Kemahakuasaan: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Omslag till boken Guds tredje strategi.jpg|jmpl|200px|Tuhan digambarkan dapat berbuat apa saja karena dia omnipoten]] |
[[Berkas:Omslag till boken Guds tredje strategi.jpg|jmpl|200px|Tuhan digambarkan dapat berbuat apa saja karena dia omnipoten]] |
||
''' |
'''Kemahakuasaan''' ({{lang-en|Omnipotent}}) adalah sifat yang dikenakan kepada [[Tuhan]] yang berarti teramat besar kuasanya.<ref name="Bagus">{{id}}Lorens Bagus., ''Kamus Filsafat'', Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000</ref> Kemahakuasaan Tuhan sehingga Dia begitu bebas dan tidak terpengaruh apa pun dan siapa pun dari luar diri-Nya sendiri.<ref name="Bagus"/> Dengan sifat ini, Tuhan diandaikan punya daya kreatif yang mutlak, tidak tergantung pada semua materi yang ada sehingga Dia benar-benar tidak dapat dibatasi,<ref name="Bagus"/> sedangkan manusia dan ciptaan selalu dibatasi oleh Tuhan.<ref name="Bagus"/> |
||
Kemahakuasaan Tuhan juga selalu menuntut keselarasan [[ciptaan]] dalam sifat-sifatnya, tidak ada kontradiksi antar pencipta dan yang diciptakan.<ref name="Bagus"/> Maka jika Tuhan itu kudus, maka tidak mungkin Tuhan tidak kudus, begitulah Tuhan juga tidak memiliki kontradiksi dalam Dirinya.<ref name="Bagus"/> Kemahakuasaan Tuhan juga mempu mengangkat manusia yang terbatas itu melampaui kodratnya sehingga manusia dapat menjadi manusia rohani.<ref name="Bagus"/> |
|||
Kemahakuasaan Tuhan bisa dilihat dari beberapa sifatnya yang lain, misalnya dalam hal kehendak dan pengetahuan.<ref name="Torrance"/> Tuhan mengetahui semuanya dan Tuhan juga tidak dapat dibatasi oleh siapa pun dalam bertindak.<ref name="Torrance"/> Dua sifat ini bukan hanya figur yang tanpa realitas, |
Kemahakuasaan Tuhan bisa dilihat dari beberapa sifatnya yang lain, misalnya dalam hal kehendak dan pengetahuan.<ref name="Torrance"/> Tuhan mengetahui semuanya dan Tuhan juga tidak dapat dibatasi oleh siapa pun dalam bertindak.<ref name="Torrance"/> Dua sifat ini bukan hanya figur yang tanpa realitas, tetapi sangat nyata dialami oleh umat manusia.<ref name="Torrance">{{en}}Karl Barth,Geoffrey William Bromiley,Thomas Forsyth Torrance., ''Church dogmatics, Volume 2,Bagian 1'', New York: T&T Clark International, 2004</ref> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
*[[Gereja Katolik Roma]] |
|||
* [[Paradoks kemahakuasaan]] |
* [[Paradoks kemahakuasaan]] |
||
Revisi terkini sejak 27 September 2024 07.25
Kemahakuasaan (bahasa Inggris: Omnipotent) adalah sifat yang dikenakan kepada Tuhan yang berarti teramat besar kuasanya.[1] Kemahakuasaan Tuhan sehingga Dia begitu bebas dan tidak terpengaruh apa pun dan siapa pun dari luar diri-Nya sendiri.[1] Dengan sifat ini, Tuhan diandaikan punya daya kreatif yang mutlak, tidak tergantung pada semua materi yang ada sehingga Dia benar-benar tidak dapat dibatasi,[1] sedangkan manusia dan ciptaan selalu dibatasi oleh Tuhan.[1]
Kemahakuasaan Tuhan juga selalu menuntut keselarasan ciptaan dalam sifat-sifatnya, tidak ada kontradiksi antar pencipta dan yang diciptakan.[1] Maka jika Tuhan itu kudus, maka tidak mungkin Tuhan tidak kudus, begitulah Tuhan juga tidak memiliki kontradiksi dalam Dirinya.[1] Kemahakuasaan Tuhan juga mempu mengangkat manusia yang terbatas itu melampaui kodratnya sehingga manusia dapat menjadi manusia rohani.[1]
Kemahakuasaan Tuhan bisa dilihat dari beberapa sifatnya yang lain, misalnya dalam hal kehendak dan pengetahuan.[2] Tuhan mengetahui semuanya dan Tuhan juga tidak dapat dibatasi oleh siapa pun dalam bertindak.[2] Dua sifat ini bukan hanya figur yang tanpa realitas, tetapi sangat nyata dialami oleh umat manusia.[2]