Dialek Medan: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tj Pramono (bicara | kontrib) k sunting kosa kata dan referensi |
k Memperbaiki pengalihan ganda ke Bahasa Melayu Medan Tag: Perubahan target pengalihan paws [2.2] |
||
(25 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
#ALIH [[Bahasa Melayu Medan]] |
|||
'''Dialek [[Kota Medan]]''' adalah [[Bahasa Indonesia]] ala Medan sebagai dialek bahasa komunikasi harian yang digunakan oleh orang Medan dan sekitarnya. Bahasa ini hanya berlaku dan dipahami oleh orang medan. |
|||
Bahasa Indonesia ala Medan ini, menggunakan Bahasa Indonesia sebagai komponen utamanya, yang kemudian banyak kosa kata yang muncul dan berkembang secara khusus akibat penduduk [[multi-etnis]] yang saling berinteraksi bertahun-tahun sejak [[Hindia Belanda|jaman kolonial]]. Intonasi/tekanan dan susunan kalimatnya juga menjadi khas, perpaduan intonasi [[Batak]], [[Jawa]], [[Melayu]] dan suku-suku lainnya.<ref name=":0">{{Cite web|title=Ini Kamus Bahasa Medan yang Perlu Kamu Ketahui|url=https://kumparan.com/sumutnews/ini-kamus-bahasa-medan-yang-perlu-kamu-ketahui-1543987348753393117|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|title=Kata-kata 'aneh' ini cuma orang Medan yang tahu artinya|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/kata-kata-unik-ini-cuma-orang-medan-yang-tahu-artinya.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|last=nefan|date=2020-07-01|title=Bahasa Medan Bukan Batak, Ini Contohnya|url=https://www.minews.id/gaya-hidup/bahasa-medan-bukan-batak-ini-contohnya|website=Minews ID|language=id-ID|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":3">{{Cite web|title=Berita Bahasa Medan Terbaru Hari Ini - Grid.ID|url=https://www.grid.id/tag/bahasa-medan|website=www.grid.id|language=id|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":4">{{Cite web|last=Molana|first=Datuk Haris|title=Surat Lamaran Kerja 'Anak Medan' Viral, Begini Analisis Gaya Bahasanya|url=https://news.detik.com/berita/d-5163858/surat-lamaran-kerja-anak-medan-viral-begini-analisis-gaya-bahasanya|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":5">{{Cite web|last=admin|title=Ini Bahasa Medan, Bung! (1) {{!}} Balai Bahasa Sumatera Utara|url=https://balaibahasasumut.kemdikbud.go.id/y20/2017/01/05/ini-bahasa-medan-bung-1/|language=en-US|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":6">{{Cite web|last=Sabtu|last2=Juli 2020|first2=18 Juli 2020 12:47 WIB 18|date=2020-07-18|title=Yuk Belajar Bahasa Medan Ala Warganet TikTok {{!}} INDOZONE SUMUT|url=http://sumut.indozone.id/life/EnsN6ad/yuk-belajar-bahasa-medan-ala-warganet-tiktok|website=indozone.id|language=id-ID|access-date=2020-09-30|last3=Wib|first3=12:47}}</ref><ref name=":7">{{Cite web|last=SeMedan.com|date=2016-02-10|title=Kamus Istilah Bahasa Medan, Lengkap Terbaru Unik Lucu (1)|url=https://www.semedan.com/2016/02/kamus-istilah-bahasa-medan-lengkap-terbaru-unik-lucu.html|website=SeMedan.com|language=id-ID|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":10" /><ref name=":9" /> |
|||
== Sejarah == |
|||
Kota Medan adalah kota multi etnik, tercatat ada 14 suku bangsa yang tinggal di Kota Medan. Kota ini dibangun oleh tokoh dari [[Suku Karo]] –[[Guru Patimpus]]--, tetapi [[Bahasa Karo]] tidak dijadikan bahasa utama di Kota Medan. Kota ini berdiri di area [[Kesultanan Melayu]] tetapi [[Bahasa Melayu]] tidak juga menjadi bahasa utama masyarakat Kota Medan. Jumlah penduduk kota Medan yang mayoritas adalah [[Suku Jawa]], tetapi [[Bahasa Jawa]] tidak juga menjadi bahasa utama dalam tata pergaulan keseharian masyarakat Medan. [[Orang Batak]] di luar [[sumatra]] dikenal sebagai orang Medan, tetapi [[Bahasa Batak]] juga tidak digunakan sebagai bahas utama di Kota Medan. |
|||
Masing-masing suku yang tinggal di Kota Medan hingga kini tetap mempertahankan bahasa ibunya dan masih menggunakannya untuk berkomunikasi diantara mereka. Itu terjadi karena migrasi berkelompok besar pada [[Hindia Belanda|jaman kolonial]]. Mereka dari Jawa, [[Tiongkok]], [[Pakistan]], [[India]], [[Banjar]], [[Arab]] dsb. |
|||
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pengantar utama antar suku bangsa ini. Dalam perkembangannya banyak terdapat serapan kosa kata yang kemudian dipakai secara umum diantara penduduk Kota Medan.<ref name=":8">{{Cite web|last=admin|title=Ini Bahasa Medan, Bung! (1) {{!}} Balai Bahasa Sumatera Utara|url=https://balaibahasasumut.kemdikbud.go.id/y20/2017/01/05/ini-bahasa-medan-bung-1/|language=en-US|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":9">{{Cite web|last=SeMedan.com|date=2016-02-10|title=Kamus Istilah Bahasa Medan, Lengkap Terbaru Unik Lucu (1)|url=https://www.semedan.com/2016/02/kamus-istilah-bahasa-medan-lengkap-terbaru-unik-lucu.html|website=SeMedan.com|language=id-ID|access-date=2020-09-30}}</ref><ref name=":10">{{Cite web|last=Purba|first=Amran|date=Desember 2007|title=DIALEK MEDAN: KOSAKATA DAN LAFALNYA|url=https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/medanmakna/article/viewFile/830/423|website=www.badanbahasa.kemendikbud.go.id|access-date=2 Oktober 2020}}</ref> |
|||
== Kosa Kata == |
|||
Kosa kata yang berkembang dan terus dipakai secara konsisten oleh orang Medan <ref name=":10" /><ref name=":0" /><ref name=":9" /><ref name=":8" /><ref name=":7" /><ref name=":6" /><ref name=":5" /><ref name=":4" /><ref name=":3" /><ref name=":2" /><ref name=":2" /><ref name=":1" /> |
|||
* Aci: boleh; pantas. ''“Enggak aci ah, aku sudah duluan kok, antrilah”'' |
|||
* Acem: bagaimana? (acemmana, macamana) |
|||
* Alamak: Alah Mak (''oh my god'') |
|||
* Alip: permainan petak umpet –alip cendong--. ''“Main alip yok woi..”'' |
|||
* Awak: saya/kamu juga bisa. ''“Awak masih di rumah ini, bentar lagilah”'' |
|||
* Ambal: karpet; sajadah |
|||
* Anak mudanya: tokoh pahlawan dalam film. ''“Weees datang anak mudanya.”'' |
|||
* Angek: iri, cemburu |
|||
* Anggar: sok jago |
|||
* Atrek: mundur |
|||
* B1: anjing –biang— |
|||
* B2: babi |
|||
* BPK: babi panggang karo |
|||
* Becakap: berbicara |
|||
* Balen: bagi/minta |
|||
* Baling: rusak. ''“Udah baling kawan itu, becakap sendiri dia kutengok.”'' |
|||
* Bante: bantai |
|||
* Bedangkik: pelit |
|||
* Bedogol: bodoh; bego |
|||
* Begadang: kerupuk kulit goreng berbentuk segi empat berwarna coklat |
|||
* Belacan: terasi |
|||
* Belanda: pelit -bernuansa serakah-. ''“Belanda kali kau”'' |
|||
* Bendol: benjol |
|||
* Bengak: bego |
|||
* Bengap: lembam; babak belur |
|||
* Beserak: berantakan, berserak |
|||
* Berantam: berkelahi |
|||
* Betor: becak motor |
|||
* Bereng: melihat/melirik dengan tajam -bernuansa menantang-. ''“Alaah mak, diberengnya aku tadi, bikin keder saja pun.”'' |
|||
* Berondok: sembunyi |
|||
* Beselemak: belepotan. ''“Beselemak kali kau makan.”'' |
|||
* BK: plat nomor polisi kendaraan ''“Berapa BK mu?”'' |
|||
* Bocor alus: agak gila |
|||
* Bonbon: permen |
|||
* Bongak: bohong ''“Malas awak, banyak kali bongakmu”'' |
|||
* Bolong: berlubang |
|||
* Bos: ayah (bapak) . ''“Sehat Bosmu?”'' |
|||
* Bos Besar: Orang Tua dari pimpinan; tokoh beken; |
|||
* Broti: kayu untuk tiang |
|||
* Cak/Cok/Cobak: coba…. ''“Cak mainkan dulu.”'' |
|||
* Cakap: omong. ''“Banyak kali cakapmu.”'' |
|||
* Cakap kotor: omong kotor |
|||
* Celat: cadel |
|||
* Celit: pelit |
|||
* Cemana: macam mana? Bagaimana? |
|||
* Cendek: pendek |
|||
* Cengkunek: lagak; omong kosong; bohong, bertingkah ''“Banyak kali cengkunek kau”'' |
|||
* Cetek: dangkal |
|||
* Ceng/enceng: bubar; selesai |
|||
* Cincai: sepakat bisa diatur |
|||
* Cincong: omong; alasan |
|||
* Congor: mulut –istilah kasar— |
|||
* Congok: rakus |
|||
* Cop: ungkapan untuk minta rehat dulu |
|||
* Cuak: penakut |
|||
* Cup: ungkapan untuk menandai terlebih dahulu sesuai menjadi pilihannya dan tidak boleh diambil orang lain (dek-jawa), ''“cup, kursi ujung punyaku ya!”'' |
|||
* Deking: beking; pelindung. ''“Siapa dekingmu? Berani kali main proyek disini?”'' |
|||
* Demon: demonstrasi; gaya |
|||
* Dongok: bodoh; pandir |
|||
* Doorsmeer: tempat cuci kendaraan |
|||
* Ecek-ecek: pura-pura |
|||
* Enceng/ceng: bubar; selesai. |
|||
* Eskete: gak bekawan, musuhan. (Sudah Tidak Kawan) |
|||
* Estra: ekstra; preview film |
|||
* Gacok: benda andalan; jagoan andalan; joki |
|||
* Galon: pom bensin |
|||
* Gecor: besar mulut, tak bisa simpan rahasia |
|||
* Gedabak: sebutan untuk “badan yang besar” |
|||
* Gem: tamat; selesai |
|||
* Gerak: berangkat |
|||
* Gerot: gegar otak, -ungkapan untuk mengatakan orang yang agak kurang waras. |
|||
* Gelek: ganja |
|||
* Getek: genit |
|||
* Gobi: ikan kecil di parit --''Lebistes reticulatus''-- |
|||
* Gol: masuk penjara |
|||
* Golek-golek: tidur-tiduran |
|||
* Gondok: dongkol. ''“Gondok aku dibuatnya.”'' |
|||
* Goni botot: tukang butut/rongsok |
|||
* Goplah: adu kartu |
|||
* Gosok/menggosok: menyetrika |
|||
* Guli: kelereng |
|||
* Gumarapus: sembrono |
|||
* Hajab: mampus, hancur. ''“Hajab, ada polisi ditekongan itu, tak bawak SIM pula awak”'' |
|||
* Hambus: pergi; jauh-jauh |
|||
* Hepeng: uang |
|||
* Honda: sepeda --motor merek apa pun--. |
|||
* Hubar-habir: acak-acakan, berantakan |
|||
* Ikan laga: ikan cupang |
|||
* Jambu: agak; tak seberapa ''“Lapar-lapar jambu”'' |
|||
* Jangek: kerupuk kulit |
|||
* Jumpa: bertemu; |
|||
* Kaco: aduk/kacau balau, ''“Kaco dulu teh manismu”, “Kaco kali barisan ini”'' |
|||
* Kali: sekali, banget |
|||
* Kalok: kalau |
|||
* Kamput: merek minuman keras –kambing putih |
|||
* Kates: pepaya |
|||
* Kedan: teman, sohib |
|||
* Kede sampah: kedai kelontong yang menjual sayuran |
|||
* Kede Aceh: grosir; warung kelontong –dahulu kebanyakan orang Aceh yang jualan-- |
|||
* Keder: takut |
|||
* Kek: kayak; seperti --biasa disambung dengan kata mana--. ''“Kek mananya sepeda barumu, lantam kali kulihat”'' |
|||
* Kekeh: tertawa |
|||
* Kelen/klen: kalian |
|||
* Keling: hitam pekat |
|||
* Kelir: pensil warna |
|||
* Kemek: traktir makan |
|||
* Kepling: kepala lingkungan (sekelas RW ya) |
|||
* Keplor: kepala lorong (sekelas RT) |
|||
* Kereta angin: sepeda |
|||
* Kereta: sepeda motor |
|||
* Kiyam: main sepak bola tanpa alas kaki; nyeker; kaki ayam |
|||
* Kreak: belagu; tidak bermutu |
|||
* Ko: kau |
|||
* Kocik: kecil |
|||
* Kombur: Ngobrol atau bercakap-cakap |
|||
* Kompas: palak |
|||
* Kondor: Longgar |
|||
* Kongsi: bagi-bagi; patungan |
|||
* Kopek: kelupas |
|||
* Kornel: tendangan pojok dalam sepak bola |
|||
* Koyak: Sobek, robek |
|||
* Langsam: jalan/gas pelan ajeg -''steady''- |
|||
* Langgar: Tabrakan/tabrak. |
|||
* Lantak: habis |
|||
* Lantam: bicara sombong; pedas mulut; nyelekit |
|||
* Lasak: banyak gerak; tidak bisa diam |
|||
* Leles: sisa; tukang leles: suka ambil sisa-sisa orang lain |
|||
* Lencong: tai/kotoran ayam |
|||
* Lenje: sakit jiwa; sarap |
|||
* Lengkong: cincau hitam |
|||
* Lepoh: bodoh |
|||
* Lepuk: pukul. ''“Kena lepuk dia sama orang di kampung sebelah.”'' |
|||
* Letup: tembak |
|||
* Lereng: sepeda onthel |
|||
* Lewong/leyong: hilang, raib. ''“Leyong udah uangku dibawa lari.”'' |
|||
* Ligat: lihai, lincah. |
|||
* Limper: lima perak, dulu dipakai untuk uang logam pecahan Rp 5,- |
|||
* Limpul: lima puluh perak, Rp 50,- |
|||
* Limrat: lima ratus, Rp 500,- |
|||
* Litak: habis tenaga: kondisi capek karena sangat sibuk |
|||
* Loak: Payah, jelek, berantakan. ''“Loak kali kawan itu sekarang.”'' |
|||
* Lobe: kopiah; topi haji |
|||
* Lobok: kedodoran; kebesaran |
|||
* Locak: kalah terus menerus |
|||
* Longoh/longor: bodoh, tolol |
|||
* Lorong: gang. |
|||
* Main-main: istilah untuk jam istirahat sekolah |
|||
* Mancis: korek api gas |
|||
* Mandi: teh manis dingin; es teh manis |
|||
* Manipol: akronim Mandailing polit. Ejekan untuk orang yang pelit. |
|||
* Masuk angin: melempem –khusus makanan-- |
|||
* Melalak: pergi tanpa kejelasan tujuan |
|||
* Mencong: miring |
|||
* Mengkek: manja |
|||
* Mentel: centil; genit |
|||
* Mentiko: belagu, merasa paling hebat, suka cari masalah |
|||
* Merajuk: ngambek |
|||
* Mereng: miring |
|||
* Merepet: mengomel |
|||
* Merling: mengkilap |
|||
* Mersi: mereng sikit, setengah pesong, setengah gila |
|||
* Minyak: bensin. ''“Patutlah mogok, habis pulak minyaknya.”'' |
|||
* Minyak lampu: minyak tanah |
|||
* Minyak makan: minyak goreng |
|||
* Monja/monza: gerai pakai bekas impor. –berasal dari zona bursa pakaian bekas di jalan Monginsidi, yang diplesetkan menjadi Mongonsidi Plaza. |
|||
* Motor: mobil |
|||
* Molong: sodomi |
|||
* Nampak: Terlihat, kelihatan. |
|||
* Nembak: kabur tak bertanggungajawab. ''“Habis makan, nembak kawan tu.”'' |
|||
* Ngeten: mengintip |
|||
* Nokoh: menipu. ''“Nokoh aja dia kerjanya,”'' menipu saja kerjanya dia. |
|||
* Nungkik: nungging; turun tajam; muntah nungkik: muntah sejadi-jadinya. |
|||
* Orang itu: mereka. ''“Kemana pula orang itu, rame-rema naik kereta.”'' |
|||
* Orang rumah: istri |
|||
* Oyong: limbung, keleyengan |
|||
* Pajak: pasar. Pajak Petisah, Pajak Sambas |
|||
* Pakcik: om; adik ayah/ibu |
|||
* Pakpok: impas; balik modal/pokok |
|||
* Pala: terlalu. ''“Gak pala jelas suaranya.”'' |
|||
* Palak: kesal, marah |
|||
* Palar: demi, dibela-belain |
|||
* Panas: demam/marah. ''“abis hujan, si bontot panas lagi” / “Bos besar lagi panas, kalah dia di tender itu”'' |
|||
* Panglong: toko bangunan |
|||
* Pangkas: sebutan untuk potong rambut |
|||
* Pangsan: pingsan |
|||
* Pante: pinggiran apapun yang yang berair baik dari sungai, waduk, danau laut apalagi laut. “''Pantai tenda biru di Ajibata Danau Toba”. “Pantai buaya di sungai Bah Bolon”''. |
|||
* Paret: got besar, parit |
|||
* Pasar: jalan |
|||
* Pasar hitam: jalan aspal/jalan besar |
|||
* Paten: bagus, hebat |
|||
* Patentengan: belagu; bayak lagak |
|||
* Paok: bodoh |
|||
* Payah: susah. ''“Soal ujiannya payah kali.”'' |
|||
* Pekak: tuli |
|||
* Pekong: pecah kongsi |
|||
* Pencorot: nomor terakhir: pecundang |
|||
* Pening: pusing kepala |
|||
* Pengkor: tangan/kaki yang bengkok karena cacat |
|||
* Perli: menggoda; pendekatan untuk menjadi pacar |
|||
* Perei: Libur |
|||
* Pre: gratis |
|||
* Pesong: tidak waras |
|||
* Pinggir: minggir. --Meminta supir angkot berhenti-- ''“Pinggir Bang”'' |
|||
* Pinomat: setidaknya; paling tidak, minimal |
|||
* Piul: menipu, omong kosong |
|||
* Pokok: pohon |
|||
* Ponten: nilai |
|||
* Porlep: porter |
|||
* Pukimak/pukimbek: kelamin mamak (ungkapan caci maki yang amat kotor/kasar) |
|||
* Pulak: pula |
|||
* Pulut: ketan |
|||
* Pusing: keliling. Pusing-pusing: keliling-keliling |
|||
* RBT: ojek -singkatan dari Rakyat Banting Tulang-- |
|||
* Raun-raun/Raon-raon: jalan-jalan, keliling-keliling kota |
|||
* Reket: raket |
|||
* Rupanya: ternyata |
|||
* Recok: berisik |
|||
* Rodam: siksa |
|||
* Rol: mistar, penggaris |
|||
* Rusuh: grasa-grusu |
|||
* Santing: tinggal sedikit, kritis |
|||
* Sarap: tidak waras: sakit jiwa: gila |
|||
* Sebeng: serempet |
|||
* Sedeng: gila, sinting |
|||
* Seee, seee: --seperti-- cieee... cieee |
|||
* Seje: bohong |
|||
* Seken: salaman |
|||
* Sekutil: secuil, sedikit sekali |
|||
* Selemak: belepotan; comat-comet (cairan/pasta) |
|||
* Selop: sandal |
|||
* Selow: slow, lambat |
|||
* Semak: berantakan, tak terurus. ''“Bersihkan tempat tidurmu, semak kali kutengok.”'' |
|||
* Sempak: celana dalam |
|||
* Semalam: Kemarin (Semalam pagi : kemarin pagi, semalam sore; kemarin sore; semalam malam: kemarin malam) |
|||
* Sendaren: layang-layang betina, besar, berekor panjang tidak untuk diadu, biasanya ada alat yang menghasilkan suara. |
|||
* Sengak: ketus |
|||
* Senget: gila |
|||
* Sepeda janda: sepeda ontel versi perempuan |
|||
* Sekolah: gadai ''“Biar sekolah dulu cincin emas ini”'' |
|||
* Setil: gaya, keren |
|||
* Setip: penghapus |
|||
* Setrap: dihukum berdiri di depan kelas |
|||
* Sewa: penumpang ''“sopir ngetem tunggu sewa”'' |
|||
* Siap: selesai |
|||
* Sikit: sedikit |
|||
* Silap: keliru, salah, khilaf |
|||
* Simpang: pertigaan atau perempatan jalan |
|||
* Somboy: buah kering asinan cina, rasanya asam berwarna merah |
|||
* Sor/sur: suka |
|||
* Stedy: keren |
|||
* Sudako: angkot (pintu penumpang bukan di samping tapi di belakang) |
|||
* Suka(k): Sering/terserah ''“Akhir tahu sukak hujan disini”; “Sukak kau lah, aku ikut saja”.'' |
|||
* Tahapahapa: entah apa-apa. Merujuk pada orang yang susah dipahami perbuatan atau perkataannya. ''“Tahapa-hapalah kawan tu cakap. Gak ngerti aku.”'' |
|||
* Tarok: letakkan |
|||
* Tebodoh/Tepaok: terbengong-bengong |
|||
* Tebuntang-buntang: jatuh terlentang-tengkurap berulang-kali |
|||
* Teh: air putih |
|||
* Teh tong: teh tawar |
|||
* Teh manis dingin (mandi): es teh manis |
|||
* Teruk: capek; lelah |
|||
* Tes: teh es |
|||
* Telekung: mukena |
|||
* Tekek: jitak |
|||
* Tenggen: mabok |
|||
* Tengkar: beradu, berselisih |
|||
* Tepar: tidur |
|||
* Tepos: bokong rata |
|||
* Tepung roti: tepung terigu |
|||
* Teratak: tenda untuk acara di luar rumah |
|||
* Terei: coba (try) |
|||
* Terge: peduli. ''“Sombong kali dia, gak ditergenya mamak tadi, lho.”'' |
|||
* Teronggok: tertumpuk. |
|||
* Terotak: terngiang; terfikirkan |
|||
* Tekongan: tikungan |
|||
* Tengok: lihat; perhatikan. ''“Tengoklah dulu, jangan cuma bilang tak ada.”'' |
|||
* Teksas: sifat koboy; nekat; seradak-seruduk |
|||
* Titi: jembatan |
|||
* Toke: tauke, majikan, pedagang Tionghoa |
|||
* Tokoh/Nokoh: tipu/menipu |
|||
* Tokok: jitak; memaku ''“Tokok kepalaku kalau aku nipu”; “tokokkan dulu lukisan itu ke dinding”'' |
|||
* Tonggek: bokong besar/montok |
|||
* Toyor: pukul |
|||
* Tunjang: tendang |
|||
* Tukam: takziah |
|||
* Tumbang: jatuh (bisa sakit atau kalah). |
|||
* Tumbok/Tumbuk: pukul |
|||
* Tungkik: teler, kotoran/cairan telinga; --umpatan untuk orang yang dianggap tuli karena terlalu banyak kotoran di telinganya. ''“Tungkik kurasa dia.”'' |
|||
* Ubi: singkong |
|||
* Ulok: cerita yang dibesar-besarkan, membual |
|||
* Umbang: sanjung |
|||
* Uwak/wak: sebutan buat orang yang sudah tua |
|||
* Wak Geng: ketua geng, bos premannya |
|||
* Wak Labu: -julukan- orang sok yang banyak gaya |
|||
* Wayar: Kabel |
|||
== '''Akronim''' == |
|||
Dialek Medan tidak menyukai kosa kata yang bertele-tele, selalu ada usaha untuk mempersingkat;<ref name=":10" /> |
|||
* Limper: lima perak, dulu dipakai untuk uang logam pecahan Rp 5 |
|||
* Limpul: lima puluh perak, Rp. 50,- |
|||
* Limrat: lima ratus, Rp. 500,- |
|||
* Cepek: seratus, Rp. 100.- |
|||
* Gopek: lima ratus, Rp. 500,- |
|||
* SM Raja = Sisingamangaraja |
|||
* THH = entah apa-apa |
|||
== '''Frasa''' == |
|||
Beberapa frasa penting dalam Dialek Medan<ref name=":10" /> |
|||
* Ajang ambe: kepentingan saya; lapak saya |
|||
* Bos cewek: ibu |
|||
* Bos cowok: bapak |
|||
* Buka dasar: penglaris -penjualan pertama- |
|||
* Berak malam: kesulitan mendadak, kritis mendadak |
|||
* Belanda minta tanah: serakah dan tidak tahu diri |
|||
* Bukan Kaleng-kaleng: bukan sembarangan |
|||
* Cakap kotor: bicara tidak senonoh |
|||
* Cari pasal: membuat gara-gara |
|||
* Digonikan: dibunuh lalu dimasukan ke karung goni |
|||
* Dikorankan: disiarkan di koran ''-bernuansa dipermalukan dengan dipublikasikan dikoran--'' |
|||
* Jumpa Tengah: titik netral |
|||
* Kodam dua: istri kedua |
|||
* Kurang bulan: tidak normal -idiot- |
|||
* Kerepak peak: (makian/ejekan) ancur-ancuran |
|||
* Laga Kambing: tabrakan pas kepala bertemu kepala |
|||
* Lari Malam: pergi menghilang diam-diam. |
|||
* Ngeri-ngeri sedap: mengkhawatirkan tetapi menyenangkan; takut tapi berani. |
|||
* Masuk barang itu: ungkapan bahwa yang ditunggu datang/sampai |
|||
* Main Alip: suka sembunyi, mencari lengah. |
|||
* Main Kali: bagus sekali |
|||
* Main Kita?: ajakan berkelahi |
|||
* “Nggak ada": tidak ada; tidak mengerjakan apapun. ''"Ngapain ko dek?" jawab, "Nggak ada kak, golek-golek aja"'' |
|||
* Pecah telur: penjualan pertama |
|||
* Pecah di perut: jaga rahasia untuk diri sendiri |
|||
* Preman Lontong: lemes tidak garang; preman yang klemak-klemek |
|||
* Sebelas-duabelas: mirip |
|||
* Tak bisa bilang pisang: tidak bisa bicara apa-apa lagi, terdiam<br /> |
|||
==== ''Penggunaan kata “APA” di Medan'' ==== |
|||
Kata "Apa" di dalam |
|||
Dialek Medan banyak gunakan dengan makna beragam. Tentu saja pemaknaannya sangat bergantung kepada konteksnya. |
|||
Contoh, |
|||
''“Eh, apa..! cok ko apakan dulu apanya itu, biar apa sikit. Tapi jangan apa kali, nanti apa pulak dia”'' |
|||
Bisa jadi kasusnya adalah, seorang ibu meminta tolong kepada anaknya yang sudah besar untuk mengurangi level putaran kipas angin yang sedang mengarah kepada adiknya agar tidak membuat adiknya masuk angin. |
|||
''“Eh, apa..! (eh bang... si ibu lupa nama anaknya yang besar, atau hanya ada anak yang besar itu saja di deket si ibu) cok ko (coba kamu) apakan (kecilkan) dulu apanya itu (kipas angin itu – tentu kipas angin sedang berputar terlalu kecang), biar apa (berkurang kecepatannya) sikit (sedikit). Tapi jangan apa (kecil) kali , nanti apa (terbangun) pulak dia”'' |
|||
Contoh |
|||
''“Apanya kemana ne?”'' |
|||
Bisa jadi situasinya adalah seorang ayah bertanya kepada anggota keluarganya denan memegang botol saus tanpa tutup, “Apanya kemana ne?” |
|||
Contoh |
|||
''“Cok apakan dulu apa ini”.'' |
|||
<nowiki>Bisa jadi situasinya adalah, seorang ibu meminta tolong kepada anaknya sambil menunjukkan kaleng sarden dan pembuka kalengnya, “Cok apakah dulu apa ini”.~~~~</nowiki> |
|||
== Pengucapan == |
|||
Pengucapan dialek Medan tersusun dengan beberapa kondisi<ref name=":10" /> |
|||
===== Penyebutan beberapa kata berakhiran vokal ditambah huruf "K" <ref name=":10" /> ===== |
|||
* Kata “beli”. Diucapkan “belik” |
|||
* Kata “bunyi”. Diucapkan “bunyik” |
|||
* Kata “cari”. Diucapkan “carik” |
|||
* Kata “coba”. Diucapkan “cobak” |
|||
* Kata “Mama”. Diucapkan “Mamak” |
|||
* Kata "Nasi". Diucapkan "Nasik" |
|||
==== Huruf "K" di tengah kata kadang dihilangkan dan dibaca seperti ‘ain sukun<ref name=":10" /> ==== |
|||
* Sukses, diucapkan su’ses |
|||
* Bakti, diucapkan ba’ti |
|||
* Bakso, diucapkan ba'so |
|||
* Takdir, diucapkan ta;dir |
|||
==== Kata yang ada berdekatan huruf “a” dan “i”, huruf “i”-nya bisa diganti jadi “e”, atau “a” dan “i”-nya diubah jadi “e”<ref name=":10" /> ==== |
|||
* Baik = baek |
|||
* Balik = balek |
|||
* Naik = baek |
|||
* Kedai = kede |
|||
* Sungai = sunge |
|||
* Cabai = cabe |
|||
Kata yang berdekatan huruf “a” dan “u” bisa dibaca “o”. Atau, huruf “u”-nya diganti “o” |
|||
* Bangau = bango |
|||
* Atau = ato |
|||
* Danau = dano |
|||
* Rantau = ranto ''(merantau = meranto)'' |
|||
* Hijau = ijo |
|||
* Kau = ko |
|||
* Kerbau = kerbo |
|||
* Mau = mo |
|||
* Kemaruk = kemarok |
|||
== '''Istilah Lokasi''' == |
|||
Orang Medan suka menyebutkan lokasi, alamat, dan daerah dengan tidak menggunakan nama jalan resmi maupun nama-nama administratif seperti desa, kelurahan maupun kecamatan. Istilah lokasi ini sudah sangat lama, namun sampai sekarang masih dipakai.<ref name=":9" /><ref name=":5" /> |
|||
* '''Pancing''' merujuk ke tempat di seputaran Jl. Williem Iskandar dekat kampus UNIMED |
|||
* '''Serdang''' merujuk ke tempat di seputaran Jl. HM. Yamin mulai dari Plaza Aksara sampai RS. Pirngadi |
|||
* '''Simpang Pos''' merujuk ke tempat di persimpangan pertemuan Jalan Jamin Ginting – Jl. Gagak Hitam, di situ tidak ada kantor pos. |
|||
* '''Simpang Limun''' merujuk ke tempat di persimpangan Jl. Sisingamangaraja – Jl. Sakti Lubis |
|||
* '''Kampung Keling''' merujuk ke tempat diseputaran Sun Plaza |
|||
* '''Simpang Kampus''' merujuk ke tempat di seputaran kampus USU, pertemuan Jl. Jamin Ginting – Jl. Dokter Mansyur |
|||
* '''Simpang Barat''' merujuk ke tempat di persimpangan Jl. Gatot Subroto – Wahid Hasyim |
|||
* '''Padang Bulan''' merujuk ke tempat di sepanjang jalan Jamin Ginting |
|||
* '''Simpang Kuala''' merujuk ke tempat di Jl. Jamin Ginting persimpangan dengan kampus Al-Azhar |
|||
* '''Japaris''' merujuk ke tempat di seputaran jalan Rahmadsyah |
|||
* '''Pasar Merah''' merujuk ke tempat di seputaran jalan HM. Joni sampai jalan Menteng Raya |
|||
* '''Menteng''' itu adalah singkatan dari Medan Tenggara |
|||
* '''Pajak Ular''' merujuk ke tempat berjualan barang-barang bekas di seputaran Jalan Sutomo, di sana tidak ada orang jual ular. |
|||
* '''Titi Kuning''' merujuk ke tempat di seputaran persimpangan Jl. Delitua dan Jl. Brigjend Katamso |
|||
* '''Titi Bobrok''' merujuk ke tempat di seputaran Jl. Setiabudi ke arah Sunggal |
|||
* '''Titi Sewa''' merujuk ke tempat di seputaran perbatasan Medan dan Deli Serdang |
|||
* '''Simpang Kantor''' merujuk ke tempat di Jl. KL Yos Sudarso Medan Labuhan |
|||
* '''Simpang Selayang''', kalau ini memang nama sebuah kelurahan di Medan Tuntungan, tetap '''Kolam Selayang''' adalah kolam renang di Jl. Dr. Mansyur |
|||
* '''Bakti''' adalah Jl. AR. Hakim |
|||
== Referensi == |
|||
<references /> |
|||
[[Kategori:Bahasa]] |
|||
[[Kategori:Bahasa Indonesia ala Medan]] |
|||
[[Kategori:Bahasa Medan]] |
|||
[[Kategori:Dialek Medan]] |
|||
[[Kategori:Bahasa Daerah]] |
Revisi terkini sejak 13 Juli 2023 08.55
Mengalihkan ke: