi=10.1128/JCM.41.1.359-367.2003 |pmc=149558}}</ref> "Phthisis" berasal dari bahasa Yunani yang artinya “konsumsi,” yakni istilah kuno untuk tuberkulosis paru.<ref>{{cite book|title=The Chambers Dictionary.|year=1998|publisher=Allied Chambers India Ltd.|location=New Delhi|isbn=978-81-86062-25-8|pages=352|url=http://books.google.ca/books?id=pz2ORay2HWoC&pg=RA1-PA352}}</ref> Sekira 460 SM, [[Hippocrates]] mengidentifikasi bahwa phthisis adalah penyakit yang paling mudah menular pada saat itu. Orang dengan phthisis mengalami demam dan batuk darah. Phthisis hampir selalu berakibat fatal.<ref>Hippocrates.[http://web.archive.org/web/20050211173218/http://classics.mit.edu/Hippocrates/aphorisms.mb.txt Aphorisms.] Accessed 7 October 2006.</ref> Penelitian gen menunjukkan bahwa TB telah ada di [[Amerika]] dari sekira tahun 100 AD.<ref>{{cite journal |author=Konomi N, Lebwohl E, Mowbray K, Tattersall I, Zhang D |title=Detection of Mycobacterial DNA in Andean Mummies |journal=J Clin Microbiol |volume=40 |issue=12 |pages=4738–40 |year=2002 |pmid=12454182|doi=10.1128/JCM.40.12.4738-4740.2002 |pmc=154635}}</ref>
Tuberculosis sudah ada dalam kehidupan manusia sejak [[Sejarah kuno|zaman kuno]].<ref name=Lancet11>{{cite journal|last=Lawn|first=SD|coauthors=Zumla, AI|title=Tuberculosis|journal=Lancet|date=2 July 2011|volume=378|issue=9785|pages=57–72|pmid=21420161|doi=10.1016/S0140-6736(10)62173-3}}</ref> Deteksi paling awal “M. tuberculosis” terdapat pada bukti adanya penyakit tersebut di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000 tahun lalu.<ref>{{cite journal |author=Rothschild BM |title=Mycobacterium tuberculosis complex DNA from an extinct bison dated 17,000 years before the present |journal=Clin. Infect. Dis. |volume=33 |issue=3 |pages=305–11 |year=2001|month=August |pmid=11438894 |doi=10.1086/321886 |url=http://www.journals.uchicago.edu/cgi-bin/resolve?CID001531|author-separator=, |author2=Martin LD |author3=Lev G |display-authors=3 |last4=Bercovier |first4=Helen |last5=Bar‐Gal|first5=Gila Kahila |last6=Greenblatt |first6=Charles |last7=Donoghue |first7=Helen |last8=Spigelman |first8=Mark|last9=Brittain |first9=David}}</ref> Namun, tidak ada kepastian apakah tuberkulosis berasal dari sapi (bovin), yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah tuberkulosis tersebut bercabang dari nenek moyang yang sama.<ref>{{cite journal |author=Pearce-Duvet J |title=The origin of human pathogens: evaluating the role of agriculture and domestic animals in the evolution of human disease|journal=Biol Rev Camb Philos Soc |volume=81 |issue=3 |pages=369–82 |year=2006|pmid = 16672105|doi=10.1017/S1464793106007020}}</ref> Para ilmuwan yakin bahwa manusia terkena MTBC dari binatang selama proses penjinakan. Namun, [[gen]] “''Micobacterium tuberculosis''” ''complex'' (MTbC) pada manusia telah dibandingkan dengan MTbC pada binatang, dan teori tersebut telah terbukti salah. Galur bakteri tuberkulosis memiliki nenek moyang yang sama, yang sebenarnya bisa menginfeksi manusia sejak [[Revolusi Neolitik]].<ref>{{cite journal|last=Comas|first=I|coauthors=Gagneux, S|title=The past and future of tuberculosis research.|journal=PLoS pathogens|date=2009 Oct|volume=5|issue=10|pages=e1000600|pmid=19855821}}</ref> Sisa kerangka menunjukkan bahwa manusia prasejarah (4000 [[AD|Sebelum Masehi]]) mengidap TB. Para peneliti menemukan pembusukan tuberkulosis di dalam tulang spina [[mumi|mumi-mumi]] [[Mesir]] dari tahun 3000–2400 SM.<ref>{{cite journal |author=Zink A, Sola C, Reischl U, Grabner W, Rastogi N, Wolf H, Nerlich A |title=Characterization of Mycobacterium tuberculosis Complex DNAs from Egyptian Mummies by Spoligotyping |journal=J Clin Microbiol |volume=41 |issue=1 |pages=359–67 |year=2003 |pmid=12517873|doi=10.1128/JCM.41.1.359-367.2003 |pmc=149558}}</ref> "Phthisis" berasal dari bahasa Yunani yang artinya “konsumsi,” yakni istilah kuno untuk tuberkulosis paru.<ref>{{cite book|title=The Chambers Dictionary.|year=1998|publisher=Allied Chambers India Ltd.|location=New Delhi|isbn=978-81-86062-25-8|pages=352|url=http://books.google.ca/books?id=pz2ORay2HWoC&pg=RA1-PA352}}</ref> Sekira 460 SM, [[Hippocrates]] mengidentifikasi bahwa phthisis adalah penyakit yang paling mudah menular pada saat itu. Orang dengan phthisis mengalami demam dan batuk darah. Phthisis hampir selalu berakibat fatal.<ref>Hippocrates.[https://web.archive.org/web/20050211173218/http://classics.mit.edu/Hippocrates/aphorisms.mb.txt Aphorisms.] Accessed 7 October 2006.</ref> Penelitian gen menunjukkan bahwa TB telah ada di [[Amerika]] dari sekira tahun 100 AD.<ref>{{cite journal |author=Konomi N, Lebwohl E, Mowbray K, Tattersall I, Zhang D |title=Detection of Mycobacterial DNA in Andean Mummies |journal=J Clin Microbiol |volume=40 |issue=12 |pages=4738–40 |year=2002 |pmid=12454182|doi=10.1128/JCM.40.12.4738-4740.2002 |pmc=154635}}</ref>


Sebelum [[Revolusi Industri]], cerita rakyat seringkali menghubungkan tuberkulosis dengan [[vampir]]. Jika seorang anggota keluarga meninggal karena TB, kesehatan anggota keluarga lainnya dari orang yang terinfeksi tersebut perlahan-lahan menurun. Masyarakat percaya bahwa orang pertama yang terkena TB menguras jiwa anggota keluarga lainnya.<ref name=sledzik>{{cite journal |last=Sledzik |first=Paul S. |coauthors=Nicholas Bellantoni |month=June |year=1994 |title=Bioarcheological and biocultural evidence for the New England vampire folk belief |journal=American Journal of Physical Anthropology |volume=94 |issue=2 |pages=269–274|doi=10.1002/ajpa.1330940210 |url=http://www.ceev.net/biocultural.pdf |format=PDF|pmid=8085617 |issn=0002-9483}}</ref>
Sebelum [[Revolusi Industri]], cerita rakyat sering kali menghubungkan tuberkulosis dengan [[vampir]]. Jika seorang anggota keluarga meninggal karena TB, kesehatan anggota keluarga lainnya dari orang yang terinfeksi tersebut perlahan-lahan menurun. Masyarakat percaya bahwa orang pertama yang terkena TB menguras jiwa anggota keluarga lainnya.<ref name=sledzik>{{cite journal |last=Sledzik |first=Paul S. |coauthors=Nicholas Bellantoni |month=June |year=1994 |title=Bioarcheological and biocultural evidence for the New England vampire folk belief |journal=American Journal of Physical Anthropology |volume=94 |issue=2 |pages=269–274|doi=10.1002/ajpa.1330940210 |url=http://www.ceev.net/biocultural.pdf |format=PDF|pmid=8085617 |issn=0002-9483}}</ref>


Jenis TB paru yang dikaitkan dengan [[tuberkel (anatomi)|tuberkel]] ditetapkan sebagai patologi oleh [[Dr Richard Morton]] pada 1689.<ref name="WhoNamedIt-Calmette">{{WhoNamedIt|doctor|2413|Léon Charles Albert Calmette}}</ref><ref name="MedHist1970-Trail">{{cite journal |author=Trail RR |title=Richard Morton (1637-1698) |journal=Med Hist |volume=14|issue=2 |pages=166–74 |year=1970 |month=April |pmid=4914685 |pmc=1034037 }}</ref> Namun, TB memiliki berbagai gejala, sehingga TB tidak diidentifikasi sebagai satu jenis penyakit hingga akhir 1820-an. TB belum dinamakan tuberkulosis hingga 1839 oleh [[Johann Lukas Schönlein|J. L. Schönlein]].<ref>Zur Pathogenie der Impetigines. Auszug aus einer brieflichen Mitteilung an den Herausgeber. [Müller’s] ''Archiv für Anatomie, Physiologie und wissenschaftliche Medicin''. 1839, page 82.</ref> Selama tahun 1838–1845, Dr. John Croghan, pemilik [[Gua Mammoth]], membawa mereka yang terkena TB ke dalam gua dengan harapan menyembuhkan penyakit tersebut dengan suhu konstan dan kemurnian udara di dalam gua: mereka meninggal setelah satu tahun di dalam gua.<ref>[http://edition.cnn.com/2004/TRAVEL/DESTINATIONS/02/26/mammoth.cave.ap/index.html Kentucky: Mammoth Cave long on history.] ''[[CNN]]''. 27 February 2004. Accessed 8 October 2006.</ref> Hermann Brehmer membuka [[sanatorium]] pertama pada 1859 di [[Sokołowsko|Sokołowsko, Polandia]].<ref name =sanatoria>{{cite journal |author=McCarthy OR |title=The key to the sanatoria |journal=J R Soc Med |volume=94 |issue=8 |pages=413–7 |year=2001 |month=August |pmid=11461990 |pmc=1281640|url=http://www.jrsm.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=11461990}}</ref>
Jenis TB paru yang dikaitkan dengan [[tuberkel (anatomi)|tuberkel]] ditetapkan sebagai patologi oleh [[Dr Richard Morton]] pada 1689.<ref name="WhoNamedIt-Calmette">{{WhoNamedIt|doctor|2413|Léon Charles Albert Calmette}}</ref><ref name="MedHist1970-Trail">{{cite journal |author=Trail RR |title=Richard Morton (1637-1698) |journal=Med Hist |volume=14|issue=2 |pages=166–74 |year=1970 |month=April |pmid=4914685 |pmc=1034037 }}</ref> Namun, TB memiliki berbagai gejala, sehingga TB tidak diidentifikasi sebagai satu jenis penyakit hingga akhir 1820-an. TB belum dinamakan tuberkulosis hingga 1839 oleh [[Johann Lukas Schönlein|J. L. Schönlein]].<ref>Zur Pathogenie der Impetigines. Auszug aus einer brieflichen Mitteilung an den Herausgeber. [Müller’s] ''Archiv für Anatomie, Physiologie und wissenschaftliche Medicin''. 1839, page 82.</ref> Selama tahun 1838–1845, Dr. John Croghan, pemilik [[Gua Mammoth]], membawa mereka yang terkena TB ke dalam gua dengan harapan menyembuhkan penyakit tersebut dengan suhu konstan dan kemurnian udara di dalam gua: mereka meninggal setelah satu tahun di dalam gua.<ref>[http://edition.cnn.com/2004/TRAVEL/DESTINATIONS/02/26/mammoth.cave.ap/index.html Kentucky: Mammoth Cave long on history.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060813140746/http://edition.cnn.com/2004/TRAVEL/DESTINATIONS/02/26/mammoth.cave.ap/index.html |date=2006-08-13 }} ''[[CNN]]''. 27 February 2004. Accessed 8 October 2006.</ref> Hermann Brehmer membuka [[sanatorium]] pertama pada 1859 di [[Sokołowsko|Sokołowsko, Polandia]].<ref name =sanatoria>{{cite journal |author=McCarthy OR |title=The key to the sanatoria |journal=J R Soc Med |volume=94 |issue=8 |pages=413–7 |year=2001 |month=August |pmid=11461990 |pmc=1281640|url=http://www.jrsm.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=11461990}}</ref>


[[Berkas:RobertKoch.jpg|lurus|jmpl|kiri|Dr. Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.]]
[[Berkas:RobertKoch.jpg|lurus|jmpl|kiri|Dr. Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.]]


Basilus yang menyebabkan tuberkulosis, “Mycobacterium tuberculosis,” diidentifikasi dan dijelaskan pada 24 Maret 1882 oleh [[Robert Koch]]. Dia menerima [[Hadiah Nobel bidang fisiologi atau kedokteran]] pada 1905 atas penemuan ini.<ref>[[Nobel Foundation]]. [http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905.] Accessed 7 October 2006.</ref> Koch tidak percaya bahwa penyakit tuberkulosis pada sapi (ternak) dan manusia adalah penyakit yang serupa. Keyakinan ini menunda pengakuan bahwa susu yang terinfeksi menjadi sumber infeksi. Kemudian, risiko penularan dari sumber ini sangat jauh berkurang karena penemuan proses [[pasteurisasi]]. Koch mengumumkan ekstrak [[gliserin]] dari basil tuberkulosis sebagai "obat" untuk tuberkulosis pada 1890. Dia menamakannya “tuberkulin.” Meskipun “tuberkulin” tidak efektif, tuberkulin diadaptasi sebagai tes penapisan untuk mengetahui adanya tuberkulosis prasimtomatik.<ref>{{cite journal|author=Waddington K |title=To stamp out "So Terrible a Malady": bovine tuberculosis and tuberculin testing in Britain, 1890–1939 |journal=Med Hist |volume=48 |issue=1 |pages=29–48 |year=2004 |month=January |pmid=14968644 |pmc=546294 }}</ref>
Basilus yang menyebabkan tuberkulosis, “Mycobacterium tuberculosis,” diidentifikasi dan dijelaskan pada 24 Maret 1882 oleh [[Robert Koch]]. Dia menerima [[Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran]] pada 1905 atas penemuan ini.<ref>[[Nobel Foundation]]. [http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/ The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905.] Accessed 7 October 2006.</ref> Koch tidak percaya bahwa penyakit tuberkulosis pada sapi (ternak) dan manusia adalah penyakit yang serupa. Keyakinan ini menunda pengakuan bahwa susu yang terinfeksi menjadi sumber infeksi. Kemudian, risiko penularan dari sumber ini sangat jauh berkurang karena penemuan proses [[pasteurisasi]]. Koch mengumumkan ekstrak [[gliserin]] dari basil tuberkulosis sebagai "obat" untuk tuberkulosis pada 1890. Dia menamakannya “tuberkulin.” Meskipun “tuberkulin” tidak efektif, tuberkulin diadaptasi sebagai tes penapisan untuk mengetahui adanya tuberkulosis prasimtomatik.<ref>{{cite journal|author=Waddington K |title=To stamp out "So Terrible a Malady": bovine tuberculosis and tuberculin testing in Britain, 1890–1939 |journal=Med Hist |volume=48 |issue=1 |pages=29–48 |year=2004 |month=January |pmid=14968644 |pmc=546294 }}</ref>


[[Albert Calmette]] dan [[Camille Guérin]] menerima kesuksesan pertama dalam imunisasi anti tuberkulosis pada 1906. Mereka menggunakan tuberkulosis galur bovin di-atenuasi, dan vaksin tersebut dinamakan BCG ([[Bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette dan Guérin]]). Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada 1921 di [[Prancis]].<ref name=Bonah>{{cite journal |author=Bonah C|title=The 'experimental stable' of the BCG vaccine: safety, efficacy, proof, and standards, 1921–1933 |journal=Stud Hist Philos Biol Biomed Sci |volume=36 |issue=4 |pages=696–721 |year=2005 |pmid=16337557|doi=10.1016/j.shpsc.2005.09.003}}</ref> Namun, vaksin BCG baru diterima secara luas di [[Amerika Serikat|AS]], [[Inggris]], dan [[Jerman]] setelah Perang Dunia II.<ref name=Comstock>{{cite journal |author=Comstock G |title=The International Tuberculosis Campaign: a pioneering venture in mass vaccination and research |journal=Clin Infect Dis |volume=19 |issue=3 |pages=528–40 |year=1994|pmid=7811874|doi=10.1093/clinids/19.3.528}}</ref>
[[Albert Calmette]] dan [[Camille Guérin]] menerima kesuksesan pertama dalam imunisasi anti tuberkulosis pada 1906. Mereka menggunakan tuberkulosis galur bovin di-atenuasi, dan vaksin tersebut dinamakan BCG ([[Bacillus Calmette-Guérin|basil Calmette dan Guérin]]). Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada 1921 di [[Prancis]].<ref name=Bonah>{{cite journal |author=Bonah C|title=The 'experimental stable' of the BCG vaccine: safety, efficacy, proof, and standards, 1921–1933 |journal=Stud Hist Philos Biol Biomed Sci |volume=36 |issue=4 |pages=696–721 |year=2005 |pmid=16337557|doi=10.1016/j.shpsc.2005.09.003}}</ref> Namun, vaksin BCG baru diterima secara luas di [[Amerika Serikat|AS]], [[Inggris]], dan [[Jerman]] setelah Perang Dunia II.<ref name=Comstock>{{cite journal |author=Comstock G |title=The International Tuberculosis Campaign: a pioneering venture in mass vaccination and research |url=https://archive.org/details/sim_clinical-infectious-diseases_1994-09_19_3/page/528 |journal=Clin Infect Dis |volume=19 |issue=3 |pages=528–40 |year=1994|pmid=7811874|doi=10.1093/clinids/19.3.528}}</ref>


Tuberkulosis menimbulkan kekhawatiran masyarakat pada abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sebagai penyakit [[endemik (epidemiologi)|endemik]] masyarakat miskin di perkotaan. Pada 1815, satu di antara empat kematian di Inggris disebabkan oleh "konsumsi." Pada 1918, satu di antara enam kematian di Prancis disebabkan oleh TB. Setelah para ilmuwan menetapkan bahwa penyakit tersebut menular pada 1880-an, TB dimasukkan ke [[Daftar penyakit yang wajib dilaporkan|penyakit wajib lapor]] di Inggris. Kampanye dimulai agar orang-orang berhenti meludah di tempat umum dan orang miskin yang terinfeksi penyakit tersebut ‘didorong’ untuk masuk [[sanatorium]] yang menyerupai rumah tahanan. (Sanatorium untuk kelas menengah ke atas menawarkan perawatan yang luar biasa dan pemeriksaan medis terus-menerus.) <ref name =sanatoria/> Sanatorium tersebut seharusnya memberi manfaat "udara bersih" dan pekerjaan. Namun bahkan dalam kondisi terbaik, 50% pasien di dalamnya meninggal setelah lima tahun (“ca.” 1916).<ref name =sanatoria/>
Tuberkulosis menimbulkan kekhawatiran masyarakat pada abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sebagai penyakit [[endemik (epidemiologi)|endemik]] masyarakat miskin di perkotaan. Pada 1815, satu di antara empat kematian di Inggris disebabkan oleh "konsumsi." Pada 1918, satu di antara enam kematian di Prancis disebabkan oleh TB. Setelah para ilmuwan menetapkan bahwa penyakit tersebut menular pada 1880-an, TB dimasukkan ke [[Daftar penyakit yang wajib dilaporkan|penyakit wajib lapor]] di Inggris. Kampanye dimulai agar orang-orang berhenti meludah di tempat umum dan orang miskin yang terinfeksi penyakit tersebut ‘didorong’ untuk masuk [[sanatorium]] yang menyerupai rumah tahanan. (Sanatorium untuk kelas menengah ke atas menawarkan perawatan yang luar biasa dan pemeriksaan medis terus-menerus.) <ref name =sanatoria/> Sanatorium tersebut seharusnya memberi manfaat "udara bersih" dan pekerjaan. Namun bahkan dalam kondisi terbaik, 50% pasien di dalamnya meninggal setelah lima tahun (“ca.” 1916).<ref name =sanatoria/>
Baris 139: Baris 150:
Di Eropa, angka tuberkulosis mulai meningkat pada awal 1600-an. Angka kasus TB mencapai puncak tertingginya di Eropa pada 1800-an ketika penyakit ini menyebabkan hampir 25% dari keseluruhan kasus kematian.<ref>{{cite book|last=Bloom|first=editor, Barry R.|title=Tuberculosis : pathogenesis, protection, and control|year=1994|publisher=ASM Press|location=Washington, D.C.|isbn=978-1-55581-072-6}}</ref> Angka kematian kemudian menurun hingga hampir mencapai 90% pada 1950-an.<ref>{{cite book|last=Persson|first=Sheryl|title=Smallpox, Syphilis and Salvation: Medical Breakthroughs That Changed the World|year=2010|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=978-1-4587-6712-7|pages=141|url=http://books.google.ca/books?id=-W7ch1d6JOoC&pg=PA141}}</ref> Peningkatan kesehatan masyarakat secara signifikan mengurangi angka tuberkulosis bahkan sebelum [[streptomisin]] dan antibiotik lainnya digunakan. Namun, penyakit tersebut masih merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat. Ketika [[Medical Research Council (UK)|Konsil Penelitian Medis]] dibentuk di Inggris pada 1913, fokus awalnya adalah penelitian tuberkulosis.<ref>{{cite book|last=editor|first=Caroline Hannaway,|title=Biomedicine in the twentieth century: practices, policies, and politics|year=2008|publisher=IOS Press|location=Amsterdam|isbn=978-1-58603-832-8|pages=233|url=http://books.google.ca/books?id=o5HBxyg5APIC&pg=PA233}}</ref>
Di Eropa, angka tuberkulosis mulai meningkat pada awal 1600-an. Angka kasus TB mencapai puncak tertingginya di Eropa pada 1800-an ketika penyakit ini menyebabkan hampir 25% dari keseluruhan kasus kematian.<ref>{{cite book|last=Bloom|first=editor, Barry R.|title=Tuberculosis : pathogenesis, protection, and control|year=1994|publisher=ASM Press|location=Washington, D.C.|isbn=978-1-55581-072-6}}</ref> Angka kematian kemudian menurun hingga hampir mencapai 90% pada 1950-an.<ref>{{cite book|last=Persson|first=Sheryl|title=Smallpox, Syphilis and Salvation: Medical Breakthroughs That Changed the World|year=2010|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=978-1-4587-6712-7|pages=141|url=http://books.google.ca/books?id=-W7ch1d6JOoC&pg=PA141}}</ref> Peningkatan kesehatan masyarakat secara signifikan mengurangi angka tuberkulosis bahkan sebelum [[streptomisin]] dan antibiotik lainnya digunakan. Namun, penyakit tersebut masih merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat. Ketika [[Medical Research Council (UK)|Konsil Penelitian Medis]] dibentuk di Inggris pada 1913, fokus awalnya adalah penelitian tuberkulosis.<ref>{{cite book|last=editor|first=Caroline Hannaway,|title=Biomedicine in the twentieth century: practices, policies, and politics|year=2008|publisher=IOS Press|location=Amsterdam|isbn=978-1-58603-832-8|pages=233|url=http://books.google.ca/books?id=o5HBxyg5APIC&pg=PA233}}</ref>


Pada 1946, pengembangan antibiotik [[streptomisin]] mewujudkan pengobatan dan penyembuhan efektif untuk TB. Sebelum obat ini diperkenalkan, pengobatan satu-satunya (kecuali sanatorium) adalah intervensi bedah. “Teknik [[pneumotoraks]]" membuat paru-paru yang terinfeksi kolaps dan memberikan "jeda" sehingga lesi akibat tuberkulosis mulai sembuh.<ref>{{cite book|last=Shields|first=Thomas|title=General thoracic surgery|year=2009|publisher=Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins|location=Philadelphia|isbn=978-0-7817-7982-1|pages=792|url=http://books.google.ca/books?id=bVEEHmpU-1wC&pg=PA792|edition=7th ed.}}</ref> Kemunculan MDR-TB kembali menjadikan pembedahan sebagai opsi dalam standar tatalaksana untuk perawatan infeksi TB. Intervensi bedah saat ini meliputi pengangkatan kavitas ("bula") patologis di dalam paru-paru untuk mengurangi jumlah bakteri dan meningkatkan pajanan obat bagi bakteri yang masih ada di dalam aliran darah. Intervensi ini secara bersamaan mengurangi jumlah bakteri total dan meningkatkan efektivitas terapi antibiotik sistemik.<ref>{{cite journal |author=Lalloo UG, Naidoo R, Ambaram A |title=Recent advances in the medical and surgical treatment of multi-drug resistant tuberculosis |journal=Curr Opin Pulm Med |volume=12|issue=3 |pages=179–85 |year=2006 |month=May |pmid=16582672 |doi=10.1097/01.mcp.0000219266.27439.52|url=http://meta.wkhealth.com/pt/pt-core/template-journal/lwwgateway/media/landingpage.htm?issn=1070-5287&volume=12&issue=3&spage=179}}</ref> Meskipun para ahli mengharapkan agar TB dapat diberantas sepenuhnya (''bandingkan'' [[cacar]]), munculnya galur [[Resisten terhadap antibiotik|resistensi obat]] pada 1980-an membuat pemberantasan TB menjadi sulit. Kemunculan kembali tuberkulosis mendorong deklarasi emergensi kesehatan global yang dibuat oleh WHO pada 1993.<ref>{{cite web|title=Frequently asked questions about TB and HIV|url=http://www.who.int/tb/hiv/faq/en/index.html|work=World Health Organization|accessdate=15 April 2012}}</ref>
Pada 1946, pengembangan antibiotik [[streptomisin]] mewujudkan pengobatan dan penyembuhan efektif untuk TB. Sebelum obat ini diperkenalkan, pengobatan satu-satunya (kecuali sanatorium) adalah intervensi bedah. “Teknik [[pneumotoraks]]" membuat paru-paru yang terinfeksi kolaps dan memberikan "jeda" sehingga lesi akibat tuberkulosis mulai sembuh.<ref>{{cite book|last=Shields|first=Thomas|title=General thoracic surgery|year=2009|publisher=Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins|location=Philadelphia|isbn=978-0-7817-7982-1|pages=792|url=http://books.google.ca/books?id=bVEEHmpU-1wC&pg=PA792|edition=7th ed.}}</ref> Kemunculan MDR-TB kembali menjadikan pembedahan sebagai opsi dalam standar tatalaksana untuk perawatan infeksi TB. Intervensi bedah saat ini meliputi pengangkatan kavitasi ("bula") patologis di dalam paru-paru untuk mengurangi jumlah bakteri dan meningkatkan pajanan obat bagi bakteri yang masih ada di dalam aliran darah. Intervensi ini secara bersamaan mengurangi jumlah bakteri total dan meningkatkan efektivitas terapi antibiotik sistemik.<ref>{{cite journal |author=Lalloo UG, Naidoo R, Ambaram A |title=Recent advances in the medical and surgical treatment of multi-drug resistant tuberculosis |journal=Curr Opin Pulm Med |volume=12 |issue=3 |pages=179–85 |year=2006 |month=May |pmid=16582672 |doi=10.1097/01.mcp.0000219266.27439.52 |url=http://meta.wkhealth.com/pt/pt-core/template-journal/lwwgateway/media/landingpage.htm?issn=1070-5287&volume=12&issue=3&spage=179 |access-date=2013-08-13 |archive-date=2013-05-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130510095840/http://meta.wkhealth.com/pt/pt-core/template-journal/lwwgateway/media/landingpage.htm?issn=1070-5287&volume=12&issue=3&spage=179 |dead-url=yes }}</ref> Meskipun para ahli mengharapkan agar TB dapat diberantas sepenuhnya (''bandingkan'' [[cacar]]), munculnya galur [[resistansi obat]] pada 1980-an membuat pemberantasan TB menjadi sulit. Kemunculan kembali tuberkulosis mendorong deklarasi emergensi kesehatan global yang dibuat oleh WHO pada 1993.<ref>{{cite web|title=Frequently asked questions about TB and HIV|url=http://www.who.int/tb/hiv/faq/en/index.html|work=World Health Organization|accessdate=15 April 2012}}</ref>


== Masyarakat dan budaya ==
== Masyarakat dan budaya ==


[[World Health Organization]] dan [[Yayasan Bill and Melinda Gates]] memberi subsidi untuk tes diagnosis cepat yang baru (fast-acting diagnostic test) untuk digunakan di negara berpendapatan rendah dan menengah.<ref name=Xpert2011>{{cite journal|last=Lawn|first=SD|coauthors=Nicol, MP|title=Xpert® MTB/RIF assay: development, evaluation and implementation of a new rapid molecular diagnostic for tuberculosis and rifampicin resistance.|journal=Future microbiology|date=2011 Sep|volume=6|issue=9|pages=1067-82|pmid=21958145}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.reuters.com/article/idUSTRE6B71RF20101208|title=WHO says Cepheid rapid test will transform TB care|work= Reuters|date=8 December 2010}}</ref> Sejak 2011, banyak tempat miskin yang hanya memiliki akses ke mikroskopi sputum (pemeriksaan dahak menggunakan mikroskop).<ref>{{cite journal|last=Lienhardt|first=C|coauthors=Espinal, M, Pai, M, Maher, D, Raviglione, MC|title=What research is needed to stop TB? Introducing the TB Research Movement.|journal=PLoS medicine|date=2011 Nov|volume=8|issue=11|pages=e1001135|pmid=22140369|doi=10.1371/journal.pmed.1001135|pmc=3226454}}</ref>
[[Organisasi Kesehatan Dunia]] dan [[Yayasan Bill & Melinda Gates]] memberi subsidi untuk tes diagnosis cepat yang baru (fast-acting diagnostic test) untuk digunakan di negara berpendapatan rendah dan menengah.<ref name=Xpert2011>{{cite journal|last=Lawn|first=SD|coauthors=Nicol, MP|title=Xpert® MTB/RIF assay: development, evaluation and implementation of a new rapid molecular diagnostic for tuberculosis and rifampicin resistance.|journal=Future microbiology|date=2011 Sep|volume=6|issue=9|pages=1067-82|pmid=21958145}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.reuters.com/article/idUSTRE6B71RF20101208|title=WHO says Cepheid rapid test will transform TB care|work= Reuters|date=8 December 2010}}</ref> Sejak 2011, banyak tempat miskin yang hanya memiliki akses ke mikroskopi sputum (pemeriksaan dahak menggunakan mikroskop).<ref>{{cite journal|last=Lienhardt|first=C|coauthors=Espinal, M, Pai, M, Maher, D, Raviglione, MC|title=What research is needed to stop TB? Introducing the TB Research Movement.|journal=PLoS medicine|date=2011 Nov|volume=8|issue=11|pages=e1001135|pmid=22140369|doi=10.1371/journal.pmed.1001135|pmc=3226454}}</ref>


Pada 2010, India memiliki jumlah kasus TB tertinggi di dunia. Satu penyebabnya adalah karena pengelolaan penyakit yang buruk oleh sektor pelayanan kesehatan swasta. Program-program seperti [[Program kontrol TB nasional terevisi]] membantu untuk mengurangi jumlah TB di antara orang-orang yang menerima layanan kesehatan masyarakat.<ref name="Bhargava">{{cite journal |author=Anurag Bhargava, Lancelot Pinto, Madhukar Pai |title=Mismanagement of tuberculosis in India: Causes, consequences, and the way forward |journal=Hypothesis|volume=9 |issue=1 |pages=e7 |year=2011 |url=http://www.hypothesisjournal.com/?p=989}}</ref><ref>{{cite journal|last=Amdekar|first=Y|title=Changes in the management of tuberculosis.|journal=Indian journal of pediatrics|date=2009 Jul|volume=76|issue=7|pages=739-42|pmid=19693453}}</ref>
Pada 2010, India memiliki jumlah kasus TB tertinggi di dunia. Satu penyebabnya adalah karena pengelolaan penyakit yang buruk oleh sektor pelayanan kesehatan swasta. Program-program seperti [[Program kontrol TB nasional terevisi]] membantu untuk mengurangi jumlah TB di antara orang-orang yang menerima layanan kesehatan masyarakat.<ref name="Bhargava">{{cite journal |author=Anurag Bhargava, Lancelot Pinto, Madhukar Pai |title=Mismanagement of tuberculosis in India: Causes, consequences, and the way forward |journal=Hypothesis |volume=9 |issue=1 |pages=e7 |year=2011 |url=http://www.hypothesisjournal.com/?p=989 |access-date=2013-08-13 |archive-date=2020-01-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200112192507/http://www.hypothesisjournal.com/?p=989 |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite journal|last=Amdekar|first=Y|title=Changes in the management of tuberculosis.|journal=Indian journal of pediatrics|date=2009 Jul|volume=76|issue=7|pages=739-42|pmid=19693453}}</ref>


== Riset ==
== Riset ==
Vaksin BCG memiliki keterbatasan, dan riset untuk mengembangkan vaksin TB baru masih berjalan.<ref name=VacRes2011>{{cite journal|last=Martín Montañés|first=C|coauthors=Gicquel, B|title=New tuberculosis vaccines.|journal=Enfermedades infecciosas y microbiologia clinica|date=2011 Mar|volume=29 Suppl 1|pages=57–62|pmid=21420568|doi=10.1016/S0213-005X(11)70019-2}}</ref> Sejumlah calon potensial saat ini dalam [[uji klinis|uji klinis fase I dan II]].<ref name=VacRes2011/> Dua pendekatan utama dalam uji klinis berusaha untuk memperbaiki kemanjuran efikasi vaksin yang ada. Satu pendekatan melibatkan penambahan vaksin sub-unit ke BCG. Strategi lainnya mencoba untuk menciptakan vaksin baru dan vaksin hidup yang lebih baik.<ref name=VacRes2011/>[[MVA85A]] adalah contoh dari vaksin sub-unit yang sedang diuji-cobakan di Afrika Selatan. MVA85A didasarkan pada virus [[vaccinia]] yang dimodifikasi secara genetik.<ref name=Ibanga_2006>{{cite journal |author=Ibanga H, Brookes R, Hill P, Owiafe P, Fletcher H, Lienhardt C, Hill A, Adegbola R, McShane H |title=Early clinical trials with a new tuberculosis vaccine, MVA85A, in tuberculosis-endemic countries: issues in study design |journal=Lancet Infect Dis |volume=6 |issue=8|pages=522–8 |year=2006 |doi= 10.1016/S1473-3099(06)70552-7| pmid = 16870530}}</ref> Harapannya vaksin akan berperan secara signifikan dalam perawatan penyakit laten dan aktif.<ref>{{cite journal|author=Kaufmann SH|title=Future vaccination strategies against tuberculosis: Thinking outside the box|journal=Immunity|year=2010|volume=33|pages=567–77|pmid = 21029966|doi=10.1016/j.immuni.2010.09.015|issue=4}}</ref>
Vaksin BCG memiliki keterbatasan, dan riset untuk mengembangkan vaksin TB baru masih berjalan.<ref name=VacRes2011>{{cite journal|last=Martín Montañés|first=C|coauthors=Gicquel, B|title=New tuberculosis vaccines.|journal=Enfermedades infecciosas y microbiologia clinica|date=2011 Mar|volume=29 Suppl 1|pages=57–62|pmid=21420568|doi=10.1016/S0213-005X(11)70019-2}}</ref> Sejumlah calon potensial saat ini dalam [[uji klinis|uji klinis fase I dan II]].<ref name=VacRes2011/> Dua pendekatan utama dalam uji klinis berusaha untuk memperbaiki kemanjuran efikasi vaksin yang ada. Satu pendekatan melibatkan penambahan vaksin sub-unit ke BCG. Strategi lainnya mencoba untuk menciptakan vaksin baru dan vaksin hidup yang lebih baik.<ref name=VacRes2011/>[[MVA85A]] adalah contoh dari vaksin sub-unit yang sedang diuji-cobakan di Afrika Selatan. MVA85A didasarkan pada virus [[vaccinia]] yang dimodifikasi secara genetik.<ref name=Ibanga_2006>{{cite journal |author=Ibanga H, Brookes R, Hill P, Owiafe P, Fletcher H, Lienhardt C, Hill A, Adegbola R, McShane H |title=Early clinical trials with a new tuberculosis vaccine, MVA85A, in tuberculosis-endemic countries: issues in study design |journal=Lancet Infect Dis |volume=6 |issue=8|pages=522–8 |year=2006 |doi= 10.1016/S1473-3099(06)70552-7| pmid = 16870530}}</ref> Harapannya vaksin akan berperan secara signifikan dalam perawatan penyakit laten dan aktif.<ref>{{cite journal|author=Kaufmann SH|title=Future vaccination strategies against tuberculosis: Thinking outside the box|journal=Immunity|year=2010|volume=33|pages=567–77|pmid = 21029966|doi=10.1016/j.immuni.2010.09.015|issue=4}}</ref>


Untuk mendorong penemuan lebih lanjut, para peneliti dan pembuat kebijakan memperkenalkan model baru yang lebih murah untuk pegembangan vaksin, termasuk hadiah, insentif pajak, dan [[komitmen pasar lanjutan]].<ref>{{cite journal|author=Webber D, Kremer M|url=http://www.who.int/bulletin/archives/79(8)735.pdf |title=Stimulating Industrial R&D for Neglected Infectious Diseases: Economic Perspectives |journal=Bulletin of the World Health Organization|volume=79|issue=8|year=2001|pages=693–801}}</ref><ref>{{cite journal|author=Barder O, Kremer M, Williams H|url=http://www.bepress.com/ev/vol3/iss3/art1 |title=Advance Market Commitments: A Policy to Stimulate Investment in Vaccines for Neglected Diseases|journal=The Economists' Voice|volume=3|year=2006|issue=3|doi=10.2202/1553-3832.1144}}</ref> Beberapa kelompok dilibatkan dalam riset, termasuk [[Kemitraan Stop TB]],<ref>{{cite book|last=Economic|first=Department of|title=Achieving the global public health agenda : dialogues at the Economic and Social Council|year=2009|publisher=United Nations|location=New York|isbn=978-92-1-104596-3|pages=103|url=http://books.google.ca/books?id=VeF9dv74C4MC&pg=PA103|coauthors=Affairs, Social}}</ref> the South African Tuberculosis Vaccine Initiative, and the [[Aeras Global TB Vaccine Foundation]].<ref>{{cite book|last=Jong|first=[edited by] Jane N. Zuckerman, Elaine C.|title=Travelers' vaccines|year=2010|publisher=People's Medical Pub. House|location=Shelton, CT|isbn=978-1-60795-045-5|pages=319|url=http://books.google.ca/books?id=BKRpWFEy66wC&pg=PA319|edition=2nd ed.}}</ref> Aeras Global TB Vaccine Foundation menerima hibah lebih dari $280 juta (AS) dari [[Bill and Melinda Gates Foundation]] untuk mengembangkan dan melisensi vaksin yang lebih baik untuk melawan tuberkulosis agar dapat digunakan di negara-negara dengan beban yang tinggi.<ref>{{Cite web|last=Bill and Melinda Gates Foundation Announcement|title=Gates Foundation Commits $82.9 Million to Develop New Tuberculosis Vaccines|date=2004-02-12| url=http://www.globalhealth.org/news/article/4134}}</ref><ref>{{Cite web|last=Nightingale|first=Katherine|title=Gates foundation gives US$280 million to fight TB|date=2007-09-19|url=http://www.scidev.net/en/news/gates-foundation-gives-us280-million-to-fight-tb.html}}</ref>
Untuk mendorong penemuan lebih lanjut, para peneliti dan pembuat kebijakan memperkenalkan model baru yang lebih murah untuk pegembangan vaksin, termasuk hadiah, insentif pajak, dan [[komitmen pasar lanjutan]].<ref>{{cite journal|author=Webber D, Kremer M|url=http://www.who.int/bulletin/archives/79(8)735.pdf |title=Stimulating Industrial R&D for Neglected Infectious Diseases: Economic Perspectives |journal=Bulletin of the World Health Organization|volume=79|issue=8|year=2001|pages=693–801}}</ref><ref>{{cite journal|author=Barder O, Kremer M, Williams H|url=http://www.bepress.com/ev/vol3/iss3/art1|title=Advance Market Commitments: A Policy to Stimulate Investment in Vaccines for Neglected Diseases|journal=The Economists' Voice|volume=3|year=2006|issue=3|doi=10.2202/1553-3832.1144|access-date=2013-08-13|archive-date=2006-11-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20061105083659/http://www.bepress.com/ev/vol3/iss3/art1|dead-url=yes}}</ref> Beberapa kelompok dilibatkan dalam riset, termasuk [[Kemitraan Stop TB]],<ref>{{cite book|last=Economic|first=Department of|title=Achieving the global public health agenda : dialogues at the Economic and Social Council|year=2009|publisher=United Nations|location=New York|isbn=978-92-1-104596-3|pages=103|url=http://books.google.ca/books?id=VeF9dv74C4MC&pg=PA103|coauthors=Affairs, Social}}</ref> the South African Tuberculosis Vaccine Initiative, and the [[Aeras Global TB Vaccine Foundation]].<ref>{{cite book|last=Jong|first=[edited by] Jane N. Zuckerman, Elaine C.|title=Travelers' vaccines|year=2010|publisher=People's Medical Pub. House|location=Shelton, CT|isbn=978-1-60795-045-5|pages=319|url=http://books.google.ca/books?id=BKRpWFEy66wC&pg=PA319|edition=2nd ed.}}</ref> Aeras Global TB Vaccine Foundation menerima hibah lebih dari $280 juta (AS) dari [[Bill and Melinda Gates Foundation]] untuk mengembangkan dan melisensi vaksin yang lebih baik untuk melawan tuberkulosis agar dapat digunakan di negara-negara dengan beban yang tinggi.<ref>{{Cite web|last=Bill and Melinda Gates Foundation Announcement|title=Gates Foundation Commits $82.9 Million to Develop New Tuberculosis Vaccines|date=2004-02-12|url=http://www.globalhealth.org/news/article/4134|access-date=2013-08-13|archive-date=2009-10-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20091010163118/http://www.globalhealth.org/news/article/4134|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|last=Nightingale|first=Katherine|title=Gates foundation gives US$280 million to fight TB|date=2007-09-19|url=http://www.scidev.net/en/news/gates-foundation-gives-us280-million-to-fight-tb.html}}</ref>


== Penyakit pada hewan ==
== Penyakit pada hewan ==
Mikrobakteria menginfeksi banyak binatang yang berbeda-beda, termasuk [[unggas]],<ref>{{cite journal|last=Shivaprasad|first=HL|coauthors=Palmieri, C|title=Pathology of mycobacteriosis in birds.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=41-55, v-vi|pmid=22244112}}</ref> [[binatang pengerat]],<ref>{{cite journal|last=Reavill|first=DR|coauthors=Schmidt, RE|title=Mycobacterial lesions in fish, amphibians, reptiles, rodents, lagomorphs, and ferrets with reference to animal models.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=25-40, v|pmid=22244111}}</ref> dan [[reptil]].<ref>{{cite journal|last=Mitchell|first=MA|title=Mycobacterial infections in reptiles.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=101-11, vii|pmid=22244116}}</ref> Subspesies ''Mycobacterium tuberculosis'' jarang muncul pada binatang liar.<ref>{{cite book|last=Wobeser|first=Gary A.|title=Essentials of disease in wild animals|year=2006|publisher=Blackwell Publ.|location=Ames, Iowa [u.a.]|isbn=978-0-8138-0589-4|pages=170|url=http://books.google.ca/books?id=JgyS6fxVasYC&pg=PA170|edition=1st ed.}}</ref> Penyakit tuberkulosis pada hewan di antaranya yaitu tuberkulosis unggas yang disebabkan ''[[Mycobacterium avium]]'', tuberkulosis sapi yang disebabkan oleh ''[[Mycobacterium bovis]]'', serta [[penyakit Johne]] yang disebabkan oleh ''[[Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis]]''.
Mikrobakteria menginfeksi berbagai hewan, termasuk [[unggas]],<ref>{{cite journal|last=Shivaprasad|first=HL|coauthors=Palmieri, C|title=Pathology of mycobacteriosis in birds.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=41-55, v-vi|pmid=22244112}}</ref> [[binatang pengerat]],<ref>{{cite journal|last=Reavill|first=DR|coauthors=Schmidt, RE|title=Mycobacterial lesions in fish, amphibians, reptiles, rodents, lagomorphs, and ferrets with reference to animal models.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=25-40, v|pmid=22244111}}</ref> dan [[reptil]].<ref>{{cite journal|last=Mitchell|first=MA|title=Mycobacterial infections in reptiles.|journal=The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice|date=2012 Jan|volume=15|issue=1|pages=101-11, vii|pmid=22244116}}</ref> Subspesies ''Mycobacterium tuberculosis'' jarang muncul pada hewan liar.<ref>{{cite book|last=Wobeser|first=Gary A.|title=Essentials of disease in wild animals|year=2006|publisher=Blackwell Publ.|location=Ames, Iowa [u.a.]|isbn=978-0-8138-0589-4|pages=170|url=http://books.google.ca/books?id=JgyS6fxVasYC&pg=PA170|edition=1st ed.}}</ref> Penyakit tuberkulosis pada hewan di antaranya yaitu tuberkulosis unggas yang disebabkan ''[[Mycobacterium avium]]'', tuberkulosis sapi yang disebabkan oleh ''[[Mycobacterium bovis]]'', serta [[penyakit Johne]] yang disebabkan oleh ''[[Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis]]''.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist|30em}}
{{Reflist|30em}}
[[Kategori:Penyakit]]

[[Kategori:Tuberkulosis| ]]
[[Kategori:Tuberkulosis| ]]
[[Kategori:Penyakit hewan]]
[[Kategori:Penyakit hewan]]

Revisi terkini sejak 30 Juni 2024 13.41

Tuberkulosis
Hasil Sinar-X dada seorang penderita Tuberkulosis tingkat lanjut. Panah putih menunjukkan adanya infeksi pada kedua belah paru-paru. Panah hitam menunjukkan adanya lubang yang sudah terbentuk.
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit menular, Pulmonologi Sunting ini di Wikidata
PenyebabMycobacterium tuberculosis[1]
Faktor risikoMerokok, HIV/AIDS[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaBatuk kronis, demam, hemoptisis, berat badan turun[1]
DiagnosisRadiograf dada, kultur, tes Mantoux, IGRA[1]
Kondisi serupaPneumonia, histoplasmosis, sarcoidosis, kokidioidomikosis[2]
Tata laksana
PencegahanSkrining bagi orang-orang dengan risiko tinggi TB, pengobatan pasien-pasien TB, vaksinasi dengan basil Calmette-Guérin (BCG)[3][4][5]
PerawatanAntibiotik[1]
Distribusi dan frekuensi
Prevalensi25% populasi dunia (TB laten)[6]
Kematian1.3 juta orang (2022)[6]

Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") atau kematus[7]merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc").[8] Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.[9]

Infeksi TB sebagian besar bersifat tanpa gejala dan laten (sering disebut TB laten). Namun, satu dari sepuluh kasus infeksi laten berkembang menjadi penyakit aktif (TB aktif). Bila tuberkulosis tidak diobati, maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. Sebelum ditemukannya antibiotik yang ampuh untuk menangani TB (sekitar tahun 1900 awal) diperkirakan 1 dari 7 orang di dunia meninggal karena penyakit ini.

Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah pada sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan). Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui rontgen dada) serta pemeriksaan fisik dan dilakukan kultur mikrobiologis. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah (IGRA). Pengobatan TB aktif memerlukan pemberian beberapa antibiotik secara teratur dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Dengan perkembangan antibiotik yang ada saat ini pengobatan TB yang dilakukan dengan baik akan memberikan tingkat kesembuhan diatas 90 %.

Namun, apabila pengobatan tidak dilakukan dengan teratur dan dengan jangka waktu yang diperlukan, bakteri TB tersebut bisa kembali kambuh dan beradaptasi menjadi resisten terhadap antibiotik. Resistansi antibiotik merupakan masalah yang besar pada penanganan epidemi TB. Infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (atau sering disebut TB MDR) memerlukan pengobatan yang jauh lebih berat dengan dosis obat yang jauh lebih tinggi dan tingkat kesembuhan yang jauh lebih rendah. Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.

Epidemiologi

[sunting | sunting sumber]

TB kini menjadi penyebab kematian nomor dua setelah pandemi Covid-19 akibat penyakit menular pada tahun 2022. Setelah terjadi tren penurunan angka orang yang menderita TB secara global dari tahun 2010, angka ini kembali menaik sejak tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 dimulai. Sekitar 10,6 juta orang menderita TB dengan angka kasus TB baru yang dilaporkan adalah sebesar 7,5 juta pada tahun 2022. Angka ini merupakan angka terbesar sejak 1995 yang kemungkinan berasal dari orang-orang yang memiliki TB di tahun-tahun sebelumnya selama pandemi Covid-19 yang menyebabkan terhambatnya penemuan kasus, diagnosis, dan pengobatan TB.

Walaupun demikian, dampak lain dari adanya pandemi Covid-19 adalah penurunan angka kematian TB dengan adanya PPKM yang membatasi transmisi TB pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022, angka kematian global akibat TB (termasuk orang dengan HIV) adalah sebesar 1,30 juta yang dikatakan menurun dibandingkan tahun 2020 dan 2021. Mayoritas orang yang meninggal akibat TB adalah orang yang negatif-HIV (sekitar 1,13 juta), sementara diperkirakan terdapat 167.000 kematian pada ODHA dengan TB.

Di samping itu, diperkirakan sebanyak 410.000 orang yang terinfeksi TB termasuk ke dalam golongan TB resisten multiobat (TB-MDR) atau TB resisten rifampisin (TB-RR) pada tahun 2022. Sementara orang yang menerima pengobatan jauh lebih kecil, yaitu sekitar 175.650 orang.

Dari segi geografis, daerah dengan kasus TB paling tinggi berada di Asia Tenggara (46%) diikuti Afrika (23%), Pasifik Barat (18%), diikuti Mediterania Timur (8,1%), Amerika (3,1%), dan Eropa (2,2%). Tingginya angka kasus TB di Asia Tenggara kemungkinan disebabkan oleh tiga negara yang tergolong ke dalam tiga puluh negara dengan beban kasus TB tertinggi, yaitu Indonesia (beban kasus TB tertinggi kedua, sebesar 10% kasus global), Filipina (beban kasus TB tertinggi keempat, sebesar 7,0% kasus), dan Myanmar. Selain itu, ketiga negara ini juga berperan dalam peningkatan kasus TB global tertinggi dengan penambahan 0,4 juta kasus pada tahun 2022.[10]

Situasi Tuberkulosis di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Indonesia (10%) termasuk ke dalam negara kedua dari tiga puluh negara dengan beban kasus TB global tertinggi didahului India (27%) dan diikuti Tiongkok (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%), dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).[10]

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022, jumlah semua kasus TB yang ditemukan adalah sebanyak 677.464 kasus. Angka ini meningkat dengan cukup tinggi bila dibandingkan dengan laporan pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022 dan 2020 berturut-turut, dengan temuan sebanyak 397.377 dan 351.936 kasus.[11]

Di Indonesia, kasus tuberkulosis tertinggi ditemukan di daerah-daerah dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Jumlah kasus tuberkulosis dari ketiga provinsi tersebut mencapai 44% dari seluruh kasus yang ditemukan di Indonesia.[12]

Jika ditinjau dari jenis kelamin, kasus tuberkulosis lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu 58,0% laki-laki dan 42,0% perempuan. Sedangkan, jika dilihat dari usia, pada tahun 2021 kasus tuberkulosis banyak ditemukan pada usia produktif, yaitu rentang usia 45—54 tahun sebanyak 16,8% diikuti  rentang usia 25—34 tahun dan 55—64 tahun dengan masing-masing sebanyak 15%.[11]

Tanda dan gejala

[sunting | sunting sumber]
Gejala utama jenis dan stadium TB ditunjukkan dalam gambar.[13] Banyak gejala yang tumpang tindih dengan jenis lain, tetapi ada pula gejala yang hanya spesifik (tapi tidak seluruhnya) pada jenis tertentu. Beragam jenis bisa muncul secara bersamaan.

Dari kelompok yang bukan pengidap HIV namun kemudian terinfeksi tuberkulosis, 5-10% di antaranya menunjukkan perkembangan penyakit aktif selama masa hidup mereka.[14] Sebaliknya, dari kelompok yang terinfeksi HIV dan juga terinfeksi tuberkulosis, ada 30% yang menunjukkan perkembangan penyakit aktif.[14] Tuberkulosis dapat menginfeksi bagian tubuh mana saja, tapi paling sering menginfeksi paru-paru (dikenal sebagai tuberkulosis paru).[15] Bila tuberkulosis berkembang di luar paru-paru, maka disebut TB ekstra paru. TB ekstra paru juga bisa timbul bersamaan dengan TB paru.[15] Tanda dan gejala umumnya antara lain demam, menggigil, berkeringat di malam hari, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, dan lesu.[15] Dapat pula terjadi jari tabuh yang signifikan.[14]

Tuberkulosis paru

[sunting | sunting sumber]

Bila infeksi tuberkulosis yang timbul menjadi aktif, sekitar 90%-nya selalu melibatkan paru-paru.[16][17] Gejala-gejalanya antara lain berupa nyeri dada dan batuk berdahak yang berkepanjangan. Sekitar 25% penderita tidak menunjukkan gejala apapun (yang demikian disebut "asimptomatik").[16] Kadang kala, penderita mengalami sedikit batuk darah. Dalam kasus-kasus tertentu yang jarang terjadi, infeksi bisa mengikis ke dalam arteri pulmonalis, dan menyebabkan pendarahan parah yang disebut aneurisma Rasmussen. Tuberkulosis juga bisa berkembang menjadi penyakit kronis dan menyebabkan luka parut luas di bagian lobus atas paru-paru. Paru-paru atas paling sering terinfeksi.[15] Alasannya belum begitu jelas.[8] Kemungkinan karena paru-paru atas lebih banyak mendapatkan aliran udara[8] atau bisa juga karena drainase limfa yang kurang baik pada paru bagian atas.[15]

Tuberkulosis ekstra paru

[sunting | sunting sumber]

Dalam 15–20% kasus aktif, terjadi penyebaran infeksi hingga ke luar organ pernapasan dan menyebabkan tuberkulosis jenis lainnya.[18] Tuberkulosis yang terjadi di luar organ pernapasan disebut "tuberkulosis ekstra paru".[19] TB ekstra paru umumnya terjadi pada orang dewasa dengan imunosupresi dan anak-anak. TB ekstra paru muncul pada 50% lebih kelompok pengidap HIV.[19] Lokasi TB ekstra paru yang bermakna termasuk: pleura (pada TB pleuritis), sistem saraf pusat (pada meningitisTB), dan sistem kelenjar getah bening (pada skrofuloderma leher). TB ekstra paru juga dapat terjadi di sistem urogenital (yaitu pada tuberkulosis urogenital) dan pada tulang dan persendian (yaitu pada penyakit Pott tulang belakang). Bila TB menyebar ke tulang maka dapat disebut "TB tulang",[20] yang merupakan salah satu bentuk osteomielitis.[8] Ada lagi TB yang lebih serius yaitu TB yang menyebar luas dan disebut sebagai TB diseminata, atau biasanya dikenal dengan nama tuberkulosis milier.[15] Di antara kasus TB ekstra paru, 10%-nya biasanya merupakan TB milier.[21]

Etiologi (penyebab) dan Faktor Risiko

[sunting | sunting sumber]

Mikobakteria

[sunting | sunting sumber]
Hasil pindai mikrograf elektron Mycobacterium tuberculosis

Penyebab utama penyakit TB adalah Mycobacterium tuberculosis, yaitu sejenis basil aerobik kecil yang non-motil.[15] Berbagai karakter klinis unik patogen ini disebabkan oleh tingginya kandungan lipid yang dimilikinya.[22] Sel-selnya membelah setiap 16 –20 jam. Kecepatan pembelahan ini termasuk lambat bila dibandingkan dengan jenis bakteri lain yang umumnya membelah setiap kurang dari satu jam.[23] Mikobakteria memiliki lapisan ganda membran luar lipid.[24] Bila dilakukan uji pewarnaan Gram, maka MTB akan menunjukkan pewarnaan "Gram-positif" yang lemah atau tidak menunjukkan warna sama sekali karena kandungan lemak dan asam mikolat yang tinggi pada dinding selnya.[25] MTB bisa tahan terhadap berbagai disinfektan lemah dan dapat bertahan hidup dalam kondisi kering selama berminggu-minggu. Di alam, bakteri hanya dapat berkembang dalam sel inang organisme tertentu, tetapi M. tuberculosis bisa dikultur di laboratorium.[26]

Dengan menggunakan pewarnaan histologis pada sampel dahak yang diekspektorat, peneliti dapat mengidentifikasi MTB melalui mikroskop (dengan pencahayaan) biasa. (Dahak juga disebut "sputum"). MTB mempertahankan warna meskipun sudah diberi perlakukan larutan asam, sehingga dapat digolongkan sebagai Basil Tahan Asam (BTA).[8][25] Dua jenis teknik pewarnaan asam yang paling umum yaitu: teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yang akan memberi warna merah terang pada bakteri BTA bila diletakkan pada latar biru,[27] dan teknik pewarnaan auramin-rhodamin lalu dilihat dengan mikroskop fluoresen.[28]

Kompleks M. tuberculosis (KMTB) juga termasuk mikobakteria lain yang juga menjadi penyebab TB: M. bovis, M. africanum, M. canetti, dan M. microti.[29] M. africanum tidak menyebar luas, tetapi merupakan penyebab penting Tuberkulosis di sebagian wilayah Afrika.[30][31] M. bovis merupakan penyebab umum Tuberkulosis, tetapi pengenalan susu pasteurisasi telah berhasil memusnahkan jenis mikobakterium yang selama ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang ini.[8][32] M. canetti merupakan jenis langka dan sepertinya hanya ada di kawasan Tanduk Afrika, meskipun beberapa kasus pernah ditemukan pada kelompok emigran Afrika.[33][34] M. microti juga merupakan jenis langka dan sering kali ditemukan pada penderita yang mengalami imunodefisiensi, meski demikian, patogen ini kemungkinan bisa bersifat lebih umum dari yang kita bayangkan.[35]

Mikobakteria patogen lain yang juga sudah dikenal antara lain M. leprae, M. avium, dan M. kansasii. Dua jenis terakhir masuk dalam klasifikasi "Mikobakteria non-tuberkulosis" (MNT). MNT tidak menyebabkan TB atau lepra, tetapi menyebabkan penyakit paru-paru lain yang mirip TB.[36]

Faktor risiko

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Di tingkat global, faktor risiko paling penting adalah HIV; 13% dari seluruh kasus TB ternyata terinfeksi juga oleh virus HIV.[37] Masalah ini umum ditemukan di kawasan sub-Sahara Afrika, yang angka HIV-nya tinggi.[38][39] Tuberkulosis terkait erat dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta gizi buruk. Keterkaitan ini menjadikan TB sebagai salah satu penyakit kemiskinan utama.[16] Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TB antara lain: orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan), orang-orang miskin yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang memadai, minoritas suku yang berisiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang tersebut.[40] Penyakit paru-paru kronis adalah faktor risiko penting lainnya. Silikosis meningkatkan risiko hingga 30 kali lebih besar.[41] Orang-orang yang merokok memiliki risiko dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok.[42] Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya Tuberkulosis, antara lain alkoholisme[16] dan diabetes mellitus (risikonya tiga kali lipat).[43] Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan infliximab (antibodi monoklonal anti-αTNF) juga merupakan faktor risiko yang semakin penting, terutama di kawasan dunia berkembang.[16] Meskipun kerentanan genetik[44] juga bisa berpengaruh, tetapi para peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana peranannya.[16]

Mekanisme

[sunting | sunting sumber]
Kampanye kesehatan masyarakat pada tahun 1920-an untuk menghentikan penyebaran TB.

Penularan

[sunting | sunting sumber]

Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5 µm. Bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis.[45] Tiap titis bisa menularkan penyakit Tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah. (Seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi).[46]

Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering, atau selalu berdekatan dengan penderita TB, berisiko tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%.[47] Seseorang dengan Tuberkulosis aktif dan tidak mendapatkan perawatan dapat menginfeksi 10-15 (atau lebih) orang lain setiap tahun.[48] Biasanya, hanya mereka yang menderita TB aktif yang dapat menularkan penyakit ini. Orang-orang dengan infeksi laten diyakini tidak menularkan penyakitnya.[8] Kemungkinan penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah titis infeksius yang disemprotkan oleh pembawa, efektivitas ventilasi lingkungan tempat tinggal, jangka waktu paparan, tingkat virulensi strain M. tuberculosis, dan tingkat kekebalan tubuh orang yang tidak terinfeksi.[49] Untuk mencegah penyebaran berlapis dari satu orang ke orang lainnya, pisahkan orang-orang dengan TB aktif ("nyata") dan masukkan mereka dalam rejimen obat anti-TB. Setelah kira-kira dua minggu perawatan efektif, orang-orang dengan infeksi aktif yang non-resisten biasanya sudah tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.[47] Bila ternyata kemudian ada yang terinfeksi, biasanya perlu waktu tiga sampai empat minggu hingga orang yang baru terinfeksi itu menjadi cukup infeksius untuk menularkan penyakit tersebut ke orang lain.[50]

Patogenesis

[sunting | sunting sumber]

Sekitar 90% orang yang terinfeksi M. tuberculosis mengidap infeksi TB laten yang bersifat asimtomatik, (kadang disebut LTBI/Latent TB Infections).[51] Seumur hidup, orang-orang ini hanya memiliki 10% peluang infeksi latennya berkembang menjadi penyakit Tuberkulosis aktif yang nyata.[52] Risiko TB pada pengidap HIV untuk berkembang menjadi penyakit aktif meningkat sekitar 10% setiap tahunnya.[52] Bila tidak diberi pengobatan yang efektif, maka angka kematian TB aktif bisa mencapai lebih dari 66%.[48]

Infeksi TB bermula ketika mikobakteria masuk ke dalam alveoli paru, lalu menginvasi dan bereplikasi di dalam endosom makrofag alveolus.[8][53] Lokasi primer infeksi di dalam paru-paru yang dikenal dengan nama "fokus Ghon", terletak di bagian atas lobus bawah, atau di bagian bawah lobus atas.[8] Tuberkulosis paru dapat juga terjadi melalui infeksi aliran darah yang dikenal dengan nama fokus Simon. Infeksi fokus Simon biasanya ditemukan di bagian atas paru-paru.[54] Penularan hematogen (melalui pembuluh darah) ini juga dapat menyebar ke lokasi-lokasi lain seperti nodus limfa perifer, ginjal, otak dan tulang.[8][55] Tuberkulosis berdampak pada seluruh bagian tubuh, meskipun belum diketahui kenapa penyakit ini jarang sekali menyerang jantung, otot skeletal, pankreas, atau tiroid.[56]

Tuberkulosis digolongkan sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan radang granulomatosa. Sel-sel seperti makrofag, limfosit T, limfosit B, dan fibroblast saling bergabung membentuk granuloma. Limfosit mengepung makrofag-makrofag yang terinfeksi. Granuloma mencegah penyebaran mikobakteria dan menyediakan lingkungan khusus bagi interaksi sel-sel lokal di dalam sistem kekebalan tubuh. Bakteri yang berada di dalam granuloma menjadi dorman lalu menjadi sumber infeksi laten. Ciri khas lain granuloma adalah membentuk kematian sel abnormal (nekrosis) di pusat tuberkel. Dilihat dengan mata telanjang, nekrosis memiliki tekstur halus, berwarna putih keju dan disebut nekrosis kaseosa.[57]

Bakteri TB bisa masuk ke dalam aliran darah dari area jaringan yang rusak itu. Bakteri-bakteri tersebut kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan membentuk banyak fokus-fokus infeksi, yang tampak sebagai tuberkel kecil berwarna putih di dalam jaringan.[58] Penyakit TB yang sangat parah ini disebut tuberkulosis milier. Jenis TB ini paling umum terjadi pada anak-anak dan penderita HIV.[59] Angka fatalitas orang yang mengidap TB diseminata seperti ini cukup tinggi meskipun sudah mendapatkan pengobatan (sekitar 30%).[21][60]

Pada banyak orang, infeksi ini sering hilang timbul. Perusakan jaringan dan nekrosis sering kali seimbang dengan kecepatan penyembuhan dan fibrosis.[57] Jaringan yang terinfeksi berubah menjadi parut dan lubang-lubangnya terisi dengan material nekrotik kaseosa tersebut. Selama masa aktif penyakit, beberapa lubang ini ikut masuk ke dalam saluran udara bronkus dan material nekrosis tadi bisa terbatukkan. Material ini mengandung bakteri hidup dan dapat menyebarkan infeksi. Pengobatan menggunakan antibiotik yang sesuai dapat membunuh bakteri-bekteri tersebut dan memberi jalan bagi proses penyembuhan. Saat penyakit sudah sembuh, area yang terinfeksi berubah menjadi jaringan parut.[57]

Diagnosis

[sunting | sunting sumber]

Tuberkulosis aktif

[sunting | sunting sumber]

Sangat sulit mendiagnosis Tuberkulosis aktif hanya berdasarkan tanda-tanda dan gejala saja.[61] Sulit juga mendiagnosis penyakit ini pada orang-orang dengan imunosupresi.[62] Meski demikian, orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memiliki penyakit paru-paru atau gejala konstitusional yang berlangsung lebih dari dua minggu maka bisa jadi orang tersebut tertular TB.[62] Gambar sinar-X dada dan pembuatan beberapa kultur sputum untuk basil tahan asam biasanya menjadi salah satu bagian evaluasi awal.[62] Uji pelepasan interferon-γ (IGRAs) dan tes kulit tuberkulin tidak optimal diterapkan di dunia berkembang.[63][64] IGRA memiliki kelemahan yang serupa bila diterapkan pada penderita HIV.[64][65]

Diagnosis yang tepat untuk TB dilakukan ketika bakteri “M. tuberculosis” ditemukan dalam sampel klinis (misalnya, dahak, nanah, atau biopsi jaringan). Namun, proses kultur organisme yang lambat pertumbuhannya ini membutuhkan waktu dua hingga enam minggu untuk kultur darah dan dahak saja.[66] Oleh karena itu, pengobatan sering kali dilakukan sebelum hasil kultur selesai.[67]

Tes amplifikasi asam nukleat dan uji adenosin deaminase dapat lebih cepat mendiagnosis TB.[61] Meski demikian, tes ini tidak direkomendasikan secara rutin karena jarang sekali mengubah cara pengobatan penderita.[67] Tes darah untuk mendeteksi antibodi tidak begitu spesifik atau sensitif, sehingga tes ini juga tidak direkomendasikan.[68]

Tuberkulosis laten

[sunting | sunting sumber]
Tes kulit tuberkulin Mantoux.

Tes kulit tuberkulin Mantoux sering digunakan sebagai penapisan bagi seseorang dengan risiko TB tinggi.[62] Orang yang pernah diimunisasi sebelumnya dapat memberikan hasil tes positif yang palsu.[69] Hasil tes dapat memberikan negatif palsu pada orang yang menderita sarkoidosis, Limfoma Hodgkin, dan malagizi. Yang terpenting, hasil tes dapat negatif palsu pada orang yang menderita tuberkulosis aktif.[8] Interferon gamma release assays (IGRAs) untuk sampel darah direkomendasikan pada orang dengan hasil tes Mantoux positif.[67] IGRAs tidak dipengaruhi oleh imunisasi ataupun sebagian besar mikobakteri dari lingkungan, sehingga mereka memunculkan hasil tes positif palsu yang lebih sedikit.[70] Bagaimanapun mereka dipengaruhi oleh “M. szulgai,” “M. marinum,” and “M. kansasii.”[71] IGRAs dapat meningkatkan sensitivitas bila digunakan sebagai tes tambahan selain tes kulit. Tetapi IGRAs menjadi kurang sensitif dibandingkan tes kulit apabila digunakan sendirian.[72]

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]

Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif.[16] The World Health Organization (WHO) telah berhasil mencapai sejumlah keberhasilan dengan regimen pengobatan yang dimprovisasi, dan sudah terdapat penurunan kecil dalam jumlah kasus.[16]

Sejak tahun 2011, satu-satunya vaksin yang tersedia adalah basil Calmette–Guérin (BCG). Walaupun BCG efektif melawan penyakit yang menyebar pada masa kanak-kanak, masih terdapat perlindungan yang inkonsisten terhadap TB paru.[73] Namun, ini adalah vaksin yang paling umum digunakan di dunia, dengan lebih dari 90% anak-anak yang mendapat vaksinasi.[16] Bagaimanapun, imunitas yang ditimbulkan akan berkurang setelah kurang lebih sepuluh tahun.[16] Tuberkulosis tidak umum di sebagian besar Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat, jadi BCG hanya diberikan kepada orang dengan risiko tinggi.[74][75][76] Satu alasan vaksin ini tidak digunakan adalah karena vaksin ini menyebabkan tes kulit tuberkulin memberikan positif palsu, sehingga tes ini tidak membantu dalam penyaringan penyakit.[76] Jenis vaksin baru masih sedang dikembangkan.[16]

Kesehatan masyarakat

[sunting | sunting sumber]

World Health Organization (WHO) mendeklarasikan TB sebagai "emergensi kesehatan global pada tahun 1993.[16] Tahun 2006, Kemitraan Stop TB mengembangkan gerakan Rencana Global Stop Tuberkulosis yang ditujukan untuk menyelamatkan 14 juta orang pada tahun 2015.[77] Jumlah yang telah ditargetkan ini sepertinya tidak akan tercapai pada tahun 2015, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan penderita HIV dengan tuberkulosis dan munculnya resistansi tuberkulosis multi-obat (multiple drug-resistant tuberculosis, MDR-TB).[16] Klasifikasi tuberkulosis yang dikembangkan oleh American Thoracic Society pada umumnya digunakan dalam program kesehatan masyarakat.[78]

Karena kuman TB ada di mana-mana termasuk di Mal, Kantor dan tentunya juga di Rumah Sakit, maka pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita:

  • Cukup gizi, jangan telat makan
  • Cukup istirahat, jika lelah istirahat dulu
  • Jangan Stres Fisik, lelah berlebihan
  • Jangan Stres Mental, berusahalah berpikir positif dan legowo (bisa menerima)

Penanganan

[sunting | sunting sumber]

Pengobatan TB menggunakan antibiotik untuk membunuh bakterinya. Pengobatan TB yang efektif ternyata sulit karena struktur dan komposisi kimia dinding sel mikobakteri yang tidak biasa. Dinding sel menahan obat masuk sehingga menyebabkan antibiotik tidak efektif.[79] Dua jenis antibiotik yang umum digunakan adalah isoniazid dan rifampisin, dan pengbatan dapat berlangsung berbulan-bulan.[49] Pengobatan TB laten biasanya menggunakan antibiotik tunggal.[80] Penyakit TB aktif sebaiknya diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik untuk menurunkan risiko berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik.[16] Pasien dengan infeksi laten juga diobati untuk mencegah munculnya TB aktif di kehidupan selanjutnya.[80] WHO merekomendasikan terapi pengawasan langsung (bahasa Inggris: directly-observed therapy), yaitu seorang pengawas kesehatan mengawasi penderita meminum obatnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah penderita yang tidak meminum obat antibiotiknya dengan benar.[81] Bukti yang mendukung terapi pengawasan langsung secara independen kurang baik.[82] Namun, metode dengan cara mengingatkan penderita bahwa pengobatan itu penting ternyata efektif.[83]

Kasus baru

[sunting | sunting sumber]

Rekomendasi tahun 2010 untuk pengobatan kasus baru tuberkulosis paru adalah kombinasi antibiotik selama enam bulan. Rifampicin, isoniazid, pirazinamide, dan etambutol untuk dua bulan pertama, dan hanya rifampicin dan isoniazid untuk empat bulan selanjutnya.[16] Apabila resistansi terhadap isoniazid tinggi, ethambutol dapat ditambahkan untuk empat bulan terakhir sebagai alternatif.[16]

Penyakit kambuh

[sunting | sunting sumber]

Bila tuberkulosis kambuh, lakukan tes untuk menentukan jenis antibiotik yang sensitif sebelum menentukan pengobatan.[16] Jika multiple drug-resistant TB (MDR-TB) terdeteksi, direkomdendasikan pengobatan dengan paling tidak empat jenis antibiotik efektif selama 8–24 bulan.[16]

Resistansi obat

[sunting | sunting sumber]

Resistansi primer muncul saat seseorang terinfeksi jenis TB resisten. Seorang dengan TB yang rentan dapat mengalami resistansi sekunder (didapat) pada saat terapi. Seseorang juga dapat mengalami perkembangan resistansi karena pengobatan yang tidak adekuat, jika obat yang diresepkan tidak dipakai dengan sesuai (karena tidak patuh), atau karena obat yang digunakan berkualitas rendah.[84] TB dengan resistansi obat merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di negara yang sedang berkembang. Pengobatan untuk TB yang resisten terhadap obat akan berlangsung lebih lama dan memerlukan obat yang lebih mahal. MDR-TB (Mulitple Drugs Resistance-TB) sering didefinisikan sebagai resistansi terhadap dua obat yang paling efektif dalam lini pertama pengobatan TB, yaitu rifampisin and isoniazid. Extensively drug-resistant TB juga resisten terhadap tiga atau lebih dari enam kelas pengobatan lini kedua.[85] TB resisten obat total adalah resistansi terhadap semua jenis obat yang selama ini digunakan. TB dengan resisten total terhadap obat pertama kali ditemukan pada tahun 2003 di Italia, tetapi hal ini tidak pernah dilaporkan hingga tahun 2012.[86] Sekarang ini ada kecenderungan untuk mengetahui terlebih dahulu apa betul yang menginfeksi adalah bakteri TB atau bakteri lainnya dan obat apa saja yang masih mempan, oleh karenanya perlu dilakukan kultur bakteri terlebih dulu sebelum dilakukan pengobatan. Pada tahun 2007, WHO merekomendasikan penggunaan media cair untuk kultur bakteri TB agar lebih akurat dan membutuhkan waktu hingga 40 hari.[87]

Prognosis

[sunting | sunting sumber]

Perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB yang nyata muncul saat basil mengalahkan pertahanan sistem imun dan mulai memperbanyak diri. Pada penyakit TB primer (sejumlah 1–5% dari kasus), perkembangan ini muncul segera setelah infeksi awal.[8] Namun, pada kebanyakan kasus, suatu infeksi laten muncul tanpa gejalan yang nyata.[8] Kuman yang dorman ini menghasilkan tuberkulosis aktif pada 5–10% dari kasus laten ini, dan pada umumnya baru akan muncul bertahun-tahun setelah infeksi.[14]

Risiko reaktivasi meningkat sebagai akibat imunosupresi, seperti misalnya disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang yang juga terinfeksi oleh “M. tuberculosis” dan HIV, risiko adanya reaktivasi meningkat hingga 10% per tahun.[8] Studi yang menggunakan sidik DNA dari galur “M. tuberculosis”menunjukkan bahwa infeksi kembali menyebabkan kambuhnya TB lebih sering dari yang diperkirakan.[88] Infeksi kembali dapat dihitung lebih dari 50% kasus dimana TB biasa ditemukan.[89] Peluang terjadinya kematian karena tuberkulosis adalah kurang lebih 4% pada tahun 2008, turun dari 8% pada tahun 1995.[16]

Mumi Mesir di British Museum – sisa pembusukan tuberkulosis ditemukan di spina mumi-mumi Mesir.

Tuberculosis sudah ada dalam kehidupan manusia sejak zaman kuno.[16] Deteksi paling awal “M. tuberculosis” terdapat pada bukti adanya penyakit tersebut di dalam bangkai bison yang berasal dari sekira 17.000 tahun lalu.[90] Namun, tidak ada kepastian apakah tuberkulosis berasal dari sapi (bovin), yang kemudian ditularkan ke manusia, atau apakah tuberkulosis tersebut bercabang dari nenek moyang yang sama.[91] Para ilmuwan yakin bahwa manusia terkena MTBC dari binatang selama proses penjinakan. Namun, genMicobacterium tuberculosiscomplex (MTbC) pada manusia telah dibandingkan dengan MTbC pada binatang, dan teori tersebut telah terbukti salah. Galur bakteri tuberkulosis memiliki nenek moyang yang sama, yang sebenarnya bisa menginfeksi manusia sejak Revolusi Neolitik.[92] Sisa kerangka menunjukkan bahwa manusia prasejarah (4000 Sebelum Masehi) mengidap TB. Para peneliti menemukan pembusukan tuberkulosis di dalam tulang spina mumi-mumi Mesir dari tahun 3000–2400 SM.[93] "Phthisis" berasal dari bahasa Yunani yang artinya “konsumsi,” yakni istilah kuno untuk tuberkulosis paru.[94] Sekira 460 SM, Hippocrates mengidentifikasi bahwa phthisis adalah penyakit yang paling mudah menular pada saat itu. Orang dengan phthisis mengalami demam dan batuk darah. Phthisis hampir selalu berakibat fatal.[95] Penelitian gen menunjukkan bahwa TB telah ada di Amerika dari sekira tahun 100 AD.[96]

Sebelum Revolusi Industri, cerita rakyat sering kali menghubungkan tuberkulosis dengan vampir. Jika seorang anggota keluarga meninggal karena TB, kesehatan anggota keluarga lainnya dari orang yang terinfeksi tersebut perlahan-lahan menurun. Masyarakat percaya bahwa orang pertama yang terkena TB menguras jiwa anggota keluarga lainnya.[97]

Jenis TB paru yang dikaitkan dengan tuberkel ditetapkan sebagai patologi oleh Dr Richard Morton pada 1689.[98][99] Namun, TB memiliki berbagai gejala, sehingga TB tidak diidentifikasi sebagai satu jenis penyakit hingga akhir 1820-an. TB belum dinamakan tuberkulosis hingga 1839 oleh J. L. Schönlein.[100] Selama tahun 1838–1845, Dr. John Croghan, pemilik Gua Mammoth, membawa mereka yang terkena TB ke dalam gua dengan harapan menyembuhkan penyakit tersebut dengan suhu konstan dan kemurnian udara di dalam gua: mereka meninggal setelah satu tahun di dalam gua.[101] Hermann Brehmer membuka sanatorium pertama pada 1859 di Sokołowsko, Polandia.[102]

Dr. Robert Koch menemukan basil tuberkulosis.

Basilus yang menyebabkan tuberkulosis, “Mycobacterium tuberculosis,” diidentifikasi dan dijelaskan pada 24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Dia menerima Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada 1905 atas penemuan ini.[103] Koch tidak percaya bahwa penyakit tuberkulosis pada sapi (ternak) dan manusia adalah penyakit yang serupa. Keyakinan ini menunda pengakuan bahwa susu yang terinfeksi menjadi sumber infeksi. Kemudian, risiko penularan dari sumber ini sangat jauh berkurang karena penemuan proses pasteurisasi. Koch mengumumkan ekstrak gliserin dari basil tuberkulosis sebagai "obat" untuk tuberkulosis pada 1890. Dia menamakannya “tuberkulin.” Meskipun “tuberkulin” tidak efektif, tuberkulin diadaptasi sebagai tes penapisan untuk mengetahui adanya tuberkulosis prasimtomatik.[104]

Albert Calmette dan Camille Guérin menerima kesuksesan pertama dalam imunisasi anti tuberkulosis pada 1906. Mereka menggunakan tuberkulosis galur bovin di-atenuasi, dan vaksin tersebut dinamakan BCG (basil Calmette dan Guérin). Vaksin BCG pertama kali digunakan pada manusia pada 1921 di Prancis.[105] Namun, vaksin BCG baru diterima secara luas di AS, Inggris, dan Jerman setelah Perang Dunia II.[106]

Tuberkulosis menimbulkan kekhawatiran masyarakat pada abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 sebagai penyakit endemik masyarakat miskin di perkotaan. Pada 1815, satu di antara empat kematian di Inggris disebabkan oleh "konsumsi." Pada 1918, satu di antara enam kematian di Prancis disebabkan oleh TB. Setelah para ilmuwan menetapkan bahwa penyakit tersebut menular pada 1880-an, TB dimasukkan ke penyakit wajib lapor di Inggris. Kampanye dimulai agar orang-orang berhenti meludah di tempat umum dan orang miskin yang terinfeksi penyakit tersebut ‘didorong’ untuk masuk sanatorium yang menyerupai rumah tahanan. (Sanatorium untuk kelas menengah ke atas menawarkan perawatan yang luar biasa dan pemeriksaan medis terus-menerus.) [102] Sanatorium tersebut seharusnya memberi manfaat "udara bersih" dan pekerjaan. Namun bahkan dalam kondisi terbaik, 50% pasien di dalamnya meninggal setelah lima tahun (“ca.” 1916).[102]

Di Eropa, angka tuberkulosis mulai meningkat pada awal 1600-an. Angka kasus TB mencapai puncak tertingginya di Eropa pada 1800-an ketika penyakit ini menyebabkan hampir 25% dari keseluruhan kasus kematian.[107] Angka kematian kemudian menurun hingga hampir mencapai 90% pada 1950-an.[108] Peningkatan kesehatan masyarakat secara signifikan mengurangi angka tuberkulosis bahkan sebelum streptomisin dan antibiotik lainnya digunakan. Namun, penyakit tersebut masih merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat. Ketika Konsil Penelitian Medis dibentuk di Inggris pada 1913, fokus awalnya adalah penelitian tuberkulosis.[109]

Pada 1946, pengembangan antibiotik streptomisin mewujudkan pengobatan dan penyembuhan efektif untuk TB. Sebelum obat ini diperkenalkan, pengobatan satu-satunya (kecuali sanatorium) adalah intervensi bedah. “Teknik pneumotoraks" membuat paru-paru yang terinfeksi kolaps dan memberikan "jeda" sehingga lesi akibat tuberkulosis mulai sembuh.[110] Kemunculan MDR-TB kembali menjadikan pembedahan sebagai opsi dalam standar tatalaksana untuk perawatan infeksi TB. Intervensi bedah saat ini meliputi pengangkatan kavitasi ("bula") patologis di dalam paru-paru untuk mengurangi jumlah bakteri dan meningkatkan pajanan obat bagi bakteri yang masih ada di dalam aliran darah. Intervensi ini secara bersamaan mengurangi jumlah bakteri total dan meningkatkan efektivitas terapi antibiotik sistemik.[111] Meskipun para ahli mengharapkan agar TB dapat diberantas sepenuhnya (bandingkan cacar), munculnya galur resistansi obat pada 1980-an membuat pemberantasan TB menjadi sulit. Kemunculan kembali tuberkulosis mendorong deklarasi emergensi kesehatan global yang dibuat oleh WHO pada 1993.[112]

Masyarakat dan budaya

[sunting | sunting sumber]

Organisasi Kesehatan Dunia dan Yayasan Bill & Melinda Gates memberi subsidi untuk tes diagnosis cepat yang baru (fast-acting diagnostic test) untuk digunakan di negara berpendapatan rendah dan menengah.[113][114] Sejak 2011, banyak tempat miskin yang hanya memiliki akses ke mikroskopi sputum (pemeriksaan dahak menggunakan mikroskop).[115]

Pada 2010, India memiliki jumlah kasus TB tertinggi di dunia. Satu penyebabnya adalah karena pengelolaan penyakit yang buruk oleh sektor pelayanan kesehatan swasta. Program-program seperti Program kontrol TB nasional terevisi membantu untuk mengurangi jumlah TB di antara orang-orang yang menerima layanan kesehatan masyarakat.[116][117]

Vaksin BCG memiliki keterbatasan, dan riset untuk mengembangkan vaksin TB baru masih berjalan.[118] Sejumlah calon potensial saat ini dalam uji klinis fase I dan II.[118] Dua pendekatan utama dalam uji klinis berusaha untuk memperbaiki kemanjuran efikasi vaksin yang ada. Satu pendekatan melibatkan penambahan vaksin sub-unit ke BCG. Strategi lainnya mencoba untuk menciptakan vaksin baru dan vaksin hidup yang lebih baik.[118]MVA85A adalah contoh dari vaksin sub-unit yang sedang diuji-cobakan di Afrika Selatan. MVA85A didasarkan pada virus vaccinia yang dimodifikasi secara genetik.[119] Harapannya vaksin akan berperan secara signifikan dalam perawatan penyakit laten dan aktif.[120]

Untuk mendorong penemuan lebih lanjut, para peneliti dan pembuat kebijakan memperkenalkan model baru yang lebih murah untuk pegembangan vaksin, termasuk hadiah, insentif pajak, dan komitmen pasar lanjutan.[121][122] Beberapa kelompok dilibatkan dalam riset, termasuk Kemitraan Stop TB,[123] the South African Tuberculosis Vaccine Initiative, and the Aeras Global TB Vaccine Foundation.[124] Aeras Global TB Vaccine Foundation menerima hibah lebih dari $280 juta (AS) dari Bill and Melinda Gates Foundation untuk mengembangkan dan melisensi vaksin yang lebih baik untuk melawan tuberkulosis agar dapat digunakan di negara-negara dengan beban yang tinggi.[125][126]

Penyakit pada hewan

[sunting | sunting sumber]

Mikrobakteria menginfeksi berbagai hewan, termasuk unggas,[127] binatang pengerat,[128] dan reptil.[129] Subspesies Mycobacterium tuberculosis jarang muncul pada hewan liar.[130] Penyakit tuberkulosis pada hewan di antaranya yaitu tuberkulosis unggas yang disebabkan Mycobacterium avium, tuberkulosis sapi yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis, serta penyakit Johne yang disebabkan oleh Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "Tuberculosis (TB)". who.int (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2020. Diakses tanggal 8 May 2020. 
  2. ^ Ferri FF (2010). Ferri's differential diagnosis : a practical guide to the differential diagnosis of symptoms, signs, and clinical disorders (edisi ke-2nd). Philadelphia, PA: Elsevier/Mosby. hlm. Chapter T. ISBN 978-0-323-07699-9. 
  3. ^ Hawn TR, Day TA, Scriba TJ, Hatherill M, Hanekom WA, Evans TG, et al. (December 2014). "Tuberculosis vaccines and prevention of infection". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 78 (4): 650–71. doi:10.1128/MMBR.00021-14. PMC 4248657alt=Dapat diakses gratis. PMID 25428938. 
  4. ^ Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes. Geneva: World Health Organization (WHO). 2008. hlm. 179. ISBN 978-92-4-154667-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2021. Diakses tanggal 17 September 2017. 
  5. ^ Implementing the WHO Stop TB Strategy: a handbook for national TB control programmes. Geneva: World Health Organization (WHO). 2008. hlm. 179. ISBN 978-92-4-154667-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2021. Diakses tanggal 17 September 2017. 
  6. ^ a b "Tuberculosis (TB)". World Health Organization (WHO). 16 February 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 December 2013. Diakses tanggal 15 September 2018. 
  7. ^ Stevens, Alan M.; Tellings, A. Ed Schmidgall (2004). A Comprehensive Indonesian-English Dictionary (dalam bahasa Inggris). Ohio University Press. ISBN 978-0-8214-1584-9. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology (edisi ke-8th). Saunders Elsevier. hlm. 516–522. ISBN 978-1-4160-2973-1. 
  9. ^ Konstantinos A (2010). "Testing for tuberculosis". Australian Prescriber. 33 (1): 12–18. 
  10. ^ a b Global Tuberculosis Report 2023 (PDF). Jenewa: World Health Organization. 2023. ISBN 978-92-4-008385-1. 
  11. ^ a b Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 
  12. ^ Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 
  13. ^ Schiffman G (15 January 2009). "Tuberculosis Symptoms". eMedicineHealth. 
  14. ^ a b c d al.], edited by Peter G. Gibson ; section editors, Michael Abramson ... [et (2005). Evidence-based respiratory medicine (edisi ke-1. publ.). Oxford: Blackwell. hlm. 321. ISBN 978-0-7279-1605-1. 
  15. ^ a b c d e f g Dolin, [edited by] Gerald L. Mandell, John E. Bennett, Raphael (2010). Mandell, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases (edisi ke-7th). Philadelphia, PA: Churchill Livingstone/Elsevier. hlm. Chapter 250. ISBN 978-0-443-06839-3. 
  16. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Lawn, SD (2 July 2011). "Tuberculosis". Lancet. 378 (9785): 57–72. doi:10.1016/S0140-6736(10)62173-3. PMID 21420161. 
  17. ^ Behera, D. (2010). Textbook of pulmonary medicine (edisi ke-2nd ed.). New Delhi: Jaypee Brothers Medical Pub. hlm. 457. ISBN 978-81-8448-749-7. 
  18. ^ Jindal, editor-in-chief SK. Textbook of pulmonary and critical care medicine. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. hlm. 549. ISBN 978-93-5025-073-0. 
  19. ^ a b Golden MP, Vikram HR (2005). "Extrapulmonary tuberculosis: an overview". American family physician. 72 (9): 1761–8. PMID 16300038. 
  20. ^ Kabra, [edited by] Vimlesh Seth, S.K. (2006). Essentials of tuberculosis in children (edisi ke-3rd ed.). New Delhi: Jaypee Bros. Medical Publishers. hlm. 249. ISBN 978-81-8061-709-6. 
  21. ^ a b Ghosh, editors-in-chief, Thomas M. Habermann, Amit K. (2008). Mayo Clinic internal medicine : concise textbook. Rochester, MN: Mayo Clinic Scientific Press. hlm. 789. ISBN 978-1-4200-6749-1. 
  22. ^ Southwick F (10 December 2007). "Chapter 4: Pulmonary Infections". Infectious Diseases: A Clinical Short Course, 2nd ed. McGraw-Hill Medical Publishing Division. hlm. 104. ISBN 0-07-147722-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-13. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  23. ^ Jindal, editor-in-chief SK. Textbook of pulmonary and critical care medicine. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. hlm. 525. ISBN 978-93-5025-073-0. 
  24. ^ Niederweis M, Danilchanka O, Huff J, Hoffmann C, Engelhardt H (2010). "Mycobacterial outer membranes: in search of proteins". Trends in Microbiology. 18 (3): 109–16. doi:10.1016/j.tim.2009.12.005. PMC 2931330alt=Dapat diakses gratis. PMID 20060722. 
  25. ^ a b Madison B (2001). "Application of stains in clinical microbiology". Biotech Histochem. 76 (3): 119–25. doi:10.1080/714028138. PMID 11475314. 
  26. ^ Parish T, Stoker N (1999). "Mycobacteria: bugs and bugbears (two steps forward and one step back)". Molecular Biotechnology. 13 (3): 191–200. doi:10.1385/MB:13:3:191. PMID 10934532. 
  27. ^ Medical Laboratory Science: Theory and Practice. New Delhi: Tata McGraw-Hill. 2000. hlm. 473. ISBN 0-07-463223-X. 
  28. ^ Piot, editors, Richard D. Semba, Martin W. Bloem; foreword by Peter (2008). Nutrition and health in developing countries (edisi ke-2nd ed.). Totowa, NJ: Humana Press. hlm. 291. ISBN 978-1-934115-24-4. 
  29. ^ van Soolingen D; et al. (1997). "A novel pathogenic taxon of the Mycobacterium tuberculosis complex, Canetti: characterization of an exceptional isolate from Africa". International Journal of Systematic Bacteriology. 47 (4): 1236–45. doi:10.1099/00207713-47-4-1236. PMID 9336935. 
  30. ^ Niemann S; et al. (2002). "Mycobacterium africanum Subtype II Is Associated with Two Distinct Genotypes and Is a Major Cause of Human Tuberculosis in Kampala, Uganda". J. Clin. Microbiol. 40 (9): 3398–405. doi:10.1128/JCM.40.9.3398-3405.2002. PMC 130701alt=Dapat diakses gratis. PMID 12202584. 
  31. ^ Niobe-Eyangoh SN; et al. (2003). "Genetic Biodiversity of Mycobacterium tuberculosis Complex Strains from Patients with Pulmonary Tuberculosis in Cameroon". J. Clin. Microbiol. 41 (6): 2547–53. doi:10.1128/JCM.41.6.2547-2553.2003. PMC 156567alt=Dapat diakses gratis. PMID 12791879. 
  32. ^ Thoen C, Lobue P, de Kantor I (2006). "The importance of Mycobacterium bovis as a zoonosis". Vet. Microbiol. 112 (2–4): 339–45. doi:10.1016/j.vetmic.2005.11.047. PMID 16387455. 
  33. ^ Acton, Q. Ashton (2011). Mycobacterium Infections: New Insights for the Healthcare Professional. ScholarlyEditions. hlm. 1968. ISBN 978-1-4649-0122-5. 
  34. ^ Pfyffer, GE (1998 Oct-Dec). "Mycobacterium canettii, the smooth variant of M. tuberculosis, isolated from a Swiss patient exposed in Africa". Emerging infectious diseases. 4 (4): 631–4. PMID 9866740. 
  35. ^ Panteix, G (2010 Aug). "Pulmonary tuberculosis due to Mycobacterium microti: a study of six recent cases in France". Journal of medical microbiology. 59 (Pt 8): 984–9. PMID 20488936. 
  36. ^ American Thoracic Society (1997). "Diagnosis and treatment of disease caused by nontuberculous mycobacteria. This official statement of the American Thoracic Society was approved by the Board of Directors, March 1997. Medical Section of the American Lung Association". Am J Respir Crit Care Med. 156 (2 Pt 2): S1–25. PMID 9279284. 
  37. ^ World Health Organization (2011). "The sixteenth global report on tuberculosis" (PDF). 
  38. ^ World Health Organization. "Global tuberculosis control–surveillance, planning, financing WHO Report 2006". Diakses tanggal 13 October 2006. 
  39. ^ Chaisson, RE (13 March 2008). "Tuberculosis in Africa--combating an HIV-driven crisis". The New England Journal of Medicine. 358 (11): 1089–92. doi:10.1056/NEJMp0800809. PMID 18337598. 
  40. ^ Griffith D, Kerr C (1996). "Tuberculosis: disease of the past, disease of the present". J Perianesth Nurs. 11 (4): 240–5. doi:10.1016/S1089-9472(96)80023-2. PMID 8964016. 
  41. ^ ATS/CDC Statement Committee on Latent Tuberculosis Infection (200). "Targeted tuberculin testing and treatment of latent tuberculosis infection. American Thoracic Society". MMWR Recomm Rep. 49 (RR–6): 1–51. PMID 10881762. 
  42. ^ van Zyl Smit, RN (2010 Jan). "Global lung health: the colliding epidemics of tuberculosis, tobacco smoking, HIV and COPD". The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology. 35 (1): 27–33. PMID 20044459. These analyses indicate that smokers are almost twice as likely to be infected with TB and to progress to active disease (RR of ∼1.5 for latent TB infection (LTBI) and RR of ∼2.0 for TB disease). Perokok juga memiliki peluang meninggal karena TB yang lebih besar (Risiko Relatif ∼2.0 dari seluruh angka kematian akibat TB), namun data yang ada sulit diinterpretasikan karena keberagaman/heterogenitas hasil yang didapatkan dari berbagai penelitian berbeda. 
  43. ^ Restrepo, BI (15 August 2007). "Convergence of the tuberculosis and diabetes epidemics: renewal of old acquaintances". Clinical infectious diseases : an official publication of the Infectious Diseases Society of America. 45 (4): 436–8. doi:10.1086/519939. PMC 2900315alt=Dapat diakses gratis. PMID 17638190. 
  44. ^ Möller, M (2010 Mar). "Current findings, challenges and novel approaches in human genetic susceptibility to tuberculosis". Tuberculosis (Edinburgh, Scotland). 90 (2): 71–83. doi:10.1016/j.tube.2010.02.002. PMID 20206579. 
  45. ^ Cole E, Cook C (1998). "Characterization of infectious aerosols in health care facilities: an aid to effective engineering controls and preventive strategies". Am J Infect Control. 26 (4): 453–64. doi:10.1016/S0196-6553(98)70046-X. PMID 9721404. 
  46. ^ Nicas M, Nazaroff WW, Hubbard A (2005). "Toward understanding the risk of secondary airborne infection: emission of respirable pathogens". J Occup Environ Hyg. 2 (3): 143–54. doi:10.1080/15459620590918466. PMID 15764538. 
  47. ^ a b Ahmed N, Hasnain S (2011). "Molecular epidemiology of tuberculosis in India: Moving forward with a systems biology approach". Tuberculosis. 91 (5): 407–3. doi:10.1016/j.tube.2011.03.006. PMID 21514230. 
  48. ^ a b "Tuberculosis Fact sheet N°104". World Health Organization. November 2010. Diakses tanggal 26 July 2011. 
  49. ^ a b "Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know" (PDF) (edisi ke-5th). Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Division of Tuberculosis Elimination. 2011. 
  50. ^ "Causes of Tuberculosis". Mayo Clinic. 21 December 2006. Diakses tanggal 19 October 2007. 
  51. ^ Skolnik, Richard (2011). Global health 101 (edisi ke-2nd ed.). Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning. hlm. 253. ISBN 978-0-7637-9751-5. 
  52. ^ a b editors, Arch G. Mainous III, Claire Pomeroy, (2009). Management of antimicrobials in infectious diseases : impact of antibiotic resistance (edisi ke-2nd rev. ed.). Totowa, N.J.: Humana. hlm. 74. ISBN 978-1-60327-238-4. 
  53. ^ Houben E, Nguyen L, Pieters J (2006). "Interaction of pathogenic mycobacteria with the host immune system". Curr Opin Microbiol. 9 (1): 76–85. doi:10.1016/j.mib.2005.12.014. PMID 16406837. 
  54. ^ Khan (2011). Essence Of Paediatrics. Elsevier India. hlm. 401. ISBN 978-81-312-2804-3. 
  55. ^ Herrmann J, Lagrange P (2005). "Dendritic cells and Mycobacterium tuberculosis: which is the Trojan horse?". Pathol Biol (Paris). 53 (1): 35–40. doi:10.1016/j.patbio.2004.01.004. PMID 15620608. 
  56. ^ Agarwal R, Malhotra P, Awasthi A, Kakkar N, Gupta D (2005). "Tuberculous dilated cardiomyopathy: an under-recognized entity?". BMC Infect Dis. 5 (1): 29. doi:10.1186/1471-2334-5-29. PMC 1090580alt=Dapat diakses gratis. PMID 15857515. 
  57. ^ a b c Grosset J (2003). "Mycobacterium tuberculosis in the Extracellular Compartment: an Underestimated Adversary". Antimicrob Agents Chemother. 47 (3): 833–6. doi:10.1128/AAC.47.3.833-836.2003. PMC 149338alt=Dapat diakses gratis. PMID 12604509. 
  58. ^ Crowley, Leonard V. (2010). An introduction to human disease : pathology and pathophysiology correlations (edisi ke-8th ed.). Sudbury, Mass.: Jones and Bartlett. hlm. 374. ISBN 978-0-7637-6591-0. 
  59. ^ Anthony, Harries (2005). TB/HIV a Clinical Manual (edisi ke-2nd). Geneva: World Health Organization. hlm. 75. ISBN 978-92-4-154634-8. 
  60. ^ Jacob, JT (2009 Jan). "Acute forms of tuberculosis in adults". The American journal of medicine. 122 (1): 12–7. PMID 19114163. 
  61. ^ a b Bento, J (2011 Jan-Feb). "[Diagnostic tools in tuberculosis]". Acta medica portuguesa. 24 (1): 145–54. PMID 21672452. 
  62. ^ a b c d Escalante, P (2009 Jun 2). "In the clinic. Tuberculosis". Annals of internal medicine. 150 (11): ITC61–614; quiz ITV616. PMID 19487708. 
  63. ^ Metcalfe, JZ (2011 Nov 15). "Interferon-γ release assays for active pulmonary tuberculosis diagnosis in adults in low- and middle-income countries: systematic review and meta-analysis". The Journal of infectious diseases. 204 Suppl 4: S1120–9. PMID 21996694. 
  64. ^ a b Sester, M (2011 Jan). "Interferon-γ release assays for the diagnosis of active tuberculosis: a systematic review and meta-analysis". The European respiratory journal : official journal of the European Society for Clinical Respiratory Physiology. 37 (1): 100–11. PMID 20847080. 
  65. ^ Chen, J (2011). "Interferon-gamma release assays for the diagnosis of active tuberculosis in HIV-infected patients: a systematic review and meta-analysis". PloS one. 6 (11): e26827. PMID 22069472. 
  66. ^ Diseases, Special Programme for Research & Training in Tropical (2006). Diagnostics for tuberculosis : global demand and market potential. Geneva: World Health Organization on behalf of the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases. hlm. 36. ISBN 978-92-4-156330-7. 
  67. ^ a b c National Institute for Health and Clinical Excellence. Clinical guideline 117: Tuberculosis. London, 2011.
  68. ^ Steingart, KR (2011 Aug). "Commercial serological tests for the diagnosis of active pulmonary and extrapulmonary tuberculosis: an updated systematic review and meta-analysis". PLoS medicine. 8 (8): e1001062. doi:10.1371/journal.pmed.1001062. PMC 3153457alt=Dapat diakses gratis. PMID 21857806. 
  69. ^ Rothel J, Andersen P (2005). "Diagnosis of latent Mycobacterium tuberculosis infection: is the demise of the Mantoux test imminent?". Expert Rev Anti Infect Ther. 3 (6): 981–93. doi:10.1586/14787210.3.6.981. PMID 16307510. 
  70. ^ Pai M, Zwerling A, Menzies D (2008). "Systematic Review: T-Cell–based Assays for the Diagnosis of Latent Tuberculosis Infection: An Update". Ann. Intern. Med. 149 (3): 1–9. PMC 2951987alt=Dapat diakses gratis. PMID 18593687. 
  71. ^ Jindal, editor-in-chief SK. Textbook of pulmonary and critical care medicine. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. hlm. 544. ISBN 978-93-5025-073-0. 
  72. ^ Amicosante, M (2010 Apr). "Rational use of immunodiagnostic tools for tuberculosis infection: guidelines and cost effectiveness studies". The new microbiologica. 33 (2): 93–107. PMID 20518271. 
  73. ^ McShane, H (12 October 2011). "Tuberculosis vaccines: beyond bacille Calmette–Guérin". Philosophical transactions of the Royal Society of London. Series B, Biological sciences. 366 (1579): 2782–9. doi:10.1098/rstb.2011.0097. PMC 3146779alt=Dapat diakses gratis. PMID 21893541. 
  74. ^ "Vaccine and Immunizations: TB Vaccine (BCG)". Centers for Disease Control and Prevention. 2011. Diakses tanggal 26 July 2011. 
  75. ^ "BCG Vaccine Usage in Canada -Current and Historical". Public Health Agency of Canada. 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-30. Diakses tanggal 30 December 2011. 
  76. ^ a b Teo, SS (2006 Jun). "Does BCG have a role in tuberculosis control and prevention in the United Kingdom?". Archives of Disease in Childhood. 91 (6): 529–31. doi:10.1136/adc.2005.085043. PMC 2082765alt=Dapat diakses gratis. PMID 16714729. 
  77. ^ "The Global Plan to Stop TB". World Health Organization. 2011. Diakses tanggal 13 June 2011. 
  78. ^ Warrell, ed. by D. J. Weatherall ... [4. + 5. ed.] ed. by David A. (2005). Sections 1 - 10 (edisi ke-4. ed., paperback.). Oxford [u.a.]: Oxford Univ. Press. hlm. 560. ISBN 978-0-19-857014-1. 
  79. ^ Brennan PJ, Nikaido H (1995). "The envelope of mycobacteria". Annu. Rev. Biochem. 64: 29–63. doi:10.1146/annurev.bi.64.070195.000333. PMID 7574484. 
  80. ^ a b Menzies, D (2011 Mar). "Recent developments in treatment of latent tuberculosis infection". The Indian journal of medical research. 133: 257–66. PMID 21441678. 
  81. ^ Arch G., III Mainous (2010). Management of Antimicrobials in Infectious Diseases: Impact of Antibiotic Resistance. Humana Pr. hlm. 69. ISBN 1-60327-238-0. 
  82. ^ Volmink J, Garner P (2007). "Directly observed therapy for treating tuberculosis". Cochrane Database Syst Rev (4): CD003343. doi:10.1002/14651858.CD003343.pub3. PMID 17943789. 
  83. ^ Liu, Q (2008 Oct 8). "Reminder systems and late patient tracers in the diagnosis and management of tuberculosis". Cochrane database of systematic reviews (Online) (4): CD006594. PMID 18843723. 
  84. ^ O'Brien R (1994). "Drug-resistant tuberculosis: etiology, management and prevention". Semin Respir Infect. 9 (2): 104–12. PMID 7973169. 
  85. ^ Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2006). "Emergence of Mycobacterium tuberculosis with extensive resistance to second-line drugs—worldwide, 2000–2004". MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 55 (11): 301–5. PMID 16557213. 
  86. ^ Maryn McKenna (12 January 2012). "Totally Resistant TB: Earliest Cases in Italy". Wired. Diakses tanggal 12 January 2012. 
  87. ^ Ricky Reynald Yulman (1 April 2015). "TB, Bakteri Lebih Cepat Terdeteksi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 2015-04-01. 
  88. ^ Lambert M; et al. (2003). "Recurrence in tuberculosis: relapse or reinfection?". Lancet Infect Dis. 3 (5): 282. doi:10.1016/S1473-3099(03)00607-8. PMID 12726976. 
  89. ^ Wang, JY (15 July 2007). "Prediction of the tuberculosis reinfection proportion from the local incidence". The Journal of infectious diseases. 196 (2): 281–8. doi:10.1086/518898. PMID 17570116. 
  90. ^ Rothschild BM; Martin LD; Lev G; et al. (2001). "Mycobacterium tuberculosis complex DNA from an extinct bison dated 17,000 years before the present". Clin. Infect. Dis. 33 (3): 305–11. doi:10.1086/321886. PMID 11438894. 
  91. ^ Pearce-Duvet J (2006). "The origin of human pathogens: evaluating the role of agriculture and domestic animals in the evolution of human disease". Biol Rev Camb Philos Soc. 81 (3): 369–82. doi:10.1017/S1464793106007020. PMID 16672105. 
  92. ^ Comas, I (2009 Oct). "The past and future of tuberculosis research". PLoS pathogens. 5 (10): e1000600. PMID 19855821. 
  93. ^ Zink A, Sola C, Reischl U, Grabner W, Rastogi N, Wolf H, Nerlich A (2003). "Characterization of Mycobacterium tuberculosis Complex DNAs from Egyptian Mummies by Spoligotyping". J Clin Microbiol. 41 (1): 359–67. doi:10.1128/JCM.41.1.359-367.2003. PMC 149558alt=Dapat diakses gratis. PMID 12517873. 
  94. ^ The Chambers Dictionary. New Delhi: Allied Chambers India Ltd. 1998. hlm. 352. ISBN 978-81-86062-25-8. 
  95. ^ Hippocrates.Aphorisms. Accessed 7 October 2006.
  96. ^ Konomi N, Lebwohl E, Mowbray K, Tattersall I, Zhang D (2002). "Detection of Mycobacterial DNA in Andean Mummies". J Clin Microbiol. 40 (12): 4738–40. doi:10.1128/JCM.40.12.4738-4740.2002. PMC 154635alt=Dapat diakses gratis. PMID 12454182. 
  97. ^ Sledzik, Paul S. (1994). "Bioarcheological and biocultural evidence for the New England vampire folk belief" (PDF). American Journal of Physical Anthropology. 94 (2): 269–274. doi:10.1002/ajpa.1330940210. ISSN 0002-9483. PMID 8085617. 
  98. ^ Léon Charles Albert Calmette di Who Named It
  99. ^ Trail RR (1970). "Richard Morton (1637-1698)". Med Hist. 14 (2): 166–74. PMC 1034037alt=Dapat diakses gratis. PMID 4914685. 
  100. ^ Zur Pathogenie der Impetigines. Auszug aus einer brieflichen Mitteilung an den Herausgeber. [Müller’s] Archiv für Anatomie, Physiologie und wissenschaftliche Medicin. 1839, page 82.
  101. ^ Kentucky: Mammoth Cave long on history. Diarsipkan 2006-08-13 di Wayback Machine. CNN. 27 February 2004. Accessed 8 October 2006.
  102. ^ a b c McCarthy OR (2001). "The key to the sanatoria". J R Soc Med. 94 (8): 413–7. PMC 1281640alt=Dapat diakses gratis. PMID 11461990. 
  103. ^ Nobel Foundation. The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1905. Accessed 7 October 2006.
  104. ^ Waddington K (2004). "To stamp out "So Terrible a Malady": bovine tuberculosis and tuberculin testing in Britain, 1890–1939". Med Hist. 48 (1): 29–48. PMC 546294alt=Dapat diakses gratis. PMID 14968644. 
  105. ^ Bonah C (2005). "The 'experimental stable' of the BCG vaccine: safety, efficacy, proof, and standards, 1921–1933". Stud Hist Philos Biol Biomed Sci. 36 (4): 696–721. doi:10.1016/j.shpsc.2005.09.003. PMID 16337557. 
  106. ^ Comstock G (1994). "The International Tuberculosis Campaign: a pioneering venture in mass vaccination and research". Clin Infect Dis. 19 (3): 528–40. doi:10.1093/clinids/19.3.528. PMID 7811874. 
  107. ^ Bloom, editor, Barry R. (1994). Tuberculosis : pathogenesis, protection, and control. Washington, D.C.: ASM Press. ISBN 978-1-55581-072-6. 
  108. ^ Persson, Sheryl (2010). Smallpox, Syphilis and Salvation: Medical Breakthroughs That Changed the World. ReadHowYouWant.com. hlm. 141. ISBN 978-1-4587-6712-7. 
  109. ^ editor, Caroline Hannaway, (2008). Biomedicine in the twentieth century: practices, policies, and politics. Amsterdam: IOS Press. hlm. 233. ISBN 978-1-58603-832-8. 
  110. ^ Shields, Thomas (2009). General thoracic surgery (edisi ke-7th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 792. ISBN 978-0-7817-7982-1. 
  111. ^ Lalloo UG, Naidoo R, Ambaram A (2006). "Recent advances in the medical and surgical treatment of multi-drug resistant tuberculosis". Curr Opin Pulm Med. 12 (3): 179–85. doi:10.1097/01.mcp.0000219266.27439.52. PMID 16582672. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-10. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  112. ^ "Frequently asked questions about TB and HIV". World Health Organization. Diakses tanggal 15 April 2012. 
  113. ^ Lawn, SD (2011 Sep). "Xpert® MTB/RIF assay: development, evaluation and implementation of a new rapid molecular diagnostic for tuberculosis and rifampicin resistance". Future microbiology. 6 (9): 1067–82. PMID 21958145. 
  114. ^ "WHO says Cepheid rapid test will transform TB care". Reuters. 8 December 2010. 
  115. ^ Lienhardt, C (2011 Nov). "What research is needed to stop TB? Introducing the TB Research Movement". PLoS medicine. 8 (11): e1001135. doi:10.1371/journal.pmed.1001135. PMC 3226454alt=Dapat diakses gratis. PMID 22140369. 
  116. ^ Anurag Bhargava, Lancelot Pinto, Madhukar Pai (2011). "Mismanagement of tuberculosis in India: Causes, consequences, and the way forward". Hypothesis. 9 (1): e7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-12. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  117. ^ Amdekar, Y (2009 Jul). "Changes in the management of tuberculosis". Indian journal of pediatrics. 76 (7): 739–42. PMID 19693453. 
  118. ^ a b c Martín Montañés, C (2011 Mar). "New tuberculosis vaccines". Enfermedades infecciosas y microbiologia clinica. 29 Suppl 1: 57–62. doi:10.1016/S0213-005X(11)70019-2. PMID 21420568. 
  119. ^ Ibanga H, Brookes R, Hill P, Owiafe P, Fletcher H, Lienhardt C, Hill A, Adegbola R, McShane H (2006). "Early clinical trials with a new tuberculosis vaccine, MVA85A, in tuberculosis-endemic countries: issues in study design". Lancet Infect Dis. 6 (8): 522–8. doi:10.1016/S1473-3099(06)70552-7. PMID 16870530. 
  120. ^ Kaufmann SH (2010). "Future vaccination strategies against tuberculosis: Thinking outside the box". Immunity. 33 (4): 567–77. doi:10.1016/j.immuni.2010.09.015. PMID 21029966. 
  121. ^ Webber D, Kremer M (2001). "Stimulating Industrial R&D for Neglected Infectious Diseases: Economic Perspectives" (PDF). Bulletin of the World Health Organization. 79 (8): 693–801. 
  122. ^ Barder O, Kremer M, Williams H (2006). "Advance Market Commitments: A Policy to Stimulate Investment in Vaccines for Neglected Diseases". The Economists' Voice. 3 (3). doi:10.2202/1553-3832.1144. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-05. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  123. ^ Economic, Department of (2009). Achieving the global public health agenda : dialogues at the Economic and Social Council. New York: United Nations. hlm. 103. ISBN 978-92-1-104596-3. 
  124. ^ Jong, [edited by] Jane N. Zuckerman, Elaine C. (2010). Travelers' vaccines (edisi ke-2nd ed.). Shelton, CT: People's Medical Pub. House. hlm. 319. ISBN 978-1-60795-045-5. 
  125. ^ Bill and Melinda Gates Foundation Announcement (2004-02-12). "Gates Foundation Commits $82.9 Million to Develop New Tuberculosis Vaccines". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-10. Diakses tanggal 2013-08-13. 
  126. ^ Nightingale, Katherine (2007-09-19). "Gates foundation gives US$280 million to fight TB". 
  127. ^ Shivaprasad, HL (2012 Jan). "Pathology of mycobacteriosis in birds". The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice. 15 (1): 41–55, v–vi. PMID 22244112. 
  128. ^ Reavill, DR (2012 Jan). "Mycobacterial lesions in fish, amphibians, reptiles, rodents, lagomorphs, and ferrets with reference to animal models". The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice. 15 (1): 25–40, v. PMID 22244111. 
  129. ^ Mitchell, MA (2012 Jan). "Mycobacterial infections in reptiles". The veterinary clinics of North America. Exotic animal practice. 15 (1): 101–11, vii. PMID 22244116. 
  130. ^ Wobeser, Gary A. (2006). Essentials of disease in wild animals (edisi ke-1st ed.). Ames, Iowa [u.a.]: Blackwell Publ. hlm. 170. ISBN 978-0-8138-0589-4.