Kelenjar susu: Perbedaan antara revisi
k +{{Authority control}} |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Breast anatomy normal scheme.png|jmpl|Kelenjar susu pada manusia]] |
[[Berkas:Breast anatomy normal scheme.png|jmpl|Kelenjar susu pada manusia]] |
||
'''Kelenjar susu''' adalah kelenjar tambahan sistem [[reproduksi]].<ref name="Prihadi">{{id}} Prihadi, S. 1997. ''Dasar Ilmu Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah sistem reproduksi beroperasi atau berfungsi.<ref name="Prihadi"/> Pada [[ternak]] yang berplasenta perkembangan [[kelenjar]] susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.<ref name="Prihadi"/> Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.<ref name="Prihadi"/> Namun, tidak diketahui apakah kadar [[hormon]] dalam [[darah]] selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat ([[DNA]]) dalam sel berkaitan dengan pembelahan sel untuk pertumbuhan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/> |
'''Kelenjar susu''' adalah kelenjar tambahan sistem [[reproduksi]].<ref name="Prihadi">{{id}} Prihadi, S. 1997. ''Dasar Ilmu Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah [[sistem reproduksi]] beroperasi atau berfungsi.<ref name="Prihadi"/> Pada [[ternak]] yang berplasenta perkembangan [[kelenjar]] susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.<ref name="Prihadi"/> Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.<ref name="Prihadi"/> Namun, tidak diketahui apakah kadar [[hormon]] dalam [[darah]] selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat ([[DNA]]) dalam sel berkaitan dengan [[pembelahan sel]] untuk pertumbuhan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/> |
||
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), pembuluh darah utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit [[arteri]] dan [[vena]].<ref name="Prihadi"/> Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/> |
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), [[pembuluh darah]] utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit [[arteri]] dan [[vena]].<ref name="Prihadi"/> Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/> |
||
[[Ambing]] terbagi menjadi dua bagian, yaitu [[kiri]] dan [[kanan]], terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut ''intermammary groove''.<ref name="Prihadi"/> Di ambing sering dijumpai adanya [[puting]] tambahan (''extra teat'') diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.<ref name="Prihadi"/> Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.<ref name="Prihadi"/> |
[[Ambing]] terbagi menjadi dua bagian, yaitu [[kiri]] dan [[kanan]], terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut ''intermammary groove''.<ref name="Prihadi"/> Di ambing sering dijumpai adanya [[puting]] tambahan (''extra teat'') diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.<ref name="Prihadi"/> Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.<ref name="Prihadi"/> |
||
Ambing [[sapi]] terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan [[susu]] dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.<ref name="Soetarno">{{id}}Soetarno, T. 1999. ''Manajemen Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.<ref name="Soetarno"/> |
Ambing [[sapi]] terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan [[susu]] dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.<ref name="Soetarno">{{id}}Soetarno, T. 1999. ''Manajemen Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.<ref name="Soetarno"/> |
Revisi terkini sejak 30 Maret 2023 10.01
Kelenjar susu adalah kelenjar tambahan sistem reproduksi.[1] Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah sistem reproduksi beroperasi atau berfungsi.[1] Pada ternak yang berplasenta perkembangan kelenjar susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.[1] Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.[1] Namun, tidak diketahui apakah kadar hormon dalam darah selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat (DNA) dalam sel berkaitan dengan pembelahan sel untuk pertumbuhan kelenjar susu.[1] Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), pembuluh darah utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit arteri dan vena.[1] Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.[1] Ambing terbagi menjadi dua bagian, yaitu kiri dan kanan, terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut intermammary groove.[1] Di ambing sering dijumpai adanya puting tambahan (extra teat) diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.[1] Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.[1] Ambing sapi terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan susu dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.[2] Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.[2]