Metodologi penelitian: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pena Orion (bicara | kontrib) k Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh data serta hasil yang maksimal Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru |
Pengetik-AM (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(17 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
#ALIH [[Metodologi]] |
|||
{{Orphan|date=Oktober 2016}} |
|||
{{prosa}} |
|||
{{wikify}} |
|||
'''Metodologi penelitian'''penelitian.<ref>Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.</ref> Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode.{{fact}} [[Penelitian|Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh serta menguji data yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya]] merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.<ref name="google.co.id">http://www.google.co.id/#hl=id&q=metodologi+penelitian+bisnis&meta=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=337ae19756b80444</ref> Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.{{fact}} Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.<ref name="ReferenceA">sumber: buku Metodologi Penelitian Bisnia, penulis: Dr. Nur Indriantoro,M.Sc., Akuntan ; Drs. Bambang Supomo, M.Si. Akuntan, penerbit: BPFE Yogyakarta</ref> Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.{{fact}} |
|||
== Prinsip metodologi == |
|||
Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya: |
|||
=== A. Rene Descartes === |
|||
Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam) prinsip metodologi yaitu:{{fact}} |
|||
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (''common sense'') yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. |
|||
Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, tetapi yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah. |
|||
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. |
|||
Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu: |
|||
(a) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih daripada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi, |
|||
(b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik. |
|||
(c) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit |
|||
demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru. |
|||
(d) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan. |
|||
(e)Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.{{fact}} |
|||
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut{{fact}}: |
|||
(a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak. |
|||
(b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan. |
|||
(c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia. |
|||
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indra.{{fact}} Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain.{{fact}} Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, tetapi kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.{{fact}} |
|||
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas).{{fact}} Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik.{{fact}} Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.{{fact}} Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh.{{fact}} Jiwa manusia itu abadi.<ref name="infoskripsi.com">{{Cite web |url=http://www.infoskripsi.com/Resource/Prinsip-Metodologi-Penelitian-Ilmiah.html |title=Salinan arsip |access-date=2010-04-30 |archive-date=2010-04-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100430080659/http://www.infoskripsi.com/Resource/Prinsip-Metodologi-Penelitian-Ilmiah.html |dead-url=yes }}</ref> |
|||
=== B. Alfred Julesayer === |
|||
Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:{{fact}} |
|||
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan |
|||
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna |
|||
3. Ayer menampik kekhawatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.<ref name="infoskripsi.com"/> |
|||
=== C. Karl Raimund Popper === |
|||
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:{{fact}} |
|||
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat. |
|||
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan [[(observasi)]] secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. |
|||
K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama pada asas [[verifiabilitas,]] bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris. |
|||
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip [[FALSIFA BILITAS,]] yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesis, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesis dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesis tersebut semakin diperkukuh (CORROBORATI<ref name="infoskripsi.com"/> ON). |
|||
== Karakteristik penelitian == |
|||
1. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam batasan masalah.{{fact}} |
|||
2. Metodologi penelitian adalah pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.{{fact}} |
|||
3. [[Penelitian dan ilmu]] merupakan [[operasionalisasi]] dari metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah.<ref name="ReferenceA"/> |
|||
== Proses penelitian == |
|||
1. Masalah penelitian |
|||
penelitian mencakup: penemuan masalah dan pemecahan masalah |
|||
tahap:identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok masalah dan perumusan masalah |
|||
kajian teoretis |
|||
menyusun kerangka teoretis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian.{{fact}} |
|||
2. Pengujian fakta (data) |
|||
mencakup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti |
|||
data: sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan (Observasi) atau survei. |
|||
kesimpulan |
|||
merupakan hasil penelitian yang memberi feed back pada masalah atau pertanyaan penelitian.{{fact}} |
|||
== Paradigma penelitian == |
|||
=== Paradigma kuantitatif === |
|||
a. Paradigma tradisional, positivis, eksperimental, empiris.{{fact}} |
|||
b. Menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.{{fact}} |
|||
c. Realitas bersifat objektif dan berdimensi tunggal.{{fact}} |
|||
d. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti.{{fact}} |
|||
e. Bebas nilai dan tidak bias.{{fact}} |
|||
f. Pendekatan deduktif.{{fact}} |
|||
g. Pengujian teori dan analisis kuantitatif.{{fact}} |
|||
=== Paradigma kualitatif === |
|||
a. Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern.<ref>{{Cite book|last=Suryani|first=Suryani|last2=Hendriyadi|first2=Hendriyadi|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=YHA-DwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam|publisher=Prenada Media|isbn=9786021186428|pages=111-112|url-status=live}}</ref> |
|||
b. Menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.{{fact}} |
|||
c. Realitas bersifat subjektif dan berdimensi banyak.{{fact}} |
|||
d. Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti.{{fact}} |
|||
e. Tidak bebas nilai dan bias.{{fact}} |
|||
f. Pendekatan induktif.{{fact}} |
|||
g. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.{{fact}} |
|||
=== Perbedaan paradigma kuantitatif dengan paradigma kualitatif === |
|||
Perbedaan antara Paradigma Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif terletak pada asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian.{{fact}} Perbedaan selanjutnya akan memengaruhi strategi dan desain penelitian.{{fact}} Perbedaan asumsi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:{{fact}} |
|||
1. Hubungan peneliti dengan fakta yang diteliti menurut paradigma kuantitatif diasumsikan bersifat independen sehingga peneliti dapat menguji realitas fakta secara objektif, terbatas pada dimensi tunggal, bebeas nilai.{{fact}} Sebaliknya menurut asumsi paradigma kualitatif, penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih bersifat subjektif, tidak bebeas nilai, |
|||
2 Proses penelitian paradigma kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan pada penelitian paradigma kualitatif menggunakan pendekatan induktif.{{fact}} |
|||
3. Paradigma kuantitatif menekankan pengujian teori dengan analisis kuantitatif dibandingkan pendekatan kualitatif yang memberikan tekanan pada penyusunan teori melalui pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif.<ref name="ReferenceA"/> |
|||
== Metode ilmiah == |
|||
[[Berkas:AdamSmith.jpg|jmpl|250px|Adam Smith merupakan Bapak Filsafat Pengetahuan]] |
|||
[[Metode ilmiah]] adalah prosedur atau cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah.{{fact}} Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan kriteria tertentu.{{fact}} Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah [[epistemologi]] (filsafat pengetahuan).{{fact}} |
|||
== Karakteristik ilmu == |
|||
Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.<ref>{{Cite book|last=Budiharto|first=Widodo|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=p8mXDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=Metode Penelitian Ilmu Komputer Dengan Komputasi Statistika Berbasis R|publisher=Deepublish|isbn=9786232093959|pages=5|url-status=live}}</ref> Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau [[fenomena]] alam (fakta yang benar atau umumnya bernilai benar).{{fact}} Pengetahuan yang menjelaskan fenomena alam bermanfaat untuk memprediksi fenomena-fenomena alam. Pengetahuan yang terkandung yang dinilai dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab masalah-masalah dalam kehidupan manusia.{{fact}} |
|||
== Jenis-jenis penelitian ilmiah == |
|||
Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan{{fact}}: |
|||
(1) Tujuan; |
|||
(2) Pendekatan; |
|||
(3) Tempat; |
|||
(4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; |
|||
(5) Bidang ilmu yang diteliti; |
|||
(6) Taraf Penelitian; |
|||
(7) Teknik yang digunakan; |
|||
(8) Keilmiahan; |
|||
(9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. |
|||
== Kriteria penelitian ilmiah == |
|||
1. Dapat menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya,{{fact}} |
|||
2. Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan,{{fact}} |
|||
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan data,{{fact}} |
|||
4. Telah mempunyai kemampuan untuk diuji ulang,{{fact}} |
|||
5. Memilih data dengan tepat sehingga hasilnya dapat dipercaya,{{fact}} |
|||
6. Menarik kesimpulan secara objektif,{{fact}} |
|||
7. Melaporkan hasil secara parsimony,{{fact}} |
|||
8. Hasil penelitian dapat digeneralisasi.<ref name="google.co.id"/> |
|||
== Penelitian bisnis == |
|||
[[Penelitian bisnis]] merupakan suatu proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif untuk membantu pembuatan keputusan dalam suatu bidang bisnis.{{fact}} |
|||
== Klasifikasi penelitian bisnis == |
|||
=== Berdasarkan tujuan penelitian === |
|||
1. [[Penelitian dasar]] (pengembangan & evaluasi konsep-konsep dasar){{fact}} |
|||
a. [[deduktif :]] menguji hipotesis melalui validasi teori, tipe: hopotesis a priori{{fact}} |
|||
b. [[induktif :]] mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta{{fact}} |
|||
2. [[Penelitian terapan]] (pemecahan masalah-masalah praktis) |
|||
a. penelitian evaluasi{{fact}} |
|||
b. penelitian dan pengembangan{{fact}} |
|||
c. penelitian aksi{{fact}} |
|||
=== Berdasarkan karakteristik masalah === |
|||
1. Penelitian historis{{fact}} |
|||
2. Penelitian desktriptif{{fact}} |
|||
3. Studi kasus lapangan{{fact}} |
|||
4. Penelitian korelasional{{fact}} |
|||
5. Kausal-komparatif{{fact}} |
|||
6. Eksperimen{{fact}} |
|||
=== Berdasarkan jenis data === |
|||
1. Penelitian opini ''(opinion research)''{{fact}} |
|||
2. Penelitian empiris ''(empirical research)''{{fact}} |
|||
3. Penelitian arsip ''(archieval research)''{{fact}} |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
[[Kategori:Penelitian| Penelitian Metodologi]] |
Revisi terkini sejak 27 Juli 2022 12.10
Mengalihkan ke: