Lompat ke isi

Mas Pardi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan KASAL menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(26 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11: Baris 11:
|birth_date = {{birth date|1901|10|1|df=y}}
|birth_date = {{birth date|1901|10|1|df=y}}
|death_date = {{Death date and age|1968|8|13|1901|10|1}}
|death_date = {{Death date and age|1968|8|13|1901|10|1}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Ambarawa]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Ambarawa]], [[Keresidenan Semarang]], [[Hindia Belanda]]
|death_place = {{negara|Indonesia}}
|death_place = [[Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|party =
Baris 20: Baris 20:
|religion =
|religion =
|signature =
|signature =
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|allegiance = [[Indonesia]]
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AL.png|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
|rank = [[Berkas:Pdu laksdatni staf.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
|rank = [[Berkas:Pdu laksdatni staf.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
|serviceyears = 1945 -
|serviceyears = 1945 - 1957
|unit = Korps Pelaut
|unit = Korps Pelaut
|battles =
|battles =
|honorific-prefix=[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
}}
}}
[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Mas Pardi''' ({{lahirmati|[[Ambarawa]], [[Jawa Tengah]]|1|10|1901||13|8|1968}}) adalah pendiri dan sekaligus pemimpin dari [[BKR]] Laut pusat, yang merupakan cikal bakal dari [[TNI Angkatan Laut]]. Pada tanggal [[10 September]] [[1945]] BKR laut diubah namanya menjadi [[TKR]] Laut. Pada saat itu jabatan Mas Pardi masih bernama Kepala Staf Umum TKR Laut.<ref>{{cite book|title=Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut 1945-1949|authors=Sub Direktorat Sejarah TNI-AL|year=1987}}</ref>
[[Laksamana (Indonesia)|Laksamana]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Mas Pardi''' ({{lahirmati|[[Ambarawa]], [[Jawa Tengah]]|1|10|1901|[[Semarang]], [[Jawa Tengah]]|13|8|1968}}) adalah pendiri dan sekaligus pemimpin dari [[BKR]] Laut pusat, yang merupakan cikal bakal dari [[TNI Angkatan Laut]]. Mas Pardi juga terkenal sebagai "[[Bapak Pelayaran Indonesia]]" dengan banyak mendirikan sekolah maritim pada saat itu. Pada tanggal 10 September 1945, BKR laut diubah namanya menjadi [[TKR]] Laut. Pada saat itu jabatan Mas Pardi masih bernama Kepala Staf Umum TKR Laut. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya namanya diabadikan menjadi salah satu gedung yang ada di [[Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang]] dan [[Akademi Angkatan Laut]].

Namanya diabadikan di salah satu gedung yang ada di [[Akademi Angkatan Laut]], [[TNI]] [[TNI Angkatan Laut|Angkatan Laut]].<ref>{{cite web|url=http://www.aal.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=397:akademi-angkatan-laut-peringati-maulid-nabi-muhammad-saw-1433-hijriyah|title=Keluarga Besar Akademi Angkatan Laut (AAL) memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1433 Hijriyah/2012 Masehi di Gedung Mas Pardi, AAL, Bumimoro, Surabaya|date=8 Februari 2012|publisher=Akademi Angkatan Laut|work=www.aal.ac.id|accessdate=4 November 2013}}</ref>


== Bapak Ilmu Pelayaran ==
== Bapak Ilmu Pelayaran ==
Mas Pardi sudah aktif dalam dunia pelayaran sejak masa penjajahan Belanda. Masuknya Jepang pada tahun 1942 ke Indonesia, Mas Pardi yang termasuk sebagai Pelaut Senior di kalangan pribumi melanjutkan kariernya ke Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang dibentuk oleh Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Bersama dengan [[Sudomo]], [[Ali Sadikin]], dan [[RE Martadinata]], yang merupakan murid-muridnya di SPT, Mas Pardi aktif menjadi instruktur untuk para pelaut muda. Menjelang kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Mas Pardi dan barisan pelaut atau bahariwan Indonesia turut mengawal pembacaan Teks Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 bersama Barisan Pelopor. Pada 10 September 1945, Mas Pardi menggalang kembali bahariwan Indonesia yang tercecer dalam suatu wadah bernama BKR Laut. Badan ini yang kemudian bertransformasi menjadi TKR Laut dan turut serta dalam menggelar aksi pertempuran melawan Sekutu/Belanda baik di laut maupun darat di berbagai daerah Indonesia.<ref>[http://maritimnews.com/mengenal-sosok-mas-pardi-bapak-ilmu-pelayaran/ "Sosok Mas Pardi, Bapak Ilmu Pelayaran"]</ref>
Mas Pardi sudah aktif dalam dunia pelayaran sejak masa penjajahan Belanda. Masuknya Jepang pada tahun 1942 ke Indonesia, Mas Pardi yang termasuk sebagai Pelaut Senior di kalangan pribumi melanjutkan kariernya ke Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang dibentuk oleh Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang saat ini institusinya bernama [[Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang]].


Bersama dengan [[Sudomo]], [[Ali Sadikin]], [[RE Martadinata]],[[Yos Sudarso]], yang merupakan murid-muridnya di SPT Semarang, Mas Pardi aktif menjadi instruktur untuk para pelaut muda. Menjelang kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Mas Pardi dan barisan pelaut atau bahariwan Indonesia turut mengawal pembacaan Teks Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 bersama Barisan Pelopor.
=== Pasukan BKR Laut ===
Setelah merampungkan keorganisasian TKR Laut, Mas Pardi yang termasuk kalangan sepuh (seusia dengan Bung Karno) digantikan oleh [[Mohammad Nazir]] sebagai pucuk pimpinan badan pertahanan matra laut. Selanjutnya, Mas Pardi aktif kembali dalam dunia pendidikan pelaut dan bekerja di jawatan pelayaran di [[Yogyakarta]]. Pasca pengakuan kedaulatan, pemerintahan Indonesia tengah berbenah dalam memperbaiki struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam tubuh Angkatan Laut. Seiring dengan dibangunnya IAL – Institut Angkatan Laut (sekarang [[AAL]]) pada tahun 1953, Bung Karno sudah mencanangkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar. Pidatonya yang terkenal saat peresmian IAL ialah sebagai berikut: "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya…, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri".


Pada 10 September 1945, Mas Pardi menggalang kembali bahariwan Indonesia yang tercecer dalam suatu wadah bernama BKR Laut. Badan ini yang kemudian bertransformasi menjadi TKR Laut dan turut serta dalam menggelar aksi pertempuran melawan Sekutu/Belanda baik di laut maupun darat di berbagai daerah Indonesia.<ref>[http://maritimnews.com/mengenal-sosok-mas-pardi-bapak-ilmu-pelayaran/ "Sosok Mas Pardi, Bapak Ilmu Pelayaran"]</ref>
Pada tahun yang sama, atas usulan Mas Pardi, Badan Diklat Perhubungan Republik Indonesia mendirikan Akademi Ilmu Pelayaran yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc) dengan 2 jurusan antara lain: Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III) dengan lama pendidikan 3-4 tahun. Baru pada 27 Februari 1957, AIP diresmikan oleh [[Bung Karno]]. Saat itu juga menjadi Akademi Pelayaran Pertama di Indonesia dengan lokasi kampus yang berada di Jl. Gunung Sahari, Mangga Dua Ancol, [[Jakarta Utara]]. Mas Pardi pun ditunjuk sebagai juga sebagai pengajar di AIP. Sementara kepala AIP pertama ialah HP Kalangi, seorang Indo Belanda yang aktif juga dalam dunia kepelautan. Tugas lembaga pendidikan ini hanya satu yaitu menyiapkan SDM Pelaut Indonesia yang andal dan terampil, sebagaimana isi pidato Bung Karno pada saat meresmikan IAL. Berdasarkan pengalamannya di dunia pelayaran sejak zaman [[Belanda]] dan [[Jepang]], hingga menjadi pimpinan BKR Laut, Mas Pardi meletakan sendi-sendi kepelautan [[Indonesia]]. Hal itu menjadi jembatan lintas zaman sejak masa [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] hingga masa kemerdekaan yang bercita-cita menjadi negara maritim atau Mercusuar Dunia.


== Referensi ==
== Pasukan BKR Laut ==
Setelah merampungkan keorganisasian TKR Laut, Mas Pardi yang termasuk kalangan sepuh (seusia dengan Bung Karno) digantikan oleh [[Mohammad Nazir]] sebagai pucuk pimpinan badan pertahanan matra laut. Selanjutnya, Mas Pardi aktif kembali dalam dunia pendidikan pelaut dan bekerja di jawatan pelayaran di [[Yogyakarta]]. Pasca pengakuan kedaulatan, pemerintahan Indonesia tengah berbenah dalam memperbaiki struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam tubuh Angkatan Laut. Seiring dengan dibangunnya IAL – Institut Angkatan Laut (sekarang [[AAL]]) pada tahun 1953, Bung Karno sudah mencanangkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar.


Pidatonya yang terkenal saat peresmian IAL ialah sebagai berikut: "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya…, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri".

==Meninggal Dunia==
Beliau wafat di Poliklinik SPM Semarang, Jawa Tengah karena sakit dalam usia 66 tahun, hari Selasa tanggal 13 Agustus 1968 jam 18.45 WIB.<ref>{{Cite book|date=1973|title=Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945 - 1950.|location=Jakarta|publisher=Dinas Sejarah TNI-AL|pages=768|url-status=live}}</ref> Makam beliau dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2012.

== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


Baris 48: Baris 53:
{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}


{{Kepala Staf TNI Angkatan Laut}}
{{indo-bio-stub}}


[[Kategori:Kepala Staf TNI Angkatan Laut]]
[[Kategori:Kepala Staf TNI Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]


{{Indo-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 5 Februari 2024 02.21

Mas Pardi
Kepala Staf Umum TKR Laut ke-1
Masa jabatan
1945 – 1946
PresidenSukarno
Informasi pribadi
Lahir(1901-10-01)1 Oktober 1901
Ambarawa, Keresidenan Semarang, Hindia Belanda
Meninggal13 Agustus 1968(1968-08-13) (umur 66)
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Laut
Masa dinas1945 - 1957
Pangkat Laksamana Muda TNI
SatuanKorps Pelaut
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Laksamana TNI (Purn.) Mas Pardi (1 Oktober 1901 – 13 Agustus 1968) adalah pendiri dan sekaligus pemimpin dari BKR Laut pusat, yang merupakan cikal bakal dari TNI Angkatan Laut. Mas Pardi juga terkenal sebagai "Bapak Pelayaran Indonesia" dengan banyak mendirikan sekolah maritim pada saat itu. Pada tanggal 10 September 1945, BKR laut diubah namanya menjadi TKR Laut. Pada saat itu jabatan Mas Pardi masih bernama Kepala Staf Umum TKR Laut. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya namanya diabadikan menjadi salah satu gedung yang ada di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dan Akademi Angkatan Laut.

Bapak Ilmu Pelayaran

[sunting | sunting sumber]

Mas Pardi sudah aktif dalam dunia pelayaran sejak masa penjajahan Belanda. Masuknya Jepang pada tahun 1942 ke Indonesia, Mas Pardi yang termasuk sebagai Pelaut Senior di kalangan pribumi melanjutkan kariernya ke Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang dibentuk oleh Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang saat ini institusinya bernama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Bersama dengan Sudomo, Ali Sadikin, RE Martadinata,Yos Sudarso, yang merupakan murid-muridnya di SPT Semarang, Mas Pardi aktif menjadi instruktur untuk para pelaut muda. Menjelang kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Mas Pardi dan barisan pelaut atau bahariwan Indonesia turut mengawal pembacaan Teks Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 bersama Barisan Pelopor.

Pada 10 September 1945, Mas Pardi menggalang kembali bahariwan Indonesia yang tercecer dalam suatu wadah bernama BKR Laut. Badan ini yang kemudian bertransformasi menjadi TKR Laut dan turut serta dalam menggelar aksi pertempuran melawan Sekutu/Belanda baik di laut maupun darat di berbagai daerah Indonesia.[1]

Pasukan BKR Laut

[sunting | sunting sumber]

Setelah merampungkan keorganisasian TKR Laut, Mas Pardi yang termasuk kalangan sepuh (seusia dengan Bung Karno) digantikan oleh Mohammad Nazir sebagai pucuk pimpinan badan pertahanan matra laut. Selanjutnya, Mas Pardi aktif kembali dalam dunia pendidikan pelaut dan bekerja di jawatan pelayaran di Yogyakarta. Pasca pengakuan kedaulatan, pemerintahan Indonesia tengah berbenah dalam memperbaiki struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam tubuh Angkatan Laut. Seiring dengan dibangunnya IAL – Institut Angkatan Laut (sekarang AAL) pada tahun 1953, Bung Karno sudah mencanangkan Indonesia sebagai negara maritim yang besar.

Pidatonya yang terkenal saat peresmian IAL ialah sebagai berikut: "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya…, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri".

Meninggal Dunia

[sunting | sunting sumber]

Beliau wafat di Poliklinik SPM Semarang, Jawa Tengah karena sakit dalam usia 66 tahun, hari Selasa tanggal 13 Agustus 1968 jam 18.45 WIB.[2] Makam beliau dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2012.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Sosok Mas Pardi, Bapak Ilmu Pelayaran"
  2. ^ Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945 - 1950. Jakarta: Dinas Sejarah TNI-AL. 1973. hlm. 768. 
Jabatan militer
Didahului oleh:
tidak ada
Kepala Staf TNI Angkatan Laut
1945-1946
Diteruskan oleh:
Mohammad Nazir