Caturmarga: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k →top |
||
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Dalam ajaran [[Hindu|Agama Hindu]], ''' |
Dalam ajaran [[Hindu|Agama Hindu]], '''Caturmarga''' {{Sanskerta|चतुर्माग|caturmārga}} adalah sebuah konsep ajaran yang termasuk bagian dari aspek Tattwa dalam kerangka dasar agama Hindu. Catur Marga berasal dari kata ''"catur"'' yang berarti empat dan ''"mārga"'' yang berarti jalan. ''Caturmarga'' juga sering dikenal dengan sebutan '''Caturmarga-yoga'''. Caturmarga umumnya didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai ''[[moksa]]'' dan membangun ''jagaddhita''.<ref>{{Cite book|last=Nala|first=Dr. I. Gst. Ngurah|last2=Wiratmadja|first2=Drs. I. G. K. Adia|date=1991|url=|title=Murddha Agama Hindu|location=Denpasar|publisher=PT. Upada Sastra|isbn=|pages=150|url-status=live}}</ref> Catur Marga adalah empat tahapan berjenjang dalam mencapai pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat bertingkah laku, ritual, dan pemahaman-pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Jayendra|first=Putu Sabda|date=2017|title=AJARAN CATUR MARGA DALAM TINJAUAN KONSTRUKTIVISME |
||
DAN RELEVANSINYA DENGAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN |
DAN RELEVANSINYA DENGAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN |
||
UNESCO|url=http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/vs/article/viewFile/329/291|journal=Jurnal Penelitian Agama|volume=III|issue=1|pages=73|doi=}}</ref> |
UNESCO|url=http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/vs/article/viewFile/329/291|journal=Jurnal Penelitian Agama|volume=III|issue=1|pages=73|doi=}}{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
||
== Bagian == |
|||
Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni:<ref>{{Cite journal|last=Sutarti|first=Titin|date=2019|title=Menghayati Ajaran Hindu Ke Dalam Diri|url=http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/44/33|journal=Widya Aksara Jurnal Agama Hindu|volume=24|issue=1|pages=9-10|doi=}}</ref> |
|||
Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni: |
|||
=== |
=== Bhaktimarga-yoga === |
||
Bhakti |
Bhakti Marga Yoga merupakan perpaduan antara kata Bhakti Marga dan Bhakti Yoga. Kata ''Bhakti'' berarti menyalurkan, mencurahkan, mempersembahkan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan, kesetiaan kepada-Nya, pelayanan, perhatian yang sungguh-sunggah untuk memuja-Nya, penyerahan diri seutuhnya pada Sang Pencipta. Kata ''Marga'' berarti jalan atau usaha dan kegiatan. ''[[Yoga]]'' berarti usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. ''Bhaktimarga-yoga'' adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti kepada-Nya. |
||
Bhakti Yoga adalah proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan berlandaskan atas dasar cinta kasih yang mendalam kepada Ida Sang Hyang Widhi dan segala ciptaan-Nya. |
|||
=== Karma Marga === |
|||
⚫ | |||
=== |
=== Karmamarga-yoga === |
||
Karma Marga Yoga berasal dari akar kata “''[[karma]]''” yang artinya melakukan kegiatan atau kerja, demikianlah karma dalam hal ini berarti aktivitas/kegiatan untuk suatu tujuan. ''Karmamarga-yoga'' berarti usaha atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tindakan kerja yang tulus ikhlas. Karma Marga Yoga menekankan kerja sebagai bentuk pengabdian dan bhakti kepada Tuhan di dalam usaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. |
|||
⚫ | |||
⚫ | Landasan filosofis untuk melakukan karma marga untuk mencapai kebebasan adalah ketekunan melakukan kerja, keikhlasan, dan tidak terikat dengan hasil pekerjaan. Setiap perbuatan akan mendatangkan hasil sebagai hukum dari kerja, maka dengan perbuatan baik dan melakukan kerja sesuai dengan swadarma maka seseorang akan memperoleh kebebasan. Hal yang penting untuk memahami Karma Marga Yoga adalah pengertian terhadap hakikat kerja. Seseorang dapat melepaskan diri dari keterikatan kerja hanya melalui keyakinan bahwa kerja yang dilakukan itu sebagai perwujudan bhakti kepada Tuhan maupun pengabdian kepada kemanusiaan, tanpa kesadaran itu seseorang tidak dapat melepaskan diri. |
||
=== Raja Marga === |
|||
⚫ | |||
=== Jñanamarga-yoga === |
|||
''Jñana'' (''jnyana'') artinya pengetahuan sehingga ''Jñanamarga-yoga'' artinya usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan pengetahuan. Pengetahuan yang ditekankan yaitu pengetahuan spiritual, yakni pengetahuan yang dapat membebaskan umat manusia dari belenggu penderitaan, lahir, dan kematian. |
|||
⚫ | Jñana atau ilmu pengetahuan suci menuntun manusia untu bekerja tidak terikat oleh hawa nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi, rela melepaskan hak milik, sadar bahwa badan bukan atma yang bersifat abadi. Walaupun banyak cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan seperti melalui persembahan harta benda, melalui tapa brata, melalui yoga, dsb. Namun dengan jalan ilmu pengetahuan (kerohanian) lautan dosa dapat diseberangi, dengan pikiran terpusat pada ilmu pengetahuan dan melaksanakan kerja dengan penuh keyakinan (''[[sradha]]'') seseorang mencapai kesempurnaan. |
||
=== Rajamarga-yoga === |
|||
⚫ | ''Rajamarga-yoga'' adalah jalan atau usaha tertinggi untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan melakukan ''[[Yoga]]''. Raja Marga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan dan penyangkalan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian. Raja Marga Yoga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk mencapai kelepasan atau [[moksa]]. Melalui jalan ini seseorang akan lebih cepat mencapai [[moksa]], tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat, orang yang mencapai moksa dengan jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yang sempurna untuk dapat menuntun dirinya ke arah tersebut. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 20 Februari 2024 06.38
Dalam ajaran Agama Hindu, Caturmarga (Dewanagari: चतुर्माग; IAST: caturmārga ) adalah sebuah konsep ajaran yang termasuk bagian dari aspek Tattwa dalam kerangka dasar agama Hindu. Catur Marga berasal dari kata "catur" yang berarti empat dan "mārga" yang berarti jalan. Caturmarga juga sering dikenal dengan sebutan Caturmarga-yoga. Caturmarga umumnya didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai moksa dan membangun jagaddhita.[1] Catur Marga adalah empat tahapan berjenjang dalam mencapai pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat bertingkah laku, ritual, dan pemahaman-pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya.[2]
Bagian
[sunting | sunting sumber]Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni:[3]
Bhaktimarga-yoga
[sunting | sunting sumber]Bhakti Marga Yoga merupakan perpaduan antara kata Bhakti Marga dan Bhakti Yoga. Kata Bhakti berarti menyalurkan, mencurahkan, mempersembahkan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan, kesetiaan kepada-Nya, pelayanan, perhatian yang sungguh-sunggah untuk memuja-Nya, penyerahan diri seutuhnya pada Sang Pencipta. Kata Marga berarti jalan atau usaha dan kegiatan. Yoga berarti usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. Bhaktimarga-yoga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukkan bhakti kepada-Nya.
Bhakti Yoga adalah proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan berlandaskan atas dasar cinta kasih yang mendalam kepada Ida Sang Hyang Widhi dan segala ciptaan-Nya.
Karmamarga-yoga
[sunting | sunting sumber]Karma Marga Yoga berasal dari akar kata “karma” yang artinya melakukan kegiatan atau kerja, demikianlah karma dalam hal ini berarti aktivitas/kegiatan untuk suatu tujuan. Karmamarga-yoga berarti usaha atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tindakan kerja yang tulus ikhlas. Karma Marga Yoga menekankan kerja sebagai bentuk pengabdian dan bhakti kepada Tuhan di dalam usaha mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin.
Landasan filosofis untuk melakukan karma marga untuk mencapai kebebasan adalah ketekunan melakukan kerja, keikhlasan, dan tidak terikat dengan hasil pekerjaan. Setiap perbuatan akan mendatangkan hasil sebagai hukum dari kerja, maka dengan perbuatan baik dan melakukan kerja sesuai dengan swadarma maka seseorang akan memperoleh kebebasan. Hal yang penting untuk memahami Karma Marga Yoga adalah pengertian terhadap hakikat kerja. Seseorang dapat melepaskan diri dari keterikatan kerja hanya melalui keyakinan bahwa kerja yang dilakukan itu sebagai perwujudan bhakti kepada Tuhan maupun pengabdian kepada kemanusiaan, tanpa kesadaran itu seseorang tidak dapat melepaskan diri.
Jñanamarga-yoga
[sunting | sunting sumber]Jñana (jnyana) artinya pengetahuan sehingga Jñanamarga-yoga artinya usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan pengetahuan. Pengetahuan yang ditekankan yaitu pengetahuan spiritual, yakni pengetahuan yang dapat membebaskan umat manusia dari belenggu penderitaan, lahir, dan kematian.
Jñana atau ilmu pengetahuan suci menuntun manusia untu bekerja tidak terikat oleh hawa nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi, rela melepaskan hak milik, sadar bahwa badan bukan atma yang bersifat abadi. Walaupun banyak cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan seperti melalui persembahan harta benda, melalui tapa brata, melalui yoga, dsb. Namun dengan jalan ilmu pengetahuan (kerohanian) lautan dosa dapat diseberangi, dengan pikiran terpusat pada ilmu pengetahuan dan melaksanakan kerja dengan penuh keyakinan (sradha) seseorang mencapai kesempurnaan.
Rajamarga-yoga
[sunting | sunting sumber]Rajamarga-yoga adalah jalan atau usaha tertinggi untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui jalan melakukan Yoga. Raja Marga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan dan penyangkalan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian. Raja Marga Yoga adalah suatu jalan mistik (rohani) untuk mencapai kelepasan atau moksa. Melalui jalan ini seseorang akan lebih cepat mencapai moksa, tetapi tantangan yang dihadapinya pun lebih berat, orang yang mencapai moksa dengan jalan ini diwajibkan mempunyai seorang guru kerohanian yang sempurna untuk dapat menuntun dirinya ke arah tersebut.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nala, Dr. I. Gst. Ngurah; Wiratmadja, Drs. I. G. K. Adia (1991). Murddha Agama Hindu. Denpasar: PT. Upada Sastra. hlm. 150.
- ^ Jayendra, Putu Sabda (2017). "AJARAN CATUR MARGA DALAM TINJAUAN KONSTRUKTIVISME DAN RELEVANSINYA DENGAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN UNESCO". Jurnal Penelitian Agama. III (1): 73. line feed character di
|title=
pada posisi 50 (bantuan)[pranala nonaktif permanen] - ^ Sutarti, Titin (2019). "Menghayati Ajaran Hindu Ke Dalam Diri". Widya Aksara Jurnal Agama Hindu. 24 (1): 9–10.