Lompat ke isi

Abu Lahab: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox royalty
'''Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib''' (Bahasa Arab: '''أبو لهب‎''') (meninggal 624) adalah paman [[Nabi]] [[Muhammad]] yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran [[Islam]]. Namanya [[Daftar orang yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebut dalam Al-Qur'an]] [[Surah Al-Lahab]] yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.
| name = Abu Lahab<br/>{{lang|ar|أبو لهب}}
| title =
| image =
| alt =
| caption =
| birth_name = Abdul Uzza bin Abdul Muttalib
| birth_date = {{Circa}} 549
| birth_place = [[Mekkah]], [[Arabia pra-Islam|Arabia]]<br >(sekarang [[Saudi Arabia]])
| death_date = {{Circa}} 624 (umur 74-75)
| death_place = [[Mekkah]], [[Arabia pra-Islam|Arabia]] <br> (sekarang Saudi Arabia)
| succession = Pemimpin suku [[Quraisy]]
| predecessor = [[Abu Thalib]]
| successor = [[Abu Sufyan]]
| spouse = [[Ummu Jamil]]
| issue = [[Utaybah bin Abu Lahab]]<br>[[Utbah bin Abu Lahab]]<br>[[Mutaib bin Abu Lahab]]<br>[[Durrah binti Abu Lahab]]<br>[[Uzzā binti Abu Lahab]]<br>[[Khālida binti Abu Lahab]]
| father = [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Muttalib]]<br>|mother = [[Lubna binti Hajar]]
}}
'''Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib''' (Bahasa Arab: '''أبو لهب''') (meninggal 624) adalah paman [[Nabi]] [[Muhammad]] yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran [[Islam]]. Namanya [[Daftar orang yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebut dalam Al-Qur'an]] [[Surah Al-Lahab]] yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.


Nama lengkapnya adalah Abdul al-Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah [[Ummu Jamil]], yang telah melahirkan dua anak [[Utbah bin Abu Lahab]] dan [[Utaybah bin Abu Lahab]].
Nama lengkapnya adalah Abdul Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah [[Ummu Jamil]], yang telah melahirkan Enam anak [[Utbah bin Abu Lahab]],[[Utaibah bin Abu Lahab]],Mu'tib bin Abu Lahab,Durrah Bin Abu Lahab,Khalidah Binti Abu Lahab Dan Izza Binti Abu Lahab.

Semua Anak-anaknya masuk Islam pada hari penaklukan Mekah dan mereka menyaksikan pertempuran Hunayn dan Taif ,Kecuali Utaibah,Dia tidak berpindah agama, Dan Ia Tewas Akibat Di Makan Oleh Singa<ref>{{Cite journal|date=2024-04-07|title=أبو لهب|url=https://ar.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=%D8%A3%D8%A8%D9%88_%D9%84%D9%87%D8%A8&oldid=66593514|journal=ويكيبيديا|language=ar}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Abu Lahab adalah kakak Abdullah (Abdullah adalah ayah Nabi Muhammad).<ref name=":0">Prof. Dr. Hamka. 1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 296</ref> Nama kecilnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Mutthalib. 'Uzza merupakan nama sebuah berhala yang dipuja orang Quraisy. Dia dipanggil dengan sebutan "Abu Lahab" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia seperti "Pak Menyala", karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan.<ref name=":0" /> Istrinya adalah Arwa, saudara perempuan Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah (bibi dari ibu) dari Muawiyah. Arwa bergelar "Ummu Jamil", yang berarti "Ibu dari kecantikan".<ref name=":1">Prof. Dr. Hamka. 1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 298</ref>
Abu Lahab adalah kakak Se-Ayah Abdullah (Abdullah adalah ayah Nabi Muhammad).<ref name=":0">Prof. Dr. Hamka. 1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 296</ref>Nama kecilnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Mutthalib. 'Uzza merupakan nama sebuah berhala yang dipuja orang Quraisy. Dia dipanggil dengan sebutan "Abu Lahab" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia seperti "Pak Menyala", karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan.<ref name=":0" /> Ayahnya Adalah [[Abdul Muthalib|Abdul Muthalib Bin Hasyim]] Dan Ibunya Bernama Lubna Binti Hajir Bin Abd Manaf Bin Dhatar Bin Habashiyah Bin Salul, Istrinya adalah Arwa, saudara perempuan Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah (bibi dari ibu) dari Muawiyah. Arwa bergelar "Ummu Jamil", yang berarti "Ibu dari kecantikan".<ref name=":1">Prof. Dr. Hamka. 1982. ''Tafsir Al Azhar Juz XXX.'' Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 298</ref>


Sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, hubungan Muhammad dengan Abu Lahab sangat baik. Dalam suatu riwayat, Abu Lahab sangat senang ketika menyambut kelahiran Muhammad. Ia memandangnya sebagai ganti adiknya yang meninggal di waktu muda, Abdullah (ayah Muhammad). Abu Lahab sampai mengirimkan seorang budak perempuannya yang muda, Tsuaibah, untuk menyusukan Muhammad, sebelum datang Halimatus Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.<ref name=":0" /> Anak Nabi Muhammad, Ruqaiyah, menikah dengan anak Abu Lahab, Utaibah.<ref name=":1" />
Sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, hubungan Muhammad dengan Abu Lahab sangat baik. Dalam suatu riwayat, Abu Lahab sangat senang ketika menyambut kelahiran Muhammad. Ia memandangnya sebagai ganti adiknya yang meninggal di waktu muda, Abdullah (ayah Muhammad). Abu Lahab sampai mengirimkan seorang budak perempuannya yang muda, Tsuaibah, untuk menyusukan Muhammad, sebelum datang Halimatus Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.<ref name=":0" /> Anak Nabi Muhammad, Ruqaiyah, menikah dengan anak Abu Lahab, Utaibah.<ref name=":1" />
Baris 12: Baris 32:


=== Seruan di Bukit Shafa ===
=== Seruan di Bukit Shafa ===
Ketika turun ayat 214 surat Asy-Syuara : "Dan beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat", Nabi Muhammad keluar dari rumahnya menuju bukit Shafa. Dia berdiri dan menyeru, orang-orang pun berkumpul. Beliau mengucapkan, "Kalau aku katakan kepada kamu bahwa musuh dengan kuda perangnya ada di balik bukit ini, adakah diantara kamu yang percaya?". Semua mempercayainya, karena Nabi Muhammad dikenal jujur dan tidak pernah berdusta. Beliau teruskan perkataannya, "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya, bahwa di hadapan saya ini azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu." Seluruh orang terdiam, namun tiba-tiba bersoraklah Abu Lahab, "Apa kamu mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan itu? Celakalah engkau!".<ref name=":0" /> Beberapa saat kemudian, turunlah Surat [[Surah Al-Lahab]].<ref name=":0" />
Ketika turun ayat 214 surat Asy-Syuara : "Dan beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat", Nabi Muhammad keluar dari rumahnya menuju bukit Shafa. Dia berdiri dan menyeru, orang-orang pun berkumpul. Beliau mengucapkan, "Kalau aku katakan kepada kamu bahwa musuh dengan kuda perangnya ada di balik bukit ini, adakah di antara kamu yang percaya?". Semua mempercayainya, karena Nabi Muhammad dikenal jujur dan tidak pernah berdusta. Beliau teruskan perkataannya, "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya, bahwa di hadapan saya ini azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu." Seluruh orang terdiam, namun tiba-tiba bersoraklah Abu Lahab, "Apa kamu mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan itu? Celakalah engkau!".<ref name=":0" /> Beberapa saat kemudian, turunlah Surat [[Surah Al-Lahab]].<ref name=":0" />


=== Seruan di Dzil Majaz ===
=== Seruan di Dzil Majaz ===
Baris 28: Baris 48:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Abu Jahal]]
* [[Abu Jahal]]

== Referensi ==
{{reflist}}


{{Qur'an-stub}}
{{Qur'an-stub}}

Revisi terkini sejak 4 Juni 2024 07.04

Abu Lahab
أبو لهب
Pemimpin suku Quraisy
PendahuluAbu Thalib
PenerusAbu Sufyan
Informasi pribadi
KelahiranAbdul Uzza bin Abdul Muttalib
ca 549
Mekkah, Arabia
(sekarang Saudi Arabia)
Kematianca 624 (umur 74-75)
Mekkah, Arabia
(sekarang Saudi Arabia)
AyahAbdul Muttalib
IbuLubna binti Hajar
PasanganUmmu Jamil
AnakUtaybah bin Abu Lahab
Utbah bin Abu Lahab
Mutaib bin Abu Lahab
Durrah binti Abu Lahab
Uzzā binti Abu Lahab
Khālida binti Abu Lahab

Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib (Bahasa Arab: أبو لهب) (meninggal 624) adalah paman Nabi Muhammad yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran Islam. Namanya disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Lahab yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.

Nama lengkapnya adalah Abdul Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah Ummu Jamil, yang telah melahirkan Enam anak Utbah bin Abu Lahab,Utaibah bin Abu Lahab,Mu'tib bin Abu Lahab,Durrah Bin Abu Lahab,Khalidah Binti Abu Lahab Dan Izza Binti Abu Lahab.

Semua Anak-anaknya masuk Islam pada hari penaklukan Mekah dan mereka menyaksikan pertempuran Hunayn dan Taif ,Kecuali Utaibah,Dia tidak berpindah agama, Dan Ia Tewas Akibat Di Makan Oleh Singa[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Abu Lahab adalah kakak Se-Ayah Abdullah (Abdullah adalah ayah Nabi Muhammad).[2]Nama kecilnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Mutthalib. 'Uzza merupakan nama sebuah berhala yang dipuja orang Quraisy. Dia dipanggil dengan sebutan "Abu Lahab" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia seperti "Pak Menyala", karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan.[2] Ayahnya Adalah Abdul Muthalib Bin Hasyim Dan Ibunya Bernama Lubna Binti Hajir Bin Abd Manaf Bin Dhatar Bin Habashiyah Bin Salul, Istrinya adalah Arwa, saudara perempuan Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah (bibi dari ibu) dari Muawiyah. Arwa bergelar "Ummu Jamil", yang berarti "Ibu dari kecantikan".[3]

Sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, hubungan Muhammad dengan Abu Lahab sangat baik. Dalam suatu riwayat, Abu Lahab sangat senang ketika menyambut kelahiran Muhammad. Ia memandangnya sebagai ganti adiknya yang meninggal di waktu muda, Abdullah (ayah Muhammad). Abu Lahab sampai mengirimkan seorang budak perempuannya yang muda, Tsuaibah, untuk menyusukan Muhammad, sebelum datang Halimatus Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.[2] Anak Nabi Muhammad, Ruqaiyah, menikah dengan anak Abu Lahab, Utaibah.[3]

Pertentangan dengan Nabi Muhammad[sunting | sunting sumber]

Setelah Nabi Muhammad memulai dakwahnya menjadi Utusan Allah, mulailah Abu Lahab menentang dengan keras.

Seruan di Bukit Shafa[sunting | sunting sumber]

Ketika turun ayat 214 surat Asy-Syuara : "Dan beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat", Nabi Muhammad keluar dari rumahnya menuju bukit Shafa. Dia berdiri dan menyeru, orang-orang pun berkumpul. Beliau mengucapkan, "Kalau aku katakan kepada kamu bahwa musuh dengan kuda perangnya ada di balik bukit ini, adakah di antara kamu yang percaya?". Semua mempercayainya, karena Nabi Muhammad dikenal jujur dan tidak pernah berdusta. Beliau teruskan perkataannya, "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya, bahwa di hadapan saya ini azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu." Seluruh orang terdiam, namun tiba-tiba bersoraklah Abu Lahab, "Apa kamu mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan itu? Celakalah engkau!".[2] Beberapa saat kemudian, turunlah Surat Surah Al-Lahab.[2]

Seruan di Dzil Majaz[sunting | sunting sumber]

Nabi Muhammad sedang berdakwah di Pasar Dzil Majaz, beliau berkata : "Hai sekalian manusia! Katakanlah La Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan melainkan Allah), niscaya kamu sekalian akan mendapat kemenangan." Banyak orang berkumpul mendengarkan Nabi Muhammad. Kemudian, datanglah Abu Lahab dengan berkata : "Jangan kalian dengarkan dia. Dia telah khianat dengan agama nenek-moyangnya, dia adalah seorang pendusta!".[3]

Utusan Kabilah Arab[sunting | sunting sumber]

Utusan kabilah-kabilah Arab hendak menemui Nabi Muhammad di Makkah untuk meminta keterangan mengenai Islam. Merekapun ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang itu bertanya tentang keponakannya itu, ia berkata "Penipu, tukang sihir".[3]

Perceraian Utaibah - Ruqaiyah[sunting | sunting sumber]

Abu Lahab menyuruh anaknya, Utaibah, untuk menceraikan istrinya, Ruqaiyah binti Muhammad. Akhirnya, mereka bercerai. Nabi Muhammad menikahkan Ruqaiyah dengan Usman bin Affan.[3]

Kematian[sunting | sunting sumber]

Abu Lahab tidak ikut serta dalam Perang Badar, ia hanya memberi ongkos orang lain untuk menggantikannya berperang.[3] Setelah Perang Badar selesai, Abu Lahab mendapat berita bahwa pasukan Makkah telah kalah dalam Perang Badar, 70 orang tewas dan 70 orang tertawan. Ia meninggal setelah peristiwa tersebut.[3]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "أبو لهب". ويكيبيديا (dalam bahasa Arab). 2024-04-07. 
  2. ^ a b c d e Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar Juz XXX. Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 296
  3. ^ a b c d e f g Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar Juz XXX. Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 298