Lompat ke isi

Kelenjar susu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}
Tii Ebie (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Breast anatomy normal scheme.png|jmpl|Kelenjar susu pada manusia]]
[[Berkas:Breast anatomy normal scheme.png|jmpl|Kelenjar susu pada manusia]]


'''Kelenjar susu''' adalah kelenjar tambahan sistem [[reproduksi]].<ref name="Prihadi">{{id}} Prihadi, S. 1997. ''Dasar Ilmu Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah sistem reproduksi beroperasi atau berfungsi.<ref name="Prihadi"/> Pada [[ternak]] yang berplasenta perkembangan [[kelenjar]] susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.<ref name="Prihadi"/> Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.<ref name="Prihadi"/> Namun, tidak diketahui apakah kadar [[hormon]] dalam [[darah]] selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat ([[DNA]]) dalam sel berkaitan dengan pembelahan sel untuk pertumbuhan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/>
'''Kelenjar susu''' adalah kelenjar tambahan sistem [[reproduksi]].<ref name="Prihadi">{{id}} Prihadi, S. 1997. ''Dasar Ilmu Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah [[sistem reproduksi]] beroperasi atau berfungsi.<ref name="Prihadi"/> Pada [[ternak]] yang berplasenta perkembangan [[kelenjar]] susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.<ref name="Prihadi"/> Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.<ref name="Prihadi"/> Namun, tidak diketahui apakah kadar [[hormon]] dalam [[darah]] selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat ([[DNA]]) dalam sel berkaitan dengan [[pembelahan sel]] untuk pertumbuhan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/>
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), pembuluh darah utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit [[arteri]] dan [[vena]].<ref name="Prihadi"/> Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/>
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), [[pembuluh darah]] utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit [[arteri]] dan [[vena]].<ref name="Prihadi"/> Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.<ref name="Prihadi"/>
[[Ambing]] terbagi menjadi dua bagian, yaitu [[kiri]] dan [[kanan]], terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut ''intermammary groove''.<ref name="Prihadi"/> Di ambing sering dijumpai adanya [[puting]] tambahan (''extra teat'') diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.<ref name="Prihadi"/> Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.<ref name="Prihadi"/>
[[Ambing]] terbagi menjadi dua bagian, yaitu [[kiri]] dan [[kanan]], terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut ''intermammary groove''.<ref name="Prihadi"/> Di ambing sering dijumpai adanya [[puting]] tambahan (''extra teat'') diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.<ref name="Prihadi"/> Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.<ref name="Prihadi"/>
Ambing [[sapi]] terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan [[susu]] dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.<ref name="Soetarno">{{id}}Soetarno, T. 1999. ''Manajemen Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.<ref name="Soetarno"/>
Ambing [[sapi]] terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan [[susu]] dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.<ref name="Soetarno">{{id}}Soetarno, T. 1999. ''Manajemen Ternak Perah''. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.</ref> Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.<ref name="Soetarno"/>

Revisi terkini sejak 30 Maret 2023 10.01

Kelenjar susu pada manusia

Kelenjar susu adalah kelenjar tambahan sistem reproduksi.[1] Dalam kondisi yang normal, kelenjar susu akan berkembang setelah sistem reproduksi beroperasi atau berfungsi.[1] Pada ternak yang berplasenta perkembangan kelenjar susu sebagian besar terjadi setelah ternak mulai bunting.[1] Pertumbuhan jaringan kelenjar susu di bawah pengaruh hormon-hormon.[1] Namun, tidak diketahui apakah kadar hormon dalam darah selama kehamilan memengaruhi besarnya perkembangan kelenjar susu, atau justru hormon-hormon tersebut berfungsi hanya sebagai perangsang atau kunci yang merangsang material genetik dalam asam deoksiribonucleat (DNA) dalam sel berkaitan dengan pembelahan sel untuk pertumbuhan kelenjar susu.[1] Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit (ambing), pembuluh darah utama yang menghubungkan kelenjar dengan tubuh terbatas dengan sedikit arteri dan vena.[1] Hal ini memungkinkan untuk mengukur aliran yang terjadi pada komposisi darah yang masuk dan yang meninggalkan kelenjar susu.[1] Ambing terbagi menjadi dua bagian, yaitu kiri dan kanan, terpisahkan oleh satu lekukan yang memanjang, yang disebut intermammary groove.[1] Di ambing sering dijumpai adanya puting tambahan (extra teat) diluar empat yang normal dari maisng-masing kuartir.[1] Puting tambahan biasanya berada di belakang atau kadang-kadang di antara puting depan dan belakang.[1] Ambing sapi terdiri dari dua tenunan atau jaringan, yaitu "tenunan kelenjar" yang menghasilkan susu dan "tenunan pengikat" berfungsi sebagai kerangka.[2] Tenunan kelenjar susu dan tenunan pengikat disatukan dan terbungkus oleh kulit yang berfungsi sebagai pelindung.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia) Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
  2. ^ a b (Indonesia)Soetarno, T. 1999. Manajemen Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.