Mahkota dewa: Perbedaan antara revisi
k Penulisan dan typo |
k →top: migrasi |
||
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Speciesbox |
|||
{{Taxobox |
|||
| |
| fill = yes |
||
| name = ''Phaleria macrocarpa'' |
| name = ''Phaleria macrocarpa'' |
||
| image = Buah Mahkota Dewa.jpg |
| image = Buah Mahkota Dewa.jpg |
||
| image_caption = |
| image_caption = Mahkota dewa yang telah ranum |
||
| |
| genus = Phaleria |
||
⚫ | |||
| unranked_divisio = [[Angiospermae]] |
|||
⚫ | |||
| unranked_classis = [[Eudikotil]] |
|||
| color=lightgreen |
|||
| unranked_ordo = [[Rosids]] |
|||
| ordo = [[Malvales]] |
|||
| familia = [[Thymelaeaceae]] |
|||
| genus = ''[[Phaleria]]'' |
|||
⚫ | |||
| binomial = ''Phaleria macrocarpa'' |
|||
⚫ | |||
}} |
}} |
||
[[Berkas:Mahkota_dewa_Hariadhi.jpg|jmpl|200px|Buah mahkota dewa]] |
[[Berkas:Mahkota_dewa_Hariadhi.jpg|jmpl|200px|Buah mahkota dewa]] |
||
Pohon ''' |
Pohon m'''ahkota dewa''' (''Phaleria macrocarpa'') atau dalam bahasa Melayu dikenal dengan sebutan '''pohon simalakama''', yang buahnya juga disebut buah simalakama. Di sinilah muncul peribahasa '''bagaikan buah simalakama'''. Karena buah ini dikenal sebagai buah beracun yang bisa mematikan bagi para pemakannya jika kita tidak pandai mengolahnya, juga sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari [[Papua]]/[[Irian Jaya]]. |
||
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti: |
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti: |
||
* [[Alkaloid]], bersifat [[detoksifikasi]] yang dapat |
* [[Alkaloid]], bersifat [[detoksifikasi]] yang dapat menetralisasi racun di dalam tubuh |
||
* [[Saponin]], yang bermanfaat sebagai: |
* [[Saponin]], yang bermanfaat sebagai: |
||
** Sumber anti |
** Sumber anti[[bakteri]] dan anti[[virus]] |
||
** Meningkatkan sistem kekebalan tubuh |
** Meningkatkan sistem kekebalan tubuh |
||
** Meningkatkan vitalitas |
** Meningkatkan vitalitas |
||
Baris 28: | Baris 22: | ||
* [[Flavonoid]] |
* [[Flavonoid]] |
||
** Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah |
** Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah |
||
** Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi |
** Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah |
||
** Mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner |
** Mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner |
||
** Mengandung antiinflamasi (antiradang) |
** Mengandung antiinflamasi (antiradang) |
||
** Berfungsi sebagai |
** Berfungsi sebagai antioksidan |
||
** Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan |
** Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan |
||
* [[Polifenol]] |
* [[Polifenol]] |
||
** Berfungsi sebagai anti |
** Berfungsi sebagai anti[[histamin]] (anti[[alergi]]) |
||
Tanaman atau pohon mahkota dewa sering kali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting. |
Tanaman atau pohon mahkota dewa sering kali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting. |
||
Baris 40: | Baris 34: | ||
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan [[pengeringan (makanan)|pengeringan]]. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikrob perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukan mutu hasil pengeringan yang tinggi.<ref>Pratama, Hadi Azis. 2007. Mempelajari Karakteristik Pengeringan Dengan Cara Menentukan Kadar Air Kesetimbangan dan Konstanta Pengeringan Buah Mahkota Dewa (''Phaleria macrocarpa'' [Scheff.] Boerl.), sebuah skripsi. IPB, Bogor.</ref> |
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan [[pengeringan (makanan)|pengeringan]]. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikrob perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukan mutu hasil pengeringan yang tinggi.<ref>Pratama, Hadi Azis. 2007. Mempelajari Karakteristik Pengeringan Dengan Cara Menentukan Kadar Air Kesetimbangan dan Konstanta Pengeringan Buah Mahkota Dewa (''Phaleria macrocarpa'' [Scheff.] Boerl.), sebuah skripsi. IPB, Bogor.</ref> |
||
[[Berkas:Mahkota Dewa.JPG|jmpl|200px|Buah mahkota dewa yang ada di pohon]] |
[[Berkas:Mahkota Dewa.JPG|jmpl|200px|Buah mahkota dewa yang ada di pohon]] |
||
== Nama Lain == |
== Nama Lain == |
||
* Makuto Rojo |
* Makuto Rojo |
||
Baris 47: | Baris 42: | ||
* Crown of God (Inggris) |
* Crown of God (Inggris) |
||
* Boh Anggota Dewan (Aceh) |
* Boh Anggota Dewan (Aceh) |
||
* Simalakama (bahasa |
* Simalakama (bahasa Melayu) |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 54: | Baris 49: | ||
== Daftar Pustaka == |
== Daftar Pustaka == |
||
* [http://repository.ipb.ac.id IPB Repository] |
* [http://repository.ipb.ac.id IPB Repository] |
||
{{Taxonbar|from=Q4201144}} |
|||
[[Kategori:Tumbuhan obat]] |
[[Kategori:Tumbuhan obat]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Phaleria]] |
||
Revisi terkini sejak 26 September 2024 09.15
Phaleria macrocarpa | |
---|---|
Mahkota dewa yang telah ranum | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malvales |
Famili: | Thymelaeaceae |
Genus: | Phaleria |
Spesies: | P. macrocarpa
|
Nama binomial | |
Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.
|
Pohon mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) atau dalam bahasa Melayu dikenal dengan sebutan pohon simalakama, yang buahnya juga disebut buah simalakama. Di sinilah muncul peribahasa bagaikan buah simalakama. Karena buah ini dikenal sebagai buah beracun yang bisa mematikan bagi para pemakannya jika kita tidak pandai mengolahnya, juga sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
- Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisasi racun di dalam tubuh
- Saponin, yang bermanfaat sebagai:
- Flavonoid
- Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
- Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah
- Mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
- Mengandung antiinflamasi (antiradang)
- Berfungsi sebagai antioksidan
- Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
- Polifenol
Tanaman atau pohon mahkota dewa sering kali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikrob perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukan mutu hasil pengeringan yang tinggi.[2]
Nama Lain
[sunting | sunting sumber]- Makuto Rojo
- Makuto Ratu
- Obat Dewa
- Pau (Obat Pusaka)
- Crown of God (Inggris)
- Boh Anggota Dewan (Aceh)
- Simalakama (bahasa Melayu)
Referensi
[sunting | sunting sumber]Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]