Fadjar Sidik: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9: | Baris 9: | ||
|death_date = {{Death date and age|2004|01|18|1930|02|08}} |
|death_date = {{Death date and age|2004|01|18|1930|02|08}} |
||
|death_place = [[Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]] |
|death_place = [[Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]] |
||
|nationality = |
|nationality = [[Indonesia]] |
||
|other_names = |
|other_names = |
||
|alma_mater = Seni Rupa [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|ISI Yogyakarta]], ASRI (1952-57 dan 1962-95) :<br> |
|alma_mater = Seni Rupa [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|ISI Yogyakarta]], ASRI (1952-57 dan 1962-95) :<br> |
||
Baris 20: | Baris 20: | ||
|parents = M. Sidik dan Dewi Maryam |
|parents = M. Sidik dan Dewi Maryam |
||
}} |
}} |
||
'''Fadjar Sidik''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]] : Fadjar Sidik), |
'''Fadjar Sidik''' ([[Ejaan yang Disempurnakan|EYD]] : Fadjar Sidik), {{lahirmati|Peneleh, Surabaya|08|02|1930| di rumah dia di Yogyakarta|18|01|2004}}). Fadjar adalah seorang pelukis yang sudah mencapai ''purity of form'' (kemurnian bentuk). Dalam beberapa lukisannya, ia melukis lukisan yang abstrak dan disebut "desain ekspresif",<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/848263279|title=Almanak seni rupa Indonesia : secara istimewa Yogyakarta|last=1978-|first=Dahlan, Muhidin M.,|isbn=9789791436298|location=[Jakarta]|oclc=848263279|access-date=2018-12-08|archive-date=2023-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230717100957/https://www.worldcat.org/title/848263279|dead-url=no}}</ref> yang digambarkan sebagai gaya [[Ekspresionisme abstrak|abstrak ekspresif]], yaitu gaya [[Bidang Warna]] dan [[Dinamika Keruangan]] tertentu yang menjadi pusat karya Fadjar Sidik. |
||
== Biografi == |
== Biografi == |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
Lewat baca-bacaaanya di HIS, minat pada lukis semakin tinggi untuk Fadjar. Pada SMA, Fadjar telah membuat ''[[sketsa]]'' dan ''vignette'' yang ada didalam majalah-majalah kebudayaan. Setelah dari HIS, ia masuk jurusan sasatra [[Universitas Gajah Mada]]. Masa-masa ini adalah masa-masa penting baginya. Ini adalah masa-masa di mana ia membentuk mental dan orientasinya pada budaya-budaya modernisme Barat. Setelah itu, ia masuk [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta]] atau ISI, ke kampus ASRI ([[Akademi Seni Rupa Indonesia]]) bagian lima yaitu guru gambar. Tetapi teroinya lebih banyak dibanding praktikalnya di ASRI. Di 1953, Fadjarpun disarankan ke [[Pelukis Rakyat|Sanggar Pelukis Rakyat]], di mana iya dapat menguasai sketsa dan menjadi bajasa visualnya di bawah bimbingan [[Hendra Gunawan (pelukis)]]. |
Lewat baca-bacaaanya di HIS, minat pada lukis semakin tinggi untuk Fadjar. Pada SMA, Fadjar telah membuat ''[[sketsa]]'' dan ''vignette'' yang ada didalam majalah-majalah kebudayaan. Setelah dari HIS, ia masuk jurusan sasatra [[Universitas Gajah Mada]]. Masa-masa ini adalah masa-masa penting baginya. Ini adalah masa-masa di mana ia membentuk mental dan orientasinya pada budaya-budaya modernisme Barat. Setelah itu, ia masuk [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta]] atau ISI, ke kampus ASRI ([[Akademi Seni Rupa Indonesia]]) bagian lima yaitu guru gambar. Tetapi teroinya lebih banyak dibanding praktikalnya di ASRI. Di 1953, Fadjarpun disarankan ke [[Pelukis Rakyat|Sanggar Pelukis Rakyat]], di mana iya dapat menguasai sketsa dan menjadi bajasa visualnya di bawah bimbingan [[Hendra Gunawan (pelukis)]]. |
||
Pada tahun 1957 Fadjar meninggalkan kelompok seniman Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun 1957 karena kecenderungan politis mereka, dan pindah ke Bali. Meskipun pemandangan penuh nafsu Bali memberikan banyak inspirasi saat ia melukis "kehidupan rakyat" seperti banyak impresionis di sana; lanskap yang cepat berubah untuk pariwisata membuatnya gelisah. Dia bergeser untuk menciptakan bahasa visualnya sendiri dan melukis berdasarkan intuisinya. Bentuk geometris pertama kali muncul di kanvasnya sebagai bentuk abstrak burung, lembu, ular dan rumah yang akhirnya mencapai puncaknya menjadi abstrak total. Putri Fadjar Sidik menelusuri perjalanan ayahnya di Bali pada tahun 2013, dan dia menggambarkan kenalan, kenangan dan lukisan ayahnya yang dia temukan di Bali dalam [http://fadjarsidik.com/ web-diary-nya]. |
Pada tahun 1957 Fadjar meninggalkan kelompok seniman Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun 1957 karena kecenderungan politis mereka, dan pindah ke Bali. Meskipun pemandangan penuh nafsu Bali memberikan banyak inspirasi saat ia melukis "kehidupan rakyat" seperti banyak impresionis di sana; lanskap yang cepat berubah untuk pariwisata membuatnya gelisah. Dia bergeser untuk menciptakan bahasa visualnya sendiri dan melukis berdasarkan intuisinya. Bentuk geometris pertama kali muncul di kanvasnya sebagai bentuk abstrak burung, lembu, ular dan rumah yang akhirnya mencapai puncaknya menjadi abstrak total. Putri Fadjar Sidik menelusuri perjalanan ayahnya di Bali pada tahun 2013, dan dia menggambarkan kenalan, kenangan dan lukisan ayahnya yang dia temukan di Bali dalam [http://fadjarsidik.com/ web-diary-nya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220102071744/http://fadjarsidik.com/ |date=2022-01-02 }}. |
||
Pada tahun 1961, Fadjar pindah kembali ke Yogyakarta, Indonesia Mulai mengajar di ASRI. Pada tahun 1966 diangkat sebagai dosen tetap di ASRI.<ref name="AASEA Fadjar">Fadjar Sidik - Biography. Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center. 2020 |
Pada tahun 1961, Fadjar pindah kembali ke Yogyakarta, Indonesia Mulai mengajar di ASRI. Pada tahun 1966 diangkat sebagai dosen tetap di ASRI.<ref name="AASEA Fadjar">{{Cite web |url=https://www.artagendasea.org/artists/fadjar-sidik |title=Fadjar Sidik - Biography. Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center. 2020 |access-date=2021-09-19 |archive-date=2023-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230205005304/https://www.artagendasea.org/artists/fadjar-sidik |dead-url=no }}</ref> Di sana, lukisan Bidang Warna berkembang sejajar dengan [[Handrio]], sesama pelukis abstrak dari Yogyakarta. Dari 1968 sampai 1970, dia belerja Art Restoration Technique and Conservation di Selandia Baru.<ref>Biografi Fadjar Sidik. M2Indonesia, by Ulfah Nurhazizah, 13 Oktober 2015 [https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/fadjar-sidik.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211129154114/https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/fadjar-sidik.htm |date=2021-11-29 }}</ref> |
||
Fadjar pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Seni Lukis antara tahun 1967-1983, sebelum menjabat sebagai Wakil Rektor tahun 1984-1992. S.M. Subroto, mengatakan fakultas “menjadi hidup” di bawah kepemimpinan Sidik. Ia membawa ke dalam kelas tidak hanya kepribadiannya yang berani tetapi juga pengalaman dari interaksinya dengan seniman-seniman terkemuka Indonesia, seperti [[Affandi]], [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra]], Nyoman Gunarsa, [[S. Sudjojono]] dan [[Arie Smit]]. |
Fadjar pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Seni Lukis antara tahun 1967-1983, sebelum menjabat sebagai Wakil Rektor tahun 1984-1992. S.M. Subroto, mengatakan fakultas “menjadi hidup” di bawah kepemimpinan Sidik. Ia membawa ke dalam kelas tidak hanya kepribadiannya yang berani tetapi juga pengalaman dari interaksinya dengan seniman-seniman terkemuka Indonesia, seperti [[Affandi]], [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra]], Nyoman Gunarsa, [[S. Sudjojono]] dan [[Arie Smit]]. |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
== Karya == |
== Karya == |
||
Dari masa SMA hingga pensiun, Fadjar Sidik bekerja sebagai pelukis, yang memberinya pemenuhan. Lebih dari 1.000 sketsa hitam-putih dan warna-warna dikenal, terutama dari masa-masanya di Bali dan setelah kembali ke Yogyakarta. Dua publikasi besar tentang Fadjar Sidik menampilkan ratusan sketsanya.<ref name="Fadjar SunAdi 1991" /><ref name="FS-Dinamika Ruang 2002">"Fadjar Sidik - Dinamika Bentuk dan Ruang." Dr. M. Dwi Marianto dan [[Agus Burhan (kurator)|Drs. M. Agus Burhan]], Bahasa Indonesia. Publisher "Rupa Rupa Seni", 2002, 260 pages. {{ISBN|978-9799716606}}</ref> |
Dari masa SMA hingga pensiun, Fadjar Sidik bekerja sebagai pelukis, yang memberinya pemenuhan. Lebih dari 1.000 sketsa hitam-putih dan warna-warna dikenal, terutama dari masa-masanya di Bali dan setelah kembali ke Yogyakarta. Dua publikasi besar tentang Fadjar Sidik menampilkan ratusan sketsanya.<ref name="Fadjar SunAdi 1991" /><ref name="FS-Dinamika Ruang 2002">"Fadjar Sidik - Dinamika Bentuk dan Ruang." Dr. M. Dwi Marianto dan [[Agus Burhan (kurator)|Drs. M. Agus Burhan]], Bahasa Indonesia. Publisher "Rupa Rupa Seni", 2002, 260 pages. {{ISBN|978-9799716606}}</ref> |
||
Sekembalinya dari Bali ke Yogyakarta, ia mengubah medium dan gayanya, melukis karya akrilik di atas kanvas yang lebih besar dengan gaya Color Field. Dia sebenarnya mengembangkan konsep pribadinya sendiri tentang lukisan Color Field, yang disebut "Space Dynamics" (Dinamika Keruangan). Lebih dari 200 lukisan berkonsep Space Dynamics dikenal hingga saat ini. |
Sekembalinya dari Bali ke Yogyakarta, ia mengubah medium dan gayanya, melukis karya akrilik di atas kanvas yang lebih besar dengan gaya Color Field. Dia sebenarnya mengembangkan konsep pribadinya sendiri tentang lukisan Color Field, yang disebut "Space Dynamics" (Dinamika Keruangan). Lebih dari 200 lukisan berkonsep Space Dynamics dikenal hingga saat ini. |
||
Setelah meninggalkan Sanggar Pelukis Rakyat karena dekatnya Sanggaritu dengan politik PKI, ia melanjutkan petualangan estetiknya di Bali. Di Balilah, di mana ia menemukan gairah baru dalam karya karena banyaknya objek artistik. Menurut hasil industri, banyak yang indah dan enak dilihat di Bali tetapi tidak untuk ditulis. Karena ini, Fadjar kecawa karena kehilangan dunia idealnya. Fadjar tetap mencoba melukis pemandangan-pemandangan yang ia lihat di Bali, dan terjadilah bentuk abstrak ciptaanya.<ref>Fadjar Sidik: Pioneer of Indonesian Abstraction. An antithesis to the Yogyakarta-Bandung debate. Art & Market by Ian Tee, 04. May 2020 [https://www.artandmarket.net/profiles/2020/5/4/fadjar-sidik-under-recognised-pioneer-of-indonesian-abstraction]</ref> |
Setelah meninggalkan Sanggar Pelukis Rakyat karena dekatnya Sanggaritu dengan politik PKI, ia melanjutkan petualangan estetiknya di Bali. Di Balilah, di mana ia menemukan gairah baru dalam karya karena banyaknya objek artistik. Menurut hasil industri, banyak yang indah dan enak dilihat di Bali tetapi tidak untuk ditulis. Karena ini, Fadjar kecawa karena kehilangan dunia idealnya. Fadjar tetap mencoba melukis pemandangan-pemandangan yang ia lihat di Bali, dan terjadilah bentuk abstrak ciptaanya.<ref>Fadjar Sidik: Pioneer of Indonesian Abstraction. An antithesis to the Yogyakarta-Bandung debate. Art & Market by Ian Tee, 04. May 2020 [https://www.artandmarket.net/profiles/2020/5/4/fadjar-sidik-under-recognised-pioneer-of-indonesian-abstraction] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211031141949/https://www.artandmarket.net/profiles/2020/5/4/fadjar-sidik-under-recognised-pioneer-of-indonesian-abstraction |date=2021-10-31 }}</ref> |
||
=== Periode Yogyakarta Pertama (1949-1952) === |
=== Periode Yogyakarta Pertama (1949-1952) === |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
Tinggal selama 4 tahun di Bali mungkin merupakan salah satu periode paling berpengaruh dalam kehidupan Fadjar Sidik. Di Bali, dia menemukan gairah baru dalam karyanya. Di sana, benda-benda seni berlimpah, dan komunitas seniman yang dinamis tersebar di seluruh pulau. Pendukung komersial seniman juga memupuk kreativitas. Fadjar Sidik menggambar ratusan sketsa di Bali, merekam aktivitas unik kehidupan sehari-hari. |
Tinggal selama 4 tahun di Bali mungkin merupakan salah satu periode paling berpengaruh dalam kehidupan Fadjar Sidik. Di Bali, dia menemukan gairah baru dalam karyanya. Di sana, benda-benda seni berlimpah, dan komunitas seniman yang dinamis tersebar di seluruh pulau. Pendukung komersial seniman juga memupuk kreativitas. Fadjar Sidik menggambar ratusan sketsa di Bali, merekam aktivitas unik kehidupan sehari-hari. |
||
Lebih dari 500 sketsa diketahui hari ini dari periode ini, banyak dari sketsa diterbitkan dalam dua buku monograf tentang Fadjar. Selama ini, ia belajar dan berteman dengan banyak seniman Bali terkenal, termasuk Alimin, Arie Smit, Nyoman Gunarsa, O.H Supono, Wayan Wirawan dan Widodo.<ref>Artist Biographies - Fadjar Sidik. SidhARTa Auctioneer |
Lebih dari 500 sketsa diketahui hari ini dari periode ini, banyak dari sketsa diterbitkan dalam dua buku monograf tentang Fadjar. Selama ini, ia belajar dan berteman dengan banyak seniman Bali terkenal, termasuk Alimin, Arie Smit, Nyoman Gunarsa, O.H Supono, Wayan Wirawan dan Widodo.<ref>{{Cite web |url=https://www.sidharta-auctioneer.com/artists/bios/info/OA20200807 |title=Artist Biographies - Fadjar Sidik. SidhARTa Auctioneer |access-date=2021-12-22 |archive-date=2021-12-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211222235600/https://www.sidharta-auctioneer.com/artists/bios/info/OA20200807 |dead-url=no }}</ref> |
||
=== Periode Yogyakarta Ketiga (1961-1995) === |
=== Periode Yogyakarta Ketiga (1961-1995) === |
||
Tahun 1961, Abas Alibasyah mengajak Fadjar Sidik pulang ke ASRI, Yogyakarta untuk mengajar. Selama ini, Fadjar Sidik tumbuh sebagai seniman dan guru, menjadi salah satu guru seni terkemuka di ASRI. Selama waktu ini pula, ia mengembangkan gaya pribadinya dalam lukisan [[Bidang Warna]] ([https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Color%20field Color Field Painting]) yang telah berkembang di kota New York pada tahun 1940 dan 1950-an. Fadjar mengembangkan gaya khusus lukisan Bidang Warna yang disebut "Dinamika Keruangan". |
Tahun 1961, Abas Alibasyah mengajak Fadjar Sidik pulang ke ASRI, Yogyakarta untuk mengajar. Selama ini, Fadjar Sidik tumbuh sebagai seniman dan guru, menjadi salah satu guru seni terkemuka di ASRI. Selama waktu ini pula, ia mengembangkan gaya pribadinya dalam lukisan [[Bidang Warna]] ([https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Color%20field Color Field Painting] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230717101009/https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Color_field |date=2023-07-17 }}) yang telah berkembang di kota New York pada tahun 1940 dan 1950-an. Fadjar mengembangkan gaya khusus lukisan Bidang Warna yang disebut "Dinamika Keruangan". |
||
=== Karya Dinamika Keruangan (''Space Dynamics'')=== |
=== Karya Dinamika Keruangan (''Space Dynamics'')=== |
||
Baris 65: | Baris 65: | ||
Jika dalam lukisan itu terdapat bentuk bulatan dan sabit, hal itu sama sekali bukan representasi relijius yang berkaitan dengan nilai simbolik bulan penuh atau bulan sabit. Demikian juga gugusan bentuk-bentuk segi empat dan geliat sulur garis hitam, bukan abstraksi bentuk ular dan serangganya yang mempunyai nilai magis simbolik. Dari sinilah di mana Fadjar Sidik dikenal sebagai salah satu pelukis yang revolusionaris di zaman kita. Dua wakil terkemuka Indonesia lainnya dalam bidang seni lukis Color Field adalah [[Handrio]] dan [[Nashar]].<br> |
Jika dalam lukisan itu terdapat bentuk bulatan dan sabit, hal itu sama sekali bukan representasi relijius yang berkaitan dengan nilai simbolik bulan penuh atau bulan sabit. Demikian juga gugusan bentuk-bentuk segi empat dan geliat sulur garis hitam, bukan abstraksi bentuk ular dan serangganya yang mempunyai nilai magis simbolik. Dari sinilah di mana Fadjar Sidik dikenal sebagai salah satu pelukis yang revolusionaris di zaman kita. Dua wakil terkemuka Indonesia lainnya dalam bidang seni lukis Color Field adalah [[Handrio]] dan [[Nashar]].<br> |
||
Penemuan bentuk-bentuk sendiri, yang disebutnya desain ekspresif, tanpa merepresentasikan bentuk-bentuk alami, telah menjadi pencapaian tertinggi dan 'pemberontakan' estetisnya. 'Pemberontakan' ini dapat dilihat dari perspektif sosial. Sebagai seorang modernis, Fadjar sedang berjuang di kancah seni rupa Yogyakarta yang masih kuat memperjuangkan paradigma estetika kerakyatan. Pendiriannya yang tegas, yang mengkristalkan konsep estetisnya tentang Dinamika Keruangan, menempatkan Fadjar Sidik sebagai agen perubahan dalam sejarah seni rupa modern Indonesia. |
Penemuan bentuk-bentuk sendiri, yang disebutnya desain ekspresif, tanpa merepresentasikan bentuk-bentuk alami, telah menjadi pencapaian tertinggi dan 'pemberontakan' estetisnya. 'Pemberontakan' ini dapat dilihat dari perspektif sosial. Sebagai seorang modernis, Fadjar sedang berjuang di kancah seni rupa Yogyakarta yang masih kuat memperjuangkan paradigma estetika kerakyatan. Pendiriannya yang tegas, yang mengkristalkan konsep estetisnya tentang Dinamika Keruangan, menempatkan Fadjar Sidik sebagai agen perubahan dalam sejarah seni rupa modern Indonesia. |
||
Fadjar Sidik adalah salah satu pelukis terkemuka Indonesia, dan lukisannya dipajang di koleksi [[Galeri Nasional Indonesia]], Jakarta.<ref>Galeri Nasional Indonesia: Dinamika Keruangan (Fadjar Sidik - 1969) |
Fadjar Sidik adalah salah satu pelukis terkemuka Indonesia, dan lukisannya dipajang di koleksi [[Galeri Nasional Indonesia]], Jakarta.<ref>{{Cite web |url=http://galeri-nasional.or.id/collections/737-dinamika_keruangan |title=Galeri Nasional Indonesia: Dinamika Keruangan (Fadjar Sidik - 1969) |access-date=2021-09-18 |archive-date=2022-08-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220813083919/http://galeri-nasional.or.id/collections/737-dinamika_keruangan |dead-url=no }}</ref> Fadjar berkomitmen pada inovasi kreatif bentuk dan komposisi abstrak, yang mengukuhkan kontribusinya yang tak tergantikan bagi perkembangan seni abstrak modern di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://www.asiaartcenter.org/asia/portfolio/fadjar-sidik/?lang=en |title=Fadjar SIDIK, Asia Arts Center, Taipeh, Taiwan |access-date=2021-09-18 |archive-date=2023-06-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230604133734/http://www.asiaartcenter.org/asia/portfolio/fadjar-sidik/?lang=en |dead-url=no }}</ref> |
||
Karya-karya Fadjar Sidik dikoleksi oleh lembaga-lembaga, seperti Galeri Nasional Indonesia, [[Museum Seni Neka]], [[Galeri Nasional Singapura]], [[Museum Seni Rupa dan Keramik]] Jakarta<ref>Dinamika Keruangan, Fadjar Sidik (1970), hal 16-17. Identifikasi Karya : Cerita Dibalik Lukisan. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, 2012. |
Karya-karya Fadjar Sidik dikoleksi oleh lembaga-lembaga, seperti Galeri Nasional Indonesia, [[Museum Seni Neka]], [[Galeri Nasional Singapura]], [[Museum Seni Rupa dan Keramik]] Jakarta<ref>Dinamika Keruangan, Fadjar Sidik (1970), hal 16-17. Identifikasi Karya : Cerita Dibalik Lukisan. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, 2012.</ref>, Institut Seni Indonesia-ISI, Yogyakarta dan Museum Dr. Oei Hong Djien, OHD, di Magelang, Jawa Tenggah.<ref>The Dynamic of Space II (1977) and Dynamics of Space (1974), OHD Museum, Magelang [http://ohdmuseum.com/collections?artist=Fadjar%20Sidik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210918142436/http://ohdmuseum.com/collections?artist=Fadjar%20Sidik |date=2021-09-18 }}</ref>. Karena meningkatnya minat terhadap Seni Modern dan Abstrak Indonesia di awal abad ke-21, lukisan Fadjar Sidik mendapat pengakuan dunia dan dijual di semua balai lelang besar dunia.<ref>{{Cite web |url=https://www.bonhams.com/auctions/25879/lot/34/ |title=Space Dynamics by Fadjar Sidik (1987). Bonhams Hong Kong, 10 Jul 2020 |access-date=2022-01-30 |archive-date=2022-01-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220130123511/https://www.bonhams.com/auctions/25879/lot/34/ |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.christies.com/en/lot/lot-6209740 |title=Landscape by Fadjar Sidik (1990). Christie's Hong Kong, 26 May 2019 |access-date=2022-01-30 |archive-date=2022-01-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220130123137/https://www.christies.com/en/lot/lot-6209740 |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2020/modern-and-contemporary-southeast-asian-art-hk0932/lot.326.html |title=Formation by Fadjar Sidik. Sotheby's Hong Kong, 08 July 2020 |access-date=2022-01-30 |archive-date=2022-01-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220130151148/https://www.sothebys.com/en/auctions/ecatalogue/2020/modern-and-contemporary-southeast-asian-art-hk0932/lot.326.html |dead-url=no }}</ref> |
||
== Pameran == |
== Pameran == |
||
'''Pameran Tunggal''' |
'''Pameran Tunggal''' |
||
* Pameran Sendiri, dari Chase Manhattan's Art Programme, Jakarta, Indonesia, 1974 <ref>Fadjar Sidik: Solo Exhibitions. Art Agenda S.E.A |
* Pameran Sendiri, dari Chase Manhattan's Art Programme, Jakarta, Indonesia, 1974 <ref>{{Cite web |url=https://www.artagendasea.org/artists/fadjar-sidik |title=Fadjar Sidik: Solo Exhibitions. Art Agenda S.E.A |access-date=2021-09-19 |archive-date=2023-02-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230205005304/https://www.artagendasea.org/artists/fadjar-sidik |dead-url=no }}</ref> |
||
* Dewan Kesenian, Jakarta, Indonesia, 1978 |
* Dewan Kesenian, Jakarta, Indonesia, 1978 |
||
* ''Pameran Retrospektif 40 Tahun Melukis'', dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo di Gedung Kemendikbud - Galeri Nasional, Jakarta, 14 – 21 Agust 1991 |
* ''Pameran Retrospektif 40 Tahun Melukis'', dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo di Gedung Kemendikbud - Galeri Nasional, Jakarta, 14 – 21 Agust 1991 |
||
Baris 79: | Baris 79: | ||
* ''Fadjar Sidik: Dinamika Luar Angkasa'' di Asia Art Center (Taipei), 2021 |
* ''Fadjar Sidik: Dinamika Luar Angkasa'' di Asia Art Center (Taipei), 2021 |
||
'''Pameran Bersama''' |
'''Pameran Bersama''' |
||
{{col-begin}} |
{{col-begin}} |
||
{{col-2}} |
{{col-2}} |
||
* Group exhibition with Pelukis Rakyat, Balai Budaya, Jakarta, Indonesia, 1954 |
* Group exhibition with Pelukis Rakyat, Balai Budaya, Jakarta, Indonesia, 1954 |
||
* ''Re-Uni Pertama ASRI 1970''. Pameran Seni Rupa, Yogyakarta, Indonesia, 23 Jan - 6 Feb 1970 <ref>e-Uni Pertama ASRI 1970. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/dp243003.pdf]</ref> |
* ''Re-Uni Pertama ASRI 1970''. Pameran Seni Rupa, Yogyakarta, Indonesia, 23 Jan - 6 Feb 1970 <ref>e-Uni Pertama ASRI 1970. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/dp243003.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211226044250/http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/dp243003.pdf |date=2021-12-26 }}</ref> |
||
* ASEAN Mobile Display , Kuala Lumpur, Singapore, Jakarta, Manila, Bangkok, 1974 |
* ASEAN Mobile Display , Kuala Lumpur, Singapore, Jakarta, Manila, Bangkok, 1974 |
||
* [[Jakarta Biennale|Biennale VI]] Seni Lukis Indonesia, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia, 1984 |
* [[Jakarta Biennale|Biennale VI]] Seni Lukis Indonesia, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia, 1984 |
||
Baris 90: | Baris 90: | ||
* Jakarta Biennale VII, Jakarta, 1986 |
* Jakarta Biennale VII, Jakarta, 1986 |
||
* ''Pameran Lukisan 8 Pelukis Penerima Anugerah Seni''. 11 - 17 Januar 1988, Jakarta <ref name="Pameran Seni 1988">Pameran Lukisan 8 Pelukis Penerima Anugerah Seni. M. Djoko Purwono, Perpustakaan Nasional. 11 - 17 Januar 1988, Jakarta, Indonesia {{ISBN|9798180003}}</ref> |
* ''Pameran Lukisan 8 Pelukis Penerima Anugerah Seni''. 11 - 17 Januar 1988, Jakarta <ref name="Pameran Seni 1988">Pameran Lukisan 8 Pelukis Penerima Anugerah Seni. M. Djoko Purwono, Perpustakaan Nasional. 11 - 17 Januar 1988, Jakarta, Indonesia {{ISBN|9798180003}}</ref> |
||
* ''[[Biennale Jogja]]'' I (1988), II (1990) dan III (1992), Yogyakarta, Indonesia <ref>Muda Lewat, Tua tak Ikut. Biennale Jogja III, 1992. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/1689]</ref> |
* ''[[Biennale Jogja]]'' I (1988), II (1990) dan III (1992), Yogyakarta, Indonesia <ref>Muda Lewat, Tua tak Ikut. Biennale Jogja III, 1992. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/1689] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200814203738/http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/1689 |date=2020-08-14 }}</ref> |
||
* ''Pameran Lukis KIAS'', Amerika Serikat (1991) |
* ''Pameran Lukis KIAS'', Amerika Serikat (1991) |
||
* ''Pameran Non Figuratif Indonesia'', Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki, Jakarta (1993) |
* ''Pameran Non Figuratif Indonesia'', Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki, Jakarta (1993) |
||
Baris 98: | Baris 98: | ||
{{col-2}} |
{{col-2}} |
||
* ''Transposisi : Lukisan-likisan Kollektor Jateng DIY'' Jogja Galeri, 22 Mei - 26 June 2007, Yogyakarta <ref>Katalog Pameran - Transposisi. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/2007_Transposisi.pdf]</ref> |
* ''Transposisi : Lukisan-likisan Kollektor Jateng DIY'' Jogja Galeri, 22 Mei - 26 June 2007, Yogyakarta <ref>Katalog Pameran - Transposisi. Digital Archive of Indonesian Contemporary Art [http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/2007_Transposisi.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211226042902/http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/2007_Transposisi.pdf |date=2021-12-26 }}</ref> |
||
* ''Dialog Interlokus!'' Karya Pilihan Galeri Nasional Indonesia. Medan 2006, Manado 2007 dan Banjarmasin 2008 <ref>Pameran Lukisan dan Diskusi Dialog Interlokus. 12 Maret 2018 oleh Sunaryo Broto [https://sunaryobroto.wordpress.com/2018/03/12/pameran-lukisan-dan-diskusi-dialog-interlokus/]</ref> |
* ''Dialog Interlokus!'' Karya Pilihan Galeri Nasional Indonesia. Medan 2006, Manado 2007 dan Banjarmasin 2008 <ref>Pameran Lukisan dan Diskusi Dialog Interlokus. 12 Maret 2018 oleh Sunaryo Broto [https://sunaryobroto.wordpress.com/2018/03/12/pameran-lukisan-dan-diskusi-dialog-interlokus/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211220170710/https://sunaryobroto.wordpress.com/2018/03/12/pameran-lukisan-dan-diskusi-dialog-interlokus/ |date=2021-12-20 }}</ref> |
||
* ''Gelar Karya Seni Rupa Maestro''. Taman Budaya Yogyakarta, 02 - 11 Des 2012 <ref>Gelar Karya Seni Rupa MAESTRO. Jejak Pencapaian 10 Perupa Indonesia. 8. Des. 2012[https://konsepsi.wordpress.com/tag/fadjar-sidik/]</ref> |
* ''Gelar Karya Seni Rupa Maestro''. Taman Budaya Yogyakarta, 02 - 11 Des 2012 <ref>Gelar Karya Seni Rupa MAESTRO. Jejak Pencapaian 10 Perupa Indonesia. 8. Des. 2012 [https://konsepsi.wordpress.com/tag/fadjar-sidik/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211220171501/https://konsepsi.wordpress.com/tag/fadjar-sidik/ |date=2021-12-20 }}</ref> |
||
* ''Pameran Karya Koleksi Galeri Nasional Indonesia''. Galeri Katamsi, ISI Yogyakarta, 9 -17 Nov. 2015 <ref>Pameran Karya Koleksi Galeri Nasional Indonesia. ISI Yogyakarta, 9 -17 Nov. 2015 [https://galerirjkatamsi.isi.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Katalog-Ziarah.pdf]</ref> |
* ''Pameran Karya Koleksi Galeri Nasional Indonesia''. Galeri Katamsi, ISI Yogyakarta, 9 -17 Nov. 2015 <ref>Pameran Karya Koleksi Galeri Nasional Indonesia. ISI Yogyakarta, 9 -17 Nov. 2015 [https://galerirjkatamsi.isi.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Katalog-Ziarah.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211221101744/https://galerirjkatamsi.isi.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Katalog-Ziarah.pdf |date=2021-12-21 }}</ref> |
||
* ''Membaca: [[Ahmad Sadali]] & Fajar Sidik'', Kurator [[Agus Burhan (kurator)|Agus Burhan]], Rektor ISI Yogya. Forum Literasi Seni Rupa, Yogyakarta 20–22 Juli 2017 <ref>Keserupaan Spirit dalam Lidah Ular: Merunut Ahmad Sadali dan Fadjar Sidik. Adhi Pandoyo, 29 Nov 2019 [https://adhigium.medium.com/keserupaan-dalam-lidah-ular-merunut-ahmad-sadali-dan-fadjar-sidik-68808b282ce9]</ref> |
* ''Membaca: [[Ahmad Sadali]] & Fajar Sidik'', Kurator [[Agus Burhan (kurator)|Agus Burhan]], Rektor ISI Yogya. Forum Literasi Seni Rupa, Yogyakarta 20–22 Juli 2017 <ref>Keserupaan Spirit dalam Lidah Ular: Merunut Ahmad Sadali dan Fadjar Sidik. Adhi Pandoyo, 29 Nov 2019 [https://adhigium.medium.com/keserupaan-dalam-lidah-ular-merunut-ahmad-sadali-dan-fadjar-sidik-68808b282ce9] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220623060213/https://adhigium.medium.com/keserupaan-dalam-lidah-ular-merunut-ahmad-sadali-dan-fadjar-sidik-68808b282ce9 |date=2022-06-23 }}</ref> |
||
* ''Celebrating Indonesian Portraiture'' curated by Dr. Oei Hong Djien, OHD Museum, Magelang 2018 |
* ''Celebrating Indonesian Portraiture'' curated by Dr. Oei Hong Djien, OHD Museum, Magelang 2018 |
||
* ''Seirigi Masa'', curated by Suwarno Wisetrotono, National Gallery of Indonesia, Jakarta 2018 |
* ''Seirigi Masa'', curated by Suwarno Wisetrotono, National Gallery of Indonesia, Jakarta 2018 |
||
* ''Transition Line'' Second National Art Collection Exhibition, curated by Suwarno Wisetrotomo and Rizki A. Zaelani, National Gallery of Indonesia, Jakarta 2019 |
* ''Transition Line'' Second National Art Collection Exhibition, curated by Suwarno Wisetrotomo and Rizki A. Zaelani, National Gallery of Indonesia, Jakarta 2019 |
||
* ''Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya'', Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta, Oktober 2019 - Januari 2020<ref>Museum Seni Rupa Jakarta, Katalog Pameran [https://www.mitramuseumjakarta.org/catalogs/seni/e-catalogs/lini-narasi/index.html#p=4]</ref> |
* ''Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya'', Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta, Oktober 2019 - Januari 2020<ref>Museum Seni Rupa Jakarta, Katalog Pameran [https://www.mitramuseumjakarta.org/catalogs/seni/e-catalogs/lini-narasi/index.html#p=4] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211227052505/https://www.mitramuseumjakarta.org/catalogs/seni/e-catalogs/lini-narasi/index.html#p=4 |date=2021-12-27 }}</ref> |
||
{{col-end}} |
{{col-end}} |
||
Baris 112: | Baris 112: | ||
== Penghargaan == |
== Penghargaan == |
||
* [[Anugerah Seni Negara]] (Penghargaan Seni Nasional) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1971) <ref name="Pameran Seni 1988" /> |
* [[Anugerah Seni Negara]] (Penghargaan Seni Nasional) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1971) <ref name="Pameran Seni 1988" /> |
||
* Penghargaan seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (1993) <ref>Fadjar Sidik by Ulfah Nurhazizah, M2Indonesia, 13.Okt.2015 |
* Penghargaan seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (1993) <ref>{{Cite web |url=https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/fadjar-sidik.htm |title=Fadjar Sidik by Ulfah Nurhazizah, M2Indonesia, 13.Okt.2015 |access-date=2021-11-29 |archive-date=2021-11-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211129154114/https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/fadjar-sidik.htm |dead-url=no }}</ref> |
||
* Penghargaan Pengajaran oleh Institut Seni Indonesia ISI (1995) |
* Penghargaan Pengajaran oleh Institut Seni Indonesia ISI (1995) |
||
* Penghargaan dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya, Indonesia (1998) |
* Penghargaan dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya, Indonesia (1998) |
||
* Peresmian ''Galeri Fadjar Sidik'' di oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X di FSR (Fakultas Seni Rupa) ISI, Yogyakarta (2017) <ref>Wagub Buka Peringatan Harlah Asri ke-67 & Resmikan Galeri Fadjar Sidik. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, 16.Feb.2017 [https://www.jogjaprov.go.id/berita/detail/wagub-buka-peringatan-harlah-asri-ke67--resmikan-galeri-fadjar-sidik]</ref> |
* Peresmian ''Galeri Fadjar Sidik'' di oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X di FSR (Fakultas Seni Rupa) ISI, Yogyakarta (2017) <ref>Wagub Buka Peringatan Harlah Asri ke-67 & Resmikan Galeri Fadjar Sidik. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, 16.Feb.2017 [https://www.jogjaprov.go.id/berita/detail/wagub-buka-peringatan-harlah-asri-ke67--resmikan-galeri-fadjar-sidik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211220022928/https://www.jogjaprov.go.id/berita/detail/wagub-buka-peringatan-harlah-asri-ke67--resmikan-galeri-fadjar-sidik |date=2021-12-20 }}</ref> |
||
== Publikasi == |
== Publikasi == |
||
Baris 124: | Baris 124: | ||
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Proses Kreasi - Kumpulan Sketsa." Pengantar: [[Sun Ardi]], Sambutan: [[But Muchtar]]. Bahasa Indonesia. Penerbit: BP ISI Yogyakarta, 1991, 192 pages. <br> |
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Proses Kreasi - Kumpulan Sketsa." Pengantar: [[Sun Ardi]], Sambutan: [[But Muchtar]]. Bahasa Indonesia. Penerbit: BP ISI Yogyakarta, 1991, 192 pages. <br> |
||
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Bentuk dan Ruang." Monograf dari Dr. M. Dwi Marianto dan [[Agus Burhan (kurator)|Drs. M. Agus Burhan]] M.Hum, Bahasa Indonesia. Publisher "Rupa Rupa Seni", 2002, 260 pages. {{ISBN|978-9799716606}}<br> |
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Bentuk dan Ruang." Monograf dari Dr. M. Dwi Marianto dan [[Agus Burhan (kurator)|Drs. M. Agus Burhan]] M.Hum, Bahasa Indonesia. Publisher "Rupa Rupa Seni", 2002, 260 pages. {{ISBN|978-9799716606}}<br> |
||
▷ "Fadjar Sidik - Expressive Design." Monograph by Ian Tee in English, Bahasa Indonesia and Chinese. Publisher ''Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center''. 2020, 256 pages [https://www.artagendasea.org/publications/fadjar-sidik-expressive-design Fajar Sidik, Art Agenda SEA] {{ISBN|978-9811446030}} |
▷ "Fadjar Sidik - Expressive Design." Monograph by Ian Tee in English, Bahasa Indonesia and Chinese. Publisher ''Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center''. 2020, 256 pages [https://www.artagendasea.org/publications/fadjar-sidik-expressive-design Fajar Sidik, Art Agenda SEA] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230205021441/https://www.artagendasea.org/publications/fadjar-sidik-expressive-design |date=2023-02-05 }} {{ISBN|978-9811446030}} |
||
=== Internet === |
=== Internet === |
||
▷ [http://fadjarsidik.com/ Fajar Sidik - the painter. my father. A project in memory of... by Amreta Sidik]<br> |
▷ [http://fadjarsidik.com/ Fajar Sidik - the painter. my father. A project in memory of... by Amreta Sidik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220102071744/http://fadjarsidik.com/ |date=2022-01-02 }}<br> |
||
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=WR-m5S4sPM0 ''Youtube:'' SUWARNOBICARA : Fadjar Sidik, 01.Januar 2020]<br> |
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=WR-m5S4sPM0 ''Youtube:'' SUWARNOBICARA : Fadjar Sidik, 01.Januar 2020] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211214045112/https://www.youtube.com/watch?v=WR-m5S4sPM0 |date=2021-12-14 }}<br> |
||
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=NGFaMmFx2g0 ''Youtube:'' Fadjar Sidik - Space Dynamics 空間的動態─法賈希迪個展, Asia Art Center, Taiwan, 03.June 2020]<br> |
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=NGFaMmFx2g0 ''Youtube:'' Fadjar Sidik - Space Dynamics 空間的動態─法賈希迪個展, Asia Art Center, Taiwan, 03.June 2020] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211212090227/https://www.youtube.com/watch?v=NGFaMmFx2g0 |date=2021-12-12 }}<br> |
||
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=PlraPgOUPs0 ''Youtube:'' Fadjar Sidik - Pelukis Hardi: Cerita Mengenai Dekan Fadjar Sidik, 02.June 2021] |
▷ [https://www.youtube.com/watch?v=PlraPgOUPs0 ''Youtube:'' Fadjar Sidik - Pelukis Hardi: Cerita Mengenai Dekan Fadjar Sidik, 02.June 2021] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211126052441/https://www.youtube.com/watch?v=PlraPgOUPs0 |date=2021-11-26 }} |
||
=== Referensi === |
=== Referensi === |
||
Baris 144: | Baris 144: | ||
[[Kategori:Seniman Indonesia]] |
[[Kategori:Seniman Indonesia]] |
||
[[Kategori:Pelukis Indonesia]] |
[[Kategori:Pelukis Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Ekspresionisme abstrak]] |
||
[[Kategori:Kubisme]] |
|||
[[Kategori:Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta]] |
[[Kategori:Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta]] |
Revisi terkini sejak 23 April 2024 18.35
Fadjar Sidik | |
---|---|
Lahir | Peneleh, Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda | 8 Februari 1930
Meninggal | 18 Januari 2004 Yogyakarta, Jawa Tengah | (umur 73)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Seni Rupa ISI Yogyakarta, ASRI (1952-57 dan 1962-95) : - Ketua Jurusan Seni Lukis (1967-1983) |
Pekerjaan | Pelukis |
Suami/istri | Samich Farid |
Anak | Amreta, Anindita ‘Dindiet’ Abdullah dan Nataya Anindira |
Orang tua | M. Sidik dan Dewi Maryam |
Fadjar Sidik (EYD : Fadjar Sidik), 08 Februari 1930 – 18 Januari 2004). Fadjar adalah seorang pelukis yang sudah mencapai purity of form (kemurnian bentuk). Dalam beberapa lukisannya, ia melukis lukisan yang abstrak dan disebut "desain ekspresif",[1] yang digambarkan sebagai gaya abstrak ekspresif, yaitu gaya Bidang Warna dan Dinamika Keruangan tertentu yang menjadi pusat karya Fadjar Sidik.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Fadjar Sidik lahir di Surabaya, dan meninggal di rumahnya di Yogyakarta. Ia meninggalkan lukisan-lukisan yang sampai sekarang masih bisa dibilang sebagai lukisan yang sangat menginspirasi. Selama 40 tahun ia diuji untuk mempertahankan keyakinan estetik abstraknya secara kuat. Fadjar Sidik telah menjadi agen perubahan dalam lukis modern di Indonesia.
Hidup
[sunting | sunting sumber]Ayahnya Fadjar Sidik adalah seorang pengikut Muhammadiyah yang taat. Sedangkan ibunya, Dewi Maryam adalah seorang pengurus Aisyah. Untuk sekolahnya, Fadjar dikirim ke HIS (Hollandsch-Inlandsche School) Muhammadiyah Ngupasan Jogja. Orang tuanya mengirimnya ke HIS Muhammadiyah supaya ia bisa memaju dalam bidang pendidikan Barat dan juga pendidikan nasionalis dan religius seperti tokoh-tokoh pergerakan nasionalis yang ayahnya kagumi. Walapum dikirim untuk menjunjung pendidikan Barat dan Nasionalis, di HIS ia jadi antusias pada pelajaran menggambar.
Lewat baca-bacaaanya di HIS, minat pada lukis semakin tinggi untuk Fadjar. Pada SMA, Fadjar telah membuat sketsa dan vignette yang ada didalam majalah-majalah kebudayaan. Setelah dari HIS, ia masuk jurusan sasatra Universitas Gajah Mada. Masa-masa ini adalah masa-masa penting baginya. Ini adalah masa-masa di mana ia membentuk mental dan orientasinya pada budaya-budaya modernisme Barat. Setelah itu, ia masuk Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau ISI, ke kampus ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) bagian lima yaitu guru gambar. Tetapi teroinya lebih banyak dibanding praktikalnya di ASRI. Di 1953, Fadjarpun disarankan ke Sanggar Pelukis Rakyat, di mana iya dapat menguasai sketsa dan menjadi bajasa visualnya di bawah bimbingan Hendra Gunawan (pelukis).
Pada tahun 1957 Fadjar meninggalkan kelompok seniman Sanggar Pelukis Rakyat pada tahun 1957 karena kecenderungan politis mereka, dan pindah ke Bali. Meskipun pemandangan penuh nafsu Bali memberikan banyak inspirasi saat ia melukis "kehidupan rakyat" seperti banyak impresionis di sana; lanskap yang cepat berubah untuk pariwisata membuatnya gelisah. Dia bergeser untuk menciptakan bahasa visualnya sendiri dan melukis berdasarkan intuisinya. Bentuk geometris pertama kali muncul di kanvasnya sebagai bentuk abstrak burung, lembu, ular dan rumah yang akhirnya mencapai puncaknya menjadi abstrak total. Putri Fadjar Sidik menelusuri perjalanan ayahnya di Bali pada tahun 2013, dan dia menggambarkan kenalan, kenangan dan lukisan ayahnya yang dia temukan di Bali dalam web-diary-nya Diarsipkan 2022-01-02 di Wayback Machine..
Pada tahun 1961, Fadjar pindah kembali ke Yogyakarta, Indonesia Mulai mengajar di ASRI. Pada tahun 1966 diangkat sebagai dosen tetap di ASRI.[2] Di sana, lukisan Bidang Warna berkembang sejajar dengan Handrio, sesama pelukis abstrak dari Yogyakarta. Dari 1968 sampai 1970, dia belerja Art Restoration Technique and Conservation di Selandia Baru.[3]
Fadjar pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Seni Lukis antara tahun 1967-1983, sebelum menjabat sebagai Wakil Rektor tahun 1984-1992. S.M. Subroto, mengatakan fakultas “menjadi hidup” di bawah kepemimpinan Sidik. Ia membawa ke dalam kelas tidak hanya kepribadiannya yang berani tetapi juga pengalaman dari interaksinya dengan seniman-seniman terkemuka Indonesia, seperti Affandi, Hendra, Nyoman Gunarsa, S. Sudjojono dan Arie Smit. Tahun 1995, Fadjar pensiun dari ISI, dan pada tahun 2017, Institut Seni Indonesia (ISI) meresmikan galeri yang dinamai Galeri Fadjar Sidik dalam rangka HUT ke-67 akademi tersebut.[2]
Karya
[sunting | sunting sumber]Dari masa SMA hingga pensiun, Fadjar Sidik bekerja sebagai pelukis, yang memberinya pemenuhan. Lebih dari 1.000 sketsa hitam-putih dan warna-warna dikenal, terutama dari masa-masanya di Bali dan setelah kembali ke Yogyakarta. Dua publikasi besar tentang Fadjar Sidik menampilkan ratusan sketsanya.[4][5] Sekembalinya dari Bali ke Yogyakarta, ia mengubah medium dan gayanya, melukis karya akrilik di atas kanvas yang lebih besar dengan gaya Color Field. Dia sebenarnya mengembangkan konsep pribadinya sendiri tentang lukisan Color Field, yang disebut "Space Dynamics" (Dinamika Keruangan). Lebih dari 200 lukisan berkonsep Space Dynamics dikenal hingga saat ini.
Setelah meninggalkan Sanggar Pelukis Rakyat karena dekatnya Sanggaritu dengan politik PKI, ia melanjutkan petualangan estetiknya di Bali. Di Balilah, di mana ia menemukan gairah baru dalam karya karena banyaknya objek artistik. Menurut hasil industri, banyak yang indah dan enak dilihat di Bali tetapi tidak untuk ditulis. Karena ini, Fadjar kecawa karena kehilangan dunia idealnya. Fadjar tetap mencoba melukis pemandangan-pemandangan yang ia lihat di Bali, dan terjadilah bentuk abstrak ciptaanya.[6]
Periode Yogyakarta Pertama (1949-1952)
[sunting | sunting sumber]Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya pada tahun 1949, Fadjar Sidik fokus pada sketsa hitam-putih, yang ia kirimkan ke berbagai majalah, seperti Budaya, Gelanggan, Indonesia, Siasat dan Zenith. Sebagian besar sketsa asli ini hilang hari ini.[4]
Periode Yogyakarta Kedua (1952-1957)
[sunting | sunting sumber]Sekitar 50 sketsa Fadjar diketahui dari periode keduanya di Yongakarta, di mana ia melakukan studinya.
Periode Bali (1957-1961)
[sunting | sunting sumber]Tinggal selama 4 tahun di Bali mungkin merupakan salah satu periode paling berpengaruh dalam kehidupan Fadjar Sidik. Di Bali, dia menemukan gairah baru dalam karyanya. Di sana, benda-benda seni berlimpah, dan komunitas seniman yang dinamis tersebar di seluruh pulau. Pendukung komersial seniman juga memupuk kreativitas. Fadjar Sidik menggambar ratusan sketsa di Bali, merekam aktivitas unik kehidupan sehari-hari. Lebih dari 500 sketsa diketahui hari ini dari periode ini, banyak dari sketsa diterbitkan dalam dua buku monograf tentang Fadjar. Selama ini, ia belajar dan berteman dengan banyak seniman Bali terkenal, termasuk Alimin, Arie Smit, Nyoman Gunarsa, O.H Supono, Wayan Wirawan dan Widodo.[7]
Periode Yogyakarta Ketiga (1961-1995)
[sunting | sunting sumber]Tahun 1961, Abas Alibasyah mengajak Fadjar Sidik pulang ke ASRI, Yogyakarta untuk mengajar. Selama ini, Fadjar Sidik tumbuh sebagai seniman dan guru, menjadi salah satu guru seni terkemuka di ASRI. Selama waktu ini pula, ia mengembangkan gaya pribadinya dalam lukisan Bidang Warna (Color Field Painting Diarsipkan 2023-07-17 di Wayback Machine.) yang telah berkembang di kota New York pada tahun 1940 dan 1950-an. Fadjar mengembangkan gaya khusus lukisan Bidang Warna yang disebut "Dinamika Keruangan".
Karya Dinamika Keruangan (Space Dynamics)
[sunting | sunting sumber]Pada 1940-an dan 1950, lukisan Color Field muncul di New York City sebagai sub-bentuk Seni Abstrak, dengan Marc Rothko, Hans Hofmann atau Helen Frankenthaler sebagai pendukung utama Color Field.
Lukisan-lukisan Fadjar Sidik termasuk dalam seni Color Field, di mana ia mengembangkan bentuknya sendiri yang disebut "Dinamika Keruangan" sebagai ciri khas seni abstrak Fadjar Sidik. Melukis bentuk "Space Dynamics", Fadjar Sidik menampilkan ritme bentuk dari dua kelompok elemen visual dengan dominan warna hitam dan kuning oker. Ada klimaks berirama yang memberikan kelegaan pada lukisan ini.
Jika dalam lukisan itu terdapat bentuk bulatan dan sabit, hal itu sama sekali bukan representasi relijius yang berkaitan dengan nilai simbolik bulan penuh atau bulan sabit. Demikian juga gugusan bentuk-bentuk segi empat dan geliat sulur garis hitam, bukan abstraksi bentuk ular dan serangganya yang mempunyai nilai magis simbolik. Dari sinilah di mana Fadjar Sidik dikenal sebagai salah satu pelukis yang revolusionaris di zaman kita. Dua wakil terkemuka Indonesia lainnya dalam bidang seni lukis Color Field adalah Handrio dan Nashar.
Penemuan bentuk-bentuk sendiri, yang disebutnya desain ekspresif, tanpa merepresentasikan bentuk-bentuk alami, telah menjadi pencapaian tertinggi dan 'pemberontakan' estetisnya. 'Pemberontakan' ini dapat dilihat dari perspektif sosial. Sebagai seorang modernis, Fadjar sedang berjuang di kancah seni rupa Yogyakarta yang masih kuat memperjuangkan paradigma estetika kerakyatan. Pendiriannya yang tegas, yang mengkristalkan konsep estetisnya tentang Dinamika Keruangan, menempatkan Fadjar Sidik sebagai agen perubahan dalam sejarah seni rupa modern Indonesia.
Fadjar Sidik adalah salah satu pelukis terkemuka Indonesia, dan lukisannya dipajang di koleksi Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.[8] Fadjar berkomitmen pada inovasi kreatif bentuk dan komposisi abstrak, yang mengukuhkan kontribusinya yang tak tergantikan bagi perkembangan seni abstrak modern di Indonesia.[9]
Karya-karya Fadjar Sidik dikoleksi oleh lembaga-lembaga, seperti Galeri Nasional Indonesia, Museum Seni Neka, Galeri Nasional Singapura, Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta[10], Institut Seni Indonesia-ISI, Yogyakarta dan Museum Dr. Oei Hong Djien, OHD, di Magelang, Jawa Tenggah.[11]. Karena meningkatnya minat terhadap Seni Modern dan Abstrak Indonesia di awal abad ke-21, lukisan Fadjar Sidik mendapat pengakuan dunia dan dijual di semua balai lelang besar dunia.[12][13][14]
Pameran
[sunting | sunting sumber]Pameran Tunggal
- Pameran Sendiri, dari Chase Manhattan's Art Programme, Jakarta, Indonesia, 1974 [15]
- Dewan Kesenian, Jakarta, Indonesia, 1978
- Pameran Retrospektif 40 Tahun Melukis, dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo di Gedung Kemendikbud - Galeri Nasional, Jakarta, 14 – 21 Agust 1991
- Tokoh Abstrak Indonesia (Indonesian Abstract Figure), One Gallery, Jakarta, 2000
- Pameran Retrospektif, Kurator Joanes Sardjono, One Gallery, 2002
- Fadjar Sidik: Dinamika Luar Angkasa di Asia Art Center (Taipei), 2021
Pameran Bersama
|
|
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Anugerah Seni Negara (Penghargaan Seni Nasional) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1971) [17]
- Penghargaan seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (1993) [25]
- Penghargaan Pengajaran oleh Institut Seni Indonesia ISI (1995)
- Penghargaan dari Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya, Indonesia (1998)
- Peresmian Galeri Fadjar Sidik di oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X di FSR (Fakultas Seni Rupa) ISI, Yogyakarta (2017) [26]
Publikasi
[sunting | sunting sumber]Monograf
[sunting | sunting sumber]▷ "Teknologi, Seni Rupa dan Appresiasi Masyarakat." Paper Seminar ilmu dan Seni by Fadjar Sidik, Penelitian Study Universitas Gaja Mada, Yogyakarta, 1981.[4]
▷ "Teknik lukisan Fadjar Sidik periode dinamika keruangan." Monograf dari Triwahyono, Eko Anuhgrah. Bahasa Indonesia. Penerbit: BP ISI Yogyakarta, 1987, 98 pages.
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Proses Kreasi - Kumpulan Sketsa." Pengantar: Sun Ardi, Sambutan: But Muchtar. Bahasa Indonesia. Penerbit: BP ISI Yogyakarta, 1991, 192 pages.
▷ "Fadjar Sidik - Dinamika Bentuk dan Ruang." Monograf dari Dr. M. Dwi Marianto dan Drs. M. Agus Burhan M.Hum, Bahasa Indonesia. Publisher "Rupa Rupa Seni", 2002, 260 pages. ISBN 978-9799716606
▷ "Fadjar Sidik - Expressive Design." Monograph by Ian Tee in English, Bahasa Indonesia and Chinese. Publisher Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center. 2020, 256 pages Fajar Sidik, Art Agenda SEA Diarsipkan 2023-02-05 di Wayback Machine. ISBN 978-9811446030
Internet
[sunting | sunting sumber]▷ Fajar Sidik - the painter. my father. A project in memory of... by Amreta Sidik Diarsipkan 2022-01-02 di Wayback Machine.
▷ Youtube: SUWARNOBICARA : Fadjar Sidik, 01.Januar 2020 Diarsipkan 2021-12-14 di Wayback Machine.
▷ Youtube: Fadjar Sidik - Space Dynamics 空間的動態─法賈希迪個展, Asia Art Center, Taiwan, 03.June 2020 Diarsipkan 2021-12-12 di Wayback Machine.
▷ Youtube: Fadjar Sidik - Pelukis Hardi: Cerita Mengenai Dekan Fadjar Sidik, 02.June 2021 Diarsipkan 2021-11-26 di Wayback Machine.
Referensi
[sunting | sunting sumber]
|