Lompat ke isi

Istirahatlah Kata-Kata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bintangkadv (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kurnia Panjaitan (bicara | kontrib)
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{short description|2016 Indonesian film}}
{{italic title}}
{{Infobox film
{{Use dmy dates|date=March 2021}}{{Infobox film
| name = {{BASEPAGENAME}}
| name = Istirahatlah Kata-Kata
| image = Istirahatlah kata-kata.jpg
| image = Istirahatlah kata-kata.jpg
| native_name = ''Solo, Solitude''
| image size =
| alt =
| director = [[Yosep Anggi Noen]]
| caption = Poster film
| director = Yosep Anggi Noen
| producer = Yosep Anggi Noen<br>Yulia Evina Bhara
| producer = Yosep Anggi Noen<br>Yulia Evina Bhara
| executive producer= [[Okky Madasari]]<br>Tunggal Pawestri
| writer = Yosep Anggi Noen
| writer = Yosep Anggi Noen
| narrator =
| starring = {{plainlist|
| starring = [[Gunawan Maryanto]]<br>[[Marissa Anita]]<br>[[Eduwart Manalu]]<br>[[Melanie Subono]]
* [[Gunawan Maryanto]]
* [[Marissa Anita]]
* [[Eduwart Manalu]]
* [[Melanie Subono]]
* Davi Yunan
| music =
}}
| maintheme =
| music = Yennu Ariendra
| cinematography =
| cinematography = Bayu Prihantoro Filemon
| editing =
| studio =
| editing = Andi Pulung Waluyo
| studio = Limaenam Films<br>[[KawanKawan Media]]<br>Partisipasi Indonesia<br>Yayasan Muara
| distributor =
| distributor =
| released = {{start date|2017|1|19}}
| released = {{Film date|2016|8|9|Locarno Film Festival|2017|1|19|Indonesia|df=yes}}
| script =
| runtime = 97 menit
| country = Indonesia
| film of location =
| runtime = menit
| language = {{ubl|Indonesian|Jawa}}
| country = {{flagcountry|Indonesia}}
| language =
| budget =
| budget =
| gross =
| gross =
| network =
| preceded by =
| followed by =
}}
}}
'''''Istirahatlah Kata-Kata''''' ({{Lang-en|'''Solo, Solitude'''}}) adalah sebuah [[film drama]] [[biografi]] Indonesia tahun 2016 yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh [[Yosep Anggi Noen]] tentang [[aktivis]] dan [[penyair]] yang hilang, [[Widji Thukul]].
'''''Istirahatlah Kata-kata''''' adalah film [[biopik]] produksi tahun 2017 yang disutradari oleh [[Yosep Anggi Noen]] yang sekaligus menuliskan skenarionya. Film yang diproduseri oleh [[Yosep Anggi Noen]] dan [[Yulia Evina Bhara]], ini dibintangi oleh [[Gunawan Maryanto]], [[Marissa Anita]], dan [[Melanie Subono]] bercerita tentang perjuangan [[penyair]] [[Wiji Thukul]] yang menuntut keadilan kepada pemerintah melalui gerakan-gerakan, orasi, dan [[puisi]]nya. Istirahatlah Kata-kata dirilis secara terbatas pada 19 Januari 2017. Sutradara dan pemeran utama pria film ini meraih beberapa penghargaan antara lain dari [[Festival Film Indonesia]], [[Usmar Ismail Award]], dan [[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]].<ref>Film Indonesia: [http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-i020-16-290266_istirahatlah-kata-kata Istirahatlah Kata-kata], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>CNN Indonesia: [http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161007145629-220-164015/wiji-thukul-bersuara-lewat-film-istirahatlah-kata-kata/ Wiji Thukul Bersuara Lewat Film 'Istirahatlah Kata-kata'], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>Nasional Kompas: [http://nasional.kompas.com/read/2017/01/27/13155311/hari.ini.istirahatlah.kata-kata Hari ini, Istirahatlah Kata-Kata], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>News Liputan 6: [http://news.liputan6.com/read/2836859/pesan-film-istirahatlah-kata-kata-wiji-thukul-untuk-jokowi Pesan Film Istirahatlah Kata-Kata Wiji Thukul untuk Jokowi], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>Tempo: [https://m.tempo.co/read/news/2017/04/29/111870798/gunawan-maryanto-raih-penghargaan-pemeran-utama-pria-uia-2017 Gunawan Maryanto raih penghargaan pemeran utama pria UID 2017], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>GoodNews from Indonesia: [https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/04/28/hari-puisi-nasional-yuk-maraton-film-dengan-unsur-puitis-ini Hari Puisi Nasional, Yuk Maraton Film dengan Unsur Puitis Ini!], diakses 9 Mei 2017</ref>

== Sinopsis ==
Film ini menceritakan kisah dramatis Widji Thukul, penyair yang karyanya dikenal kritis terhadap rezim [[Suharto]] di Indonesia. Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta pada Juli 1996, Thukul tetap teguh dalam mengkritisi meski ada ancaman. Dia dikambinghitamkan oleh pemerintah sebagai provokator dan melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengasingan selama 8 bulan.<ref>{{Cite news|date=2020-06-15|title=Sinopsis Istirahatlah Kata-kata, Biografi Perjalanan Pelarian Wiji Thukul|url=https://www.kompas.com/hype/read/2020/06/15/115430066/sinopsis-istirahatlah-kata-kata-biografi-perjalanan-pelarian-wiji-thukul|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-11-15|editor-last=Maharani|editor-first=Dian}}</ref>


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Baris 39: Baris 38:
Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan ''introvert''. Pada dunia hari ini yang ultra ''ekstrovert'' dan sungguh gegap gempita, setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih dengan saksama menjadi sangat langka. Wiji Thukul dulu menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya, sebagaimana [[Pramoedya Ananta Toer]] melalui tulisannya. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive. Orang-orang yang vokal dengan gagasan demokrasi substansi sapat dianggap berbahaya bagi ketertiban umum. Dan mereka yang tubuhnya bertato, bisa kena operasi petrus. Tembak di tempat karena dianggap preman yang meresahkan warga.
Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan ''introvert''. Pada dunia hari ini yang ultra ''ekstrovert'' dan sungguh gegap gempita, setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih dengan saksama menjadi sangat langka. Wiji Thukul dulu menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya, sebagaimana [[Pramoedya Ananta Toer]] melalui tulisannya. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive. Orang-orang yang vokal dengan gagasan demokrasi substansi sapat dianggap berbahaya bagi ketertiban umum. Dan mereka yang tubuhnya bertato, bisa kena operasi petrus. Tembak di tempat karena dianggap preman yang meresahkan warga.


== Penghargaan ==
== Pemeran ==
* [[Gunawan Maryanto]] sebagai [[Widji Thukul]]
{| class="wikitable"
* [[Marissa Anita]] sebagai Sipon
* [[Eduwart Manalu|Eduward Manalu]] sebagai Martin
* [[Melanie Subono]] sebagai Ida
* Davi Yunan sebagai Thomas

== Produksi ==
Menurut produser Yulia Evina Bhara, ide pembuatan film ini berawal dari inisiatif membuat mural penyair Indonesia yang ia ikuti bersama penulis Okky Madasari dan aktivis hak perempuan Tungal Pawestri.<ref name=":0">{{Cite web|last=fdvs.io|title=Para Pembuat Film Istirahatlak Kata-Kata Menceritakan Pembuatan Film nya.|url=http://www.dewimagazine.com/review/para-pembuat-film-istirahatlak-kata-kata-menceritakan-pembuatan-film-nya-|website=www.dewimagazine.com|language=Indonesia|access-date=2021-11-15}}</ref> Begitu dia memutuskan untuk memproduksi film tersebut, dia mempekerjakan Noen untuk memimpin proyek tersebut.<ref name=":0" />

Saat mengembangkan film, Noen membaca puisi Thukul dan bertemu dengan teman-temannya.<ref>{{Cite news|last=Meodia|date=2017-01-09|title="Istirahatlah Kata-kata"; cara sutradara muda menggali Wiji Tukul|url=https://www.antaranews.com/berita/605529/istirahatlah-kata-kata-cara-sutradara-muda-menggali-wiji-tukul|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2021-11-15|first=Arindra|editor-last=Radja|editor-first=Aditia Maruli}}</ref> Penulis Mumu Aloha mengembangkan cerita sebelum Noen membuatnya menjadi skenario, setelah itu tim produksi memutuskan bahwa film tersebut akan fokus pada waktu Thukul saat diasingkan di [[Pontianak]].<ref name=":0" />

== Rilis ==
''Istirahatlah Kata-Kata'' ditayangkan perdana di Festival Film Locarno di Swiss pada 9 Agustus 2016.<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Wiji Thukul: From Solo to Locarno|url=https://www.thejakartapost.com/life/2016/08/11/wiji-thukul-from-solo-to-locarno.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2021-11-15}}</ref> Film ini menerima rilis teater terbatas di Indonesia beberapa bulan kemudian pada 19 Januari 2017.<ref name=":0" />

== Penerimaan ==
=== Box office ===
Menurut produser Yulia Evina Bhara, film tersebut telah mengumpulkan 51.424 penerimaan dalam bulan pertama peluncurannya di Indonesia.<ref name=":0" /> Meskipun bukan kesuksesan komersial, Bhara mencatat bahwa jumlah tersebut mencerminkan penerimaan yang "luar biasa" dari penonton lokal untuk sebuah film independen.<ref name=":0" />

=== Penerimaan kritis ===
Dalam sebuah ulasan untuk ''Tirto'', penulis Dea Anugrah mengkritik film tersebut karena menggambarkan Thukul sebagai seseorang yang "berpaling dari Jawa, arena utama politik dan budaya di Indonesia" sambil "bersembunyi dalam ketakutan".<ref name=":1">{{Cite news|last=Anugrah|first=Dea|title=Istirahatlah Kata-kata: Film Penting Belum Tentu Bagus|url=https://tirto.id/istirahatlah-kata-kata-film-penting-belum-tentu-bagus-chKf|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-11-15}}</ref> Anugrah juga mengkritik karakter Ida yang disebutnya ngawur terhadap narasi film dan skenario filmnya sebagai "berlebihan".<ref name=":1" /> Sementara juga memperhatikan fokus film pada ketakutan dan paranoia Thukul, Adrian Jonathan Pasaribu dari ''Cinema Poetica'' menulis bahwa "paranoia diterjemahkan dengan indah dalam tata bahasa visual film".<ref name=":2">{{Cite web|date=2016-12-31|title=Solo, Solitude: On the Poetics of Politics|url=https://cinemapoetica.com/solo-solitude-on-the-poetics-of-politics/|website=Cinema Poetica|language=en-US|access-date=2021-11-15}}</ref> Berbeda dengan ulasan Anugrah, Pasaribu malah memuji film tersebut karena "tidak meromantisasi Thukul sebagai semacam manusia super y

yang terkadang tidak berdaya dalam perjuangannya melawan tirani dan ketidakadilan."<ref name=":2" />

Membahas "langkah yang sangat lambat dan kurangnya aksi dan dialog" dari film tersebut, Panos Kotzatanasi dari ''Asian Movie Pulse'' menyebut film tersebut "tidak mudah untuk ditonton", sementara juga mencatat bahwa "jika seseorang dapat mengatasi pembatasan ini" film tersebut "menemukan film yang sangat indah dan bermakna yang menyoroti manfaat 'slow cinema'.<ref>{{Cite web|last=Kotzathanasis|first=Panos|date=2019-08-10|title=Film Review: Solo, Solitude (2016) by Yosep Anggi Noen|url=https://asianmoviepulse.com/2019/08/film-review-solo-solitude-2016-by-yosep-anggi-noen/|website=Asian Movie Pulse|language=en-US|access-date=2021-11-15}}</ref> Demikian pula, Clarence Tsui dari ''The Hollywood Reporter'' menyoroti "gambar surealis" dari "urutan panjang kehidupan quotidian" dari film tersebut.<ref name=":3">{{Cite web|last=Tsui|first=Clarence|last2=Tsui|first2=Clarence|date=2017-01-18|title=‘Solo, Solitude’ (‘Istirahatlah kata kata’): Film Review|url=https://www.hollywoodreporter.com/movies/movie-reviews/solo-solitude-istirahatlah-kata-kata-film-review-964839/|website=The Hollywood Reporter|language=en-US|access-date=2021-11-15}}</ref> Tsui lebih jauh membandingkan film tersebut dengan ''By the Time It Gets Dark'' karya Anocha Suwichakornpong yang "menawarkan refleksi pedih kemanusiaan yang diambil dari sejarah Asia Tenggara yang bergejolak baru-baru ini."<ref name=":3" />

== Penghargaan & nominasi ==
{| class="wikitable sortable"
!Tahun
!Tahun
!Nama Penghargaan
!Penghargaan
!Kategori
!Kategori
!Penerima
!Penerima
!Hasil
!Hasil
|-
|-
! rowspan="7" |2016
|2017
|Locarno Film Festival
|Usmar Ismail Awards
|Filmmakers of the Present
|Sutradara Terbaik
|Yosep Anggi Noen
|[[Yosep Anggi Noen]]
|{{nom}}
|Menang
|-
|-
|Filmfest Hamburg
|2017
|Political Film Award
|Usmar Ismail Awards
| rowspan="2" |''Istirahatlah Kata-Kata''
|Aktor Terbaik
|{{nom}}
|Gunawan Maryanto
|Menang
|-
|-
|Pacific Meridian International Film Festival of Asia Pacific Countries
|2016
|Grand Prix
|Festival Film Indonesia
|{{nom}}
|Sutradara Terbaik
|Yosep Anggi Noen
|Unggulan
|-
|-
|QCinema International Film Festival
|2016
|Pylon Award
|Festival Film Indonesia
| rowspan="4" |[[Yosep Anggi Noen]]
|Penulis Skenario Terbaik
|{{nom}}
|Yosep Anggi Noen
|Unggulan
|-
|-
|[[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]]
|2016
|Golden Hanoman Award
|Festival Film Indonesia
|{{won}}
|Penulis Skenario Asli Terbaik
|Yosep Anggi Noen
|Unggulan
|-
|-
| rowspan="2" |[[Festival Film Indonesia 2016]]
|2016
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
|Jogja-NETPAC Asian Film Festival
|{{nom}}
Golden Hanoman Award
|-
|[[Penulis Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Skenario Asli Terbaik]]
|{{nom}}
|-
! rowspan="7" |2017
| rowspan="3" |[[Usmar Ismail Awards 2017]]
|Film Terbaik
|Film Terbaik
|''Solo, Solitude''
|
|{{nom}}
|Menang
|-
|Sutradara Terbaik
|[[Yosep Anggi Noen]]
|{{won}}
|-
|Pemeran Utama Pria Favorit
| rowspan="2" |[[Gunawan Maryanto]]
|{{won}}
|-
| rowspan="2" |[[Piala Maya 2017|Piala Maya]]
|Aktor Utama Terpilih
|{{nom}}
|-
|Aktris Utama Terpilih
|[[Marissa Anita]]
|{{nom}}
|-
|ASEAN International Film Festival and Awards
|Special Jury Awards (Bersamaan dengan [[Ziarah (film)|Ziarah]] - [[BW Purbanegara]])
| rowspan="2" |[[Yosep Anggi Noen]]
|{{Won}}
|-
|Asian Film Festival Barcelona
|Official Section Award (Best Film)
|{{Nom}}
|}
|}

== Lihat pula ==
* [[Widji Thukul]]
* [[Gunawan Maryanto]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}


== Pranala luar ==
* {{IMDb title|5821664|Istirahatlah Kata-Kata}}
* {{rotten tomatoes|solo_solitude}}

{{Yosep Anggi Noen |state=autocollapse}}
{{Authority control}}

{{DEFAULTSORT:Solo Solitude}}
[[Kategori:Film drama]]
[[Kategori:Film biografi]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2017]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2016]]

Revisi terkini sejak 14 Maret 2023 10.00

Istirahatlah Kata-Kata
Nama lainSolo, Solitude
SutradaraYosep Anggi Noen
ProduserYosep Anggi Noen
Yulia Evina Bhara
Ditulis olehYosep Anggi Noen
Pemeran
Penata musikYennu Ariendra
SinematograferBayu Prihantoro Filemon
PenyuntingAndi Pulung Waluyo
Perusahaan
produksi
Limaenam Films
KawanKawan Media
Partisipasi Indonesia
Yayasan Muara
Tanggal rilis
  • 9 Agustus 2016 (2016-08-09) (Locarno Film Festival)
  • 19 Januari 2017 (2017-01-19) (Indonesia)
Durasi97 menit
NegaraIndonesia
Bahasa
  • Indonesian
  • Jawa

Istirahatlah Kata-Kata (bahasa Inggris: Solo, Solitude) adalah sebuah film drama biografi Indonesia tahun 2016 yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh Yosep Anggi Noen tentang aktivis dan penyair yang hilang, Widji Thukul.

Film ini menceritakan kisah dramatis Widji Thukul, penyair yang karyanya dikenal kritis terhadap rezim Suharto di Indonesia. Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta pada Juli 1996, Thukul tetap teguh dalam mengkritisi meski ada ancaman. Dia dikambinghitamkan oleh pemerintah sebagai provokator dan melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengasingan selama 8 bulan.[1]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Film dibuka dengan narasi yang menerangkan tentang awal pembentukan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang melawan peraturan perundangan saat itu di mana ditetapkan bahwa hanya ada 3 partai yang diakui Negara. Pada kerusuhan tanggal 27 Juli 1996, PRD dan beberapa penggagasnya ditangkap serta dijadikan buron dengan tuduhan menciptakan kerusuhan dan ingin menggulingkan pemerintahan. Dari Solo, tempat tinggal Wiji Thukul dan Sipon, latar film bergeser beberapa ratus kilometer menuju Pontianak dan Sungai Kapuas. Bersama seorang dosen bernama Thomas, Thukul menumpang bersembunyi di rumahnya sambil mengakui bahwa ternyata lebih menakutkan melarikan diri dan bersembunyi seperti ini daripada terang-terangan melawan sekumpulan orang dengan senjata.

Film ini mengritik kentalnya budaya militer era Orde Baru dengan cara amat satir, cenderung lucu, dan cukup berbobot. Tokoh Udi yang digambarkan sedang mondar-mandir di kampung kecil dengan sepatu boots dan celana tentara, yang tidak pernah jelas ke mana tujuannya. Dia seperti agak memiliki gangguan jiwa dan suka menakut-nakuti warga bahwa jika ia membawa senjatanya, mereka akan ditembak. Tokoh tentara yang menjadi pelanggan tukang cukur rambut Mahmoud asal Sampang. Digambarkan, Wiji Thukul perlu mencukur rambut keritingnya untuk menyamarkan penampilan, sebelum ia beroleh identitas baru dengan nama Paul. Ketika sudah duduk siap dicukur oleh Mahmoud, mendadak ia diminta mengalah karena ada pelanggan lama berprofesi tentara yang harus didahulukan. Tentara ini dengan santai berkata bahwa merupakan sebuah kehormatan dapat mecukur rambut tentara, maka semestinya tidak perlu diminta bayaran.

Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan introvert. Pada dunia hari ini yang ultra ekstrovert dan sungguh gegap gempita, setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih dengan saksama menjadi sangat langka. Wiji Thukul dulu menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya, sebagaimana Pramoedya Ananta Toer melalui tulisannya. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive. Orang-orang yang vokal dengan gagasan demokrasi substansi sapat dianggap berbahaya bagi ketertiban umum. Dan mereka yang tubuhnya bertato, bisa kena operasi petrus. Tembak di tempat karena dianggap preman yang meresahkan warga.

Menurut produser Yulia Evina Bhara, ide pembuatan film ini berawal dari inisiatif membuat mural penyair Indonesia yang ia ikuti bersama penulis Okky Madasari dan aktivis hak perempuan Tungal Pawestri.[2] Begitu dia memutuskan untuk memproduksi film tersebut, dia mempekerjakan Noen untuk memimpin proyek tersebut.[2]

Saat mengembangkan film, Noen membaca puisi Thukul dan bertemu dengan teman-temannya.[3] Penulis Mumu Aloha mengembangkan cerita sebelum Noen membuatnya menjadi skenario, setelah itu tim produksi memutuskan bahwa film tersebut akan fokus pada waktu Thukul saat diasingkan di Pontianak.[2]

Istirahatlah Kata-Kata ditayangkan perdana di Festival Film Locarno di Swiss pada 9 Agustus 2016.[4] Film ini menerima rilis teater terbatas di Indonesia beberapa bulan kemudian pada 19 Januari 2017.[2]

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Box office

[sunting | sunting sumber]

Menurut produser Yulia Evina Bhara, film tersebut telah mengumpulkan 51.424 penerimaan dalam bulan pertama peluncurannya di Indonesia.[2] Meskipun bukan kesuksesan komersial, Bhara mencatat bahwa jumlah tersebut mencerminkan penerimaan yang "luar biasa" dari penonton lokal untuk sebuah film independen.[2]

Penerimaan kritis

[sunting | sunting sumber]

Dalam sebuah ulasan untuk Tirto, penulis Dea Anugrah mengkritik film tersebut karena menggambarkan Thukul sebagai seseorang yang "berpaling dari Jawa, arena utama politik dan budaya di Indonesia" sambil "bersembunyi dalam ketakutan".[5] Anugrah juga mengkritik karakter Ida yang disebutnya ngawur terhadap narasi film dan skenario filmnya sebagai "berlebihan".[5] Sementara juga memperhatikan fokus film pada ketakutan dan paranoia Thukul, Adrian Jonathan Pasaribu dari Cinema Poetica menulis bahwa "paranoia diterjemahkan dengan indah dalam tata bahasa visual film".[6] Berbeda dengan ulasan Anugrah, Pasaribu malah memuji film tersebut karena "tidak meromantisasi Thukul sebagai semacam manusia super y

yang terkadang tidak berdaya dalam perjuangannya melawan tirani dan ketidakadilan."[6]

Membahas "langkah yang sangat lambat dan kurangnya aksi dan dialog" dari film tersebut, Panos Kotzatanasi dari Asian Movie Pulse menyebut film tersebut "tidak mudah untuk ditonton", sementara juga mencatat bahwa "jika seseorang dapat mengatasi pembatasan ini" film tersebut "menemukan film yang sangat indah dan bermakna yang menyoroti manfaat 'slow cinema'.[7] Demikian pula, Clarence Tsui dari The Hollywood Reporter menyoroti "gambar surealis" dari "urutan panjang kehidupan quotidian" dari film tersebut.[8] Tsui lebih jauh membandingkan film tersebut dengan By the Time It Gets Dark karya Anocha Suwichakornpong yang "menawarkan refleksi pedih kemanusiaan yang diambil dari sejarah Asia Tenggara yang bergejolak baru-baru ini."[8]

Penghargaan & nominasi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Penghargaan Kategori Penerima Hasil
2016 Locarno Film Festival Filmmakers of the Present Yosep Anggi Noen Nominasi
Filmfest Hamburg Political Film Award Istirahatlah Kata-Kata Nominasi
Pacific Meridian International Film Festival of Asia Pacific Countries Grand Prix Nominasi
QCinema International Film Festival Pylon Award Yosep Anggi Noen Nominasi
Jogja-NETPAC Asian Film Festival Golden Hanoman Award Menang
Festival Film Indonesia 2016 Sutradara Terbaik Nominasi
Skenario Asli Terbaik Nominasi
2017 Usmar Ismail Awards 2017 Film Terbaik Solo, Solitude Nominasi
Sutradara Terbaik Yosep Anggi Noen Menang
Pemeran Utama Pria Favorit Gunawan Maryanto Menang
Piala Maya Aktor Utama Terpilih Nominasi
Aktris Utama Terpilih Marissa Anita Nominasi
ASEAN International Film Festival and Awards Special Jury Awards (Bersamaan dengan Ziarah - BW Purbanegara) Yosep Anggi Noen Menang
Asian Film Festival Barcelona Official Section Award (Best Film) Nominasi

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Maharani, Dian, ed. (2020-06-15). "Sinopsis Istirahatlah Kata-kata, Biografi Perjalanan Pelarian Wiji Thukul". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-15. 
  2. ^ a b c d e f fdvs.io. "Para Pembuat Film Istirahatlak Kata-Kata Menceritakan Pembuatan Film nya". www.dewimagazine.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2021-11-15. 
  3. ^ Meodia, Arindra (2017-01-09). Radja, Aditia Maruli, ed. ""Istirahatlah Kata-kata"; cara sutradara muda menggali Wiji Tukul". ANTARA News. Diakses tanggal 2021-11-15. 
  4. ^ Post, The Jakarta. "Wiji Thukul: From Solo to Locarno". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-15. 
  5. ^ a b Anugrah, Dea. "Istirahatlah Kata-kata: Film Penting Belum Tentu Bagus". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-11-15. 
  6. ^ a b "Solo, Solitude: On the Poetics of Politics". Cinema Poetica (dalam bahasa Inggris). 2016-12-31. Diakses tanggal 2021-11-15. 
  7. ^ Kotzathanasis, Panos (2019-08-10). "Film Review: Solo, Solitude (2016) by Yosep Anggi Noen". Asian Movie Pulse (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-15. 
  8. ^ a b Tsui, Clarence; Tsui, Clarence (2017-01-18). "'Solo, Solitude' ('Istirahatlah kata kata'): Film Review". The Hollywood Reporter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-15. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]