Lompat ke isi

Shofa dan Marwah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
k bot Menambah: jv:Marwah
k Mengembalikan suntingan oleh 111.94.190.207 (bicara) ke revisi terakhir oleh RaFaDa20631
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(35 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Bedakan|Safa dan Marwah}}
'''Shofa''' dan '''Marwah''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: '''الصفا''' ''As-Shofā'' ; '''المروة''' ''Al-Marwah'') adalah dua bukit yang terletak di [[Masjidil Haram]] di [[Mekah]], [[Arab Saudi]] tempat para Muslim bolak-balik tujuh kali dalam ritual ibadah [[haji]] dan [[umrah]].
{{Infobox mountain
| name = Shofa and Marwah
| native_name = الصفا والمروة
| native_name_lang = ar
| photo = {{Photomontage
|photo1a=Sa'yee To Go Safa start.jpg
|photo1b=Tavaf.jpg
|size=400}}
| photo_caption = '''Kiri''': Papan penanda haji dengan arah Shofa<br />'''Kanan''': Arah pergerakan di antara Shofa dan Marwah, diilustrasikan bersama Tawaf atau mengelilingi ''[[Ka'bah]]''
| elevation_m =
| elevation_ref =
| prominence_m =
| prominence_ref =
| parent_peak ='''Shofa''': Abu Qubais<br />'''Marwah''': Qaiqan
| listing =
| range = [[Pengunungan Hijaz|Hejaz]]
| country = [[Arab Saudi]]
| map = Arab Saudi#Asia
| map_caption = Lokasi di Arab Saudi
| map_size = 234
| coordinates = {{coord|21|25|25|N|39|49|38|E}}
| coordinates_ref =
| topo =
| type =
| first_ascent =
| easiest_route =
|language=ar|location=[[Mekkah]], [[Arab Saudi]]}}
'''Shofa''' dan '''Marwah''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: '''الصفا''' ''As-Shofā''&nbsp;; '''المروة''' ''Al-Marwah'') adalah dua bukit yang terletak di [[Masjidil Haram]] di [[Mekah]], [[Arab Saudi]] tempat melaksanakan ibadah [[sa'i]] dalam ritual ibadah [[haji]] dan [[umrah]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Dalam tradisi [[Islam]], [[Ibrahim]] diperintah [[Alloh]] untuk meninggalkan isterinya [[Siti Hajar]] di gurun bersama puteranya [[Ismail]] yang masih bayi dengan perbekalan sebagai ujian bagi keimanannya. Saat perbekalan tersebut habis, Siti Hajar mencari bantuan. Ia meninggalkan bayinya di tanah yang sekarang menjadi sumur [[Zamzam]]. Berharap untuk dapat memperoleh air ia mendaki bukit terdekat, Shofa, untuk melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat situ. Saat ia tidak melihat siapapun di sana, ia pindah ke bukit lainnya, Marwah, agar bisa melihat ke tempat lebih luas. Tetapi dari bukit itu pun tak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya pasir gurun sampai tujuh kali balikan. Saat ia kembali ke Ismail, ia melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayi yang sedang menangis itu.
Dalam tradisi [[Islam]], [[Ibrahim]] diperintah [[Allah]] untuk meninggalkan isterinya [[Siti Hajar]] di gurun bersama puteranya [[Ismail]] yang masih bayi dengan perbekalan sebagai ujian bagi keimanannya. Saat perbekalan tersebut habis, Siti Hajar mencari bantuan. Ia meninggalkan bayinya di tanah yang sekarang menjadi sumur [[Zamzam]]. Berharap untuk dapat memperoleh air ia mendaki bukit terdekat, Shofa, untuk melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat situ. Saat ia tidak melihat siapapun di sana, ia pindah ke bukit lainnya, Marwah, agar bisa melihat ke tempat lebih luas. Tetapi dari bukit itu pun tak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya pasir gurun sampai tujuh kali balikan. Saat ia kembali ke Ismail, ia melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayi yang sedang menangis itu.


Umat Islam percaya bahwa saat itu Alloh telah mengutus malaikat [[Jibril]] untuk memunculkan air di sana. Saat melihat air memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu. Nama Zamzam yang berarti "berhentilah mengalir", adalah ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya menampung air itu. Daerah di sekitar munculnya air tersebut, yang kemudian berubah menjadi sumur, dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah, dan selanjutnya berkembang menjadi kota Mekkah tempat lahir [[Muhammad|Nabi Muhammad]].
Umat Islam percaya bahwa saat itu Allah telah mengutus malaikat [[Jibril]] untuk memunculkan air di sana. Saat melihat air memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu sambil berucap terhadap air itu "berkumpulah, berkumpulah" yang dalam bahasa Arabnya disebut Zamzam, adalah ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya menampung air itu. Daerah di sekitar munculnya air tersebut, yang kemudian berubah menjadi sumur, dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah, dan selanjutnya berkembang menjadi kota Mekkah tempat lahir [[Muhammad|Nabi Muhammad]].


== Lokasi ==
== Lokasi ==
Masjidil Haram merupakan tempat dari [[Ka'bah]], titik tujuan utama sholat bagi seluruh muslim. Shofa — yang merupakan tempat dimulainya ritual sa'i (Arab: '''سعى''') — terletak kurang lebih setengah mil dari Ka'bah. Marwah terletak sekitar 100 yard dari Ka'bah. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan diantaranya sekarang berada di dalam bagian mesjid.
Masjidil Haram merupakan tempat dari [[Ka'bah]], titik tujuan utama shalat bagi seluruh muslim. Shofa — yang merupakan tempat dimulainya sunnah sa'i (Arab: '''سعى''') — terletak kurang lebih 100 m dari Ka'bah. Marwah terletak sekitar 350 m dari Ka'bah. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan diantaranya sekarang berada di dalam bagian mesjid.


== Sa'i ==
== Sa'i ==
{{utama|Sa'i}}
Maksud dari melakukan sa'i adalah untuk memperingati peristiwa pencarian air oleh Hajar tersebut dan kemurahan Alloh dalam mengabulkan doa-doa.
Maksud dari melakukan sa'i adalah untuk memperingati peristiwa pencarian air oleh Hajar tersebut dan kemurahan Allah dalam mengabulkan doa-doa.


Dr. Ali Shariati dalam bukunya, ''HAJJ: Reflection on Its Rituals'' menggambarkan Sa'i sebagai berikut:
Dr. Ali Shariati dalam bukunya, ''HAJJ: Reflection on Its Rituals'' menggambarkan Sa'i sebagai berikut:
Baris 17: Baris 46:
Sa'i adalah pencarian. Hal itu merupakan gerakan bertujuan. Hal itu digambarkan dengan berlari dan tergesa-gesa. Selama tawaf (mengelilingi ka'bah) anda beperan sebagai Hajar. Dalam posisi Ibrahim anda bertindak sebagai Ibrahim dan Ismail. Begitu anda memulai sa'i anda berperan sebagai Hajar kembali.
Sa'i adalah pencarian. Hal itu merupakan gerakan bertujuan. Hal itu digambarkan dengan berlari dan tergesa-gesa. Selama tawaf (mengelilingi ka'bah) anda beperan sebagai Hajar. Dalam posisi Ibrahim anda bertindak sebagai Ibrahim dan Ismail. Begitu anda memulai sa'i anda berperan sebagai Hajar kembali.


Ini adalah peragaan dari kesatuan. Bentuk, pola, warna, ukuran, kepribadian, batas, perbedaan, dan jarak dihancurkan. Manusia yang telanjang dan kemanusiaan yang murni ada di sana! Tiada lain dari kepercayaan, keimanan dan tindakan menjadi nyata! Di sini tidak ada yang berarti; bahkan Ibrahim, Ismail, dan Hajar hanyalah nama, kata, dan simbol. Segala apa yang ada bergerak secara konstan, kemanusiaan dan spiritualitas serta diantaranya hanyalah disiplin. Lebih jauh, inilah arti Haji, suatu keputusan untuk gerakan terus menerus dalam arah tertentu. Dengan cara demikian pula dunia ini bergerak.<ref>{{cite book|author=Dr. Ali Shariati|title=HAJJ: Reflection on Its Rituals|date= |isbn= |publisher= }}</ref>
Ini adalah peragaan dari kesatuan. Bentuk, pola, warna, ukuran, kepribadian, batas, perbedaan, dan jarak dihancurkan. Manusia yang telanjang dan kemanusiaan yang murni ada di sana! Tiada lain dari kepercayaan, keimanan dan tindakan menjadi nyata! Di sini tidak ada yang berarti; bahkan Ibrahim, Ismail, dan Hajar hanyalah nama, kata, dan simbol. Segala apa yang ada bergerak secara konstan, kemanusiaan dan spiritualitas serta diantaranya hanyalah disiplin. Lebih jauh, inilah arti Haji, suatu keputusan untuk gerakan terus menerus dalam arah tertentu. Dengan cara demikian pula dunia ini bergerak.<ref>{{cite book|author=Dr. Ali Shariati|title=HAJJ: Reflection on Its Rituals|url=https://archive.org/details/HajDr.shariati|date=|isbn=|publisher= }}</ref>
</blockquote>
</blockquote>


== Dalam Al Qur'an ==
== Dalam Al Qur'an ==
Shofa dan Marwah juga disebut dalam Al Qur'an. "Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari Syiar Alloh. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Alloh Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah:158)
Shofa dan Marwah juga disebut dalam Al Qur'an. "Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah:158)


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


{{coor title dms|21|25|25|N|39|49|37|E|optional}}
{{coor title dms|21|25|25|N|39|49|37|E}}
{{haji}}

[[Kategori:Haji]]
[[Kategori:Haji]]

[[en:Al-Safa and Al-Marwah]]
[[jv:Marwah]]
[[ru:Сафа и Марва]]
[[su:Al-Sofa jeung Al-Marwah]]

Revisi terkini sejak 20 Agustus 2024 05.05

Shofa and Marwah
الصفا والمروة
Kiri: Papan penanda haji dengan arah Shofa
Kanan: Arah pergerakan di antara Shofa dan Marwah, diilustrasikan bersama Tawaf atau mengelilingi Ka'bah
Titik tertinggi
Puncak indukShofa: Abu Qubais
Marwah: Qaiqan
Koordinat21°25′25″N 39°49′38″E / 21.42361°N 39.82722°E / 21.42361; 39.82722
Geografi
Shofa and Marwah di Arab Saudi
Shofa and Marwah
Shofa and Marwah
Lokasi di Arab Saudi
Shofa and Marwah di Asia
Shofa and Marwah
Shofa and Marwah
Shofa and Marwah (Asia)
LetakMekkah, Arab Saudi
NegaraArab Saudi
PegununganHejaz

Shofa dan Marwah (Arab: الصفا As-Shofā ; المروة Al-Marwah) adalah dua bukit yang terletak di Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi tempat melaksanakan ibadah sa'i dalam ritual ibadah haji dan umrah.

Dalam tradisi Islam, Ibrahim diperintah Allah untuk meninggalkan isterinya Siti Hajar di gurun bersama puteranya Ismail yang masih bayi dengan perbekalan sebagai ujian bagi keimanannya. Saat perbekalan tersebut habis, Siti Hajar mencari bantuan. Ia meninggalkan bayinya di tanah yang sekarang menjadi sumur Zamzam. Berharap untuk dapat memperoleh air ia mendaki bukit terdekat, Shofa, untuk melihat barangkali saja ada pertolongan atau air di dekat situ. Saat ia tidak melihat siapapun di sana, ia pindah ke bukit lainnya, Marwah, agar bisa melihat ke tempat lebih luas. Tetapi dari bukit itu pun tak tampak apa yang dicarinya sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari di atas panasnya pasir gurun sampai tujuh kali balikan. Saat ia kembali ke Ismail, ia melihat air telah memancar dari tanah di dekat kaki bayi yang sedang menangis itu.

Umat Islam percaya bahwa saat itu Allah telah mengutus malaikat Jibril untuk memunculkan air di sana. Saat melihat air memancar, Siti Hajar menampungnya dalam pasir dan batu sambil berucap terhadap air itu "berkumpulah, berkumpulah" yang dalam bahasa Arabnya disebut Zamzam, adalah ungkapan yang diucapkan berulang-ulang oleh Siti Hajar saat berupaya menampung air itu. Daerah di sekitar munculnya air tersebut, yang kemudian berubah menjadi sumur, dijadikan tempat beristirahat bagi para kafilah, dan selanjutnya berkembang menjadi kota Mekkah tempat lahir Nabi Muhammad.

Masjidil Haram merupakan tempat dari Ka'bah, titik tujuan utama shalat bagi seluruh muslim. Shofa — yang merupakan tempat dimulainya sunnah sa'i (Arab: سعى) — terletak kurang lebih 100 m dari Ka'bah. Marwah terletak sekitar 350 m dari Ka'bah. Jarak antara Shofa dan Marwah sekitar 450 meter, sehingga perjalanan tujuh kali berjumlah kurang lebih 3,15 kilometer. Kedua tempat itu dan jalan diantaranya sekarang berada di dalam bagian mesjid.

Maksud dari melakukan sa'i adalah untuk memperingati peristiwa pencarian air oleh Hajar tersebut dan kemurahan Allah dalam mengabulkan doa-doa.

Dr. Ali Shariati dalam bukunya, HAJJ: Reflection on Its Rituals menggambarkan Sa'i sebagai berikut:

Sa'i adalah pencarian. Hal itu merupakan gerakan bertujuan. Hal itu digambarkan dengan berlari dan tergesa-gesa. Selama tawaf (mengelilingi ka'bah) anda beperan sebagai Hajar. Dalam posisi Ibrahim anda bertindak sebagai Ibrahim dan Ismail. Begitu anda memulai sa'i anda berperan sebagai Hajar kembali.

Ini adalah peragaan dari kesatuan. Bentuk, pola, warna, ukuran, kepribadian, batas, perbedaan, dan jarak dihancurkan. Manusia yang telanjang dan kemanusiaan yang murni ada di sana! Tiada lain dari kepercayaan, keimanan dan tindakan menjadi nyata! Di sini tidak ada yang berarti; bahkan Ibrahim, Ismail, dan Hajar hanyalah nama, kata, dan simbol. Segala apa yang ada bergerak secara konstan, kemanusiaan dan spiritualitas serta diantaranya hanyalah disiplin. Lebih jauh, inilah arti Haji, suatu keputusan untuk gerakan terus menerus dalam arah tertentu. Dengan cara demikian pula dunia ini bergerak.[1]

Dalam Al Qur'an

[sunting | sunting sumber]

Shofa dan Marwah juga disebut dalam Al Qur'an. "Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitulloh atau berumroh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah:158)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dr. Ali Shariati. HAJJ: Reflection on Its Rituals. 

21°25′25″N 39°49′37″E / 21.42361°N 39.82694°E / 21.42361; 39.82694