Lompat ke isi

Roh Kudus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k Menambahkan foto ke halaman #WPWP
 
(31 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Rom, Vatikan, Basilika St. Peter, Die Taube des Heiligen Geistes (Cathedra Petri, Bernini).jpg|jmpl|Merpati Roh Kudus (kaca patri pualam, Kursi Santo Petrus, Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan), ca. 1660]]
{{disambiginfo}}
Konsep '''Roh Kudus''' dikenal dalam beberapa agama.
{{Christianity}}
==Yudaisme==
Dalam [[Agama Yahudi|Yudaisme]], Roh Kudus adalah kekuatan ilahi, kualitas, dan pengaruh Yahweh atas alam semesta atau atas ciptaan-ciptaan-Nya. Dalam [[Kekristenan]], Roh Kudus (atau lengkapnya Allah Roh Kudus) adalah pribadi ketiga dalam konsep [[Tritunggal]]. Dalam [[Islam]], pandangan mengenai Roh Kudus bermacam-macam, tetapi umumnya merujuk pada malaikat [[Jibril]].


Frasa bahasa Ibrani ''ruach ha-kodesh'' (Ibrani: הקודש, "Roh Kudus" juga ditransliterasikan ''ruacḥ ha-qodesh'') digunakan dalam [[Alkitab Ibrani]] dan tulisan-tulisan Yahudi untuk merujuk pada roh [[Yahweh]] (רוח יהוה).<ref>{{JewishEncyclopedia|url=http://jewishencyclopedia.com/articles/7833-holy-spirit|title=Holy Spirit}}</ref> Istilah Ibrani ''ruacḥ qodshəka'' (רוּחַ קָדְשְׁךָ, "roh kudus-Mu") dan ''ruacḥ qodshō'' (רוּחַ קָדְשׁוֹ, "roh kudus-Nya") juga muncul. Roh Kudus dalam Yudaisme umumnya mengacu pada kualitas ilahi atas nubuatan dan hikmat. Konsep tersebut juga mengacu pada kekuatan ilahi, kualitas, dan pengaruh Yahweh Yang Mahatinggi, atas alam semesta atau atas makhluk-Nya, dalam konteks tertentu.<ref name="Encyclopedia Judaica">Alan Unterman and Rivka Horowitz, Ruah ha-Kodesh, Encyclopaedia Judaica (CD-ROM Edition, Jerusalem: Judaica Multimedia/Keter, 1997).</ref>
[[Berkas:Rom, Vatikan, Basilika St. Peter, Die Taube des Heiligen Geistes (Cathedra Petri, Bernini).jpg|jmpl|Penggambaran Roh Kudus [[Kristen]] sebagai [[burung merpati]], oleh Gian Lorenzo Bernini, di [[Basilika Santo Petrus]], [[Vatikan]].]]


== Kekristenan ==
'''Roh Kubus''' adalah pribadi [[Tuhan]] dalam konsep [[Tritunggal]]. Roh Kudus (dalam [[bahasa Ibrani]] רוח הקודש ''Ruah haqodesh'') hanya dipercayai oleh umat [[Kristiani]] dan adalah pribadi penolong yang memimpin kita, dalam bentuk [[Roh]] (''pneuma'' [[bahasa Yunani]]: πνεύμα) yang dijanjikan oleh [[Yesus]] [[Kristus]] sebelum kenaikan-Nya ke [[surga]].<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 1:6-9}}</ref>
{{Utama|Roh Kudus (Kristen)}}
Di dalam sebagian besar denominasi Kekristenan, Roh Kudus adalah pribadi ketiga<ref name="Emery2011">{{cite book|author=Gilles Emery|title=The Trinity: An Introduction to Catholic Doctrine on the Triune God|url=https://books.google.com/books?id=TjnangEACAAJ|year=2011|publisher=Catholic University of America Press|isbn=978-0-8132-1864-9}}</ref> dalam [[Tritunggal]]: "Allah Tritunggal" dimanifestasikan sebagai [[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Anak|Anak]], dan Roh Kudus, dengan setiap Pribadi adalah Allah.<ref name="Erickson103">{{cite book |first1 = Millard J. |last1 = Erickson |year = 1992 |title = Introducing Christian Doctrine |publisher = Baker Book House |page = 103 }}</ref><ref name="Hammond">{{cite book |first1 = T. C. |last1 = Hammond |editor1-first = David F. |editor1-last = Wright |year = 1968 |title = In Understanding be Men: A Handbook of Christian Doctrine |edition = 6th |publisher = [[Inter-Varsity Press]] |pages = 54–56, 128–131 }}</ref><ref name="Systematic_theology">Grudem, Wayne A. (1994). ''Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine.'' Leicester, England: Inter-Varsity Press; Grand Rapids, MI: [[Zondervan]]. hlm. 226.</ref> Selebihnya, berbagai denominasi memiliki pemahaman masing-masing mengenai Roh Kudus. Dua simbol dari Perjanjian Baru diasosiasikan dengan Roh Kudus dalam [[ikonografi]] Kristen: burung merpati, dan lidah-lidah api.<ref name="Luke 3:22, NIV">''Alkitab'', Lukas 3:22, TB</ref><ref>''Alkitab'', Kisah Para Rasul 2:3, TB</ref>


== Islam ==
Menurut ajaran [[Kristiani]], seorang [[Kristen]] memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Roh Kudus merupakan Roh Allah yang menolong, memimpin, menghibur, dan menjadi Teman Yang Setia. Roh Kudus menuntun umat [[Kristiani]] agar hidup sejalan dengan kehendak [[Tuhan]]. Roh Kudus juga merupakan penghubung antara umat [[Kristiani]] dengan [[Allah]].
Istilah "Roh Kudus" juga dikenali di dalam [[Islam]] tetapi dengan makna yang berbeda. Di dalam Islam, "Roh Kudus" (dalam Islam disebut "Ruhul Kudus") merujuk kepada [[malaikat]] [[Jibril]] yang membawa wahyu [[Allah SWT]] untuk disampaikan kepada [[Nabi Muhammad]].


== Baháʼí ==
Subhanallah.
Baháʼí memiliki konsep "Roh Yang Maha Agung", yang dipandang sebagai karunia Tuhan.<ref name="saq">{{cite book |author = `Abdu'l-Bahá |author-link = `Abdu'l-Bahá |year = 1981 |title = Some Answered Questions |publisher = Baháʼí Publishing Trust |location = Wilmette, Illinois, USA |isbn = 0-87743-190-6 |chapter-url = http://reference.bahai.org/en/t/ab/SAQ/saq-25.html |chapter = The Holy Spirit |pages = 108–109 |orig-year = 1904–06 }}</ref> Biasanya konsep ini digunakan untuk menggambarkan turunnya Ruh Tuhan ke atas para utusan/nabi Tuhan.<ref name="rob1">{{cite book |last = Taherzadeh |first = Adib |author-link = Adib Taherzadeh |year = 1976 |title = The Revelation of Bahá'u'lláh, Volume 1: Baghdad 1853–63 |publisher = George Ronald |location = Oxford, UK |isbn = 0-85398-270-8 |page = 10 |url = http://www.peyman.info/cl/Baha%27i/Others/ROB/V1/p007-011Ch01.html?back=%3C }}</ref>


== Roh Kudus di dalam Alkitab ==
== Lihat juga ==
{{Main|Roh Kudus (Kekristenan)}}
* [[Roh Kudus (Kekristenan)]]
Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang menyebabkan orang percaya kepada Yesus. Dia pulalah yang memampukan mereka menjalani hidup Kristen. Roh tinggal di dalam diri setiap orang Kristen sejati. Setiap tubuh orang Kristen adalah [[Bait Suci]] tempat tinggal Roh.<ref>{{Alkitab|1 Korintus 3:16}}</ref> Roh Kudus digambarkan sebagai 'Penghibur' atau 'Penolong' (''paracletus'' dalam [[bahasa Latin]], yang berasal dari bahasa [[Yunani]], ''[[parakletos]]''), dan memimpin mereka dalam jalan kebenaran. Karya Roh di dalam kehidupan seseorang dipercayai akan memberikan hasil-hasil yang positif, yang dikenal sebagai Buah Roh.

[[Rasul]] [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] mengajarkan bahwa seorang pengikut Kristus haruslah dapat dikenali melalui buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.<ref>{{Alkitab|Galatia 5:22-23}}</ref>

Orang Kristen juga percaya bahwa Roh Kudus jugalah yang memberikan karunia-karunia (kemampuan) khusus kepada orang Kristen, yang antara lain meliputi karunia-karunia [[karismatik]] seperti [[nubuat]], berbahasa Roh, menyembuhkan, dan pengetahuan.

Orang Kristen arus utama yang berpandangan "''sesasionisme''" percaya bahwa karunia-karunia ini hanya diberikan pada masa Perjanjian Baru. Orang Kristen percaya hampir secara universal bahwa "karunia-karunia roh" yang lebih duniawi masih berfungsi pada masa kini, antara lain karunia pelayanan, mengajar, memberi, memimpin, dan kemurahan.<ref>{{Alkitab|Roma 12:6-8}}</ref> Dalam sekte-sekte Kristen tertentu, pengalaman Roh Kudus digambarkan sebagai "pengurapan". Di kalangan gereja-gereja [[Afrika-Amerika]], pengalaman bersama Roh Kudus digambarkan sebagai suatu "kesukacitaan".

Orang Kristen percaya bahwa Roh Kuduslah yang dimaksudkan Yesus ketika ia menjanjikan "Penghibur" (artinya, "yang memberikan kekuatan) dalam {{Alkitab|Yohanes 14:26}}. Setelah [[Kebangkitan Yesus|kebangkitan]], Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa mereka akan "membaptiskan dengan Roh Kudus", dan akan menerima kuasa untuk peristiwa itu.<ref>{{Alkitab|Kisah para Rasul 1:4-8}}</ref> Janji ini digenapi dalam peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dalam [[Kisah Para Rasul 2]].

Pencurahan Roh Kudus terjadi pada hari [[Pentakosta]], sepuluh hari setelah kenaikan [[Yesus]] ke [[surga]] atau lima puluh hari setelah peristiwa kebangkitan [[Yesus]] dari kematian. Peristiwa ini terjadi di [[Yerusalem]] pada sebuah ruang atas. Angin yang keras bertiup, lalu lidah-lidah api tampak di atas kepala para murid [[Yesus]]. Banyak orang yang kemudian mendengar para murid itu berbicara, masing-masing dalam bermacam-macam [[bahasa]]. Menurut [[Alkitab]], murid-murid [[Yesus]] pada hari mereka menerima Roh Kudus mampu mempertobatkan tiga ribu jiwa. Masing-masing memberi dirinya di[[baptis]] (Kitab [[Kisah Para Rasul]][[Kisah Para Rasul 2|pasal 2]]).

Dalam [[Injil Yohanes]], penekanannya tidaklah terutama pada apa yang dilakukan oleh Roh Kudus bagi Yesus, melainkan pada kisah penganugerahan Roh kepada murid-muridnya. [[Kristologi]] "tinggi" ini, yang paling berpengaruh dalam perkembangan doktrin Trinitarian yang belakangan, memandang Yesus sebagai domba kurban. Ia telah datang di antara manusia untuk menganuerahkan Roh Allah kepada umat manusia.

Meskipun bahasa yang digunakan untuk melukiskan bagaimana Yesus menerima Roh di dalam Injil Yohanes paralel dengan laporan-laporan di dalam ketiga Injil yang lainnya, Yohanes mengisahkan kejadian ini dengan maksud untuk memperlihatkan bahwa Yesus secara khusus memiliki Roh dengan tujuan menganugerahkan Roh itu kepada para pengikutnya, mempersatukan mereka dengan dirinya, dan di dalam dia juga mempersatukan mereka dengan Bapa. (Lihat Raymond Brown, "The Gospel According to John", bab tentang "Pneumatology"). Dalam [[Injil Yohanes|Yohanes]], karunia Roh itu sama dengan kehidupan yang kekal, pengetahuan tentang Allah, kuasa untuk menaati, dan persekutuan satu dengan yang lainnya dan dengan Sang Bapa.

== Karunia-karunia Roh ==
{{utama|Karunia-karunia Roh Kudus}}
Orang Kristen percaya bahwa Roh Kudus dapat memberikan karunia-karunia Roh, diantaranya adalah kemampuan ber[[bahasa Roh]], kemampuan menafsirkan bahasa Roh, berkata-kata dengan hikmat, mengadakan mujizat, menyembuhkan, melayani, bernubuat, dll. Karunia-karunia ini ditulis di 1 Kor 12:8 dan Roma 12:6-8.

== Pandangan Kristen tentang Roh Kudus ==
{{utama|Roh Kudus (Kekristenan)}}

=== Pentakostalisme ===
Gerakan Kristen yang disebut [[Pentakostalisme]] memperoleh namanya dari peristiwa [[Pentakosta]], yaitu pencurahan Roh Kudus ketika murid-murid Yesus berkumpul di [[Yerusalem]].

[[Pentakostalisme|Gerakan Pentakostal]] memberikan penekanan khusus terhadap Roh Kudus, dan percaya bahwa Roh Kudus masih dicurahkan hingga sekarang. Banyak penganut Pentakosta yang percaya akan ''Baptisan Roh Kudus'', yang diartikan sebagai peristiwa di mana kuasa Roh diterima oleh orang Kristen dalam cara yang baru. Dalam hal ini orang tersebut dimampukan untuk membuat tanda-tanda, mujizat dan hal-hal ajaib lainnya yang dimaksudkan untuk pemberitaan [[Injil]]. Banyak pemeluk Pentakosta yang juga percaya bahwa sebuah tanda yang jelas tentang pemberian karunia ini (baptisan Roh) adalah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa roh.

=== Gereja Katolik ===
[[Katekismus Gereja Katolik]] menyatakan hal-hal berikut dalam alinea pertama yang menjelaskan Pengakuan Iman Rasuli ''Aku percaya akan Roh Kudus'', demikian: "Tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah" ({{Alkitab|1 Kor 2:11}}). Roh yang mewahyukan Allah itu, membuat kita mengenal Kristus, Sabda-Nya yang hidup; tetapi ia tidak berbicara tentang diri-Nya sendiri. Ia, yang "bersabda melalui para nabi", membuat kita mendengarkan Sabda Bapa. Tetapi kita tidak mendengarkan Dia sendiri. Kita hanya mendengarkan Dia secara tidak langsung, bila ia mewahyukan Sabda kepada kita dan mempersiapkan kita, menerima-Nya dalam iman. Roh kebenaran, yang "mengungkapkan" Kristus bagi kita, tidak berbicara "dari diri-Nya sendiri" ({{Alkitab|Yoh 16:13}}). Sikap rendah hati yang ilahi ini menjelaskan, mengapa "dunia tidak dapat menerima-Nya, karena ia tidak melihat-Nya dan tidak mengenal-Nya", sedangkan mereka yang percaya kepada Kristus mengenal-Nya, karena Ia menyertai mereka ({{Alkitab|Yoh 14:17}}).

Tentang hubungan Roh Kudus dengan Gereja, Katekismus menyatakan: "Perutusan Kristus dan Roh Kudus terlaksana di dalam [[Gereja]], [[Tubuh Kristus]] dan [[kanisah]] Roh Kudus... Jadi perutusan Gereja tidak ditambah pada perutusan Kristus dan Roh Kudus, tetapi adalah sakramen mereka. Sesuai dengan seluruh hakikatnya dan dalam semua anggotanya, Gereja itu diutus untuk mewartakan misteri persekutuan dengan [[Tritunggal]] Mahakudus ... Karena Roh Kudus adalah urapan Kristus, maka Kristus, Kepala Tubuh, memberikan-Nya kepada anggota-anggota-Nya, untuk memelihara mereka, menyembuhkan mereka, menyelaraskan mereka dalam fungsinya yang berbeda-beda, menggairahkan mereka, mendorong mereka untuk memberikan kesaksian, dan mengikutsertakan mereka dalam penyerahan-Nya kepada Bapa dan dalam doa permohonan-Nya untuk seluruh dunia. Oleh Sakramen-sakramen Gereja, Kristus membagi-bagikan kepada anggota Tubuh-Nya Roh Kudus-Nya yang menguduskan.

Katekismus juga mendaftarkan berbagai lambang Roh Kudus di dalam Kitab Suci:

* ''[[Air]]'' - melambangkan tindakan Roh Kudus dalam upacara Pembaptisan. "Dibaptis dalam satu Roh", kita juga "diberi minum dari satu Roh" ({{Alkitab|1 Korintus 12:13}}). Jadi, Roh dalam pribadi-Nya adalah air yang menghidupkan, yang mengalir, dari Kristus yang disalibkan ({{Alkitab|Yoh. 19:34}}; {{Alkitab|1 Yoh. 5:8}}) dan yang memberi kita kehidupan abadi. (Bandingkan {{Alkitab|Yoh. 4:10-14; 7:38}}; {{Alkitab|Kel. 17:1-6}}; {{Alkitab|Yes. 55:1; Zakh. 14:8; 1 Kor 10:4; Why. 21:6; 22:17}})

* ''[[Urapan]]'' - salah satu lambang Roh Kudus adalah juga urapan dengan minyak, malahan sampai ia menjadi sinonim dengan-Nya. (Bandingkan {{Alkitab|1 Yoh. 2:20-27}}; {{Alkitab|2 Kor 1:21}}) Dalam inisiasi Kristen, urapan adalah tanda sakramental dalam Sakramen Penguatan, yang karenanya dinamakan "Khrismation" dalam Gereja-gereja Timur. Tetapi untuk mengerti sepenuhnya bobot nilai dari lambang ini, orang harus kembali ke urapan pertama, yang Roh Kudus kerjakan: Urapan Yesus. "Khristos" (terjemahan dari perkataan [[Ibrani]] "[[Mesias]]") berarti yang "diurapi dengan Roh Allah".

* ''[[Api]]'' - melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Dalam "lidah-lidah seperti api" Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:3-4}}).

* ''[[Awan]] dan [[sinar]]'' - Roh turun atas [[Perawan Maria]] dan "menaunginya", supaya ia mengandung dan melahirkan Yesus (Luk. 1:35). Di atas gunung transfigurasi Ia datang dalam awan, "yang menaungi" [[Yesus]], [[Musa]], [[Elia]], [[Petrus]], [[Yakobus]] dan [[Yohanes]], dan "satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" ({{Alkitab|Lukas 9:34-35}}).

* ''[[Meterai]]'' - Meterai adalah sebuah [[lambang]], yang erat berkaitan dengan [[pengurapan]]. Kristus telah disahkan oleh "Bapa dengan meterai-Nya" ({{Alkitab|Yoh. 6:27}}; bandingkan {{Alkitab|2 Kor 1:22; Ef 1:13; 4:3}}) dan di dalam Dia, Bapa juga memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Karena gambaran meterai ([[bahasa Yunani]] "sphragis") menandaskan akibat pengurapan Roh Kudus yang tidak terhapuskan dalam penerimaan Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Tahbisan, maka ia dipakai dalam beberapa tradisi teologis untuk mengungkapkan "karakter", yang tidak terhapuskan, tanda yang ditanamkan oleh ketiga Sakramen yang tidak dapat diulangi itu.

* ''[[Jari]]'' - "Dengan jari Allah" Yesus mengusir setan ({{Alkitab|Luk. 11:20}}). Sementara perintah Allah ditulis dengan "jari Allah" atas loh-loh batu ({{Alkitab|Kel. 31:18}}), "surat Kristus" yang ditulis oleh para Rasul, "ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia" ({{Alkitab|Kel. 31:18; 2 Kor. 3:3}}).

* ''[[Merpati]]'' - Waktu Kristus naik dari air Pembaptisan-Nya, Roh Kudus - dalam rupa merpati - turun atas-Nya dan berhenti di atas-Nya.

=== Ortodoks ===
[[Ortodoks Timur]] memberitakan bahwa Sang Bapa adalah sumber keilahian yang kekal, dan daripada-Nya dilahirkanlah Sang Anak secara kekal dan juga daripada-Nya keluar Roh Kudus secara kekal. [[Doktrin]] [[Ortodoks]] mengenai Tritunggal Kudus diringkaskan dalam Lambang Iman ([[Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel]]).

=== Dispensasionalisme ===
Menurut [[dispensasionalisme]] (sebuah istilah ejekan yang diberikan oleh banyak kelompok modernis di dalam batas-batas ortodoksi injili), kita hidup pada Zaman Roh, atau zaman Gereja. Masa [[Perjanjian Lama]], menurut pandangan ini, dapat disebut sebagai Zaman Allah Bapa, atau zaman hukum Musa. Periode yang dicakup oleh Injil disebut sebagai Zaman Allah Anak. Sejak [[Pentakosta]] hingga [[kedatangan Yesus yang kedua kali]] disebut Zaman Roh atau zaman Gereja.

[[Taurat|Hukum Musa]] masih berlaku hingga masa Yesus Kristus (pribadi kedua dari Tritunggal) mati pada salib orang Romawi, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:1-5). Zaman Gereja sepenuhnya dimulai pada Pentakosta ketika para murid dikaruniai Roh Kudus, dan diutus oleh-Nya untuk mendirikan Gereja-Nya di seluruh dunia.

Zaman Gereja digambarkan dekat dengan [[kedatangan Yesus yang kedua kali]].

=== Ranting Daud ===
[[Ranting Daud|Persekutuan Advent Hari Ketujuh Ranting Daud]] dan yang lain-lainnya, menganggap Roh Kudus sebagai Ibu. Mereka menafsirkannya berdasarkan [[bahasa Ibrani]], dan bukan dari [[bahasa Yunani]] atau [[bahasa Latin|Latin]]. Mereka juga percaya bahwa para [[Dewi]] purba (dan modern), serta penghormatan terhadap [[Bunda Maria]] oleh [[Gereja Katolik Roma|umat Katolik]], didasarkan pada kebenaran ini. Kadang-kadang mereka menggunakan nama "[[Sofia (gnostik)|Sofia]]" untuk Roh Kudus. Namun pandangan ini dipertikaikan karena orang Kristen pada umumnya menganggap Alkitab sebagai Firman Allah dan Kebenaran yang tidak berubah dan infalibel, dan baik Perjanjian Lama maupun Baru sama-sama penting dan benar. Memang Perjanjian Lama diterjemahkan dari teks bahasa Ibrani, namun kata Ibrani untuk "Dewi" juga berarti "kekejian", yang seringkali digunakan untuk merujuk kepada [[Dewi Astarte]]. Lihat "Pengucapan bahasa Ibrani" di bawah "Astarte" di sini: [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Astarte#.E2.80.98Ashtart_described_by_Sanchuniathon]

Almarhum [[:en:Lois Roden|Lois Roden]], bekas presiden organisasi Ranting Daud, mulai mengajarkan aspek Roh Kudus ini pada tahun 1977. Dengan demikian kaum Ranting Daud memahami adanya "Keluarga" di surga ([[Allah Bapa]], [[Allah Anak]], dan Allah Ibu, yaitu Roh Kudus), yang cerminannya terlihat jelas di muka bumi.
<!--==Gifts and Fruits of the Holy Spirit==
Christians believe the "Fruits of the Spirit" are virtues engendered in an individual by the acceptance of the Spirit and His actions in one's life. They can be found in the [[New Testament]] ({{Alkitab|Gal 5:22}}): "But the fruit of the Spirit is [[love]], [[joy]], [[peace]], [[patience]], [[kindness]], [[Goodness and value theory|goodness]], [[Trust|faithfulness]], [[Politeness|gentleness]], [and] [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Anger#Religious_perspective_on_anger self-control]." The Tradition of the [[Catholic Church]], (''Catechism of the Catholic Church'', Section 1832), lists 12 Fruits of the Holy Spirit: "charity, joy, peace, patience, kindness, goodness, generosity, gentleness, faithfulness, modesty, self-control, [and] chastity." Many Christians believe that these fruits of the Holy Spirit are enhanced over time by exposure to the [[written word of God]] and by the experience of leading a Christian life. They further believe that the Fruits of the Holy Spirit are products of the Gifts of the Holy Spirit: "wisdom, understanding, counsel, fortitude, knowledge, piety, and fear of the Lord."

==The powers of the Holy Spirit==
Some Christians claim the ability to tap into powers from the Holy Spirit, while others claim to be expressly granted powers by the [[deity]]. Claims of divine inspiration stemming from the Holy Spirit have been occurring throughout the history of Christianity. Many have claimed that the Holy Spirit has given them the power to:

*Cure diseases with prayer
*Make a person fall down from a distance
*Speak a foreign language that he or she had not learned before
*Hear God speaking
*Expel evil spirits that are possessing a person
*Have a strong, personal connection to God
*Speak in a heavenly language unto God

Some Christians, especially of [[Eastern Orthodoxy]], believe that early fathers were guided by the Holy Spirit, making their works and scriptures almost as canonical as the Testaments.

Numerous other supernatural happenings have been linked to the Holy Spirit, and it is often claimed that the power of the Holy Spirit is manifested more in some than it is in others. The belief in powers stemming from the Holy Spirit is not totally unlike powers claimed to be granted by working with [[Qi|Chi]].

==Depiction in art==

The Holy Spirit is often [[Icon|depicted as a dove]], based on the account of the Holy Spirit descending on Jesus in the form of a dove when He was baptized in the [[Jordan River|Jordan]]. In many paintings of the [[Miraculous Conception]], the Holy Spirit is shown in the form of a dove whispering into [[Mary, the mother of Jesus|Mary]]'s ear.

The dove also parallels to the one which brought the branch of olive tree to [[Noah]] after the cataclysm (also a symbol of peace), and the Rabbinic traditions according to which doves above the water signify the presence of God.

The book of Acts describes the Holy Spirit descending on the [[apostle]]s at Pentecost in the form of a wind and tongues of fire resting over the apostles' heads. Based on the imagery in that account, the Holy Spirit is sometimes symbolized by a flame of fire.-->

== Pandangan Kristen Non-Tritunggal ==
Dalam kepercayaan banyak agama non-tritunggal - seperti misalnya [[Unitarianisme|Unitarian]] dan [[Saksi Yehova]] - Roh Kudus adalah Roh Allah atau kekuatan yang aktif dari Allah, dan bukan sebuah pribadi tersendiri. Dalam [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir|Gereja Mormon]], Roh Kudus dianggap sebagai anggota ketiga dan tersendiri dalam Allah, sebagai keberadaan yang terpisah dari Sang Bapa dan Sang Anak, dan mempunyai tubuh rohani (sementara Sang Bapa dan Sang Anak adalah individu yang telah dibangkitkan dan memiliki tubuh yang kekal dengan tulang dan daging seperti manusia).

Menurut mereka yang berpegang pada pandangan minoritas tentang "Binitarianisme", Roh Kudus bukanlah keberadaan yang tersendiri, sementara Sang Bapa dan Sang Anak adalah dua Keberadaan. Salah satu kelompok seperti itu, "Gereja Allah yang Hidup" mengajarkan hal ini tentang Roh Kudus, "Roh Kudus, adalah hakikat yang sejati, pikiran, kehidupan dan kuasa Allah. Ia bukanlah suatu Keberadaan. Roh Kudus ada bersama Sang Bapa dan Sang Anak, dan memancar keluar dari Mereka ke seluruh alam semesta ({{Alkitab|1 Raja-raja 8:27}}; {{Alkitab|Mazmur 139:7}}; {{Alkitab|Yeremia 23:24}}). Melalui Roh inilah Allah menciptakan segala sesuatu ({{Alkitab|Kejadian 1:1-2}}; {{Alkitab|Wahyu 4:11}}). Ia adalah kuasa yang digunakan Kristus untuk memelihara alam semesta ({{Alkitab|Ibrani 1:2-3}}). Ia diberikan kepada semua orang yang telah bertobat dari dosa-dosanya dan yang telah dibaptiskan ({{Alkitab|Kisah 2:38-39}}) dan merupakan kuasa ({{Alkitab|Kisah 1:8}}; {{Alkitab|2 Timotius 1:6-7}}) yang dengannya orang-orang percaya dapat menjadi "pemenang" ({{Alkitab|Roma 8:37}}, KJV; {{Alkitab|Wahyu 2:26-27}}) dan akan dipimpin ke kehidupan yang kekal" (Pernyataan Resmi tentang Dasar Kepercayaan).

Pandangan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi yang terpisah telah dianggap sesat oleh Kekristenan arus utama. Misalnya, [[Epifanius]] dari [[Salamis]] merujuk kepada sebagian dari mereka sebagai "''Semi-Arianis''" dan "''Pneumatomachi''" dan menyebut mereka, "Sebangsa monster, manusia yang berhakikat ganda dan setengah jadi... kaum Semi-Arianis ... berpegang pada pandangan yang benar-benar ortodoks tentang Sang, bahwa ia selama-lamanya bersama Sang Bapa ... tetapi bahwa ia telah dilahirkan tanpa permulaan dan bukan di dalam waktu ... Tetapi semua ajaran ini menghujat Roh Kudus, dan tidak menganggapnya sebagai bagian dari Allah Tritunggal bersama Sang Bapa dan Sang Anak" (Epifanius. The Panarion of Epiphanius of Salamis, Kitab II dan III (Bagian 47-80), De Fide). Bagian VI, Ayat 1,1 dan 1,3.<ref name="Williams">{{en}} Frank Williams. EJ Brill. New York. 1994. Hal.71-472</ref>

Jadi, kaum non-tritunggal telah lama dikritik oleh mereka yang menerima Konsili Nicea dan Konsili-konsili yang belakangan.

.

== Lihat pula ==
* [[Daftar istilah agama Kristen]]
* [[Tritunggal]]
* [[Allah Bapa]]
* [[Allah Anak]]
* [[Tuhan]]
* [[Tuhan]]


Baris 122: Baris 23:
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Tuhan]]
== Pranala luar ==

* [http://www.reenbo.org/fresh/rohkudus_doa.html Roh Kudus dan Doa]
* [http://www.christiananswers.net/indonesian/q-acb/acb-t004i.htm Apa yang dimaksud dengan pembaptisan Roh Kudus?]
* [http://www.ccg.org/indonesian/s/p117.html Roh Kudus]
* [http://www.ccg.org/indonesian/c/cb003.html Apakah Roh Kudus?]


{{agama-stub}}
[[Kategori:Tuhan dalam Kekristenan]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Kata dan frasa Perjanjian Baru]]

Revisi terkini sejak 14 Juli 2024 12.35

Merpati Roh Kudus (kaca patri pualam, Kursi Santo Petrus, Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan), ca. 1660

Konsep Roh Kudus dikenal dalam beberapa agama.

Dalam Yudaisme, Roh Kudus adalah kekuatan ilahi, kualitas, dan pengaruh Yahweh atas alam semesta atau atas ciptaan-ciptaan-Nya. Dalam Kekristenan, Roh Kudus (atau lengkapnya Allah Roh Kudus) adalah pribadi ketiga dalam konsep Tritunggal. Dalam Islam, pandangan mengenai Roh Kudus bermacam-macam, tetapi umumnya merujuk pada malaikat Jibril.

Frasa bahasa Ibrani ruach ha-kodesh (Ibrani: הקודש, "Roh Kudus" juga ditransliterasikan ruacḥ ha-qodesh) digunakan dalam Alkitab Ibrani dan tulisan-tulisan Yahudi untuk merujuk pada roh Yahweh (רוח יהוה).[1] Istilah Ibrani ruacḥ qodshəka (רוּחַ קָדְשְׁךָ, "roh kudus-Mu") dan ruacḥ qodshō (רוּחַ קָדְשׁוֹ, "roh kudus-Nya") juga muncul. Roh Kudus dalam Yudaisme umumnya mengacu pada kualitas ilahi atas nubuatan dan hikmat. Konsep tersebut juga mengacu pada kekuatan ilahi, kualitas, dan pengaruh Yahweh Yang Mahatinggi, atas alam semesta atau atas makhluk-Nya, dalam konteks tertentu.[2]

Kekristenan

[sunting | sunting sumber]

Di dalam sebagian besar denominasi Kekristenan, Roh Kudus adalah pribadi ketiga[3] dalam Tritunggal: "Allah Tritunggal" dimanifestasikan sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus, dengan setiap Pribadi adalah Allah.[4][5][6] Selebihnya, berbagai denominasi memiliki pemahaman masing-masing mengenai Roh Kudus. Dua simbol dari Perjanjian Baru diasosiasikan dengan Roh Kudus dalam ikonografi Kristen: burung merpati, dan lidah-lidah api.[7][8]

Istilah "Roh Kudus" juga dikenali di dalam Islam tetapi dengan makna yang berbeda. Di dalam Islam, "Roh Kudus" (dalam Islam disebut "Ruhul Kudus") merujuk kepada malaikat Jibril yang membawa wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad.

Baháʼí

[sunting | sunting sumber]

Baháʼí memiliki konsep "Roh Yang Maha Agung", yang dipandang sebagai karunia Tuhan.[9] Biasanya konsep ini digunakan untuk menggambarkan turunnya Ruh Tuhan ke atas para utusan/nabi Tuhan.[10]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Artikel ini memadukan teks dari Jewish Encyclopedia 1901–1906 , sebuah terbitan yang kini berada di ranah publik.
  2. ^ Alan Unterman and Rivka Horowitz, Ruah ha-Kodesh, Encyclopaedia Judaica (CD-ROM Edition, Jerusalem: Judaica Multimedia/Keter, 1997).
  3. ^ Gilles Emery (2011). The Trinity: An Introduction to Catholic Doctrine on the Triune God. Catholic University of America Press. ISBN 978-0-8132-1864-9. 
  4. ^ Erickson, Millard J. (1992). Introducing Christian Doctrine. Baker Book House. hlm. 103. 
  5. ^ Hammond, T. C. (1968). Wright, David F., ed. In Understanding be Men: A Handbook of Christian Doctrine (edisi ke-6th). Inter-Varsity Press. hlm. 54–56, 128–131. 
  6. ^ Grudem, Wayne A. (1994). Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Leicester, England: Inter-Varsity Press; Grand Rapids, MI: Zondervan. hlm. 226.
  7. ^ Alkitab, Lukas 3:22, TB
  8. ^ Alkitab, Kisah Para Rasul 2:3, TB
  9. ^ `Abdu'l-Bahá (1981) [1904–06]. "The Holy Spirit". Some Answered Questions. Wilmette, Illinois, USA: Baháʼí Publishing Trust. hlm. 108–109. ISBN 0-87743-190-6. 
  10. ^ Taherzadeh, Adib (1976). The Revelation of Bahá'u'lláh, Volume 1: Baghdad 1853–63. Oxford, UK: George Ronald. hlm. 10. ISBN 0-85398-270-8.