Lompat ke isi

Fonon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sultan23081993 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(64 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Fonon''' merupakan gelombang getaran dalam [[kristal]] seperti halnya pada gelombang cahaya. Getaran atom dalam kristal tak begitu banyak pada suhu rendah, gelombang getaran [[atom]] harus dipandang seperti fonon, agar dapat diterangkan hasil pengukuran perubahan kapasitas [[kalor]] terhadap suhu pada suhu rendah. [[Konduksi]] [[kalor]] dalam bahan padat secara [[mikroskopik]] hanya dapat diterangkan dengan adanya benturan antara fonon dengan fonon lainnya.<ref name="Ensi"><small>Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 1026.</small></ref>
{{rapikan}}


Fonon dalam [[fisika]] adalah kuantum [[kuantum]] moda [[vibrasi]] pada kisi [[kristal]] tegar, seperti kisi kristal pada [[zat padat]]. [[Kristal]] dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan cukup besar, disertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara teratur dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat padat sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron di dalamnya. Fisika zat padat mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan [[Sinar-X]] dan keberhasilan di dalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau molekul–molekul dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya coulomb). Kisi–kisi tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom yang menyusun zat padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–kisi kristal pun ikut bervibrasi. Fenomena yang muncul dari [[kuantisasi]] sistem fisika zat padat tetapi memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang dibanding gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi gerak dalam medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam gelombang elektromagnetik.<ref name="Hazen"><small>Hazen,robert M.:Perovskites,Scientifik American vol.258,hlm 74-81,juni 1988.</small></ref>
{{paragraf pembuka}}


== Pembahasan ==
<!-- 1. Jangan hapus tag rapikan sebelum artikel ini dirapikan sesuai standar Wikipedia. Penghapusan dapat berakibat pemblokiran
2. Artikel ini perlu paragraf pembuka yang lebih baik.
3. Pertimbangkan menulis persamaan menggunakan notasi LaTeX


Persamaan gelombang elastis:
-->


E=1/2 KA<sup>2</sup>...................................................................(1)
'''Fonon''' dalam [[fisika]] adalah [[kuantum|kuantisasi]] moda [[vibrasi]] pada kisi [[kristal]] tegar, seperti kisi kristal pada [[zat padat]]. [[Kristal]] dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan cukup besar, di sertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara teratur dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat padat sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron didalamnya.


Persamaan gel elektromagnetik adalah
== Pendahuluan ==


E = hυ..................................................................................(2)
Fisika zat padat mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan [[Sinar-X]] dan keberhasilan didalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau molekul–molekul dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya coulomb). Kisi–kisi tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom yang menyusun zat padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–kisi kristalpun ikut bervibrasi. Fenomena yang muncul dari [[kuantisasi]] sistem fisika zat padat tetapi memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang dibanding gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi gerak dalam medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam gelombang elektromagnetik.

Persamaan gelombang elastis :

E=1/2 KA<sup>2</sup>

Persamaan gel elektromagnetik

E = hυ

Hal ini berarti bahwa fonon berkaitan dengan transisi panjang gelombang yang lebih panjang. Perambatan kisi vibrasi kristal dapat dinyatakan sebagai gelombang suara dan kecepatan perambatannya identik dengan kecepatan suara dalam zat padat. Gelombang suara merupakan gelombang transversal :

[[Image:1D normal modes (280 kB).gif|thumb|275px|Normal modes of vibration progression through a crystal. The amplitude of the motion has been exaggerated for ease of viewing; in an actual crystal, it is typically much smaller than the lattice spacing.]]


Hal ini berarti bahwa fonon berkaitan dengan transisi panjang gelombang yang lebih panjang. Perambatan kisi vibrasi kristal dapat dinyatakan sebagai gelombang suara dan kecepatan perambatannya identik dengan [[kecepatan suara]] dalam zat padat. Gelombang suara merupakan [[gelombang transversal]]:<ref name="Hazen" />
λ<sub>n</sub>= 2L/n
λ<sub>n</sub>= 2L/n....................................................................(3)


n = 3 → λ<sub>3</sub> = 2L/3
n = 3 → λ<sub>3</sub> = 2L/3
n = 2 → λ<sub>2</sub> = 2L/2
n = 2 → λ<sub>2</sub> = 2L/2
n = 1 → λ<sub>1</sub> = 2L/1=2L
n = 1 → λ<sub>1</sub> = 2L/1=2L


Energi phonon
Energi phonon


E=hυ
E=hυ
E=hv<sub>s</sub>
E=hv<sub>s</sub>
E=hv<sub>s</sub>n/2L
E=hv<sub>s</sub>n/2L....................................................................(4)
Dimana V<sub>s</sub> = kecepatan suara dalam zat padat
V<sub>s</sub> = kecepatan suara dalam zat padat


== Vibrasi kristal monoatomik ==
== Vibrasi kristal monoatomik ==


Terdapat dua mode vibrasi dari atom dalam kristal :
Terdapat dua mode vibrasi dari atom dalam kristal:<ref name="Hazen" />


* 1. Vibrasi logitudinal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya searah dengan arah rambatan.
* 1. Vibrasi logitudinal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya searah dengan arah rambatan.
* 2. Vibrasi transversal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus arah rambatan
* 2. Vibrasi transversal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus arah rambatan


Sebuah kristal kubus sederhana monoatomik [100], [110], dan [111] yang bervibrasi mempunyai frekwensi gelombang elastis, ditinjau dari segi vektor gelombang akan merambat secara pararel dan tegak lurus terhadap arah vektor gelombang. Setiap perpindahan bidang (S) dari posisi keseimbangannya akan mempunyai vekktor gelombang dengan tiga bentuk mode: satu polarisasi longitudinal dan dua polarisasi transversal.
Sebuah kristal kubus sederhana monoatomik [100], [110], dan [111] yang bervibrasi mempunyai frekuensi gelombang elastis, ditinjau dari segi vektor gelombang akan merambat secara pararel dan tegak lurus terhadap arah vektor gelombang. Setiap perpindahan bidang (S) dari posisi keseimbangannya akan mempunyai vekktor gelombang dengan tiga bentuk mode: satu polarisasi longitudinal dan dua polarisasi transversal.<ref name="Hazen" />
Terdapat dua jenis fonon dalam kisi kristal:
Terdapat dua jenis fonon dalam kisi kristal:<ref name="Hazen" />


* 1. optikal
# optikal
* 2. akustik
# akustik


Respon elastis yang terjadi merupakan fungsi linear dari gaya, yang ekivalen dengan energi, sebagai fungsi kuadrat dari perpindahan diantara dua titik dalam kristal. Energi saat keseimbangan mencapai minimum. Gaya pada bidang S disebabkan oleh perpindahan bidang S + P, sehingga terdapat selisih U<sub>s+ p</sub> – U<sub>s</sub>. Interaksi antara dua tetangga terdekat
Respon elastis yang terjadi merupakan fungsi linear dari gaya, yang ekivalen dengan energi, sebagai fungsi kuadrat dari perpindahan di antara dua titik dalam kristal. Energi saat keseimbangan mencapai minimum. Gaya pada bidang S disebabkan oleh perpindahan bidang S + P, sehingga terdapat selisih U<sub>s+ p</sub> – U<sub>s</sub>. Interaksi antara dua tetangga terdekat (P = ± 1), sehingga total gaya:<ref name="Hazen" />
P = ± 1, sehingga total gaya :


F<sub>s</sub> = C(U<sub>s+1</sub>-U<sub>s</sub>)+(U<sub>s-1</sub>–U<sub>s</sub> )
F<sub>s</sub> = C(U<sub>s+1</sub>-U<sub>s</sub>)+(U<sub>s-1</sub>–U<sub>s</sub>)........(5)


Pernyataan diatas identik dengan Hukum Law. Harga konstanta C akan berbeda untuk gelombang longitudinal dan tranversal.
Pernyataan di atas identik dengan Hukum Law. Harga konstanta C akan berbeda untuk [[gelombang longitudinal]] dan tranversal. Persamaan gerak untuk bidang s adalah:
Persamaan gerak untuk bidang s adalah :


M.d<sup>2</sup>U<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup>=C(U<sub>s+1</sub>+U<sub>s-1</sub>-2U<sub>s</sub>) (4)
M.d<sup>2</sup>U<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup>=C(U<sub>s+1</sub>+U<sub>s-1</sub>-2U<sub>s</sub>).........................................................................(6)


Persamaan gerak diatas terbentuk pada waktu exp ( -iwt )
Persamaan gerak di atas terbentuk pada waktu exp(-iωt)


d<sup>2</sup>U<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup><sup>= -ω<sup>2</sup>U<sub>s</sub> (5)
d<sup>2</sup>U<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup><sup>= -ω<sup>2</sup>U<sub>s</sub>.............(7)


Sehingga persamaan (4) menjadi :
Sehingga persamaan(5)menjadi:


-Mω<sup>2</sup>U<sub>s</sub> = C(U<sub>s+1</sub>+U<sub>s-1</sub>-2U<sub>s</sub>) (6)
-Mω<sup>2</sup>U<sub>s</sub> = C(U<sub>s+1</sub>+U<sub>s-1</sub>-2U<sub>s</sub>)........(8)


Dengan asumsi gelombang merupakan gelombang berjalan
Dengan asumsi gelombang merupakan gelombang berjalan:


U<sub>s</sub><sub>±1</sub>= U exp(i<sub>s</sub>Ka)exp(±i Ka) (7)
U<sub>s</sub><sub>±1</sub>= U exp(i<sub>s</sub>Ka)exp(±iKa.)............................(9)


Di mana:
Dimana a = jarak antara bidang
: a = jarak antara bidang
K = faktor gelombang
: K = vektor gelombang


Subtitusi persamaan (6) dan (7) diperoleh:
Subtitusi persamaan (6) dan (7) diperoleh:


-ω<sup>2</sup>MUexp(i<sub>s</sub>Ka) = Cu{exp[i(s+1)Ka]+exp[i(s-1)Ka]-2exp[isKa]}
-ω<sup>2</sup>MUexp(i<sub>s</sub>Ka) = Cu{exp[i(s+1)Ka]+exp[i(s-1)Ka]-2exp[isKa]}
ω<sup>2</sup>M= -C[exp(iKa)+exp(-iKa)-2 (8)
ω<sup>2</sup>M= -C[exp(iKa)+exp(-iKa)-2................................................(10)


Karena, 2cosKa=exp(iKa)=exp(-iKa), maka diperoleh hubungan ω dan k:
Karena, 2cosKa=exp(iKa)+exp(-iKa), maka diperoleh hubungan ω dan k:


ω<sup>2</sup>=(2C/M)(1-cosKa) (9)
ω<sup>2</sup>=(2C/M)(1-cosKa)..........................................................(11)


Batas daerah Brillouin pertama terletak pada K=±π/a, Kemiringan ω terhadap K adalah nol pada zone batas
Batas daerah Brillouin pertama terletak pada K=±π/a, Kemiringan ω terhadap K adalah nol pada zone batas,sehingga:


dω<sup>2</sup>/dK=(2C/M)sinKa = 0
dω<sup>2</sup>/dK=(2C/M)sinKa = 0


Akan diperoleh:
Sin ka = sin ( = 0
Melalui identitas trigonometri persamaan (9) dapat ditulis menjadi
……………(10)


Sin ka = sin(±π)= 0
Daerah brillouin pertama


Melalui identitas trigonometri persamaan (11) dapat ditulis menjadi:
Gambar 3 hubungan w terhadap k
Jika w diturunkan terhadap k, akan diperoleh :
= kecepatan kelompok
……………………..(11)


ω<sup>2</sup>=(4C/M)sin<sub>2</sub>1/2Ka.............................................(12)
== Vibrasi kristal sederhana diatomik ==


Jika ω diturunkan terhadap akan diperoleh:
Penyebaran fonon untuk kristal sederhana diatomik atom lebih akan memberikan arah penyebaran dengan kristal monoatomik .tiap polarisasi akan memberikan arah hubungan penyebaran w terhadap k dua cabang : akustik dan optikal. sehingga akan diperoleh LA dan TA ( longitudinal dan transversal ) Serta LO dan TO (longitudinal dan tranversal optik)

dω/dK = V<sub>g</sub>.................................................................(13)

di mana: V<sub>g</sub> = kecepatan kelompok

== Vibrasi kristal sederhana diatomik ==


Penyebaran fonon untuk kristal sederhana diatomik atau lebih akan memberikan arah penyebaran yang berbeda dibanding kristal monoatomik. Tiap polarisasi akan memberikan arah hubungan penyebaran ω terhadap k dengan pola dua cabang: akustik dan optikal. Sehingga akan diperoleh LA dan TA (longitudinal acoustic dan transversal acoustic),serta LO dan TO (longitudinal optik dan tranversal optik).<ref name="Hazen" />
Sel sederhana dengan P atom mempunyai 3P cabang dengan 3 cabang acoustic 3P-3 cabang optikal, jumlah cabang selanjutnya disebut derajat kebebasan. Untuk kristal kubus diatomik dengan masa M<sub>1</sub> dan M<sub>2</sub> yang berbeda. Persamaan gerak dengan anggapan tiap bidang berinteraksi hanya dengan atom tetangga terdekat dan konstanta gaya sama, diperoleh :
Persamaan diatas dapat diselesaikan dalam bentuk gelombang berjalan dimana amplitudo keduanya berskala U dan V
Us = u exp (is ka) exp (-iwt)
Vs = v exp (is ka) exp (-iwt)


Sel sederhana dengan P atom mempunyai 3P cabang dengan 3 cabang acoustic 3P-3 cabang optikal, jumlah cabang selanjutnya disebut derajat kebebasan. Untuk kristal kubus diatomik dengan masa M<sub>1</sub> dan M<sub>2</sub> yang berbeda. Persamaan gerak dengan anggapan tiap bidang berinteraksi hanya dengan atom tetangga terdekat dan konstanta gaya sama, diperoleh:<ref name="Hazen" />


M<sub>1</sub> . d<sup>2</sup>U<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup> = C(sup>V<sub>s< + V<sub>s-1</sub> - 2U<sub>s</sub>..............................................................(14)
Us-1 Vs-1 Us Vs Us+1 Vs+1


M<sub>2</sub> . d<sup>2</sup>V<sub>s</sub>/dt<sup>2</sup> = C(U<sub>s+1</sub> + U<sub>s</sub> - 2V<sub>s</sub>........................................................(14)


Persamaan di atas dapat diselesaikan dalam bentuk gelombang berjalan yang amplitudo keduanya berskala U dan V:<ref name="Hazen" />


U<sub>s</sub> = U exp(iska)exp(-iωt)...................................................(15)
V<sub>s</sub> = V exp(iska)exp(-iωt)...................................................(15)


Dengan substitusi persamaan 14 dengan 15 akan diperoleh:


-ω<sup>2</sup>M<sub>1</sub>.U= C<sub>V</sub>[1 + exp(-iKa)- 2 C<sub>U</sub>............(16)
Dengan substitusi persamaan 12 dengan 13 diperoleh :
……………………..(14)


-ω<sup>2</sup>M<sub>2</sub>.V= C<sub>U</sub>[1 + exp(iKa+1)- 2 C<sub>V</sub>...........(16)
Persamaan diatas diselesaikan jika koefisien determinan yang tidak diketahui u1 v direduksi
2c – m1w2 - c[1 + exp (-ika)]
-c (1 + exp (ika) 2c – M2w2


Persamaan di atas diselesaikan jika koefisien determinan yang tidak diketahui U dan V direduksi sehingga akan diperoleh matriks:<ref name="Hazen" />
Atau : M1M2w4 – 2c (M1 + M2) w2 + 2c2 (1 – cos ka) = 0 ……………(16)
2C – M<sub>1</sub>ω<sup>2</sup> -C[1 + exp(-ika)]
Jika ka << 1 dan ka = pada daerah batas
-C(1 + exp(ika) 2C– M<sub>2</sub>ω<sup>2</sup>
Sehingga cos ka
cabang optikal ……………………(17)
cabang akustik ………………….(18)


Atau:


M<sub>1</sub>M<sub>2</sub>ω<sup>4</sup> – 2c (M<sub>1</sub> + M<sub>2</sub>)ω<sup>2</sup> + 2C<sup>2</sup>(1–cosKa) = 0 ......................................................(17)


Jika Ka << 1 dan Ka = ±π pada daerah batas, sehingga:


cos Ka ≈ 1 - 1/2 K<sup>2</sup>a<sup>2</sup>
Optikal node


Akan diperoleh persamaan:<ref name="Hazen" />


ω<sup>2</sup>≈ 2C(1/M<sub>1</sub> + 1/M<sub>2</sub>) (cabang optik).................(18)


ω<sup>2</sup>≈ ((1/2)C/(M<sub>1</sub> + M<sub>2</sub>))) K<sup>2</sup>a<sup>2</sup> (cabang acoustic)..................................................................(19)


== Referensi ==
{{reflist}}


{{Authority control}}
Banyak hal dapat dijelaskan dengan fonom seperti kapasitas panas ternal, superkonduktor, sifat magnet materi


[[ar:فونون]]
[[Kategori:Fisika]]
[[be:Фанон]]
[[bg:Фонон]]
[[ca:Fonó]]
[[cs:Fonon]]
[[de:Phonon]]
[[et:Foonon]]
[[el:Φωνόνιο]]
[[en:Phonon]]
[[es:Fonón]]
[[fa:فونون]]
[[fr:Phonon]]
[[ko:포논]]
[[it:Fonone]]
[[he:פונון]]
[[hu:Fonon]]
[[ms:Fonon]]
[[nl:Fonon]]
[[ja:フォノン]]
[[no:Fonon]]
[[pl:Fonon]]
[[ru:Фонон]]
[[sk:Fonón]]
[[fi:Fononi]]
[[sv:Fonon]]
[[uk:Фонон]]
[[zh:声子]]

Revisi terkini sejak 20 Desember 2023 06.24

Fonon merupakan gelombang getaran dalam kristal seperti halnya pada gelombang cahaya. Getaran atom dalam kristal tak begitu banyak pada suhu rendah, gelombang getaran atom harus dipandang seperti fonon, agar dapat diterangkan hasil pengukuran perubahan kapasitas kalor terhadap suhu pada suhu rendah. Konduksi kalor dalam bahan padat secara mikroskopik hanya dapat diterangkan dengan adanya benturan antara fonon dengan fonon lainnya.[1]

Fonon dalam fisika adalah kuantum kuantum moda vibrasi pada kisi kristal tegar, seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan cukup besar, disertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara teratur dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat padat sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron di dalamnya. Fisika zat padat mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan Sinar-X dan keberhasilan di dalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau molekul–molekul dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya coulomb). Kisi–kisi tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom yang menyusun zat padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–kisi kristal pun ikut bervibrasi. Fenomena yang muncul dari kuantisasi sistem fisika zat padat tetapi memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang dibanding gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi gerak dalam medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam gelombang elektromagnetik.[2]

Pembahasan

[sunting | sunting sumber]

Persamaan gelombang elastis:

E=1/2 KA2...................................................................(1)

Persamaan gel elektromagnetik adalah

E = hυ..................................................................................(2)

Hal ini berarti bahwa fonon berkaitan dengan transisi panjang gelombang yang lebih panjang. Perambatan kisi vibrasi kristal dapat dinyatakan sebagai gelombang suara dan kecepatan perambatannya identik dengan kecepatan suara dalam zat padat. Gelombang suara merupakan gelombang transversal:[2]

λn= 2L/n....................................................................(3)

n = 3 → λ3 = 2L/3 n = 2 → λ2 = 2L/2 n = 1 → λ1 = 2L/1=2L

Energi phonon

E=hυ E=hvs E=hvsn/2L....................................................................(4)

Vs = kecepatan suara dalam zat padat

Vibrasi kristal monoatomik

[sunting | sunting sumber]

Terdapat dua mode vibrasi dari atom dalam kristal:[2]

  • 1. Vibrasi logitudinal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya searah dengan arah rambatan.
  • 2. Vibrasi transversal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus arah rambatan

Sebuah kristal kubus sederhana monoatomik [100], [110], dan [111] yang bervibrasi mempunyai frekuensi gelombang elastis, ditinjau dari segi vektor gelombang akan merambat secara pararel dan tegak lurus terhadap arah vektor gelombang. Setiap perpindahan bidang (S) dari posisi keseimbangannya akan mempunyai vekktor gelombang dengan tiga bentuk mode: satu polarisasi longitudinal dan dua polarisasi transversal.[2]

Terdapat dua jenis fonon dalam kisi kristal:[2]

  1. optikal
  2. akustik

Respon elastis yang terjadi merupakan fungsi linear dari gaya, yang ekivalen dengan energi, sebagai fungsi kuadrat dari perpindahan di antara dua titik dalam kristal. Energi saat keseimbangan mencapai minimum. Gaya pada bidang S disebabkan oleh perpindahan bidang S + P, sehingga terdapat selisih Us+ p – Us. Interaksi antara dua tetangga terdekat (P = ± 1), sehingga total gaya:[2]

Fs = C(Us+1-Us)+(Us-1–Us)........(5)

Pernyataan di atas identik dengan Hukum Law. Harga konstanta C akan berbeda untuk gelombang longitudinal dan tranversal. Persamaan gerak untuk bidang s adalah:

M.d2Us/dt2=C(Us+1+Us-1-2Us).........................................................................(6)

Persamaan gerak di atas terbentuk pada waktu exp(-iωt)

d2Us/dt2= -ω2Us.............(7)

Sehingga persamaan(5)menjadi:

-Mω2Us = C(Us+1+Us-1-2Us)........(8)

Dengan asumsi gelombang merupakan gelombang berjalan:

Us±1= U exp(isKa)exp(±iKa.)............................(9)

Di mana:

a = jarak antara bidang
K = vektor gelombang

Subtitusi persamaan (6) dan (7) diperoleh:

2MUexp(isKa) = Cu{exp[i(s+1)Ka]+exp[i(s-1)Ka]-2exp[isKa]} ω2M= -C[exp(iKa)+exp(-iKa)-2................................................(10)

Karena, 2cosKa=exp(iKa)+exp(-iKa), maka diperoleh hubungan ω dan k:

ω2=(2C/M)(1-cosKa)..........................................................(11)

Batas daerah Brillouin pertama terletak pada K=±π/a, Kemiringan ω terhadap K adalah nol pada zone batas,sehingga:

2/dK=(2C/M)sinKa = 0

Akan diperoleh:

Sin ka = sin(±π)= 0

Melalui identitas trigonometri persamaan (11) dapat ditulis menjadi:

ω2=(4C/M)sin21/2Ka.............................................(12)

Jika ω diturunkan terhadap akan diperoleh:

dω/dK = Vg.................................................................(13)

di mana: Vg = kecepatan kelompok

Vibrasi kristal sederhana diatomik

[sunting | sunting sumber]

Penyebaran fonon untuk kristal sederhana diatomik atau lebih akan memberikan arah penyebaran yang berbeda dibanding kristal monoatomik. Tiap polarisasi akan memberikan arah hubungan penyebaran ω terhadap k dengan pola dua cabang: akustik dan optikal. Sehingga akan diperoleh LA dan TA (longitudinal acoustic dan transversal acoustic),serta LO dan TO (longitudinal optik dan tranversal optik).[2]

Sel sederhana dengan P atom mempunyai 3P cabang dengan 3 cabang acoustic 3P-3 cabang optikal, jumlah cabang selanjutnya disebut derajat kebebasan. Untuk kristal kubus diatomik dengan masa M1 dan M2 yang berbeda. Persamaan gerak dengan anggapan tiap bidang berinteraksi hanya dengan atom tetangga terdekat dan konstanta gaya sama, diperoleh:[2]

M1 . d2Us/dt2 = C(sup>Vs< + Vs-1 - 2Us..............................................................(14)

M2 . d2Vs/dt2 = C(Us+1 + Us - 2Vs........................................................(14)

Persamaan di atas dapat diselesaikan dalam bentuk gelombang berjalan yang amplitudo keduanya berskala U dan V:[2]

Us = U exp(iska)exp(-iωt)...................................................(15) Vs = V exp(iska)exp(-iωt)...................................................(15)

Dengan substitusi persamaan 14 dengan 15 akan diperoleh:

2M1.U= CV[1 + exp(-iKa)- 2 CU............(16)

2M2.V= CU[1 + exp(iKa+1)- 2 CV...........(16)

Persamaan di atas diselesaikan jika koefisien determinan yang tidak diketahui U dan V direduksi sehingga akan diperoleh matriks:[2] 2C – M1ω2 -C[1 + exp(-ika)] -C(1 + exp(ika) 2C– M2ω2

Atau:

M1M2ω4 – 2c (M1 + M22 + 2C2(1–cosKa) = 0 ......................................................(17)

Jika Ka << 1 dan Ka = ±π pada daerah batas, sehingga:

cos Ka ≈ 1 - 1/2 K2a2

Akan diperoleh persamaan:[2]

ω2≈ 2C(1/M1 + 1/M2) (cabang optik).................(18)

ω2≈ ((1/2)C/(M1 + M2))) K2a2 (cabang acoustic)..................................................................(19)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 1026.
  2. ^ a b c d e f g h i j k Hazen,robert M.:Perovskites,Scientifik American vol.258,hlm 74-81,juni 1988.