Lompat ke isi

Rudra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13: Baris 13:
{{Syaiwisme}}
{{Syaiwisme}}


'''Rudra''' (({{IPAc-en|ˈ|r|ʊ|d|r|ə}}; [[Sanskrit]]: {{lang|sa|रुद्र}}, Devanagari: रुद्र) adalah salah satu dewa dari [[Rigveda]] yang diasosiakan sebagai dewa angin atau badai,<ref>Basham (1989), p.&nbsp;15.</ref> Vayu.<ref>{{cite book|title=The Rigveda, with Dayananda Saraswati's Commentary, Volume 1|url=https://books.google.com/books?id=W3PXAAAAMAAJ|publisher=Sarvadeshik Arya Pratinidhi Sabha|year=1974|page=717|quote=Arti ketiga dari Rudra adalah Vayu atau udara yang menyebabkan kesakitan bagi orang jahat karena perbuatan jahat mereka ... Vayu atau udara disebut Rudra karena membuat seseorang menangis menyebabkan kesakitan akibat perbuatan buruknya.}}</ref><ref>{{cite book|title=Outlines Of The History Of Religion To The Spread Of The Universal Religions|url=https://books.google.com/books?id=buaoulhbtLgC|page=113|author=C.P. Tiele|publisher=Concept Publishing Company|year=2005|isbn=978-8172681234}}</ref> Ia merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (''buana agung'' dan ''buana alit'') diantaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=I8Rsc0PkmMIC&pg=PT29&lpg=PT29&dq=%22Rudra%22+-wikipedia&source=bl&ots=0vzHth66TQ&sig=ACfU3U136mqfrA3GWtQvliIQh6wWEcvElA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOm52uyZLuAhVOWH0KHaMxAYkQ6AEwFHoECBsQAg#v=onepage&q=%22Rudra%22%20-wikipedia&f=false|title=Ekadash Rudra Shiva|publisher=Harinesh Jain|isbn=978-81-7525-615-6|language=en}}</ref>
'''Rudra''' (({{IPAc-en|ˈ|r|ʊ|d|r|ə}}; [[Sanskrit]]: {{lang|sa|रुद्र}}, Devanagari: रुद्र) adalah salah satu dewa dari [[Rigveda]] yang diasosiasikan sebagai dewa angin atau badai,<ref>Basham (1989), p.&nbsp;15.</ref> Vayu.<ref>{{cite book|title=The Rigveda, with Dayananda Saraswati's Commentary, Volume 1|url=https://books.google.com/books?id=W3PXAAAAMAAJ|publisher=Sarvadeshik Arya Pratinidhi Sabha|year=1974|page=717|quote=Arti ketiga dari Rudra adalah Vayu atau udara yang menyebabkan kesakitan bagi orang jahat karena perbuatan jahat mereka ... Vayu atau udara disebut Rudra karena membuat seseorang menangis menyebabkan kesakitan akibat perbuatan buruknya.}}</ref><ref>{{cite book|title=Outlines Of The History Of Religion To The Spread Of The Universal Religions|url=https://books.google.com/books?id=buaoulhbtLgC|page=113|author=C.P. Tiele|publisher=Concept Publishing Company|year=2005|isbn=978-8172681234}}</ref> Ia merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (''buana agung'' dan ''buana alit'') di antaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=I8Rsc0PkmMIC&pg=PT29&lpg=PT29&dq=%22Rudra%22+-wikipedia&source=bl&ots=0vzHth66TQ&sig=ACfU3U136mqfrA3GWtQvliIQh6wWEcvElA&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOm52uyZLuAhVOWH0KHaMxAYkQ6AEwFHoECBsQAg#v=onepage&q=%22Rudra%22%20-wikipedia&f=false|title=Ekadash Rudra Shiva|publisher=Harinesh Jain|isbn=978-81-7525-615-6|language=en}}</ref>


Upacara ''"Bhuta Yadnya"'' paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di [[Pura Besakih]] yaitu upacara Eka Dasa Rudra.
Upacara ''"Bhuta Yadnya"'' paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di [[Pura Besakih]] yaitu upacara Eka Dasa Rudra.
Baris 21: Baris 21:
Pada masa terakhir sebelum Brahma wafat, kegiatan adharma merajalela di seluruh alam semesta, sebab hampir semua penduduk telah menjadi Asura dan berkegiatan jahat, kotor atau berdosa.
Pada masa terakhir sebelum Brahma wafat, kegiatan adharma merajalela di seluruh alam semesta, sebab hampir semua penduduk telah menjadi Asura dan berkegiatan jahat, kotor atau berdosa.


Melihat beraneka-macam kegiatan jahat, kotor, merusak dan menjijikkan di-lakukan oleh para Asura, sang Naga Ananta (yang juga disebut Sankarsana dan menopang seluruh alam semesta di kepalanya), menjadi jengkel dan marah. Dia ingin menghancurkan (melebur) seluruh alam semesta material.
Melihat beraneka macam kegiatan jahat, kotor, merusak dan menjijikkan dilakukan oleh para Asura, sang Naga Ananta (yang juga disebut Sankarsana dan menopang seluruh alam semesta di kepalanya), menjadi jengkel dan marah. Dia ingin menghancurkan (melebur) seluruh alam semesta material.


Diliputi kemarahan, kemudian dari antara kedua kening sang Naga muncul keluar personifikasi kemarahan yaitu Rudra (Siva) bermata tiga dengan senjata [[Trisula]] di tangan dan dikenal dengan nama Sankarsana. Dia adalah perwujudan 11 Rudra yang merupakan penjelmaan Siva (Bhagavata Purana 5.25.3). Ini berarti Sankarsana adalah Siva sendiri.
Diliputi kemarahan, kemudian dari antara kedua kening sang Naga muncul keluar personifikasi kemarahan yaitu Rudra (Siva) bermata tiga dengan senjata [[Trisula]] di tangan dan dikenal dengan nama Sankarsana. Dia adalah perwujudan 11 Rudra yang merupakan penjelmaan Siva (Bhagavata Purana 5.25.3). Ini berarti Sankarsana adalah Siva sendiri.
Baris 27: Baris 27:
Dengan demikian Siva melaksanakan fungsinya sebagai pelebur alam fana dengan ke-11 perbanyakannya yang disebut Eka Dasa Rudra. Dengan senjata Trisula, para Rudra menyerang dan membunuh semua penguasa dan penduduk setiap planet. Mereka memporak-porandakan semua bukit, gunung dan segala sesuatu yang lain yang ada di permukaan setiap planet di alam semesta material.
Dengan demikian Siva melaksanakan fungsinya sebagai pelebur alam fana dengan ke-11 perbanyakannya yang disebut Eka Dasa Rudra. Dengan senjata Trisula, para Rudra menyerang dan membunuh semua penguasa dan penduduk setiap planet. Mereka memporak-porandakan semua bukit, gunung dan segala sesuatu yang lain yang ada di permukaan setiap planet di alam semesta material.


Dengan kobaran api yang memancar dari matanya yang ketiga (yang ada di dahi), para Rudra ini mengeringkan danau, telaga, laut dan samudra. Membakar dan meng-hanguskan seluruh susunan planet di alam semesta beserta penghuni dan penduduknya menjadi abu.
Dengan kobaran api yang memancar dari matanya yang ketiga (yang ada di dahi), para Rudra ini mengeringkan danau, telaga, laut dan samudra. Membakar dan menghanguskan seluruh susunan planet di alam semesta beserta penghuni dan penduduknya menjadi abu.


[[Siva]] yang dikenal sebagai [[Nataraja]], Raja segala penari, menari-nari dalam kesukacitaan bersama ke 11 perbanyakannya yaitu para Rudra. Tetapi tarian mereka adalah tari maut.
[[Siva]] yang dikenal sebagai [[Nataraja]], Raja segala penari, menari-nari dalam kesukacitaan bersama ke-11 perbanyakannya yaitu para Rudra. Tetapi tarian mereka adalah tari maut.


Setiap gerak tariannya adalah gerakan menghancurkan. Setiap pandangan dan kerlingan matanya adalah pandangan dan kerlingan membinasakan. Setiap teriakan suka-citanya adalah teriakan kematian bagi segala makhluk. Setiap injakan kakinya yang melompat-lompat keriangan adalah injakan yang melumatkan. Dan setiap hembusan nafasnya adalah hembusan yang memporandakan segala sesuatu.
Setiap gerak tariannya adalah gerakan menghancurkan. Setiap pandangan dan kerlingan matanya adalah pandangan dan kerlingan membinasakan. Setiap teriakan suka-citanya adalah teriakan kematian bagi segala makhluk. Setiap injakan kakinya yang melompat-lompat keriangan adalah injakan yang melumatkan. Dan setiap hembusan nafasnya adalah hembusan yang memporandakan segala sesuatu.


Siva melaksanakan fungsinya melebur alam semesta material dengan menarikan tarian nya yang ter-masyur yaitu tari pralaya, tari yang membinasakan dan melenyapkan segala sesuatu, dan mengembalikan ke-asalnya semula yaitu Garbhodakasayi Visnu.
Siva melaksanakan fungsinya melebur alam semesta material dengan menarikan tariannya yang termasyur yaitu tari pralaya, tari yang membinasakan dan melenyapkan segala sesuatu, dan mengembalikan ke asalnya semula yaitu Garbhodakasayi Visnu.


Bhagavata Purana 2.10.43 menyatakan bahwa Siva melebur planet-planet tempat tinggal berbagai makhluk di alam semesta dengan sangat mudah, bagaikan angin melenyapkan kumpulan-kumpulan awan di langit dengan tiupannya nan keras.
Bhagavata Purana 2.10.43 menyatakan bahwa Siva melebur planet-planet tempat tinggal berbagai makhluk di alam semesta dengan sangat mudah, bagaikan angin melenyapkan kumpulan-kumpulan awan di langit dengan tiupannya nan keras.
Baris 40: Baris 40:
{{Reflist}}
{{Reflist}}


=== Lihat pula ===
== Lihat pula ==
* [[Agama]]
* [[Agama]]
* [[Agama Hindu|Hindu]]
* [[Agama Hindu|Hindu]]

Revisi terkini sejak 27 Januari 2023 05.13

Rudra
Dewa yang Mengaum
Bhagawaan Rudra
Rudra, dari buku teks abad ke-19 tentang Hindu
AfiliasiDewa, Shiva, Vayu, Vishnu
MantraSthirebhiraṅghaiḥ pururūpa ughro babhruḥ śukrebhiḥ pipiśehiraṇyaiḥ
īśānādasya bhuvanasya bhūrerna vā u yoṣad rudrādasuryam
SenjataPanah dan anak panah, Trisula
PustakaShri Rudram
Rudrani

Rudra ((/ˈrʊdrə/; Sanskrit: रुद्र, Devanagari: रुद्र) adalah salah satu dewa dari Rigveda yang diasosiasikan sebagai dewa angin atau badai,[1] Vayu.[2][3] Ia merupakan unsur hidup dan kehidupan yang disebut sebagai Rudra prana. Kesebelas Rudra yang mengatur alam semesta (buana agung dan buana alit) di antaranya adalah: Kapali, Pingala, Bima, Virupaksha, Vilohita, Shasta, Ajapada, Abhirbudhnya, Shambu, Chanda dan Bhava.[4]

Upacara "Bhuta Yadnya" paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di Pura Besakih yaitu upacara Eka Dasa Rudra.

Bhagavata Purana 2.7.39 menyatakan,

"Ante tu adharma hara manyu vasasuradya"

, pada masa-masa sebelum peleburan alam semesta (masa-masa sebelum Brahma wafat), yang dominan ada di alam semesta adalah adharma, Hara (Siva), para Asura dan makhluk-makhluk jahat lainnya.

Pada masa terakhir sebelum Brahma wafat, kegiatan adharma merajalela di seluruh alam semesta, sebab hampir semua penduduk telah menjadi Asura dan berkegiatan jahat, kotor atau berdosa.

Melihat beraneka macam kegiatan jahat, kotor, merusak dan menjijikkan dilakukan oleh para Asura, sang Naga Ananta (yang juga disebut Sankarsana dan menopang seluruh alam semesta di kepalanya), menjadi jengkel dan marah. Dia ingin menghancurkan (melebur) seluruh alam semesta material.

Diliputi kemarahan, kemudian dari antara kedua kening sang Naga muncul keluar personifikasi kemarahan yaitu Rudra (Siva) bermata tiga dengan senjata Trisula di tangan dan dikenal dengan nama Sankarsana. Dia adalah perwujudan 11 Rudra yang merupakan penjelmaan Siva (Bhagavata Purana 5.25.3). Ini berarti Sankarsana adalah Siva sendiri.

Dengan demikian Siva melaksanakan fungsinya sebagai pelebur alam fana dengan ke-11 perbanyakannya yang disebut Eka Dasa Rudra. Dengan senjata Trisula, para Rudra menyerang dan membunuh semua penguasa dan penduduk setiap planet. Mereka memporak-porandakan semua bukit, gunung dan segala sesuatu yang lain yang ada di permukaan setiap planet di alam semesta material.

Dengan kobaran api yang memancar dari matanya yang ketiga (yang ada di dahi), para Rudra ini mengeringkan danau, telaga, laut dan samudra. Membakar dan menghanguskan seluruh susunan planet di alam semesta beserta penghuni dan penduduknya menjadi abu.

Siva yang dikenal sebagai Nataraja, Raja segala penari, menari-nari dalam kesukacitaan bersama ke-11 perbanyakannya yaitu para Rudra. Tetapi tarian mereka adalah tari maut.

Setiap gerak tariannya adalah gerakan menghancurkan. Setiap pandangan dan kerlingan matanya adalah pandangan dan kerlingan membinasakan. Setiap teriakan suka-citanya adalah teriakan kematian bagi segala makhluk. Setiap injakan kakinya yang melompat-lompat keriangan adalah injakan yang melumatkan. Dan setiap hembusan nafasnya adalah hembusan yang memporandakan segala sesuatu.

Siva melaksanakan fungsinya melebur alam semesta material dengan menarikan tariannya yang termasyur yaitu tari pralaya, tari yang membinasakan dan melenyapkan segala sesuatu, dan mengembalikan ke asalnya semula yaitu Garbhodakasayi Visnu.

Bhagavata Purana 2.10.43 menyatakan bahwa Siva melebur planet-planet tempat tinggal berbagai makhluk di alam semesta dengan sangat mudah, bagaikan angin melenyapkan kumpulan-kumpulan awan di langit dengan tiupannya nan keras.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Basham (1989), p. 15.
  2. ^ The Rigveda, with Dayananda Saraswati's Commentary, Volume 1. Sarvadeshik Arya Pratinidhi Sabha. 1974. hlm. 717. Arti ketiga dari Rudra adalah Vayu atau udara yang menyebabkan kesakitan bagi orang jahat karena perbuatan jahat mereka ... Vayu atau udara disebut Rudra karena membuat seseorang menangis menyebabkan kesakitan akibat perbuatan buruknya. 
  3. ^ C.P. Tiele (2005). Outlines Of The History Of Religion To The Spread Of The Universal Religions. Concept Publishing Company. hlm. 113. ISBN 978-8172681234. 
  4. ^ Ekadash Rudra Shiva (dalam bahasa Inggris). Harinesh Jain. ISBN 978-81-7525-615-6. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]