Lompat ke isi

Ular-sendok tanjung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 20: Baris 20:
''Naja (Uraeus) nivea'' <small>Wallach, 2009</small>
''Naja (Uraeus) nivea'' <small>Wallach, 2009</small>
}}
}}
'''Kobra tanjung''' (''Naja nivea'') atau '''kobra Cape''', atau dalam bahasa Inggris disebut '''''Cape cobra''''' atau '''''yellow cobra''''' ('''kobra kuning'''), adalah spesies [[ular sendok]] yang endemik di [[Benua Afrika]] bagian selatan. Penduduk [[Afrika Selatan]] menyebutnya "''geelslang''" (ular kuning), "''bruinkapel''" (kobra cokelat), "''koperkapel''" (kobra tembaga), karena variasi pewarnaan pada tubuhnya.
'''Ular-sendok tanjung''' (''Naja nivea'') atau '''ular-sendok Cape''', atau dalam bahasa Inggris disebut '''''Cape cobra''''' atau '''''yellow cobra''''' ('''kobra kuning'''), adalah spesies [[ular sendok]] yang endemik di [[Benua Afrika]] bagian selatan. Penduduk [[Afrika Selatan]] menyebutnya "''geelslang''" (ular kuning), "''bruinkapel''" (ular-sendok cokelat), "''koperkapel''" (ular-sendok tembaga), karena variasi pewarnaan pada tubuhnya.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Nama ilmiahnya, ''Naja nivea'', pertama kali dideskripsikan oleh ilmuwan [[Carl Linnaeus]] pada tahun 1758.<ref name="itis">{{ITIS|id=700634|taxon=''Naja nivea''|accessdate=2 March 2014}}</ref> Nama ilmiah genusnya, ''Naja'', diambil dari kata [[Sansekerta]], ''{{IAST|nāgá}}'' ({{lang|sa|[[:wikt:नाग#Sanskrit|नाग]]}}) yang berarti "kobra". Sedangkan nama spesifiknya, ''nivea'', diambil dari kata [[bahasa Latin]], ''nix'' atau ''nivis'', yang berarti "salju", atau ''niveus'' yang artinya "seperti salju".<ref name=nivea>{{cite web|title=Etymology of ''Nivis''|url=http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=nivis&searchmode=none|work=Etymology|publisher=Online Etymology Dictionary|accessdate=19 January 2012}}</ref>
Nama ilmiahnya, ''Naja nivea'', pertama kali dideskripsikan oleh ilmuwan [[Carl Linnaeus]] pada tahun 1758.<ref name="itis">{{ITIS|id=700634|taxon=''Naja nivea''|accessdate=2 March 2014}}</ref> Nama ilmiah genusnya, ''Naja'', diambil dari kata [[Sansekerta]], ''{{IAST|nāgá}}'' ({{lang|sa|[[:wikt:नाग#Sanskrit|नाग]]}}) yang berarti "ular-sendok". Sedangkan nama spesifiknya, ''nivea'', diambil dari kata [[bahasa Latin]], ''nix'' atau ''nivis'', yang berarti "salju", atau ''niveus'' yang artinya "seperti salju".<ref name=nivea>{{cite web|title=Etymology of ''Nivis''|url=http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=nivis&searchmode=none|work=Etymology|publisher=Online Etymology Dictionary|accessdate=19 January 2012}}</ref>


== Identifikasi ==
== Identifikasi ==
Kobra tanjung dewasa berukuran panjang sekitar 1.2 sampai 1.4 meter, tetapi mungkin bisa mencapai 1.6 meter. Ular jantan berukuran lebih besar dari ular betina. Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan adalah ular jantan dari Aus, [[Namibia]], dengan panjang total mencapai 1.88 meter.<ref name=Marais>{{cite book|last=Marais|first=Johan|title=A Complete Guide to the Snakes of Southern Africa|year=2004|publisher=Struik Nature|location=Cape Town, South Africa|isbn=1-86872-932-X|pages=100–101}}</ref> Spesimen jantan lainya yang juga berukuran panjang ditemukan berasal dari De Hoop Nature Reserve, provinsi Western Cape, [[Afrika Selatan]], dengan panjang total mencapai 1.86 meter.<ref name=phelps>{{cite web|last=Phelps |first=T |title=Observations of the Cape cobra, Naja nivea (Serpentes: Elapidae) in the De Hoop Nature Reserve, Western Cape Province, South Africa |url=http://www.crepinstitute.co.za/pdf/BHSCapeCobra.pdf |work=Herpetological Bulletin |publisher=Cape Reptile Institute |accessdate=19 January 2012 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140104072802/http://www.crepinstitute.co.za/pdf/BHSCapeCobra.pdf |archivedate=4 January 2014 }}</ref>
Ular-sendok tanjung dewasa berukuran panjang sekitar 1.2 sampai 1.4 meter, tetapi mungkin bisa mencapai 1.6 meter. Ular jantan berukuran lebih besar dari ular betina. Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan adalah ular jantan dari Aus, [[Namibia]], dengan panjang total mencapai 1.88 meter.<ref name=Marais>{{cite book|last=Marais|first=Johan|title=A Complete Guide to the Snakes of Southern Africa|year=2004|publisher=Struik Nature|location=Cape Town, South Africa|isbn=1-86872-932-X|pages=100–101}}</ref> Spesimen jantan lainya yang juga berukuran panjang ditemukan berasal dari De Hoop Nature Reserve, provinsi Western Cape, [[Afrika Selatan]], dengan panjang total mencapai 1.86 meter.<ref name=phelps>{{cite web|last=Phelps |first=T |title=Observations of the Cape cobra, Naja nivea (Serpentes: Elapidae) in the De Hoop Nature Reserve, Western Cape Province, South Africa |url=http://www.crepinstitute.co.za/pdf/BHSCapeCobra.pdf |work=Herpetological Bulletin |publisher=Cape Reptile Institute |accessdate=19 January 2012 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140104072802/http://www.crepinstitute.co.za/pdf/BHSCapeCobra.pdf |archivedate=4 January 2014 }}</ref>


Kobra tanjung memiliki pewarnaan tubuh yang bervariasi, dari warna kuning sampai cokelat keemasan dan bahkan kehitaman. Seekor kobra tanjung memiliki bintik-bintik atau bercak-bercak "noda" berwarna hitam atau pucat. Walaupun pewarnaan tubuhnya tergantung pada faktor geografis, tetapi bisa saja terdapat semua variasi warna dalam satu wilayah sebaran. Sebagai contoh, spesimen-spesimen di [[gurun Kalahari]] di [[Botswana]] dan Namibia berwarna cenderung kekuningan dibandingkan populasi yang ada di sebelah selatannnya.<ref name=Spawls>{{cite book|last=Spawls|last2 =Branch|first=Stephen|first2= Bill|title=Dangerous Snakes of Africa|year=1995|publisher=Blandford Press|location=London, UK|isbn=0-7137-2394-7|pages=81–82}}</ref> Akan tetapi, di De Hoop Nature Reserve dan beberapa lokasi di Western Cape, Afrika Selatan, dapat ditemukan semua variasi pewarnaan.<ref name=phelps/> Spesimen yang masih muda umumnya memiliki leher berwarna gelap hingga bagian perut. Warna tersebut berubah dalam kurun waktu satu atau dua tahun seiring dengan pertumbuhannya.
Ular-sendok tanjung memiliki pewarnaan tubuh yang bervariasi, dari warna kuning sampai cokelat keemasan dan bahkan kehitaman. Seekor ular-sendok tanjung memiliki bintik-bintik atau bercak-bercak "noda" berwarna hitam atau pucat. Walaupun pewarnaan tubuhnya tergantung pada faktor geografis, tetapi bisa saja terdapat semua variasi warna dalam satu wilayah sebaran. Sebagai contoh, spesimen-spesimen di [[gurun Kalahari]] di [[Botswana]] dan Namibia berwarna cenderung kekuningan dibandingkan populasi yang ada di sebelah selatannnya.<ref name=Spawls>{{cite book|last=Spawls|last2 =Branch|first=Stephen|first2= Bill|title=Dangerous Snakes of Africa|year=1995|publisher=Blandford Press|location=London, UK|isbn=0-7137-2394-7|pages=81–82}}</ref> Akan tetapi, di De Hoop Nature Reserve dan beberapa lokasi di Western Cape, Afrika Selatan, dapat ditemukan semua variasi pewarnaan.<ref name=phelps/> Spesimen yang masih muda umumnya memiliki leher berwarna gelap hingga bagian perut. Warna tersebut berubah dalam kurun waktu satu atau dua tahun seiring dengan pertumbuhannya.


[[Sisik ular|susunan sisik]] (''scalation'') pada kobra tanjung terdiri dari sisik dorsal (tubuh atas) berjumlah 21 di bagian tengah badan, sisik ventral (bagian bawah tubuh) sebanyak 195-227, sisik subkaudal sebanyak 50-68 (berpasangan), sisik anal tunggal, sisik labial (bibir) atas 7 buah (3+4 bersentuhan dengan mata), satu sisik preokular, 3 (atau bisa 4) sisik postokular, sisik labial bawah sebanyak 9 (8-10) buah, dan perisai (sisik) temporal 1+2.<ref name=Marais/>
[[Sisik ular|susunan sisik]] (''scalation'') pada ular-sendok tanjung terdiri dari sisik dorsal (tubuh atas) berjumlah 21 di bagian tengah badan, sisik ventral (bagian bawah tubuh) sebanyak 195-227, sisik subkaudal sebanyak 50-68 (berpasangan), sisik anal tunggal, sisik labial (bibir) atas 7 buah (3+4 bersentuhan dengan mata), satu sisik preokular, 3 (atau bisa 4) sisik postokular, sisik labial bawah sebanyak 9 (8-10) buah, dan perisai (sisik) temporal 1+2.<ref name=Marais/>


== Penyebaran dan habitat ==
== Penyebaran dan habitat ==
Kobra tanjung tersebar di Namibia, Botswana, [[Republik Afrika Selatan|Rep. Afrika Selatan]], dan [[Lesotho]].<ref name="NRDB"/>
Ular-sendok tanjung tersebar di Namibia, Botswana, [[Republik Afrika Selatan|Rep. Afrika Selatan]], dan [[Lesotho]].<ref name="NRDB"/>


Walaupun sebaran geografisnya lebih sempit dibandingkan jenis kobra yang lain, tetapi ular ini menghuni berbagai macam habitat. Ular ini menyukai daerah bersemak, padang rumput (termasuk [[sabana]]), [[gurun Namib]] dan [[gurun Kalahari]]. Ular ini bahkan juga menghuni liang hewan pengerat, gundukan rayap, daerah gersang, dan sela-sela batu. Ular ini juga dapat ditemukan di dekat sungai atau perairan.
Walaupun sebaran geografisnya lebih sempit dibandingkan jenis kobra yang lain, tetapi ular ini menghuni berbagai macam habitat. Ular ini menyukai daerah bersemak, padang rumput (termasuk [[sabana]]), [[gurun Namib]] dan [[gurun Kalahari]]. Ular ini bahkan juga menghuni liang hewan pengerat, gundukan rayap, daerah gersang, dan sela-sela batu. Ular ini juga dapat ditemukan di dekat sungai atau perairan.


Di Lesotho, kobra tanjung dapat ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 2500 meter dpl. Ular ini dapat dijumpai di hutan atau padang rumput di provinsi Free State, Afrika Selatan, di daerah tebing berbatu di provinsi Cape, dan di gurun atau-semi-gurun di wilayah-wilayah sebarannya. Kobra tanjung juga terdapat di sekitar pemukiman di mana ular ini dapat memasuki rumah untuk berlindung dari panasnya sinar matahari atau berburu mangsa seperti hewan pengerat. Hal ini dapat membuatnya kontak langsung dengan manusia.<ref name=Marais/><ref name=Spawls/>
Di Lesotho, ular-sendok tanjung dapat ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 2500 meter dpl. Ular ini dapat dijumpai di hutan atau padang rumput di provinsi Free State, Afrika Selatan, di daerah tebing berbatu di provinsi Cape, dan di gurun atau-semi-gurun di wilayah-wilayah sebarannya. Ular-sendok tanjung juga terdapat di sekitar pemukiman di mana ular ini dapat memasuki rumah untuk berlindung dari panasnya sinar matahari atau berburu mangsa seperti hewan pengerat. Hal ini dapat membuatnya kontak langsung dengan manusia.<ref name=Marais/><ref name=Spawls/>


== Ekologi dan perilaku ==
== Ekologi dan perilaku ==
Kobra tanjung adalah ular diurnal (berkelana pada siang hari) dan terestrial (berkelana di atas tanah), walaupun dapat memanjat pohon atau tanaman. Jika merasa terganggu, ular ini akan mengangkat kepala dan bagian depan tubuhnya, lalu mengembangkan lehernya dan mendesis dengan keras. Saat melakukan pertahanan diri, ular ini akan menyerang tanpa ragu-ragu.<ref name=Spawls/> Jika gangguannya tidak terlalu berarti, ular ini segera meloloskan diri, tetapi ular ini akan melakukan pertahanan diri khasnya lagi jika mengetahui pergerakan apapun.<ref name=Marais/> Kobra tanjung sangat agresif ketika musim perkembangbiakan.<ref name=Spawls/>
Ular-sendok tanjung adalah ular diurnal (berkelana pada siang hari) dan terestrial (berkelana di atas tanah), walaupun dapat memanjat pohon atau tanaman. Jika merasa terganggu, ular ini akan mengangkat kepala dan bagian depan tubuhnya, lalu mengembangkan lehernya dan mendesis dengan keras. Saat melakukan pertahanan diri, ular ini akan menyerang tanpa ragu-ragu.<ref name=Spawls/> Jika gangguannya tidak terlalu berarti, ular ini segera meloloskan diri, tetapi ular ini akan melakukan pertahanan diri khasnya lagi jika mengetahui pergerakan apapun.<ref name=Marais/> Ular-sendok tanjung sangat agresif ketika musim perkembangbiakan.<ref name=Spawls/>


Makanan utama kobra tanjung sangat beragam, terdiri dari ular lain, hewan pengerat, kadal, dan burung. Ular ini juga terkadang memangsa jenisnya sendiri (kanibalistik).<ref name=Spawls/> Ular ini juga memiliki pemangsa alami, misalnya [[rate]], [[meerkat]], dan beberapa jenis burung pemangsa seperti [[burung sekretaris]] dan jenis-jenis elang pemangsa ular di Afrika, yang mungkin juga memangsa ular ini selain jenis ular lain.<ref name=Marais/>
Makanan utama ular-sendok tanjung sangat beragam, terdiri dari ular lain, hewan pengerat, kadal, dan burung. Ular ini juga terkadang memangsa jenisnya sendiri (kanibalistik).<ref name=Spawls/> Ular ini juga memiliki pemangsa alami, misalnya [[ratel]], [[meerkat]], dan beberapa jenis burung pemangsa seperti [[burung sekretaris]] dan jenis-jenis elang pemangsa ular di Afrika, yang mungkin juga memangsa ular ini selain jenis ular lain.<ref name=Marais/>


Kobra tanjung berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Musim berkembangbiak biasanya berlangsung antara bulan September dan Oktober. Ular betina bertelur sebanyak 8 sampai 20 butir pada periode Desember-Januari, di dalam lubang atau gundukan yang terlantar, atau lokasi-loaksi tertentu yang basah dan hangat.<ref name=Spawls/> Ular muda yang baru menetas berukuran panjang antara 34 sampai 40 cm.<ref name=Marais/>
Ular-sendok tanjung berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Musim berkembangbiak biasanya berlangsung antara bulan September dan Oktober. Ular betina bertelur sebanyak 8 sampai 20 butir pada periode Desember-Januari, di dalam lubang atau gundukan yang terlantar, atau lokasi-loaksi tertentu yang basah dan hangat.<ref name=Spawls/> Ular muda yang baru menetas berukuran panjang antara 34 sampai 40&nbsp;cm.<ref name=Marais/>


== Galeri ==
== Galeri ==
Baris 60: Baris 60:


== Bisa ==
== Bisa ==
Kobra tanjung adalah salah satu jenis kobra yang paling berbahaya di Afrika, berdasarkan sifat bisanya dan seringnya ular ini ditemukan di sekitar rumah.<ref name=mh1>{{cite web|last=Morgan, Haagner|first=Dave, Gerald|title=Husbandry and Propagation of the Cape cobra (''Naja nivea'') at the Manyeleti Reptile Centre (pg 1)|url=http://i.imgur.com/kqaQA.jpg|publisher=The Journal of Herpetological Association of Africa|accessdate=27 February 2012}}</ref> Racun bisanya memiliki kandungan post-sinaptik [[neurotoksin]] dan mungkin juga [[kardiomiopati|kardiotoksin]],<ref name=WCH>{{cite web|title=Naja nivea: General Details, Taxonomy and Biology, Venom, Clinical Effects, Treatment, First Aid, Antivenoms|url=http://www.toxinology.com/fusebox.cfm?fuseaction=main.snakes.display&id=SN0186|work=Clinical Toxinology Resource|publisher=University of Adelaide|accessdate=25 February 2012}}</ref> yang berpengaruh terhadap sistem respirasi (pernapasan), sistem saraf, dan jantung. Antibisa untuk mengobati gigitan ular ini adalah antibisa polivalen yang diproduksi oleh South African Institute of Medical Research (SAIMR).<ref name=davidson>{{cite web|last=Davidson |first=Terence |title=IMMEDIATE FIRST AID For bites by Cape Cobra (''Naja nivea'') |url=http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja3.htm |work=Snakebite Protocol |publisher=University of California, San Diego |accessdate=27 February 2012 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120402114841/http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja3.htm |archivedate=2 April 2012 }}</ref>
Ular-sendok tanjung adalah salah satu jenis kobra yang paling berbahaya di Afrika, berdasarkan sifat bisanya dan seringnya ular ini ditemukan di sekitar rumah.<ref name=mh1>{{cite web|last=Morgan, Haagner|first=Dave, Gerald|title=Husbandry and Propagation of the Cape cobra (''Naja nivea'') at the Manyeleti Reptile Centre (pg 1)|url=http://i.imgur.com/kqaQA.jpg|publisher=The Journal of Herpetological Association of Africa|accessdate=27 February 2012}}</ref> Racun bisanya memiliki kandungan post-sinaptik [[neurotoksin]] dan mungkin juga [[kardiomiopati|kardiotoksin]],<ref name=WCH>{{cite web|title=Naja nivea: General Details, Taxonomy and Biology, Venom, Clinical Effects, Treatment, First Aid, Antivenoms|url=http://www.toxinology.com/fusebox.cfm?fuseaction=main.snakes.display&id=SN0186|work=Clinical Toxinology Resource|publisher=University of Adelaide|accessdate=25 February 2012}}</ref> yang berpengaruh terhadap sistem respirasi (pernapasan), sistem saraf, dan jantung. Antibisa untuk mengobati gigitan ular ini adalah antibisa polivalen yang diproduksi oleh South African Institute of Medical Research (SAIMR).<ref name=davidson>{{cite web|last=Davidson |first=Terence |title=IMMEDIATE FIRST AID For bites by Cape Cobra (''Naja nivea'') |url=http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja3.htm |work=Snakebite Protocol |publisher=University of California, San Diego |accessdate=27 February 2012 |url-status=dead |archiveurl=https://web.archive.org/web/20120402114841/http://drdavidson.ucsd.edu/Portals/0/snake/Naja3.htm |archivedate=2 April 2012 }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{reflist|2}}


== Publikasi dan pranala lain ==
== Publikasi dan pranala luar ==
* Linnaeus, 1758 : ''[[Systema naturae]] per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis'', ed. 10 ([http://gdz.sub.uni-goettingen.de/dms/load/toc/?IDDOC=265099 lihat teks]).
* Linnaeus, 1758 : ''[[Systema naturae]] per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis'', ed. 10 ([http://gdz.sub.uni-goettingen.de/dms/load/toc/?IDDOC=265099 lihat teks]).
----
----

Revisi terkini sejak 17 Juni 2024 11.23

Ular-sendok tanjung
Naja nivea Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN110168750 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoSquamata
FamiliElapidae
GenusNaja
SpesiesNaja nivea Edit nilai pada Wikidata
Linnaeus, 1758
Tata nama
Sinonim taksonColuber niveus Linnaeus, 1758

Vipera (Echidna) flava Merrem, 1820
Naja nivea Boie, 1827
Naja gutturalis Smith, 1838
Naja intermixta Duméril, Bibron & Duméril, 1854
Naja haje var. capensis Jan, 1863
Naia flava Boulenger, 1887
Naja flava Sternfeld, 1910
Naja nivea FitzSimons & Brain, 1958
Naja nivea Harding & Welch, 1980
Naja nivea Auerbach, 1987
Naja nivea Welch, 1994

Naja (Uraeus) nivea Wallach, 2009[1]
Distribusi

Peta sebaran kobra tanjung

Ular-sendok tanjung (Naja nivea) atau ular-sendok Cape, atau dalam bahasa Inggris disebut Cape cobra atau yellow cobra (kobra kuning), adalah spesies ular sendok yang endemik di Benua Afrika bagian selatan. Penduduk Afrika Selatan menyebutnya "geelslang" (ular kuning), "bruinkapel" (ular-sendok cokelat), "koperkapel" (ular-sendok tembaga), karena variasi pewarnaan pada tubuhnya.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama ilmiahnya, Naja nivea, pertama kali dideskripsikan oleh ilmuwan Carl Linnaeus pada tahun 1758.[2] Nama ilmiah genusnya, Naja, diambil dari kata Sansekerta, nāgá (नाग) yang berarti "ular-sendok". Sedangkan nama spesifiknya, nivea, diambil dari kata bahasa Latin, nix atau nivis, yang berarti "salju", atau niveus yang artinya "seperti salju".[3]

Identifikasi

[sunting | sunting sumber]

Ular-sendok tanjung dewasa berukuran panjang sekitar 1.2 sampai 1.4 meter, tetapi mungkin bisa mencapai 1.6 meter. Ular jantan berukuran lebih besar dari ular betina. Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan adalah ular jantan dari Aus, Namibia, dengan panjang total mencapai 1.88 meter.[4] Spesimen jantan lainya yang juga berukuran panjang ditemukan berasal dari De Hoop Nature Reserve, provinsi Western Cape, Afrika Selatan, dengan panjang total mencapai 1.86 meter.[5]

Ular-sendok tanjung memiliki pewarnaan tubuh yang bervariasi, dari warna kuning sampai cokelat keemasan dan bahkan kehitaman. Seekor ular-sendok tanjung memiliki bintik-bintik atau bercak-bercak "noda" berwarna hitam atau pucat. Walaupun pewarnaan tubuhnya tergantung pada faktor geografis, tetapi bisa saja terdapat semua variasi warna dalam satu wilayah sebaran. Sebagai contoh, spesimen-spesimen di gurun Kalahari di Botswana dan Namibia berwarna cenderung kekuningan dibandingkan populasi yang ada di sebelah selatannnya.[6] Akan tetapi, di De Hoop Nature Reserve dan beberapa lokasi di Western Cape, Afrika Selatan, dapat ditemukan semua variasi pewarnaan.[5] Spesimen yang masih muda umumnya memiliki leher berwarna gelap hingga bagian perut. Warna tersebut berubah dalam kurun waktu satu atau dua tahun seiring dengan pertumbuhannya.

susunan sisik (scalation) pada ular-sendok tanjung terdiri dari sisik dorsal (tubuh atas) berjumlah 21 di bagian tengah badan, sisik ventral (bagian bawah tubuh) sebanyak 195-227, sisik subkaudal sebanyak 50-68 (berpasangan), sisik anal tunggal, sisik labial (bibir) atas 7 buah (3+4 bersentuhan dengan mata), satu sisik preokular, 3 (atau bisa 4) sisik postokular, sisik labial bawah sebanyak 9 (8-10) buah, dan perisai (sisik) temporal 1+2.[4]

Penyebaran dan habitat

[sunting | sunting sumber]

Ular-sendok tanjung tersebar di Namibia, Botswana, Rep. Afrika Selatan, dan Lesotho.[1]

Walaupun sebaran geografisnya lebih sempit dibandingkan jenis kobra yang lain, tetapi ular ini menghuni berbagai macam habitat. Ular ini menyukai daerah bersemak, padang rumput (termasuk sabana), gurun Namib dan gurun Kalahari. Ular ini bahkan juga menghuni liang hewan pengerat, gundukan rayap, daerah gersang, dan sela-sela batu. Ular ini juga dapat ditemukan di dekat sungai atau perairan.

Di Lesotho, ular-sendok tanjung dapat ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 2500 meter dpl. Ular ini dapat dijumpai di hutan atau padang rumput di provinsi Free State, Afrika Selatan, di daerah tebing berbatu di provinsi Cape, dan di gurun atau-semi-gurun di wilayah-wilayah sebarannya. Ular-sendok tanjung juga terdapat di sekitar pemukiman di mana ular ini dapat memasuki rumah untuk berlindung dari panasnya sinar matahari atau berburu mangsa seperti hewan pengerat. Hal ini dapat membuatnya kontak langsung dengan manusia.[4][6]

Ekologi dan perilaku

[sunting | sunting sumber]

Ular-sendok tanjung adalah ular diurnal (berkelana pada siang hari) dan terestrial (berkelana di atas tanah), walaupun dapat memanjat pohon atau tanaman. Jika merasa terganggu, ular ini akan mengangkat kepala dan bagian depan tubuhnya, lalu mengembangkan lehernya dan mendesis dengan keras. Saat melakukan pertahanan diri, ular ini akan menyerang tanpa ragu-ragu.[6] Jika gangguannya tidak terlalu berarti, ular ini segera meloloskan diri, tetapi ular ini akan melakukan pertahanan diri khasnya lagi jika mengetahui pergerakan apapun.[4] Ular-sendok tanjung sangat agresif ketika musim perkembangbiakan.[6]

Makanan utama ular-sendok tanjung sangat beragam, terdiri dari ular lain, hewan pengerat, kadal, dan burung. Ular ini juga terkadang memangsa jenisnya sendiri (kanibalistik).[6] Ular ini juga memiliki pemangsa alami, misalnya ratel, meerkat, dan beberapa jenis burung pemangsa seperti burung sekretaris dan jenis-jenis elang pemangsa ular di Afrika, yang mungkin juga memangsa ular ini selain jenis ular lain.[4]

Ular-sendok tanjung berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Musim berkembangbiak biasanya berlangsung antara bulan September dan Oktober. Ular betina bertelur sebanyak 8 sampai 20 butir pada periode Desember-Januari, di dalam lubang atau gundukan yang terlantar, atau lokasi-loaksi tertentu yang basah dan hangat.[6] Ular muda yang baru menetas berukuran panjang antara 34 sampai 40 cm.[4]

Ular-sendok tanjung adalah salah satu jenis kobra yang paling berbahaya di Afrika, berdasarkan sifat bisanya dan seringnya ular ini ditemukan di sekitar rumah.[7] Racun bisanya memiliki kandungan post-sinaptik neurotoksin dan mungkin juga kardiotoksin,[8] yang berpengaruh terhadap sistem respirasi (pernapasan), sistem saraf, dan jantung. Antibisa untuk mengobati gigitan ular ini adalah antibisa polivalen yang diproduksi oleh South African Institute of Medical Research (SAIMR).[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Naja nivea di Reptarium.cz Reptile Database. Diakses 24 January 2020.
  2. ^ "Naja nivea". Integrated Taxonomic Information System. Diakses tanggal 2 March 2014. 
  3. ^ "Etymology of Nivis". Etymology. Online Etymology Dictionary. Diakses tanggal 19 January 2012. 
  4. ^ a b c d e f Marais, Johan (2004). A Complete Guide to the Snakes of Southern Africa. Cape Town, South Africa: Struik Nature. hlm. 100–101. ISBN 1-86872-932-X. 
  5. ^ a b Phelps, T. "Observations of the Cape cobra, Naja nivea (Serpentes: Elapidae) in the De Hoop Nature Reserve, Western Cape Province, South Africa" (PDF). Herpetological Bulletin. Cape Reptile Institute. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 January 2014. Diakses tanggal 19 January 2012. 
  6. ^ a b c d e f Spawls, Stephen; Branch, Bill (1995). Dangerous Snakes of Africa. London, UK: Blandford Press. hlm. 81–82. ISBN 0-7137-2394-7. 
  7. ^ Morgan, Haagner, Dave, Gerald. "Husbandry and Propagation of the Cape cobra (Naja nivea) at the Manyeleti Reptile Centre (pg 1)". The Journal of Herpetological Association of Africa. Diakses tanggal 27 February 2012. 
  8. ^ "Naja nivea: General Details, Taxonomy and Biology, Venom, Clinical Effects, Treatment, First Aid, Antivenoms". Clinical Toxinology Resource. University of Adelaide. Diakses tanggal 25 February 2012. 
  9. ^ Davidson, Terence. "IMMEDIATE FIRST AID For bites by Cape Cobra (Naja nivea)". Snakebite Protocol. University of California, San Diego. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2012. Diakses tanggal 27 February 2012. 

Publikasi dan pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Linnaeus, 1758 : Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis, ed. 10 (lihat teks).