Gundala (film): Perbedaan antara revisi
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
k OrangKalideres memindahkan halaman Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot ke Gundala (film) dengan menimpa pengalihan lama: Revert suntingan LTA Sandy Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(48 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6: | Baris 6: | ||
| caption = |
| caption = |
||
| director = [[Joko Anwar]] |
| director = [[Joko Anwar]] |
||
| producer = |
| producer = {{Plainlist| |
||
* Bismarka Kurniawan |
|||
* Sukhdev Singh |
|||
* Wicky V. Olindo |
|||
}} |
|||
| writer = Joko Anwar |
| writer = Joko Anwar |
||
| based_on = ''Gundala'' |
| based_on = {{based on|''Gundala''|[[Hasmi]]}} |
||
| narrator = |
| narrator = |
||
| starring = [[Abimana Aryasatya]] |
| starring = {{Plainlist| |
||
* [[Abimana Aryasatya]] |
|||
* [[Tara Basro]] |
|||
* [[Bront Palarae]] |
|||
* [[Ario Bayu]] |
|||
* [[Rio Dewanto]] |
|||
* [[Marissa Anita]] |
|||
}} |
|||
| music = Aghi Narottama<br>Bemby Gusti<br>Tony Merle |
|||
| music = {{Plainlist| |
|||
* [[Aghi Narottama]] |
|||
* Bemby Gusti |
|||
* Tony Merle |
|||
}} |
|||
| maintheme = |
| maintheme = |
||
| opentheme = |
| opentheme = |
||
| endtheme = |
| endtheme = |
||
| cinematography = Ical Tanjung |
| cinematography = [[Ical Tanjung]] |
||
| editing = Dinda Amanda |
| editing = Dinda Amanda |
||
| studio = [[Screenplay Films]] |
| studio = {{Plainlist| |
||
* [[Screenplay Films]] |
|||
* [[Bumilangit|Bumilangit Studios]] |
|||
* [[Legacy Pictures]] |
|||
* [[Ideosource Entertainment]] |
|||
}} |
|||
| distributor = [[Netflix Originals]]<br>[[Vidio|Vidio Original]] |
|||
| |
| distributor = |
||
| released = {{film date|2019|8|29}} |
|||
| film of location = |
| film of location = |
||
| runtime = 123 menit<br>119 menit ([[Festival Film Internasional Toronto |
| runtime = 123 menit<br>119 menit ([[Festival Film Internasional Toronto|Toronto]]) |
||
| country = {{flag|Indonesia}} |
| country = {{flag|Indonesia}} |
||
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[bahasa Jawa|Jawa]]<br>[[bahasa Kawi|Kawi]] |
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[bahasa Jawa|Jawa]]<br>[[bahasa Kawi|Kawi]] |
||
Baris 35: | Baris 55: | ||
'''Sinematografi Terbaik''': [[Ical Tanjung]]<br/>'''Tata Suara Terbaik''': [[Khikmawan Santosa]] & Anhar Moha<br/>'''Efek Visual Terbaik''': Abby Eldipie |
'''Sinematografi Terbaik''': [[Ical Tanjung]]<br/>'''Tata Suara Terbaik''': [[Khikmawan Santosa]] & Anhar Moha<br/>'''Efek Visual Terbaik''': Abby Eldipie |
||
}} |
}} |
||
'''''Gundala''''' adalah sebuah film [[film pahlawan super|pahlawan super]] [[neo-noir]] [[Indonesia]] tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]]. Film ini adalah produksi bersama [[Screenplay Films]], [[Legacy Pictures]], [[Ideosource Entertainment]], dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu [[Bumilangit|Bumilangit Studios]]. Film ini berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]] yang dibuat oleh [[Harya Suraminata]]. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh [[Abimana Aryasatya]]. Film ini akan menjadi awal dari [[Jagat Sinema Bumilangit]] (JSB) sekaligus Film superhero dari Asia tenggara yang paling terkenal. Gundala dalam bahasa Jawa yaitu "Gundolo" yang berarti Petir, sangat cocok mengingat superhero / adiwira ini memang mempunyai Kekuatan Petir. Uniknya Gundala bisa diartikan sebagai Telinga Panjang seperti sama halnya dengan sahabat Gundala yaitu Sri Asih yang juga menggunakan desain telinga panjang. Telinga panjang itu bermakna bahwa kita harus lebih menjadi pendengar daripada banyak berbicara. |
|||
'''''Gundala''''' adalah sebuah film [[film pahlawan super|pahlawan super]] [[neo-noir]] [[Indonesia]] tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]]. Film ini adalah produksi bersama [[Screenplay Films]], [[Legacy Pictures]], [[Ideosource Entertainment]], dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu [[Bumilangit|Bumilangit Studios]]. Film ini berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]] yang dibuat oleh [[Harya Suraminata]]. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh [[Abimana Aryasatya]]. Film ini akan menjadi awal dari [[Jagat Sinema Bumilangit]] (JSB). |
|||
== Alur == |
== Alur == |
||
Sancaka (Muzakki Ramdhan) adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka ([[Rio Dewanto]]) memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka. Sancaka disambar oleh petir lalu meretakkan tameng para pasukan bersenjata sambil memegangnya, lalu saat orang-orang ingin menolongnya, mereka semua terlempar dan tersengat petir dari tubuh Sancaka. Setahun kemudian, ibu Sancaka ([[Marissa Anita]]) pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. Dia berjanji untuk kembali keesokan harinya, tetapi tidak pernah kembali. |
Sancaka ([[Muzakki Ramdhan]]) adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka ([[Rio Dewanto]]) memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka. Sancaka disambar oleh petir lalu meretakkan tameng para pasukan bersenjata sambil memegangnya, lalu saat orang-orang ingin menolongnya, mereka semua terlempar dan tersengat petir dari tubuh Sancaka. Setahun kemudian, ibu Sancaka ([[Marissa Anita]]) pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. Dia berjanji untuk kembali keesokan harinya, tetapi tidak pernah kembali. |
||
Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen. Suatu ketika ia dikejar dan dipukuli oleh sekelompok anak jalanan, sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Awang (Faris Fadjar Munggaran), seorang anak jalanan yang lebih tua darinya. Sancaka tinggal bersama Awang selama beberapa waktu, dan Awang melatihnya agar menguasai ilmu bela diri. Awang juga memberi pesan kepada Sancaka untuk tidak ikut campur dengan urusan orang lain jika dia ingin tetap hidup aman di jalanan. Suatu malam, Sancaka dan Awang berencana untuk berangkat ke Tenggara dengan menaiki kereta yang lewat. Ketika akhirnya ada kereta lewat, Awang melompat ke atasnya, tetapi Sancaka tidak dapat mengejar kereta, dan berakhir ditinggal sendirian lagi. |
Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen. Suatu ketika ia dikejar dan dipukuli oleh sekelompok anak jalanan, sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Awang (Faris Fadjar Munggaran), seorang anak jalanan yang lebih tua darinya. Sancaka tinggal bersama Awang selama beberapa waktu, dan Awang melatihnya agar menguasai ilmu bela diri. Awang juga memberi pesan kepada Sancaka untuk tidak ikut campur dengan urusan orang lain jika dia ingin tetap hidup aman di jalanan. Suatu malam, Sancaka dan Awang berencana untuk berangkat ke Tenggara dengan menaiki kereta yang lewat. Ketika akhirnya ada kereta lewat, Awang melompat ke atasnya, tetapi Sancaka tidak dapat mengejar kereta, dan berakhir ditinggal sendirian lagi. |
||
Baris 47: | Baris 66: | ||
Suatu hari, Sancaka membantu tetangganya, Wulan ([[Tara Basro]]) melawan beberapa preman yang mengganggunya. Para preman membalas dengan menyerangnya di malam hari saat ia tengah bekerja di pabrik dan berusaha untuk membunuhnya dengan cara melemparkan Sancaka dari atap pabrik. Setelah tubuh Sancaka jatuh ke tanah, sambaran petir menyambar tubuhnya dan menghidupkannya kembali, serta memberinya kekuatan manusia super. |
Suatu hari, Sancaka membantu tetangganya, Wulan ([[Tara Basro]]) melawan beberapa preman yang mengganggunya. Para preman membalas dengan menyerangnya di malam hari saat ia tengah bekerja di pabrik dan berusaha untuk membunuhnya dengan cara melemparkan Sancaka dari atap pabrik. Setelah tubuh Sancaka jatuh ke tanah, sambaran petir menyambar tubuhnya dan menghidupkannya kembali, serta memberinya kekuatan manusia super. |
||
Wulan memimpin sekelompok pedagang pasar untuk memberontak melawan para preman yang mengganggu mereka. Suatu saat, Sancaka kebetulan berada di sekitar pasar tersebut dan akhirnya bertarung dan mengalahkan 30 orang preman dengan kekuatannya. Wulan meminta Sancaka untuk bergabung dengan kelompoknya agar bisa mempertahankan pasar. |
Wulan memimpin sekelompok pedagang pasar untuk memberontak melawan para preman yang mengganggu mereka. Suatu saat, Sancaka kebetulan berada di sekitar pasar tersebut dan akhirnya bertarung dan mengalahkan 30 orang preman dengan kekuatannya. Wulan meminta Sancaka untuk bergabung dengan kelompoknya agar bisa mempertahankan pasar. Namun, Sancaka menolak, dengan alasan bahwa ia belum yakin bahwa dia adalah pahlawan yang mereka butuhkan. |
||
Para preman membalas dengan cara membakar pasar. Kesengsaraan dan keputusasaan para pedagang pasar meyakinkan Sancaka untuk bangkit membela mereka. Dengan bantuan Wulan, Tedy—adik lelaki Wulan—, dan Pak Agung (Pritt Timothy)—teman Sancaka sesama penjaga keamanan—, Sancaka belajar mengendalikan kekuatannya dan menciptakan kostum darurat untuk memanfaatkan kekuatan petir di dalam dirinya. Dengan itu, Sancaka mulai bertarung dan mengalahkan para penjahat, menginspirasi orang-orang sebagai simbol harapan untuk bangkit dan berdiri bersama untuk mempertahankan diri dari serangan para penjahat. |
Para preman membalas dengan cara membakar pasar. Kesengsaraan dan keputusasaan para pedagang pasar meyakinkan Sancaka untuk bangkit membela mereka. Dengan bantuan Wulan, Tedy—adik lelaki Wulan—, dan Pak Agung (Pritt Timothy)—teman Sancaka sesama penjaga keamanan—, Sancaka belajar mengendalikan kekuatannya dan menciptakan kostum darurat untuk memanfaatkan kekuatan petir di dalam dirinya. Dengan itu, Sancaka mulai bertarung dan mengalahkan para penjahat, menginspirasi orang-orang sebagai simbol harapan untuk bangkit dan berdiri bersama untuk mempertahankan diri dari serangan para penjahat. |
||
Baris 66: | Baris 85: | ||
== Pemeran == |
== Pemeran == |
||
{| class="wikitable" |
|||
* [[Abimana Aryasatya]] sebagai Sancaka / [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]] |
|||
|+ |
|||
* [[Bront Palarae]] sebagai Pengkor |
|||
!Nama |
|||
* [[Muzakki Ramdhan]] sebagai Sancaka Kecil |
|||
!Peran |
|||
* [[Tara Basro]] sebagai Wulan / Merpati |
|||
|- |
|||
* [[Lukman Sardi]] sebagai Ridwan Bahri |
|||
|[[Abimana Aryasatya]] |
|||
* [[Ario Bayu]] sebagai Ghani Zulham / Ghazul |
|||
|Sancaka / [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]] |
|||
* [[Pritt Timothy]] sebagai Pak Agung |
|||
|- |
|||
* [[Bima Sena]] sebagai Teddy |
|||
|[[Muzakki Ramdhan]] |
|||
* [[Rio Dewanto]] sebagai Sangaji / Ayah Sancaka |
|||
|Sancaka Kecil |
|||
* [[Marissa Anita]] sebagai Ibu Sancaka |
|||
|- |
|||
* [[Faris Fadjar]] sebagai Awang |
|||
|[[Bront Palarae]] |
|||
* [[Donny Alamsyah]] sebagai Fadli Aziz |
|||
|Pengkor |
|||
* [[Tanta Ginting]] sebagai Ito Marbun |
|||
|- |
|||
* [[Kiki Narendra]] sebagai Nemo |
|||
|[[Tara Basro]] |
|||
* [[Ramadhan Al Rasyid]] sebagai Gunadi |
|||
|Sedhah Esti Wulan |
|||
* [[Arswendi Nasution|Arswendi Bening Swara]] sebagai Ferry Dani |
|||
|- |
|||
* [[Aqi Singgih]] sebagai Ganda Hamdan |
|||
|[[Lukman Sardi]] |
|||
* [[Kevin Ardilova]] sebagai anak Bahri |
|||
|Ridwan Bahri |
|||
* [[Zidni Hakim]] sebagai Dirga Utama |
|||
|- |
|||
* [[Putri Ayudya]] sebagai Indira Rahayu |
|||
|[[Ario Bayu]] |
|||
* [[Cecep Arif Rahman]] sebagai Swara Batin (Penari) |
|||
|Ghani Zulham / Ghazul |
|||
* [[Hannah Al Rasyid]] sebagai Cantika (Dokter Bedah) |
|||
|- |
|||
* [[Asmara Abigail]] sebagai Desti Nikita (Mahasiswa) |
|||
|[[Pritt Timothy]] |
|||
* [[Andrew Sulaiman]] sebagai Jack Mandagi (Chef) |
|||
|Agung |
|||
* [[Daniel Adnan]] sebagai Tanto Ginanjar (Pandai Besi) |
|||
|- |
|||
* [[Kelly Tandiono]] sebagai Mutiara Cempaka (Model) |
|||
|[[Bima Sena]] |
|||
* [[Rendra Bagus Pamungkas]] sebagai Adi Sulaiman (Pemain Biola) |
|||
|Teddy |
|||
* [[Ari Tulang]] sebagai Kamal Atmaja (Hipnoterapis) |
|||
|- |
|||
* [[Aming|Aming Sugandhi]] sebagai Sam Buadi (Pemahat) |
|||
|[[Rio Dewanto]] |
|||
* [[Cornelio Sunny]] sebagai Kanigara (Pelukis) |
|||
|Sangaji / Bapak Sancaka |
|||
* [[Pevita Pearce]] sebagai [[Sri Asih (pahlawan super)|Sri Asih]] |
|||
|- |
|||
* [[Sudjiwo Tedjo]] sebagai Ki Wilawuk |
|||
|[[Marissa Anita]] |
|||
* [[Dimas Danang]] sebagai Hasbi |
|||
|Ibu Sancaka |
|||
* [[Indra Brasco]] sebagai Rudi Santosa |
|||
|- |
|||
* [[Willem Bevers]] sebagai Prakoso |
|||
|[[Faris Fadjar]] |
|||
|Awang |
|||
|- |
|||
|[[Donny Alamsyah]] |
|||
|Fadli Aziz |
|||
|- |
|||
|[[Dea Panendra]] |
|||
|Bonita (mempelai Fadli Aziz) |
|||
|- |
|||
|[[Tanta Ginting]] |
|||
|Ito Marbun |
|||
|- |
|||
|[[Kiki Narendra]] |
|||
|Nemo |
|||
|- |
|||
|[[Ramadhan Al Rasyid]] |
|||
|Gunadi |
|||
|- |
|||
|[[Arswendi Nasution|Arswendi Bening Swara]] |
|||
|Ferry Dani |
|||
|- |
|||
|[[Aqi Singgih]] |
|||
|Ganda Hamdan |
|||
|- |
|||
|[[Zidni Hakim]] |
|||
|Dirga Utama |
|||
|- |
|||
|[[Putri Ayudya]] |
|||
|Indira Rahayu |
|||
|- |
|||
|[[Cecep Arif Rahman]] |
|||
|Swara Batin (Penari) |
|||
|- |
|||
|[[Hannah Al Rasyid]] |
|||
|Cantika (Dokter Bedah) |
|||
|- |
|||
|[[Asmara Abigail]] |
|||
|Desti Nikita (Mahasiswi) |
|||
|- |
|||
|[[Andrew Suleiman]] |
|||
|Jack Mandagi (Chef) |
|||
|- |
|||
|[[Daniel Adnan]] |
|||
|Tanto Ginanjar (Pandai Besi) |
|||
|- |
|||
|[[Kelly Tandiono]] |
|||
|Mutiara Jenar (Model) |
|||
|- |
|||
|[[Rendra Bagus Pamungkas]] |
|||
|Adi Sulaiman (Pemain Biola) |
|||
|- |
|||
|[[Ari Tulang]] |
|||
|Kamal Atmaja (Hipnoterapis) |
|||
|- |
|||
|[[Aming|Aming Sugandhi]] |
|||
|Sam Buadi (Pemahat) |
|||
|- |
|||
|[[Cornelio Sunny]] |
|||
|Kanigara (Pelukis) |
|||
|- |
|||
|[[Pevita Pearce]] |
|||
|[[Sri Asih (pahlawan super)|Sri Asih]] |
|||
|- |
|||
|[[Sudjiwo Tedjo]] |
|||
|Ki Wilawuk |
|||
|- |
|||
|[[Abirama Putra]] |
|||
|Sadha |
|||
|- |
|||
|[[Makayla Rose]] |
|||
|Sasha |
|||
|- |
|||
|[[Dimas Danang]] |
|||
|Hasbi (asisten Ridwan Bahri) |
|||
|- |
|||
|[[Willem Bevers]] |
|||
|Prakoso |
|||
|- |
|||
|[[Eduwart Manalu]] |
|||
|Agus |
|||
|- |
|||
|[[Della Dartyan]] |
|||
|Nila Umaya (istri Agus) |
|||
|- |
|||
|[[Indra Brasco]] |
|||
|Rudi Santosa |
|||
|- |
|||
|[[Paul Agusta]] |
|||
| rowspan="4" |Politikus |
|||
|- |
|||
|[[Alim Sudio]] |
|||
|- |
|||
|[[Ical Tanjung]] |
|||
|- |
|||
|[[Maera|Maera Panigoro]] |
|||
|- |
|||
|[[Natalius Chendana]] |
|||
|Lelaki Kaya |
|||
|- |
|||
|[[Djenar Maesa Ayu]] |
|||
|Perempuan Kaya |
|||
|- |
|||
|[[Wina Marrino]] |
|||
|Istri Ridwan Bahri |
|||
|- |
|||
|[[Kevin Ardilova]] |
|||
|Anak Ridwan Bahri |
|||
|- |
|||
|[[Dewi Pakis]] |
|||
|Ibu Pedagang Beras |
|||
|- |
|||
|[[Maria Oentoe]] |
|||
|Istri Pemilik Toko Elektronik |
|||
|- |
|||
|[[Nazyra C. Noer]] |
|||
|Ibu Hamil |
|||
|- |
|||
|[[Khiva Iskak]] |
|||
|Laki-laki Nerdy |
|||
|- |
|||
|[[Zack Lee]] |
|||
|Arjuna |
|||
|} |
|||
== Produksi == |
== Produksi == |
||
=== Pengembangan === |
=== Pengembangan === |
||
{{double image|right|Hanung Bramantyo, Jogja-Netpac Asian Film Festival, 2017-12-04 02.jpg|152|Joko anwar scroundbites 2007.jpg|150|Awalnya, [[Hanung Bramantyo]] ''(kiri)'' ditunjuk menjadi sutradara film ini sebelum akhirnya diganti [[Joko Anwar]].}} |
{{double image|right|Hanung Bramantyo, Jogja-Netpac Asian Film Festival, 2017-12-04 02.jpg|152|Joko anwar scroundbites 2007.jpg|150|Awalnya, [[Hanung Bramantyo]] ''(kiri)'' ditunjuk menjadi sutradara film ini sebelum akhirnya diganti [[Joko Anwar]].}} |
||
[[Bumilangit Studios]] sebagai pemilik [[kekayaan intelektual]] Gundala telah mengembangkan ide membuat film Gundala sejak 2008. Bumilangit Studios yang saat itu bernama Bumi Langit Pictures bekerja sama dengan Graha Media Visi dalam produksi film ini. Direncanakan film ini akan disutradarai [[Alex J. Simal]] dan dibintangi [[Sandy Mahesa]], [[Amelia Dinati]], [[Dharma Suchdi]], [[Chandra Gahli]], dan [[Reina Abidin]]. Film ini direncanakan akan ditayangkan pada Juni 2009, tetapi rencana produksi tersebut menghilang ditelan angin.<ref>{{cite news|last=Sugihardiyah|first=Rita|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/gundala-putra-petir-beraksi-lagi-mix1bv6.html|title=Gundala Putra Petir Beraksi Lagi!|website=Kapan Lagi|date=21 Mei 2008|accessdate=19 Agustus 2019}}</ref> Pada tahun 2010, terjadi kebohongan ([[hoax]]) yang dilakukan oleh Iskandar Salim, seorang fotografer dan desainer grafis yang menciptakan materi promosi untuk film yang tidak dibuat tentang Gundala. Salim memperhatikan bahwa belum pernah ada film yang menampilkan [[pahlawan super]] [[Indonesia]] dan ingin memulai debat publik tentang masalah ini. Dia membuat situs web resmi, halaman [[Facebook]], poster, dan foto-foto ditampilkan yang diduga memperlihatkan film yang sedang dibuat. Sebagai hasil dari perhatian yang dihasilkan oleh tipuan, pencipta Gundala, Hasmi, terlibat dalam negosiasi untuk menghasilkan film nyata berdasarkan karakter ciptaannya itu.<ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/news/2010/06/06/holding-a-superhero.html|title=Holding on for a superhero|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-07-31}}</ref> Produksi film ini kemudian terdengar kembali tatkala [[Erick Thohir]] dari Mahaka Pictures memproduksi film ini dengan [[Hanung Bramantyo]] sebagai sutradara.<ref>{{ |
[[Bumilangit Studios]] sebagai pemilik [[kekayaan intelektual]] Gundala telah mengembangkan ide membuat film Gundala sejak 2008. Bumilangit Studios yang saat itu bernama Bumi Langit Pictures bekerja sama dengan Graha Media Visi dalam produksi film ini. Direncanakan film ini akan disutradarai [[Alex J. Simal]] dan dibintangi [[Sandy Mahesa]], [[Amelia Dinati]], [[Dharma Suchdi]], [[Chandra Gahli]], dan [[Reina Abidin]]. Film ini direncanakan akan ditayangkan pada Juni 2009, tetapi rencana produksi tersebut menghilang ditelan angin.<ref>{{cite news|last=Sugihardiyah|first=Rita|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/gundala-putra-petir-beraksi-lagi-mix1bv6.html|title=Gundala Putra Petir Beraksi Lagi!|website=Kapan Lagi|date=21 Mei 2008|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2021-10-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20211021220842/https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/gundala-putra-petir-beraksi-lagi-mix1bv6.html|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 2010, terjadi kebohongan ([[hoax]]) yang dilakukan oleh Iskandar Salim, seorang fotografer dan desainer grafis yang menciptakan materi promosi untuk film yang tidak dibuat tentang Gundala. Salim memperhatikan bahwa belum pernah ada film yang menampilkan [[pahlawan super]] [[Indonesia]] dan ingin memulai debat publik tentang masalah ini. Dia membuat situs web resmi, halaman [[Facebook]], poster, dan foto-foto ditampilkan yang diduga memperlihatkan film yang sedang dibuat. Sebagai hasil dari perhatian yang dihasilkan oleh tipuan, pencipta Gundala, Hasmi, terlibat dalam negosiasi untuk menghasilkan film nyata berdasarkan karakter ciptaannya itu.<ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/news/2010/06/06/holding-a-superhero.html|title=Holding on for a superhero|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-07-31|archive-date=2023-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603074211/https://www.thejakartapost.com/news/2010/06/06/holding-a-superhero.html|dead-url=no}}</ref> Produksi film ini kemudian terdengar kembali tatkala [[Erick Thohir]] dari Mahaka Pictures memproduksi film ini dengan [[Hanung Bramantyo]] sebagai sutradara.<ref>{{Cite news|last=Suhendra|first=Ichsan|editor-last=Kamil|editor-first=Ati|url=https://entertainment.kompas.com/read/2014/09/25/091822410/Gundala.Putra.Petir.Sempat.Bikin.Hanung.Bramantyo.Patah.Arang|title=Gundala Putra Petir Sempat Bikin Hanung Bramantyo Patah Arang|work=[[Kompas.com]]|date=25 September 2014|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2023-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230128202346/https://entertainment.kompas.com/read/2014/09/25/091822410/Gundala.Putra.Petir.Sempat.Bikin.Hanung.Bramantyo.Patah.Arang|dead-url=no}}</ref> Rencananya, film ini dijadwalkan akan ditayangkan pada 2016.<ref>{{cite news|last=Djaya|first=Andi Baso|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/film-gundala-putra-petir-tayang-2016-15207|title=Film Gundala Putra Petir tayang 2016|website=Beritagar|date=21 September 2014|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2019-08-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190819140054/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/film-gundala-putra-petir-tayang-2016-15207|dead-url=yes}}</ref> Proses produksi tidak menemui kepastian sebelum akhirnya digantikan oleh Joko Anwar pada 2018. Keterlibatan Joko Anwar sebagai sutradara film ini bermula dari sebuah status yang diunggah Joko di Instagram pada 18 Januari 2018 yang menampilkan gambar sayap perak.<ref>{{Cite news|last=Pangerang|first=Andi Muttya Keteng|editor-last=Dewi|editor-first=Bestari Kumala|url=https://entertainment.kompas.com/read/2018/01/19/222619610/joko-anwar-dikabarkan-garap-film-superhero-gundala-putra-petir|title=Joko Anwar Dikabarkan Garap Film Superhero Gundala Putra Petir|work=[[Kompas.com]]|date=19 Januari 2018|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2023-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230402112345/https://entertainment.kompas.com/read/2018/01/19/222619610/joko-anwar-dikabarkan-garap-film-superhero-gundala-putra-petir|dead-url=no}}</ref> Kemudian pada 4 April 2018, [[Joko Anwar]] diumumkan sebagai penulis dan sutradara untuk film tersebut. |
||
[[Joko Anwar]] mengakui bahwa proses penulisan [[naskah film]] Gundala adalah pekerjaan tersulit selama kariernya. Dia biasanya menghabiskan 1-2 bulan untuk proses penulisan naskah, tetapi akhirnya menghabiskan 7 bulan untuk proyek ini. Menafsirkan kembali asal mula dari komiknya tahun 1969, ia menyusun ulang cerita itu dengan cara yang dapat menarik kaum milenial dan centenial. [[Komik]] dan catatan Hasmi tentang Gundala membantunya menulis naskah.<ref>{{Cite |
[[Joko Anwar]] mengakui bahwa proses penulisan [[naskah film]] Gundala adalah pekerjaan tersulit selama kariernya. Dia biasanya menghabiskan 1-2 bulan untuk proses penulisan naskah, tetapi akhirnya menghabiskan 7 bulan untuk proyek ini. Menafsirkan kembali asal mula dari komiknya tahun 1969, ia menyusun ulang cerita itu dengan cara yang dapat menarik kaum milenial dan centenial. [[Komik]] dan catatan Hasmi tentang Gundala membantunya menulis naskah.<ref>{{Cite news|url=https://entertainment.kompas.com/read/2019/06/17/131237510/joko-anwar-ramu-cerita-gundala-lewat-catatan-pribadi-mendiang-hasmi|title=Joko Anwar Ramu Cerita Gundala Lewat Catatan Pribadi Mendiang Hasmi|last=Setiawan|first=Tri Susanto|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|editor-last=Pangerang|editor-first=Andi Muttya Keteng|archive-date=2022-09-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220907133008/https://entertainment.kompas.com/read/2019/06/17/131237510/joko-anwar-ramu-cerita-gundala-lewat-catatan-pribadi-mendiang-hasmi|dead-url=no}}</ref> Film ini menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar.<ref>{{Cite news|last=Sidik|first=Syahrizal|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20190530082518-17-75905/garap-film-gundala-viva-rogoh-dana-rp-30-m-lebih|title=Garap Film Gundala, VIVA Rogoh Dana Rp 30 M Lebih|work=[[CNBC Indonesia]]|date=30 Mei 2019|accessdate=23 Agustus 2019|archive-date=2022-10-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20221012092143/https://www.cnbcindonesia.com/market/20190530082518-17-75905/garap-film-gundala-viva-rogoh-dana-rp-30-m-lebih|dead-url=no}}</ref> |
||
=== Praproduksi === |
=== Praproduksi === |
||
[[Joko Anwar]] merasa bahwa [[Abimana Aryasatya]] adalah aktor yang sempurna untuk memerankan Sancaka alias Gundala karena auranya yang lemah lembut namun kuat. Setelah beberapa upaya, Joko berhasil meyakinkan Abimana dan akhirnya ia pun menerima tawaran itu.<ref>{{Cite |
[[Joko Anwar]] merasa bahwa [[Abimana Aryasatya]] adalah aktor yang sempurna untuk memerankan Sancaka alias Gundala karena auranya yang lemah lembut namun kuat. Setelah beberapa upaya, Joko berhasil meyakinkan Abimana dan akhirnya ia pun menerima tawaran itu.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3678555/sempat-tolak-tawaran-main-film-gundala-abimana-aryasatya-dapat-teror|title=Sempat Tolak Tawaran Main Film Gundala, Abimana Aryasatya Dapat Teror|last=Liputan6.com|date=2018-10-29|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|editor-last=Nurul|editor-first=Meiristica|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812213053/https://www.liputan6.com/showbiz/read/3678555/sempat-tolak-tawaran-main-film-gundala-abimana-aryasatya-dapat-teror|dead-url=no}}</ref> Sebelumnya Joko menjanjikan akan ada pemeran kejutan yang diumumkan.<ref>{{Cite news|last=Andarningtyas|first=Natisha|editor-last=Pasaribu|editor-first=Alviansyah|url=https://www.antaranews.com/berita/891437/gundala-janjikan-karakter-kejutan|title="Gundala" janjikan karakter kejutan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|date=28 Mei 2019|accessdate=15 Agustus 2019|archive-date=2023-07-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20230713210833/https://www.antaranews.com/berita/891437/gundala-janjikan-karakter-kejutan|dead-url=no}}</ref> |
||
Kostum Gundala adalah upaya kerja tim antara Iwan Nazif (Bumilangit Creative Engine) dan Chris Lie (Caravan Studio). Produksi tersebut ditangani oleh Quantum Creations FX yang berbasis di [[Los Angeles]], yang menggarap [[Daredevil (film)|Daredevil]], [[Watchmen]], [[Supergirl]], [[The Hunger Games (film)|The Hunger Games]], [[Star Trek]], dan [[Iron Man]].<ref>{{Cite |
Kostum Gundala adalah upaya kerja tim antara Iwan Nazif (Bumilangit Creative Engine) dan Chris Lie (Caravan Studio). Produksi tersebut ditangani oleh Quantum Creations FX yang berbasis di [[Los Angeles]], yang menggarap [[Daredevil (film)|Daredevil]], [[Watchmen]], [[Supergirl]], [[The Hunger Games (film)|The Hunger Games]], [[Star Trek]], dan [[Iron Man]].<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3978748/kostum-gundala-dibuat-di-tempat-kostum-superhero-marvel|title=Kostum Gundala Dibuat di Tempat Kostum Superhero Marvel|last=Sundari|date=2019-05-29|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|first=Zulfa Ayu|editor-last=Saputra|editor-first=Rizky Aditya}}</ref> |
||
=== Pembuatan film === |
=== Pembuatan film === |
||
Produksi film ini melibatkan 1.800 pemain dan pengambilan gambar dilakukan di 70 lokasi yang berbeda di Indonesia. Penggarapan film ini memakan waktu hingga dua tahun.<ref>{{ |
Produksi film ini melibatkan 1.800 pemain dan pengambilan gambar dilakukan di 70 lokasi yang berbeda di Indonesia. Penggarapan film ini memakan waktu hingga dua tahun.<ref>{{Cite news|url=https://celebrity.okezone.com/read/2019/05/30/206/2062092/luar-biasa-gundala-libatkan-1-800-pemain-di-70-lokasi-syuting|title=Luar Biasa, Gundala Libatkan 1.800 Pemain di 70 Lokasi Syuting|work=[[Okezone.com]]|date=30 Mei 2019|accessdate=15 Agustus 2019|archive-date=2022-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220120073104/https://celebrity.okezone.com/read/2019/05/30/206/2062092/luar-biasa-gundala-libatkan-1-800-pemain-di-70-lokasi-syuting|dead-url=no}}</ref> Selama produksi film, Joko melarang semua pemain untuk menonton film lain untuk dijadikan rujukan bagi film ini.<ref>{{Cite news|last=Santosa|first=Lia Wanadriani|editor-last=Santoso|editor-first=Imam|url=https://www.antaranews.com/berita/967446/joko-anwar-larang-pemain-gundala-tengok-film-lain|title=Joko Anwar larang pemain "Gundala" tengok film lain|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|date=20 Juli 2019|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2023-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230406102456/https://www.antaranews.com/berita/967446/joko-anwar-larang-pemain-gundala-tengok-film-lain|dead-url=no}}</ref> Dalam menulis film, Joko sempat merasa sulit saat mencari tempat yang nyaman untuk menulis naskah sebelum akhirnya berhasil menemukan tempat yang dicari yaitu museum dan kuburan.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1157187-tulis-naskah-film-gundala-joko-anwar-keluar-masuk-museum-dan-kuburan|title=Tulis Naskah Film Gundala, Joko Anwar Keluar Masuk Museum dan Kuburan|work=[[VIVA.co.id]]|date=15 Juni 2019|accessdate=24 Agustus 2019|last1=Astuti|first1=Lutfi Dwi Puji|archive-date=2021-06-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20210623104528/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1157187-tulis-naskah-film-gundala-joko-anwar-keluar-masuk-museum-dan-kuburan|dead-url=no}}</ref> |
||
=== Pascaproduksi === |
=== Pascaproduksi === |
||
Pascaproduksi dimulai pada November 2018 dan selesai sekitar Juni 2019. Film Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-film-adaptasi-superhero-asli-indonesia|title=Gundala: Film Adaptasi Superhero Asli Indonesia|last=Pang|first=Albert|date=2019-04-13|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19}}</ref> melibatkan banyak pekerja film di Indonesia, salah satunya adalah [[Khikmawan Santosa]]. Gundala adalah salah satu proyek terakhirnya sebelum ia meninggal pada 11 Mei 2019.<ref>{{Cite |
Pascaproduksi dimulai pada November 2018 dan selesai sekitar Juni 2019. Film Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-film-adaptasi-superhero-asli-indonesia|title=Gundala: Film Adaptasi Superhero Asli Indonesia|last=Pang|first=Albert|date=2019-04-13|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230602230417/https://www.cultura.id/gundala-film-adaptasi-superhero-asli-indonesia|dead-url=no}}</ref> melibatkan banyak pekerja film di Indonesia, salah satunya adalah [[Khikmawan Santosa]]. Gundala adalah salah satu proyek terakhirnya sebelum ia meninggal pada 11 Mei 2019.<ref>{{Cite news|url=https://hot.detik.com/movie/d-4545179/gundala-jadi-salah-satu-proyek-film-terakhir-khikmawan-santosa|title='Gundala' Jadi Salah Satu Proyek Film Terakhir Khikmawan Santosa|last=Octaviany|first=Devy|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-31|archive-date=2022-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20221006072813/https://hot.detik.com/movie/d-4545179/gundala-jadi-salah-satu-proyek-film-terakhir-khikmawan-santosa|dead-url=no}}</ref> |
||
== Lagu pengiring == |
== Lagu pengiring == |
||
Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju akhir dunia.<ref>{{Cite |
Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju akhir dunia.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3991304/makna-lagu-the-end-of-the-world-di-film-gundala|title=Makna Lagu The End of The World di Film Gundala|last=Riantrisnanto|date=2019-06-17|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|first=Ruly|editor-last=Saputra|editor-first=Rizky Aditya|archive-date=2021-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20210602053951/https://www.liputan6.com/showbiz/read/3991304/makna-lagu-the-end-of-the-world-di-film-gundala|dead-url=no}}</ref> [[Warner Music Indonesia]] menerbitkan album jalur suara berisi sembilan lagu yang terpilih dari sekitar tiga ratus lagu yang didaftarkan lewat tagar #GundalaSongTribute.<ref>{{Cite news|url=https://www.medcom.id/hiburan/musik/VNxZwRyk-kotak-hingga-anggota-jogja-hip-hop-foundation-isi-soundtrack-film-gundala|title=Kotak hingga Anggota Jogja Hip Hop Foundation Isi Soundtrack Film Gundala|work=[[Medcom.id]]|date=24 Agustus 2019|accessdate=25 Agustus 2019|last=Yanuar|first=Elang Riki|archive-date=2020-09-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20200923102438/https://www.medcom.id/hiburan/musik/VNxZwRyk-kotak-hingga-anggota-jogja-hip-hop-foundation-isi-soundtrack-film-gundala|dead-url=no}}</ref> |
||
== Pemasaran == |
== Pemasaran == |
||
Video tampilan pertama film Gundala ditampilkan di Indonesia Comic Con pada 28 Oktober 2018.<ref>{{Cite |
Video tampilan pertama film Gundala ditampilkan di Indonesia Comic Con pada 28 Oktober 2018.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/news/read/3678467/pemeran-utama-film-gundala-diperkenalkan-di-indonesia-comic-con|title=Pemeran Utama Film Gundala Diperkenalkan di Indonesia Comic Con|last=Liputan6.com|date=2018-10-28|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|editor-last=Ayuningtyas|editor-first=Rita|archive-date=2021-11-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20211119000519/https://www.liputan6.com/news/read/3678467/pemeran-utama-film-gundala-diperkenalkan-di-indonesia-comic-con|dead-url=no}}</ref> Teaser pertama dirilis di akun YouTube resmi Screenplay Films pada 12 April 2019. Sebulan kemudian, poster resmi tersebut terungkap pada 28 Mei 2019.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190528190650-220-399238/gundala-tayang-di-bioskop-29-agustus-2019|title='Gundala' Tayang di Bioskop 29 Agustus 2019|last=Tim|work=[[CNN Indonesia]]|language=en|access-date=2019-07-31|archive-date=2021-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211030194521/https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190528190650-220-399238/gundala-tayang-di-bioskop-29-agustus-2019|dead-url=no}}</ref> |
||
Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, [[M&C!]] dan penerbit Koloni akan menerbitkan dua jenis komik Gundala, versi remastering dari komik klasik Gundala (diterbitkan pada Juli 2019) dan adaptasi komik Gundala dari kisah yang disampaikan dalam film (diterbitkan pada Agustus 2019). Versi remastering menargetkan penggemar komik Gundala asli pada tahun 1970-an dan 1980-an dan kolektor komik sekolah tua Indonesia, sedangkan versi adaptasi menargetkan generasi milenium Indonesia yang tidak mengetahui karakter Gundala sebelumnya. Komik Gundala juga akan tersedia dalam bentuk digital di [[Line Webtoon]], menargetkan remaja Indonesia yang sering mengakses platform. Koloni, bersama dengan [[Gramedia Pustaka Utama]] dan Bumilangit, juga akan mengadakan beberapa roadshow di seluruh Indonesia. Roadshow film Gundala dimulai pada 15 Juni 2019 di [[Jakarta]].<ref name="CNNIndonesia1">{{ |
Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, [[M&C!]] dan penerbit Koloni akan menerbitkan dua jenis komik Gundala, versi remastering dari komik klasik Gundala (diterbitkan pada Juli 2019) dan adaptasi komik Gundala dari kisah yang disampaikan dalam film (diterbitkan pada Agustus 2019). Versi remastering menargetkan penggemar komik Gundala asli pada tahun 1970-an dan 1980-an dan kolektor komik sekolah tua Indonesia, sedangkan versi adaptasi menargetkan generasi milenium Indonesia yang tidak mengetahui karakter Gundala sebelumnya. Komik Gundala juga akan tersedia dalam bentuk digital di [[Line Webtoon]], menargetkan remaja Indonesia yang sering mengakses platform. Koloni, bersama dengan [[Gramedia Pustaka Utama]] dan Bumilangit, juga akan mengadakan beberapa roadshow di seluruh Indonesia. Roadshow film Gundala dimulai pada 15 Juni 2019 di [[Jakarta]].<ref name="CNNIndonesia1">{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3991275/cerita-film-gundala-bakal-dituangkan-ke-dalam-komik|title=Cerita Film Gundala Bakal Dituangkan ke dalam Komik|last=Riantrisnanto|date=2019-06-17|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-07-31|first=Ruly|editor-last=Saputra|editor-first=Rizky Aditya|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810142822/https://www.liputan6.com/showbiz/read/3991275/cerita-film-gundala-bakal-dituangkan-ke-dalam-komik|dead-url=no}}</ref> Dilaporkan pembelian tiket awal untuk bioskop yang didukung format suara Dolby Atmos sudah laris manis dibeli penonton.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1175784-heboh-tiket-presale-gundala-langsung-diserbu-di-hari-pertama|title=Heboh Tiket Presale Gundala Langsung Diserbu di Hari Pertama|work=[[VIVA.co.id]]|date=200 Agustus 2019|accessdate=24 Agustus 2019|last1=Astuti|first1=Lutfi Dwi Puji|archive-date=2021-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210116210916/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1175784-heboh-tiket-presale-gundala-langsung-diserbu-di-hari-pertama|dead-url=no}}</ref> |
||
Memanfaatkan penayangan ''Gundala'' dan ''Twivortiare'', [[Twitter]] memasang emoji di sebelah tagar berkaitan dengan dua film itu.<ref>{{cite news|last=Djaya|first=Andi Baso|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kado-spesial-dari-twitter-untuk-gundala-dan-twivortiare|title=Kado spesial dari Twitter untuk Gundala dan Twivortiare|website=Beritagar|date=8 Agustus 2019|accessdate=19 Agustus 2019}}</ref> Tagar #Gundala sendiri menempati peringkat kelima topik terhangat Twitter Indonesia.<ref>{{ |
Memanfaatkan penayangan ''Gundala'' dan ''Twivortiare'', [[Twitter]] memasang emoji di sebelah tagar berkaitan dengan dua film itu.<ref>{{cite news|last=Djaya|first=Andi Baso|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kado-spesial-dari-twitter-untuk-gundala-dan-twivortiare|title=Kado spesial dari Twitter untuk Gundala dan Twivortiare|website=Beritagar|date=8 Agustus 2019|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2019-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20190820094122/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kado-spesial-dari-twitter-untuk-gundala-dan-twivortiare|dead-url=yes}}</ref> Tagar #Gundala sendiri menempati peringkat kelima topik terhangat Twitter Indonesia.<ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/emoji-film-gundala-joko-anwar-trending-topic-di-twitter-indonesia-efra|title=Emoji Film Gundala Joko Anwar Trending Topic di Twitter Indonesia|work=[[Tirto|Tirto.id]]|date=1 Agustus 2019|accessdate=25 Agustus 2019|language=id|archive-date=2021-02-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210211011818/https://tirto.id/emoji-film-gundala-joko-anwar-trending-topic-di-twitter-indonesia-efra|dead-url=no}}</ref> |
||
== Penayangan == |
== Penayangan == |
||
''Gundala'' ditayangkan di bioskop pada 29 Agustus 2019, bersamaan dengan ''[[Twivortiare]]''.<ref name="CNNIndonesia1"/> Film ini juga ditayangkan di bagian Midnight Madness di [[Festival Film Internasional Toronto 2019]].<ref>{{cite web|url=https://tiff.net/events/gundala|title=Gundala|publisher=Festival Film Internasional Toronto|accessdate=12 Agustus 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-tembus-toronto-international-film-festival-2019|title=Gundala di Toronto International Film Festival 2019|last=Yucki|first=Bernadetta|date=2019-09-12|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19}}</ref> [[Lembaga Sensor Film]] mengklasifikasikan film ini sebagai {{tooltip|13+|13 tahun ke atas}}.<ref>[http://lsf.go.id/publik/daftar?cari=YToxOntzOjg6ImthdGVnb3JpIjtzOjQ6ImZpbG0iO30= Daftar Sensor]. Lembaga Sensor Film. 22 Juli 2019. Diakses 12 Agustus 2019. Petunjuk: Ketik "Perburuan" pada kolom "Judul", klik "Tampilkan", kemudian klik tombol bergambar kertas yang terletak di sebelah kanan untuk mengetahui keputusan lengkap.</ref> Film ini adalah film pertama Indonesia yang menggunakan tata suara [[Dolby Atmos]].<ref>{{ |
''Gundala'' ditayangkan di bioskop pada 29 Agustus 2019, bersamaan dengan ''[[Twivortiare]]''.<ref name="CNNIndonesia1"/> Film ini juga ditayangkan di bagian Midnight Madness di [[Festival Film Internasional Toronto 2019]].<ref>{{cite web|url=https://tiff.net/events/gundala|title=Gundala|publisher=Festival Film Internasional Toronto|accessdate=12 Agustus 2019|archive-date=2023-07-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230726195322/https://tiff.net/events/gundala|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-tembus-toronto-international-film-festival-2019|title=Gundala di Toronto International Film Festival 2019|last=Yucki|first=Bernadetta|date=2019-09-12|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202184006/https://www.cultura.id/gundala-tembus-toronto-international-film-festival-2019|dead-url=no}}</ref> [[Lembaga Sensor Film]] mengklasifikasikan film ini sebagai {{tooltip|13+|13 tahun ke atas}}.<ref>[http://lsf.go.id/publik/daftar?cari=YToxOntzOjg6ImthdGVnb3JpIjtzOjQ6ImZpbG0iO30= Daftar Sensor]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Lembaga Sensor Film. 22 Juli 2019. Diakses 12 Agustus 2019. Petunjuk: Ketik "Perburuan" pada kolom "Judul", klik "Tampilkan", kemudian klik tombol bergambar kertas yang terletak di sebelah kanan untuk mengetahui keputusan lengkap.</ref> Film ini adalah film pertama Indonesia yang menggunakan tata suara [[Dolby Atmos]].<ref>{{Cite news|author1=Rochimawati|last2=Karnita|first2=Yasmin|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1153224-joko-anwar-gundala-bukan-film-superhero-tapi-jagoan-indonesia|title=Joko Anwar: Gundala Bukan Film Superhero, Tapi Jagoan Indonesia|work=[[VIVA.co.id]]|date=28 Mei 2019|accessdate=15 Agustus 2019|last1=Rochimawati|archive-date=2021-04-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210428005132/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1153224-joko-anwar-gundala-bukan-film-superhero-tapi-jagoan-indonesia|dead-url=no}}</ref> |
||
Pada hari pertama, film ini ditonton 174.013 orang.<ref>{{ |
Pada hari pertama, film ini ditonton 174.013 orang.<ref>{{Cite news|author=Zahrotustianah|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177262-hari-pertama-lampaui-target-gundala-raih-lebih-dari-174-ribu-penonton|title=Hari Pertama Lampaui Target, Gundala Raih Lebih dari 174 Ribu Penonton|work=[[VIVA.co.id]]|date=30 Agustus 2019|accessdate=12 September 2019|last1=Zahrotustianah|archive-date=2022-02-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20220225071120/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177262-hari-pertama-lampaui-target-gundala-raih-lebih-dari-174-ribu-penonton|dead-url=no}}</ref> Pada hari kedua, film ini ditonton 312.776 orang.<ref>{{Cite news|last=Permatasari|first=Adinda|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177415-baru-dua-hari-tayang-gundala-disaksikan-300-ribu-lebih-penonton|title=Baru Dua Hari Tayang, Gundala Disaksikan 300 Ribu Lebih Penonton|work=[[VIVA.co.id]]|date=31 Agustus 2019|accessdate=12 September 2019|last1=Permatasari|first1=Adinda|archive-date=2021-06-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210608212514/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177415-baru-dua-hari-tayang-gundala-disaksikan-300-ribu-lebih-penonton|dead-url=no}}</ref> Pada hari ketiga, film ini ditonton 512.566 orang.<ref>{{Cite news|author1=Zahrotustianah|last2=Budhi|first2=Aiz|url=https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177502-hari-ketiga-tayang-gundala-lewati-setengah-juta-penonton|title=Hari Ketiga Tayang, Gundala Lewati Setengah Juta Penonton|work=[[VIVA.co.id]]|date=1 September 2019|accessdate=12 September 2019|last1=Zahrotustianah|archive-date=2021-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20210202114315/https://www.viva.co.id/showbiz/film/1177502-hari-ketiga-tayang-gundala-lewati-setengah-juta-penonton|dead-url=no}}</ref> |
||
Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-review|title=Gundala Review: Lahirnya Superhero Indonesia|last=Andhika Zulkarnaen|date=2019-08-30|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19}}</ref> juga direncanakan ditayangkan di Malaysia pada 7 November 2019 bersamaan juga dengan ''Twivortiare'', tetapi batal.<ref>{{cite news|author1=Azwa Rahman|url=http://www.gempak.com/artikel/25230/filem-adiwira-indonesia-gundala-bakal-masuk-pawagam-malaysia-november-ini|title=Filem Adiwira Indonesia Gundala Bakal Masuk Pawagam Malaysia November Ini|website=gempak|date=1 Oktober 2019|accessdate=12 Oktober 2019}}</ref> |
Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-review|title=Gundala Review: Lahirnya Superhero Indonesia|last=Andhika Zulkarnaen|date=2019-08-30|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-02-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230209053753/https://www.cultura.id/gundala-review|dead-url=no}}</ref> juga direncanakan ditayangkan di Malaysia pada 7 November 2019 bersamaan juga dengan ''Twivortiare'', tetapi batal.<ref>{{cite news|author1=Azwa Rahman|url=http://www.gempak.com/artikel/25230/filem-adiwira-indonesia-gundala-bakal-masuk-pawagam-malaysia-november-ini|title=Filem Adiwira Indonesia Gundala Bakal Masuk Pawagam Malaysia November Ini|website=gempak|date=1 Oktober 2019|accessdate=12 Oktober 2019|archive-date=2019-10-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20191012061141/http://www.gempak.com/artikel/25230/filem-adiwira-indonesia-gundala-bakal-masuk-pawagam-malaysia-november-ini|dead-url=no}}</ref> |
||
== Penerimaan == |
== Penerimaan == |
||
=== Penghargaan === |
=== Penghargaan === |
||
Di Festival Film Indonesia 2019, ''Gundala'' mendapatkan 9 nominasi, setara dengan ''[[27 Steps of May]]'' arahan Ravi Bharwani dan ''[[Bebas (film)|Bebas]]'' arahan [[Riri Riza]].<ref>{{ |
Di Festival Film Indonesia 2019, ''Gundala'' mendapatkan 9 nominasi, setara dengan ''[[27 Steps of May]]'' arahan Ravi Bharwani dan ''[[Bebas (film)|Bebas]]'' arahan [[Riri Riza]].<ref>{{Cite news|url=https://hot.detik.com/celebofthemonth/movie/d-4782234/ini-nominasi-lengkap-festival-film-indonesia-2019|title=Ini Nominasi Lengkap Festival Film Indonesia 2019|work=[[Detik.com|detikcom]]|date=12 November 2019|accessdate=12 November 2019}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kemudian berikutnya di [[Piala Maya 2019]], mendapatkan 10 nominasi setara dengan film [[Joko Anwar]] lainnya, ''[[Perempuan Tanah Jahanam]]''.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200123150737-220-468045/daftar-nominasi-piala-maya-2020|title=Daftar Nominasi Piala Maya 2020|work=[[CNN Indonesia]]|date=23 Januari 2020|accessdate=9 Februari 2020|last=tim|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706223415/https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200123150737-220-468045/daftar-nominasi-piala-maya-2020|dead-url=no}}</ref> |
||
{| class="wikitable" style="font-size: 95%;" |
{| class="wikitable" style="font-size: 95%;" |
||
|- |
|- |
||
Baris 228: | Baris 370: | ||
== Sekuel == |
== Sekuel == |
||
Sebagai film pertama dari [[Jagat Sinema Bumilangit]], ''Gundala'' akan diteruskan oleh ''[[Sri Asih (film)|Sri Asih]]'' yang disutradarai [[Upi Avianto]].<ref>{{ |
Sebagai film pertama dari [[Jagat Sinema Bumilangit]], ''Gundala'' akan diteruskan oleh ''[[Sri Asih (film)|Sri Asih]]'' yang disutradarai [[Upi Avianto]] sebagai film kedua dan ''[[Virgo and The Sparklings (film)|Virgo and The Sparklings]]'' yang disutradarai [[Ody C. Harahap]] sebagai film ketiga dalam [[Jagat Sinema Bumilangit]].<ref>{{Cite news|last=Santosa|first=Lia Wanadriani|editor-last=Sari|editor-first=Heppy Ratna|url=https://www.antaranews.com/berita/1018496/setelah-film-gundala-akan-hadir-sri-asih|title=Setelah film "Gundala" akan hadir "Sri Asih"|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|date=18 Agustus 2019|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2022-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20221110184721/https://www.antaranews.com/berita/1018496/setelah-film-gundala-akan-hadir-sri-asih|dead-url=no}}</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 238: | Baris 380: | ||
* {{Rotten Tomatoes|gundala|Gundala}} |
* {{Rotten Tomatoes|gundala|Gundala}} |
||
{{Jagat Sinema Bumilangit}} |
{{Jagat Sinema Bumilangit}}{{Screenplay Bumilangit}}{{Joko Anwar}} |
||
{{Screenplay Films|state=expanded}} |
|||
{{Joko Anwar}} |
|||
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]] |
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]] |
||
[[Kategori:Film yang disutradarai Joko Anwar]] |
[[Kategori:Film yang disutradarai Joko Anwar]] |
||
[[Kategori:Jagat Sinema Bumilangit]] |
[[Kategori:Jagat Sinema Bumilangit]] |
||
[[Kategori:Film |
[[Kategori:Film laga]] |
||
[[Kategori:Film pahlawan super]] |
|||
[[Kategori:Film Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Screenplay Bumilangit]] |
Revisi terkini sejak 10 Februari 2024 12.05
Gundala | |
---|---|
Sutradara | Joko Anwar |
Produser |
|
Ditulis oleh | Joko Anwar |
Berdasarkan | Gundala oleh Hasmi |
Pemeran | |
Penata musik |
|
Sinematografer | Ical Tanjung |
Penyunting | Dinda Amanda |
Perusahaan produksi | |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 123 menit 119 menit (Toronto) |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia Jawa Kawi |
Anggaran | Rp30 miliar |
Pendapatan kotor | Rp68 miliar (perkiraan) |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 2019 |
Sinematografi Terbaik: Ical Tanjung |
Gundala adalah sebuah film pahlawan super neo-noir Indonesia tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar. Film ini adalah produksi bersama Screenplay Films, Legacy Pictures, Ideosource Entertainment, dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu Bumilangit Studios. Film ini berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala yang dibuat oleh Harya Suraminata. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh Abimana Aryasatya. Film ini akan menjadi awal dari Jagat Sinema Bumilangit (JSB) sekaligus Film superhero dari Asia tenggara yang paling terkenal. Gundala dalam bahasa Jawa yaitu "Gundolo" yang berarti Petir, sangat cocok mengingat superhero / adiwira ini memang mempunyai Kekuatan Petir. Uniknya Gundala bisa diartikan sebagai Telinga Panjang seperti sama halnya dengan sahabat Gundala yaitu Sri Asih yang juga menggunakan desain telinga panjang. Telinga panjang itu bermakna bahwa kita harus lebih menjadi pendengar daripada banyak berbicara.
Alur
[sunting | sunting sumber]Sancaka (Muzakki Ramdhan) adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka (Rio Dewanto) memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka. Sancaka disambar oleh petir lalu meretakkan tameng para pasukan bersenjata sambil memegangnya, lalu saat orang-orang ingin menolongnya, mereka semua terlempar dan tersengat petir dari tubuh Sancaka. Setahun kemudian, ibu Sancaka (Marissa Anita) pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. Dia berjanji untuk kembali keesokan harinya, tetapi tidak pernah kembali.
Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen. Suatu ketika ia dikejar dan dipukuli oleh sekelompok anak jalanan, sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Awang (Faris Fadjar Munggaran), seorang anak jalanan yang lebih tua darinya. Sancaka tinggal bersama Awang selama beberapa waktu, dan Awang melatihnya agar menguasai ilmu bela diri. Awang juga memberi pesan kepada Sancaka untuk tidak ikut campur dengan urusan orang lain jika dia ingin tetap hidup aman di jalanan. Suatu malam, Sancaka dan Awang berencana untuk berangkat ke Tenggara dengan menaiki kereta yang lewat. Ketika akhirnya ada kereta lewat, Awang melompat ke atasnya, tetapi Sancaka tidak dapat mengejar kereta, dan berakhir ditinggal sendirian lagi.
Tahun demi tahun berlalu, dan Sancaka (Abimana Aryasatya) yang sekarang sudah dewasa bekerja sebagai penjaga keamanan dan mekanik paruh waktu di sebuah pabrik percetakan. Mayoritas anggota legislatif negara yang korup dikendalikan oleh seorang mafia kejam dengan cacat fisik yang dikenal sebagai Pengkor (Bront Palarae). Pengkor memimpin pasukan anak yatim yang dibesarkan sebagai pembunuh dan memanggilnya sebagai "Bapak". Pengkor mendapat perlawanan dari anggota legislatif Ridwan Bahri (Lukman Sardi). Pengkor dan anak buahnya melakukan rencana jahat dengan cara meracuni persediaan beras nasional dengan serum yang menargetkan wanita hamil, dan dikabarkan bisa mempengaruhi otak janin, membuat anak yang lahir tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengacaukan moral mereka. Pengkor mengatur agar tindakan memberi racun tersebut terekam oleh kamera video dan dirilis melalui media. Hal ini menyebabkan histeria massal di masyarakat, yang kemudian menuntut anggota legislatif untuk melepaskan penawar racun yang sebenarnya belum teruji dan diformulasikan oleh perusahaan farmasi kepada publik. Perdebatan ini membagi dewan legislatif menjadi dua kubu: satu dipimpin oleh Ridwan dan rekan-rekan 'Rumah Perdamaian' yang ingin mengeluarkan undang-undang untuk mendistribusikan penawar racun tersebut, sedangkan kubu lain yang dikendalikan oleh Pengkor menentang pendistribusian penawar racun.
Suatu hari, Sancaka membantu tetangganya, Wulan (Tara Basro) melawan beberapa preman yang mengganggunya. Para preman membalas dengan menyerangnya di malam hari saat ia tengah bekerja di pabrik dan berusaha untuk membunuhnya dengan cara melemparkan Sancaka dari atap pabrik. Setelah tubuh Sancaka jatuh ke tanah, sambaran petir menyambar tubuhnya dan menghidupkannya kembali, serta memberinya kekuatan manusia super.
Wulan memimpin sekelompok pedagang pasar untuk memberontak melawan para preman yang mengganggu mereka. Suatu saat, Sancaka kebetulan berada di sekitar pasar tersebut dan akhirnya bertarung dan mengalahkan 30 orang preman dengan kekuatannya. Wulan meminta Sancaka untuk bergabung dengan kelompoknya agar bisa mempertahankan pasar. Namun, Sancaka menolak, dengan alasan bahwa ia belum yakin bahwa dia adalah pahlawan yang mereka butuhkan.
Para preman membalas dengan cara membakar pasar. Kesengsaraan dan keputusasaan para pedagang pasar meyakinkan Sancaka untuk bangkit membela mereka. Dengan bantuan Wulan, Tedy—adik lelaki Wulan—, dan Pak Agung (Pritt Timothy)—teman Sancaka sesama penjaga keamanan—, Sancaka belajar mengendalikan kekuatannya dan menciptakan kostum darurat untuk memanfaatkan kekuatan petir di dalam dirinya. Dengan itu, Sancaka mulai bertarung dan mengalahkan para penjahat, menginspirasi orang-orang sebagai simbol harapan untuk bangkit dan berdiri bersama untuk mempertahankan diri dari serangan para penjahat.
Salah satu preman membelot dan memberi tahu Sancaka dan Wulan bahwa mereka menyaksikan seorang pemain biola terkenal, Adi Sulaiman (Rendra Bagus Pamungkas) ada di pasar pada saat kebakaran terjadi. Ia mencurigai Adi sebagai dalang dibalik pembakaran itu. Sancaka menemui Adi untuk meminta alasan mengapa ia membakar pasar, tetapi Adi yang tampaknya lemah ternyata adalah seorang yang beringas dan menyerang Sancaka dengan busur biolanya. Tato yang dimiliki Adi mengungkapkan bahwa dirinya adalah salah satu "anak" yatim piatu Pengkor yang berjuluk Sang Penggubah. Saat menghindari serangan Sancaka, Adi tertabrak oleh bus yang kebetulan lewat.
Kepahlawanan Sancaka dan kematian Adi membuat Pengkor dan rekannya (Ario Bayu) marah. Pengkor melepaskan para "anak" yatim piatunya yang ternyata menjadi agen mata-mata di banyak posisi di seluruh negara, diantaranya adalah Sang Pelajar, Desti Nikita (Asmara Abigail); Sang Peraga, Mutiara Jenar (Kelly Tandiono); Sang Perawat, Cantika (Hannah Al Rashid); Sang Penempa, Tanto Ginanjar (Daniel Adnan); Sang Peracik, Jack Mandagi (Andrew Suleiman); Sang Pembisik, Kamal Atmaja (Ari Tulang); Sang Pemahat, Sam Buadi (Aming); Sang Pelukis, Kanigara (Cornelio Sunny); dan Sang Penari, Swarabatin (Cecep Arif Rahman). Para "anak" Pengkor tersebut berhasil membunuh sejumlah anggota Rumah Perdamaian. Namun saat Swarabatin hendak membunuh Ridwan, Sancaka muncul dan mengalahkannya.
Dewan legislatif akhirnya mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) penawar racun beras itu yang membuat masyarakat gembira. Namun, ketika hasil tes dari laboratorium Rumah Perdamaian sampai di tangan Ridwan, baru diketahui bahwa Pengkor telah menipunya selama ini. Beras yang telah terkena racun sebenarnya tidak mematikan, tetapi penawar racunnya justru mematikan. Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa perusahaan farmasi yang memproduksi penawar racun tersebut ternyata dimiliki oleh Pengkor. Ridwan mencoba menghubungi Sancaka untuk memintanya menghentikan distribusi penawar racun, tetapi Pengkor dan "anak-anak"nya telah terlebih dahulu menyerang Sancaka di pabrik sebelum ia dapat pergi untuk menghentikan pendistribusian penawar racun.
Pertempuran Sencaka dengan para "anak" Pengkor berlanjut hingga di atap pabrik, tempat Pengkor menahan Pak Agung, Wulan, dan Tedy dengan tujuan membunuh mereka di depan Sancaka. Kamal sempat menghipnosis Sancaka, namun teriakan Wulan menyadarkannya. Sancaka akhirnya berhasil melepaskan kekuatan petirnya dari dalam dirinya dan mengalahkan sebagian besar "anak-anak" Pengkor. Ia berhasil menyelamatkan Wulan dan Tedy, tetapi Pak Agung dibunuh oleh salah satu "anak" Pengkor. Sancaka pun membunuh hampir semua "anak-anak" Pengkor, kecuali Kanigara yang berhasil kabur. Ketika Pengkor hendak menyerang Sancaka dari belakang, Ridwan datang dan menembak Pengkor dengan pistol. Ketika tengah sekarat, Pengkor sempat menyatakan bahwa dialah satu-satunya yang berhasil menyatukan rakyat dan dewan legislatif.
Sancaka bergegas menghentikan distribusi obat penawar itu. Sancaka menyusul sebuah mobil distribusi dan mencoba menghentikannya. Namun, ia justru ditembak oleh sang pengemudi. Untungnya, mobil tersebut secara supernatural dihentikan oleh seorang wanita misterius (Pevita Pearce). Sancaka pun memegang sebuah botol obat penawar, dan menggunakan kekuatan petirnya untuk memecahkan semua botol obat penawar racun yang ada di kota.
Sementara itu, rekan Pengkor membongkar sebuah makam kuno yang terkubur di dalam dinding museum kota sambil membawa sebuah wadah tersegel berisi kepala orang tua yang telah terpenggal dari tubuhnya. Menggunakan darah Sancaka yang ia ambil sebelumnya dari salah satu perkelahian, ia menggabungkan tubuh dan kepala tersebut dalam wadah tersegel itu. Proses tersebut membangkitkan Ki Wilawuk (Sujiwo Tejo), iblis yang kuat dari zaman kuno. Rekan Pengkor tersebut mengungkapkan dirinya sebagai Ghazul dan mengatakan kepada Ki Wilawuk bahwa musuh telah datang. Ghazul memanggil sang musuh tersebut sebagai "Gundala" ('Guntur' dalam bahasa Jawa kuno). Ki Wilawuk memerintahkan Ghazul untuk mengumpulkan tentaranya, karena perang besar akan datang.
Dalam adegan mid-credit, Gundala bertemu Ridwan di atap dan mengucapkan terima kasih atas kostum pemberiannya yang telah di-upgrade dan lebih canggih. Ridwan mengatakan bahwa kostum baru itu berasal "dari rakyat". Dari kejauhan, wanita misterius yang sebelumnya menghentikan mobil pembawa obat penawar racun tengah mengamati mereka. Ia disebut oleh rekannya sebagai pahlawan super Sri Asih.
Pemeran
[sunting | sunting sumber]Nama | Peran |
---|---|
Abimana Aryasatya | Sancaka / Gundala |
Muzakki Ramdhan | Sancaka Kecil |
Bront Palarae | Pengkor |
Tara Basro | Sedhah Esti Wulan |
Lukman Sardi | Ridwan Bahri |
Ario Bayu | Ghani Zulham / Ghazul |
Pritt Timothy | Agung |
Bima Sena | Teddy |
Rio Dewanto | Sangaji / Bapak Sancaka |
Marissa Anita | Ibu Sancaka |
Faris Fadjar | Awang |
Donny Alamsyah | Fadli Aziz |
Dea Panendra | Bonita (mempelai Fadli Aziz) |
Tanta Ginting | Ito Marbun |
Kiki Narendra | Nemo |
Ramadhan Al Rasyid | Gunadi |
Arswendi Bening Swara | Ferry Dani |
Aqi Singgih | Ganda Hamdan |
Zidni Hakim | Dirga Utama |
Putri Ayudya | Indira Rahayu |
Cecep Arif Rahman | Swara Batin (Penari) |
Hannah Al Rasyid | Cantika (Dokter Bedah) |
Asmara Abigail | Desti Nikita (Mahasiswi) |
Andrew Suleiman | Jack Mandagi (Chef) |
Daniel Adnan | Tanto Ginanjar (Pandai Besi) |
Kelly Tandiono | Mutiara Jenar (Model) |
Rendra Bagus Pamungkas | Adi Sulaiman (Pemain Biola) |
Ari Tulang | Kamal Atmaja (Hipnoterapis) |
Aming Sugandhi | Sam Buadi (Pemahat) |
Cornelio Sunny | Kanigara (Pelukis) |
Pevita Pearce | Sri Asih |
Sudjiwo Tedjo | Ki Wilawuk |
Abirama Putra | Sadha |
Makayla Rose | Sasha |
Dimas Danang | Hasbi (asisten Ridwan Bahri) |
Willem Bevers | Prakoso |
Eduwart Manalu | Agus |
Della Dartyan | Nila Umaya (istri Agus) |
Indra Brasco | Rudi Santosa |
Paul Agusta | Politikus |
Alim Sudio | |
Ical Tanjung | |
Maera Panigoro | |
Natalius Chendana | Lelaki Kaya |
Djenar Maesa Ayu | Perempuan Kaya |
Wina Marrino | Istri Ridwan Bahri |
Kevin Ardilova | Anak Ridwan Bahri |
Dewi Pakis | Ibu Pedagang Beras |
Maria Oentoe | Istri Pemilik Toko Elektronik |
Nazyra C. Noer | Ibu Hamil |
Khiva Iskak | Laki-laki Nerdy |
Zack Lee | Arjuna |
Produksi
[sunting | sunting sumber]Pengembangan
[sunting | sunting sumber]Bumilangit Studios sebagai pemilik kekayaan intelektual Gundala telah mengembangkan ide membuat film Gundala sejak 2008. Bumilangit Studios yang saat itu bernama Bumi Langit Pictures bekerja sama dengan Graha Media Visi dalam produksi film ini. Direncanakan film ini akan disutradarai Alex J. Simal dan dibintangi Sandy Mahesa, Amelia Dinati, Dharma Suchdi, Chandra Gahli, dan Reina Abidin. Film ini direncanakan akan ditayangkan pada Juni 2009, tetapi rencana produksi tersebut menghilang ditelan angin.[1] Pada tahun 2010, terjadi kebohongan (hoax) yang dilakukan oleh Iskandar Salim, seorang fotografer dan desainer grafis yang menciptakan materi promosi untuk film yang tidak dibuat tentang Gundala. Salim memperhatikan bahwa belum pernah ada film yang menampilkan pahlawan super Indonesia dan ingin memulai debat publik tentang masalah ini. Dia membuat situs web resmi, halaman Facebook, poster, dan foto-foto ditampilkan yang diduga memperlihatkan film yang sedang dibuat. Sebagai hasil dari perhatian yang dihasilkan oleh tipuan, pencipta Gundala, Hasmi, terlibat dalam negosiasi untuk menghasilkan film nyata berdasarkan karakter ciptaannya itu.[2] Produksi film ini kemudian terdengar kembali tatkala Erick Thohir dari Mahaka Pictures memproduksi film ini dengan Hanung Bramantyo sebagai sutradara.[3] Rencananya, film ini dijadwalkan akan ditayangkan pada 2016.[4] Proses produksi tidak menemui kepastian sebelum akhirnya digantikan oleh Joko Anwar pada 2018. Keterlibatan Joko Anwar sebagai sutradara film ini bermula dari sebuah status yang diunggah Joko di Instagram pada 18 Januari 2018 yang menampilkan gambar sayap perak.[5] Kemudian pada 4 April 2018, Joko Anwar diumumkan sebagai penulis dan sutradara untuk film tersebut.
Joko Anwar mengakui bahwa proses penulisan naskah film Gundala adalah pekerjaan tersulit selama kariernya. Dia biasanya menghabiskan 1-2 bulan untuk proses penulisan naskah, tetapi akhirnya menghabiskan 7 bulan untuk proyek ini. Menafsirkan kembali asal mula dari komiknya tahun 1969, ia menyusun ulang cerita itu dengan cara yang dapat menarik kaum milenial dan centenial. Komik dan catatan Hasmi tentang Gundala membantunya menulis naskah.[6] Film ini menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar.[7]
Praproduksi
[sunting | sunting sumber]Joko Anwar merasa bahwa Abimana Aryasatya adalah aktor yang sempurna untuk memerankan Sancaka alias Gundala karena auranya yang lemah lembut namun kuat. Setelah beberapa upaya, Joko berhasil meyakinkan Abimana dan akhirnya ia pun menerima tawaran itu.[8] Sebelumnya Joko menjanjikan akan ada pemeran kejutan yang diumumkan.[9]
Kostum Gundala adalah upaya kerja tim antara Iwan Nazif (Bumilangit Creative Engine) dan Chris Lie (Caravan Studio). Produksi tersebut ditangani oleh Quantum Creations FX yang berbasis di Los Angeles, yang menggarap Daredevil, Watchmen, Supergirl, The Hunger Games, Star Trek, dan Iron Man.[10]
Pembuatan film
[sunting | sunting sumber]Produksi film ini melibatkan 1.800 pemain dan pengambilan gambar dilakukan di 70 lokasi yang berbeda di Indonesia. Penggarapan film ini memakan waktu hingga dua tahun.[11] Selama produksi film, Joko melarang semua pemain untuk menonton film lain untuk dijadikan rujukan bagi film ini.[12] Dalam menulis film, Joko sempat merasa sulit saat mencari tempat yang nyaman untuk menulis naskah sebelum akhirnya berhasil menemukan tempat yang dicari yaitu museum dan kuburan.[13]
Pascaproduksi
[sunting | sunting sumber]Pascaproduksi dimulai pada November 2018 dan selesai sekitar Juni 2019. Film Gundala[14] melibatkan banyak pekerja film di Indonesia, salah satunya adalah Khikmawan Santosa. Gundala adalah salah satu proyek terakhirnya sebelum ia meninggal pada 11 Mei 2019.[15]
Lagu pengiring
[sunting | sunting sumber]Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju akhir dunia.[16] Warner Music Indonesia menerbitkan album jalur suara berisi sembilan lagu yang terpilih dari sekitar tiga ratus lagu yang didaftarkan lewat tagar #GundalaSongTribute.[17]
Pemasaran
[sunting | sunting sumber]Video tampilan pertama film Gundala ditampilkan di Indonesia Comic Con pada 28 Oktober 2018.[18] Teaser pertama dirilis di akun YouTube resmi Screenplay Films pada 12 April 2019. Sebulan kemudian, poster resmi tersebut terungkap pada 28 Mei 2019.[19]
Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, M&C! dan penerbit Koloni akan menerbitkan dua jenis komik Gundala, versi remastering dari komik klasik Gundala (diterbitkan pada Juli 2019) dan adaptasi komik Gundala dari kisah yang disampaikan dalam film (diterbitkan pada Agustus 2019). Versi remastering menargetkan penggemar komik Gundala asli pada tahun 1970-an dan 1980-an dan kolektor komik sekolah tua Indonesia, sedangkan versi adaptasi menargetkan generasi milenium Indonesia yang tidak mengetahui karakter Gundala sebelumnya. Komik Gundala juga akan tersedia dalam bentuk digital di Line Webtoon, menargetkan remaja Indonesia yang sering mengakses platform. Koloni, bersama dengan Gramedia Pustaka Utama dan Bumilangit, juga akan mengadakan beberapa roadshow di seluruh Indonesia. Roadshow film Gundala dimulai pada 15 Juni 2019 di Jakarta.[20] Dilaporkan pembelian tiket awal untuk bioskop yang didukung format suara Dolby Atmos sudah laris manis dibeli penonton.[21]
Memanfaatkan penayangan Gundala dan Twivortiare, Twitter memasang emoji di sebelah tagar berkaitan dengan dua film itu.[22] Tagar #Gundala sendiri menempati peringkat kelima topik terhangat Twitter Indonesia.[23]
Penayangan
[sunting | sunting sumber]Gundala ditayangkan di bioskop pada 29 Agustus 2019, bersamaan dengan Twivortiare.[20] Film ini juga ditayangkan di bagian Midnight Madness di Festival Film Internasional Toronto 2019.[24][25] Lembaga Sensor Film mengklasifikasikan film ini sebagai 13+.[26] Film ini adalah film pertama Indonesia yang menggunakan tata suara Dolby Atmos.[27]
Pada hari pertama, film ini ditonton 174.013 orang.[28] Pada hari kedua, film ini ditonton 312.776 orang.[29] Pada hari ketiga, film ini ditonton 512.566 orang.[30]
Gundala[31] juga direncanakan ditayangkan di Malaysia pada 7 November 2019 bersamaan juga dengan Twivortiare, tetapi batal.[32]
Penerimaan
[sunting | sunting sumber]Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Di Festival Film Indonesia 2019, Gundala mendapatkan 9 nominasi, setara dengan 27 Steps of May arahan Ravi Bharwani dan Bebas arahan Riri Riza.[33] Kemudian berikutnya di Piala Maya 2019, mendapatkan 10 nominasi setara dengan film Joko Anwar lainnya, Perempuan Tanah Jahanam.[34]
Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|
Festival Film Indonesia 2019 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Abimana Aryasatya | Nominasi |
Skenario Adaptasi Terbaik | Joko Anwar | Nominasi | |
Penata Musik Terbaik | Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Merle | Nominasi | |
Penata Suara Terbaik | Khikmawan Santosa, Anhar Moha | Menang | |
Pengarah Artistik Terbaik | Wencislaus de Rozari | Nominasi | |
Pengarah Sinematografi Terbaik | Ical Tanjung | Menang | |
Penata Rias Terbaik | Darwyn Tse | Nominasi | |
Penata Busana Terbaik | Isabelle Patrice | Nominasi | |
Penata Efek Visual Terbaik | Abby Eldipie | Menang | |
Piala Maya 2019 | Aktor Utama Pria Terpilih | Abimana Aryasatya | Nominasi |
Aktor Utama Cilik/Remaja Terpilih | Muzakki Ramdhan | Menang | |
Penampilan Singkat Nan Berkesan (Piala Arifin C. Noer) | Pevita Pearce | Nominasi | |
Tata Kamera Terpilih | Ical Tanjung | Nominasi | |
Tata Suara Terpilih | Khikmawan Santosa, Mohamad Ikhsan, dan Anhar Moha | Menang | |
Tata Musik Terpilih | Aghi Narottama, Bemby Gusti, dan Tony Merle | Nominasi | |
Tata Kostum Terpilih | Isabelle Patrice | Nominasi | |
Tata Artistik Terpilih | Wencislaus de Rozari | Nominasi | |
Tata Efek Khusus Terpilih | Abby Eldipie | Nominasi | |
Desain Poster Terpilih | Caravan Studio | Nominasi |
Sekuel
[sunting | sunting sumber]Sebagai film pertama dari Jagat Sinema Bumilangit, Gundala akan diteruskan oleh Sri Asih yang disutradarai Upi Avianto sebagai film kedua dan Virgo and The Sparklings yang disutradarai Ody C. Harahap sebagai film ketiga dalam Jagat Sinema Bumilangit.[35]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sugihardiyah, Rita (21 Mei 2008). "Gundala Putra Petir Beraksi Lagi!". Kapan Lagi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-21. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ Post, The Jakarta. "Holding on for a superhero". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Suhendra, Ichsan (25 September 2014). Kamil, Ati, ed. "Gundala Putra Petir Sempat Bikin Hanung Bramantyo Patah Arang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-28. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ Djaya, Andi Baso (21 September 2014). "Film Gundala Putra Petir tayang 2016". Beritagar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-19. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ Pangerang, Andi Muttya Keteng (19 Januari 2018). Dewi, Bestari Kumala, ed. "Joko Anwar Dikabarkan Garap Film Superhero Gundala Putra Petir". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-02. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ Setiawan, Tri Susanto. Pangerang, Andi Muttya Keteng, ed. "Joko Anwar Ramu Cerita Gundala Lewat Catatan Pribadi Mendiang Hasmi". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-07. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Sidik, Syahrizal (30 Mei 2019). "Garap Film Gundala, VIVA Rogoh Dana Rp 30 M Lebih". CNBC Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-12. Diakses tanggal 23 Agustus 2019.
- ^ Liputan6.com (2018-10-29). Nurul, Meiristica, ed. "Sempat Tolak Tawaran Main Film Gundala, Abimana Aryasatya Dapat Teror". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-12. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Andarningtyas, Natisha (28 Mei 2019). Pasaribu, Alviansyah, ed. ""Gundala" janjikan karakter kejutan". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 15 Agustus 2019.
- ^ Sundari, Zulfa Ayu (2019-05-29). Saputra, Rizky Aditya, ed. "Kostum Gundala Dibuat di Tempat Kostum Superhero Marvel". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ "Luar Biasa, Gundala Libatkan 1.800 Pemain di 70 Lokasi Syuting". Okezone.com. 30 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-20. Diakses tanggal 15 Agustus 2019.
- ^ Santosa, Lia Wanadriani (20 Juli 2019). Santoso, Imam, ed. "Joko Anwar larang pemain "Gundala" tengok film lain". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-06. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ Astuti, Lutfi Dwi Puji (15 Juni 2019). "Tulis Naskah Film Gundala, Joko Anwar Keluar Masuk Museum dan Kuburan". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-23. Diakses tanggal 24 Agustus 2019.
- ^ Pang, Albert (2019-04-13). "Gundala: Film Adaptasi Superhero Asli Indonesia". Cultura Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-02. Diakses tanggal 2020-01-19.
- ^ Octaviany, Devy. "'Gundala' Jadi Salah Satu Proyek Film Terakhir Khikmawan Santosa". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Riantrisnanto, Ruly (2019-06-17). Saputra, Rizky Aditya, ed. "Makna Lagu The End of The World di Film Gundala". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-02. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Yanuar, Elang Riki (24 Agustus 2019). "Kotak hingga Anggota Jogja Hip Hop Foundation Isi Soundtrack Film Gundala". Medcom.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-23. Diakses tanggal 25 Agustus 2019.
- ^ Liputan6.com (2018-10-28). Ayuningtyas, Rita, ed. "Pemeran Utama Film Gundala Diperkenalkan di Indonesia Comic Con". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-19. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Tim. "'Gundala' Tayang di Bioskop 29 Agustus 2019". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-30. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ a b Riantrisnanto, Ruly (2019-06-17). Saputra, Rizky Aditya, ed. "Cerita Film Gundala Bakal Dituangkan ke dalam Komik". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ Astuti, Lutfi Dwi Puji (200 Agustus 2019). "Heboh Tiket Presale Gundala Langsung Diserbu di Hari Pertama". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 24 Agustus 2019.
- ^ Djaya, Andi Baso (8 Agustus 2019). "Kado spesial dari Twitter untuk Gundala dan Twivortiare". Beritagar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-20. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
- ^ "Emoji Film Gundala Joko Anwar Trending Topic di Twitter Indonesia". Tirto.id. 1 Agustus 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-11. Diakses tanggal 25 Agustus 2019.
- ^ "Gundala". Festival Film Internasional Toronto. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-26. Diakses tanggal 12 Agustus 2019.
- ^ Yucki, Bernadetta (2019-09-12). "Gundala di Toronto International Film Festival 2019". Cultura Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2020-01-19.
- ^ Daftar Sensor[pranala nonaktif permanen]. Lembaga Sensor Film. 22 Juli 2019. Diakses 12 Agustus 2019. Petunjuk: Ketik "Perburuan" pada kolom "Judul", klik "Tampilkan", kemudian klik tombol bergambar kertas yang terletak di sebelah kanan untuk mengetahui keputusan lengkap.
- ^ Rochimawati; Karnita, Yasmin (28 Mei 2019). "Joko Anwar: Gundala Bukan Film Superhero, Tapi Jagoan Indonesia". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-28. Diakses tanggal 15 Agustus 2019.
- ^ Zahrotustianah (30 Agustus 2019). "Hari Pertama Lampaui Target, Gundala Raih Lebih dari 174 Ribu Penonton". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-25. Diakses tanggal 12 September 2019.
- ^ Permatasari, Adinda (31 Agustus 2019). "Baru Dua Hari Tayang, Gundala Disaksikan 300 Ribu Lebih Penonton". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-08. Diakses tanggal 12 September 2019.
- ^ Zahrotustianah; Budhi, Aiz (1 September 2019). "Hari Ketiga Tayang, Gundala Lewati Setengah Juta Penonton". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-02. Diakses tanggal 12 September 2019.
- ^ Andhika Zulkarnaen (2019-08-30). "Gundala Review: Lahirnya Superhero Indonesia". Cultura Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-09. Diakses tanggal 2020-01-19.
- ^ Azwa Rahman (1 Oktober 2019). "Filem Adiwira Indonesia Gundala Bakal Masuk Pawagam Malaysia November Ini". gempak. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-12. Diakses tanggal 12 Oktober 2019.
- ^ "Ini Nominasi Lengkap Festival Film Indonesia 2019". detikcom. 12 November 2019. Diakses tanggal 12 November 2019.[pranala nonaktif permanen]
- ^ tim (23 Januari 2020). "Daftar Nominasi Piala Maya 2020". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-06. Diakses tanggal 9 Februari 2020.
- ^ Santosa, Lia Wanadriani (18 Agustus 2019). Sari, Heppy Ratna, ed. "Setelah film "Gundala" akan hadir "Sri Asih"". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-10. Diakses tanggal 19 Agustus 2019.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi
- Gundala di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Gundala di Rotten Tomatoes (dalam bahasa Inggris)