Lompat ke isi

Bunglon surai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merujuk pada satu spesies yang tidak spesifik gunakan istilah sp. sedangkan untuk merujuk pada sekelompok spp.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ariyanto (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dimana → di mana
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{commonscat|Bronchocela jubata|Bunglon surai}}
{{infobox spesies
{{infobox spesies


Baris 4: Baris 5:
}}
}}


{{SpeciesTitle}} adalah spesies [[kadal]] pohon dari suku [[Agamidae]] yang tersebar luas di kepulauan [[Nusantara]]. Kadal ini satu golongan dengan [[cecak terbang]] (''Draco spp.'') dan [[soa-soa]] (''Hydrosaurus spp.''). Nama-nama lokal bunglon surai diantaranya: ''bengkarung surai'' (Melayu), ''bunglon'' (Jawa), dan ''londok'' atau ''lunduk'' (Sunda). Orang awam sering menyebut bunglon surai dengan istilah "[[bunglon]]" saja. Akan tetapi, sebutan ini juga merujuk kepada jenis-jenis lain yang cukup beragam, diantaranya ''[[Bronchocela]]'', ''[[Calotes]]'', ''[[Gonocephalus]]'', ''[[Pseudocalotes]]'', serta golongan suku [[Chamaeleonidae]]. Bunglon surai juga bisa mengubah-ubah warna kulitnya, walaupun tidak mencolok seperti perubahan warna pada jenis-jenis dari suku [[Chamaeleonidae]] (Kameleon).<ref name="RDB">{{cite web|title=''Bronchocela jubata''|url=http://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Bronchocela&species=jubata|publisher=The Reptile Database|accessdate=19 January 2014}}</ref>
{{SpeciesTitle}} adalah spesies [[kadal]] pohon dari suku [[Agamidae]] yang tersebar luas di kepulauan [[Nusantara]]. Kadal ini satu golongan dengan [[cecak terbang]] (''Draco spp.'') dan [[soa-soa]] (''Hydrosaurus spp.''). Nama-nama lokal '''bunglon surai''' diantaranya: ''bengkarung surai'' (Melayu), ''bunglon'' (Jawa), dan ''londok'' atau ''lunduk'' (Sunda). Orang awam sering menyebut bunglon surai sebagai "[[bunglon]]" saja, meskipun sebutan ini juga merujuk kepada jenis-jenis lain yang cukup beragam, seperti ''[[Bronchocela]]'' lainnya, ''[[Calotes]]'', ''[[Gonocephalus]]'', ''[[Pseudocalotes]]'', serta golongan suku [[Chamaeleonidae]]. Bunglon dalam pengertian awam adalah sekelompok Agamidae berukuran relatif kecil.


Bunglon surai ini merupakan salah satu spesies [[bunglon]] asli Nusantara. Akan tetapi di Pulau Jawa, keberadaannya terancam oleh spesies pendatang (invasif) dengan ukuran tubuh lebih besar, yaitu [[calotes versicolor|''Calotes versicolor'']]. Akibatnya, populasi bunglon surai di Jawa semakin berkurang karena habitatnya "direbut" oleh spesies invasif tersebut yang mampu beradaptasi dan berkembangbiak dengan cepat.<ref>{{Cite web|url=http://lipi.go.id/berita/single/Inilah-Alien-Yang-Menginvasi-Pulau-Jawa/20633|title=Inilah Alien Yang Menginvasi Pulau Jawa|website=lipi.go.id|language=en|access-date=2019-08-14}}</ref>
Bunglon surai mampu mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak mencolok seperti perubahan warna pada jenis-jenis dari suku [[Chamaeleonidae]] (Kameleon).<ref name="RDB">{{cite web|title=''Bronchocela jubata''|url=http://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Bronchocela&species=jubata|publisher=The Reptile Database|accessdate=19 January 2014}}</ref>
Bunglon surai merupakan salah satu spesies [[bunglon]] asli [[Nusantara]]. Akan tetapi di Pulau Jawa, keberadaannya terancam oleh spesies pendatang (invasif) dengan ukuran tubuh lebih besar, yaitu ''[[Calotes versicolor]]''. Akibatnya, populasi bunglon surai di Jawa semakin berkurang karena habitatnya "direbut" oleh spesies invasif tersebut yang mampu beradaptasi dan berkembangbiak dengan cepat.<ref>{{Cite web|url=http://lipi.go.id/berita/single/Inilah-Alien-Yang-Menginvasi-Pulau-Jawa/20633|title=Inilah Alien Yang Menginvasi Pulau Jawa|website=lipi.go.id|language=en|access-date=2019-08-14}}</ref>


== Penyebaran ==
== Penyebaran ==
[[Berkas:Bunglon Surai (Bronchocela jubata).jpg|jmpl|kiri|200px|]]
[[Berkas:Bunglon Surai (Bronchocela jubata).jpg|jmpl|kiri|200px]]
[[Berkas:Bronc juba 060821 9714 tdp ed resize.jpg|jmpl|kiri|200px|Anak bunglon surai di semak hias]]
[[Berkas:Bronc juba 060821 9714 tdp ed resize.jpg|jmpl|kiri|200px|Anak bunglon surai di semak hias]]
Bunglon surai tersebar luas di kepulauan [[Nusantara]], meliputi [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Kalimantan]], [[Singkep, Lingga|Singkep]], [[Sulawesi]], [[Karakelang]], kepulauan [[Salibabu]], dan [[Filipina]].<ref name="RDB"/>
Bunglon surai tersebar luas di kepulauan [[Nusantara]], meliputi [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Kalimantan]], [[Singkep, Lingga|Singkep]], [[Sulawesi]], [[Karakelang]], kepulauan [[Salibabu]], dan [[Filipina]].<ref name="RDB"/>


== Morfologi ==
== Morfologi ==
Bunglon surai berukuran sedang dengan ekor yang panjang. Panjang total tubuhnya sekitar 55 cm, dengan lebih dari setengah panjangnya adalah panjang ekor. Kadal ini dapat dikenali dari deretan gerigi (surai) di leher belakangnya (nama spesifiknya: ''jubata'' = "bersurai"). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun agak lunak. Kepalanya dilapisi dengan sisik-sisik bersudut dan menonjol. Mata dikelilingi kelopak yang dihiasi bintik-bintik berwarna agak hijau gelap.<ref name="ROJII">[[Nelly de Rooij|Rooij, Nelly de]]. 1915. ''The Reptiles of the Indo-Australian Archipelago. I. Lacertilia, Chelonia, Emydosauria''. Leiden: E.J. Brill. 384 pp. (''Calotes jubatus'', p. 123).</ref>
Bunglon surai berukuran sedang dengan ekor yang panjang. Panjang total tubuhnya sekitar 55&nbsp;cm, dengan lebih dari setengah panjangnya adalah panjang ekor. Kadal ini dapat dikenali dari deretan gerigi (surai) di leher belakangnya (nama spesifiknya: ''jubata'' = "bersurai"). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun agak lunak. Kepalanya dilapisi dengan sisik-sisik bersudut dan menonjol. Mata dikelilingi kelopak yang dihiasi bintik-bintik berwarna agak hijau gelap.<ref name="ROJII">[[Nelly de Rooij|Rooij, Nelly de]]. 1915. ''The Reptiles of the Indo-Australian Archipelago. I. Lacertilia, Chelonia, Emydosauria''. Leiden: E.J. Brill. 384 pp. (''Calotes jubatus'', p. 123).</ref>


Punggung dan sisi badan berwarna hijau muda sampai hijau tua kekuningan. Ketika bunglon surai merasa terganggu, warna tubuhnya berubah menjadi cokelat kekuningan atau hijau kusam. Bagian bawah tubuh berwarna hijau pucat kekuningan atau keputihan. Telapak tangan dan kaki berwarna coklat kekuningan. Ekor berwarna hijau muda dengan belang-belang hijau tua agak kebiruan. Semakin ke ujung, warnanya berubah menjadi cokelat ranting.<ref name="ROJII"/>
Punggung dan sisi badan berwarna hijau muda sampai hijau tua kekuningan. Ketika bunglon surai merasa terganggu, warna tubuhnya berubah menjadi cokelat kekuningan atau hijau kusam. Bagian bawah tubuh berwarna hijau pucat kekuningan atau keputihan. Telapak tangan dan kaki berwarna coklat kekuningan. Ekor berwarna hijau muda dengan belang-belang hijau tua agak kebiruan. Semakin ke ujung, warnanya berubah menjadi cokelat ranting.<ref name="ROJII"/>
Baris 22: Baris 25:


Bunglon surai bertelur di tanah yang subur, berpasir, atau berserasah. Untuk membuat sarang, induk bunglon surai menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, [[Bogor]] mencatat bahwa bunglon surai memendam telur-telurnya di tanah berpasir di bawah lapisan [[serasah]], persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak dua butir.<ref name="ROJII"/>
Bunglon surai bertelur di tanah yang subur, berpasir, atau berserasah. Untuk membuat sarang, induk bunglon surai menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, [[Bogor]] mencatat bahwa bunglon surai memendam telur-telurnya di tanah berpasir di bawah lapisan [[serasah]], persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak dua butir.<ref name="ROJII"/>

Reptil ini menjadi makanan bagi sejumlah hewan pemakan daging, seperti berbagai jenis kucing serta burung-burung berukuran cukup besar.


== Warna kulit dan mimikri ==
== Warna kulit dan mimikri ==
Di saat bunglon surai merasa terancam, ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan dari pengganggunya. Fungsi penyamaran dengan berubah warna ini disebut [[kamuflase]]. Hal ini tentu berbeda dengan "[[mimikri]]", yaitu bentuk, warna tubuh, atau tingkah laku suatu hewan yang meniru atau menyerupai spesies hewan yang sebenarnya untuk menipu pengganggunya. Misalnya pada [[ular pemakan-telur Afrika]] (''Dasypeltis Sp.'') yang memiliki cara pertahanan yang mirip [[beludak sisik gergaji]] (''Echis Sp.'').<ref name="ROJII"/>
Di saat bunglon surai merasa terancam, ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan dari pengganggunya. Fungsi penyamaran dengan berubah warna ini disebut [[kamuflase]]. Hal ini tentu berbeda dengan "[[mimikri]]", yaitu bentuk, warna tubuh, atau tingkah laku suatu hewan yang meniru atau menyerupai spesies hewan yang sebenarnya untuk menipu pengganggunya. Misalnya pada [[ular pemakan-telur Afrika]] (''Dasypeltis Sp.'') yang memiliki cara pertahanan yang mirip [[beludak sisik gergaji]] (''Echis Sp.'').<ref name="ROJII"/>


Selama ini, banyak penelitian yang mengatakan bahwa semua jenis [[bunglon]] dapat berubah warna karena kombinasi pigmen di kulitnya, dan ternyata hal ini salah. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan lewat jurnal Nature Communication, bunglon bisa berubah [[warna]] karena di bawah [[kulit]] terluar bunglon terdapat semacam zat nanokristal. Zat nanokristal ini fungsinya untuk memantulkan cahaya, dimana perubahan ruang antar-nanokristal juga menentukan warna cahaya apa yang dipantulkan.<ref name="ROJII"/>
Selama ini, banyak penelitian yang mengatakan bahwa semua jenis bunglon dapat berubah warna karena kombinasi pigmen di kulitnya, dan ternyata hal ini salah. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan lewat jurnal Nature Communication, bunglon bisa berubah [[warna]] karena di bawah [[kulit]] terluar bunglon terdapat semacam zat nanokristal. Zat nanokristal ini fungsinya untuk memantulkan cahaya, di mana perubahan ruang antar-nanokristal juga menentukan warna cahaya apa yang dipantulkan.<ref name="ROJII"/>


== Daftar Pustaka ==
== Daftar Pustaka ==
Baris 38: Baris 43:
* Das I. 2006. ''A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo''. Sanibel Island, Florida: Ralph Curtis Books. 144 pp. {{ISBN|0-88359-061-1}}. (''Bronchocela jubata'', p.&nbsp;77).
* Das I. 2006. ''A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo''. Sanibel Island, Florida: Ralph Curtis Books. 144 pp. {{ISBN|0-88359-061-1}}. (''Bronchocela jubata'', p.&nbsp;77).
* [[André Marie Constant Duméril|Duméril AMC]], [[Gabriel Bibron|Bibron G]]. 1837. ''Erpétologie générale ou Histoire naturelle complète des Reptiles, Tome quatrième'' [Volume 4]. Paris: Librairie Encyclopédique de Roret. ii + 571 pp. (''Bronchocela jubata'', new species, pp.&nbsp;397–398). (in [[French language|French]]).
* [[André Marie Constant Duméril|Duméril AMC]], [[Gabriel Bibron|Bibron G]]. 1837. ''Erpétologie générale ou Histoire naturelle complète des Reptiles, Tome quatrième'' [Volume 4]. Paris: Librairie Encyclopédique de Roret. ii + 571 pp. (''Bronchocela jubata'', new species, pp.&nbsp;397–398). (in [[French language|French]]).

* [http://animaldiversity.org/accounts/Bronchocela_jubata/ Animal Diversity Web: ''Bronchocela jubata'']
* [http://animaldiversity.org/accounts/Bronchocela_jubata/ Animal Diversity Web: ''Bronchocela jubata'']
* [http://reptile-database.reptarium.cz/species.php?genus=Bronchocela&species=jubata&exact%5B0%5D=genus&exact%5B0%5D=species ''Bronchocela jubata'' @ Reptile Database]
* [http://reptile-database.reptarium.cz/species.php?genus=Bronchocela&species=jubata&exact%5B0%5D=genus&exact%5B0%5D=species ''Bronchocela jubata'' @ Reptile Database]

Revisi terkini sejak 24 November 2022 12.00

Bunglon surai
Bronchocela jubata Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN170378 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasReptilia
OrdoSquamata
FamiliAgamidae
GenusBronchocela
SpesiesBronchocela jubata Edit nilai pada Wikidata
Duméril dan Bibron, 1837
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata

Bunglon surai (Bronchocela jubata) adalah spesies kadal pohon dari suku Agamidae yang tersebar luas di kepulauan Nusantara. Kadal ini satu golongan dengan cecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.). Nama-nama lokal bunglon surai diantaranya: bengkarung surai (Melayu), bunglon (Jawa), dan londok atau lunduk (Sunda). Orang awam sering menyebut bunglon surai sebagai "bunglon" saja, meskipun sebutan ini juga merujuk kepada jenis-jenis lain yang cukup beragam, seperti Bronchocela lainnya, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes, serta golongan suku Chamaeleonidae. Bunglon dalam pengertian awam adalah sekelompok Agamidae berukuran relatif kecil.

Bunglon surai mampu mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak mencolok seperti perubahan warna pada jenis-jenis dari suku Chamaeleonidae (Kameleon).[1]

Bunglon surai merupakan salah satu spesies bunglon asli Nusantara. Akan tetapi di Pulau Jawa, keberadaannya terancam oleh spesies pendatang (invasif) dengan ukuran tubuh lebih besar, yaitu Calotes versicolor. Akibatnya, populasi bunglon surai di Jawa semakin berkurang karena habitatnya "direbut" oleh spesies invasif tersebut yang mampu beradaptasi dan berkembangbiak dengan cepat.[2]

Penyebaran

[sunting | sunting sumber]
Anak bunglon surai di semak hias

Bunglon surai tersebar luas di kepulauan Nusantara, meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.[1]

Morfologi

[sunting | sunting sumber]

Bunglon surai berukuran sedang dengan ekor yang panjang. Panjang total tubuhnya sekitar 55 cm, dengan lebih dari setengah panjangnya adalah panjang ekor. Kadal ini dapat dikenali dari deretan gerigi (surai) di leher belakangnya (nama spesifiknya: jubata = "bersurai"). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun agak lunak. Kepalanya dilapisi dengan sisik-sisik bersudut dan menonjol. Mata dikelilingi kelopak yang dihiasi bintik-bintik berwarna agak hijau gelap.[3]

Punggung dan sisi badan berwarna hijau muda sampai hijau tua kekuningan. Ketika bunglon surai merasa terganggu, warna tubuhnya berubah menjadi cokelat kekuningan atau hijau kusam. Bagian bawah tubuh berwarna hijau pucat kekuningan atau keputihan. Telapak tangan dan kaki berwarna coklat kekuningan. Ekor berwarna hijau muda dengan belang-belang hijau tua agak kebiruan. Semakin ke ujung, warnanya berubah menjadi cokelat ranting.[3]

Bunglon surai biasanya ditemukan di semak-semak dan pepohonan di pinggiran hutan, kebun, atau pekarangan. Kadal ini sering ditemui terjatuh dari pohon ketika mengejar mangsanya, yang dengan segera berlari menuju pohon terdekat. Kadal ini menyukai beragam serangga sebagai makanannya, di antaranya kupu-kupu, ngengat, capung, nyamuk, lalat, dan laron. Bunglon ini menangkap mangsanya dengan cara berdiam diri di antara dedaunan ranting.[3]

Bunglon surai bertelur di tanah yang subur, berpasir, atau berserasah. Untuk membuat sarang, induk bunglon surai menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa bunglon surai memendam telur-telurnya di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak dua butir.[3]

Reptil ini menjadi makanan bagi sejumlah hewan pemakan daging, seperti berbagai jenis kucing serta burung-burung berukuran cukup besar.

Warna kulit dan mimikri

[sunting | sunting sumber]

Di saat bunglon surai merasa terancam, ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan dari pengganggunya. Fungsi penyamaran dengan berubah warna ini disebut kamuflase. Hal ini tentu berbeda dengan "mimikri", yaitu bentuk, warna tubuh, atau tingkah laku suatu hewan yang meniru atau menyerupai spesies hewan yang sebenarnya untuk menipu pengganggunya. Misalnya pada ular pemakan-telur Afrika (Dasypeltis Sp.) yang memiliki cara pertahanan yang mirip beludak sisik gergaji (Echis Sp.).[3]

Selama ini, banyak penelitian yang mengatakan bahwa semua jenis bunglon dapat berubah warna karena kombinasi pigmen di kulitnya, dan ternyata hal ini salah. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan lewat jurnal Nature Communication, bunglon bisa berubah warna karena di bawah kulit terluar bunglon terdapat semacam zat nanokristal. Zat nanokristal ini fungsinya untuk memantulkan cahaya, di mana perubahan ruang antar-nanokristal juga menentukan warna cahaya apa yang dipantulkan.[3]

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]

Referensi utama

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Bronchocela jubata". The Reptile Database. Diakses tanggal 19 January 2014. 
  2. ^ "Inilah Alien Yang Menginvasi Pulau Jawa". lipi.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-14. 
  3. ^ a b c d e f Rooij, Nelly de. 1915. The Reptiles of the Indo-Australian Archipelago. I. Lacertilia, Chelonia, Emydosauria. Leiden: E.J. Brill. 384 pp. (Calotes jubatus, p. 123).

Informasi lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Boulenger GA. 1890. The Fauna of British India, Including Ceylon and Burma. Reptilia and Batrachia. London: Secretary of State for India in Council. (Taylor & Francis, printers). xviii + 541 pp. (Calotes jubatus, p. 135).

  • Das I. 1993. Vernacular names of some southeast Asian amphibians and reptiles Jour. Sarawak Mus. 44 (65): 128–139.
  • Das I. 1999. "Biogeography of the amphibians and reptiles of the Andaman and Nicobar Islands, India". pp. 43–47. In: Ota H. (editor). 1999. Tropical Island Herpetofauna: Origin, Current Diversity, and Conservation. Amsterdam: Elsevier Science. 353 pp. ISBN 978-0444501950.
  • Das I. 2006. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo. Sanibel Island, Florida: Ralph Curtis Books. 144 pp. ISBN 0-88359-061-1. (Bronchocela jubata, p. 77).
  • Duméril AMC, Bibron G. 1837. Erpétologie générale ou Histoire naturelle complète des Reptiles, Tome quatrième [Volume 4]. Paris: Librairie Encyclopédique de Roret. ii + 571 pp. (Bronchocela jubata, new species, pp. 397–398). (in French).
  • Animal Diversity Web: Bronchocela jubata
  • Bronchocela jubata @ Reptile Database