Lompat ke isi

Faradj Martak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
terdapat kekeliruan dalam memunculkan kalimat tersebut sehingga harus dihapus
 
(39 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8: Baris 8:
| birth_name = Faradj bin Said bin Awadh Martak
| birth_name = Faradj bin Said bin Awadh Martak
| birth_date = [[1897]]
| birth_date = [[1897]]
| birth_place = {{negara|Yaman}} [[Hadhramaut]], [[Yaman]]
| birth_place = [[Hadhramaut]], [[Kesultanan Usmaniyah]] <br> (Sekarang [[Yaman]])
| death_date = {{Death year and age|1962|1897|}}
| death_date = [[1962]]
| death_place = {{negara|Yaman}} [[Aden]], [[Yaman]]
| death_place = [[Aden]], [[Federasi Arab Selatan]] <br> (Sekarang [[Yaman]])
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| restingplace = [[Aden]], [[Yaman]]
| restingplace = [[Aden]], [[Yaman]]
Baris 21: Baris 21:
| relations = Djuslam Martak (kakak)<br>Muhammad Martak (kakak)<br>Ahmad Martak (adik)
| relations = Djuslam Martak (kakak)<br>Muhammad Martak (kakak)<br>Ahmad Martak (adik)
}}
}}
'''Faradj bin Said bin Awadh Martak''' atau disingkat '''Faradj Martak''' (1897-1962) dikenal sebagai seorang saudagar [[Arab-Indonesia]], yang mewakili NV. Marba telah berjasa dalam memberikan madu Arab kepada [[Soekarno]]<ref>{{Cite web|url=http://surabaya.tribunnews.com/2015/11/02/nasionalisme-indonesia-juga-milik-warga-keturunan-arab|title=Nasionalisme Indonesia Juga Milik Warga Keturunan Arab|last=Abidin|first=Aflahul|date=2015-11-02|website=surabaya.tribunnews.com|publisher=Surya|access-date=2017-08-17}}</ref> ketika sakit sebelum membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan no 56, Jakarta.
'''Faradj bin Said bin Awadh Martak''' atau disingkat '''Faradj Martak''' (1897 - 1962) dikenal sebagai seorang saudagar [[Arab-Indonesia]], yang mewakili NV. ''Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened.''


Beliau ini merintis [[Gedung Marba|perusahaan marba]] setelah hijrah dan menetap di Indonesia pada tahun 1940. ''[[Gedung Marba|Marba]]'' merupakan singkatan dari Martak Badjened (Marta Badjunet), perusahaan yang dirintis bersama keluarga Fam Badjened yang sama-sama berasal dari [[Hadramaut]], [[Yaman]].
Di rumah tersebut [[Fatimah]] kemudian menjahit sendiri [[Bendera Indonesia|Bendera Merah Putih]] pada malam sebelum proklamasi.<ref>{{Cite web|url=http://www.portal-islam.id/2017/01/bu-mega-rumah-proklamasi-jalan.html|title=Bu Mega, Rumah Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur no 56 Jakarta itu Hibah Keturunan Arab|last=Islam|first=Portal|date=2017-01-14|website=www.portal-islam.id|publisher=|access-date=2017-08-17}}</ref> Keesokan harinya, 17 Agustus 1945, rumah tersebut dijadikan tempat dikumandangkannya naskah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], lengkap dengan pengibaran [[Sang Saka Merah Putih]].<ref>{{Cite web|url=http://arabindonesia.com/madu-arab-dan-proklamasi-ri/|title=Madu Arab dan Proklamasi RI|last=Batarfi|first=Abdullah|last2=Alkatiri|first2=Mansyur|date=2016-08-17|website=arabindonesia.com|publisher=Arab Indonesia|language=en-US|access-date=2017-08-17}}</ref>

Pada tahun 1945, tanpa pikir panjang, beliau rela mewakafkan rumahnya untuk menjadi tempat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di rumah itu juga, Ibu [[Fatmawati]] menjahit [[Bendera Indonesia|Bendera Merah Putih]] pada malam hari sebelum menjelang Proklamasi Kemerdekaan itu tiba. Keesokan harinya pada 17 Agustus 1945, rumah tersebut dijadikan tempat dikumandangkannya naskah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], lengkap dengan pengibaran [[Sang Saka Merah Putih]].


== Biografi ==
== Biografi ==
Faradj Martak lahir di [[Hadramaut]] pada tahun 1897 sebagai putra ketiga dari empat bersaudara, Djuslam, Muhammad, dan Ahmad.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://albalad.co/kisah/2017A6671/faradj-martak-sahabat-arab-soekarno-terlupakan/|title=Faradj Martak, sahabat Arab Soekarno terlupakan|last=Assegaf|first=Faisal|date=2017-01-18|work=|publisher=Albalad|language=id-ID|access-date=2017-08-17|via=|website=albalad.co}}</ref> Setelah hijrah ke [[Indonesia]], pada tahun 1940 keluarga Martak bersama keluarga Badjened merintis berdirinya ''N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened ([http://www.marba.co.id Marba]),'' salah satu dari sedikit konglomerasi di Indonesia<ref name=":0" /> dengan Faradj Martak sebagai Presiden Direkturnya.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://arabindonesia.com/faradj-martak-dan-rumah-proklamasi-kemerdekaan/|title=Faradj Martak dan Rumah Proklamasi|last=Batarfi|first=Abdullah|last2=Alkatiri|first2=Mansyur|date=2015-08-17|website=arabindonesia.com|publisher=Arab Indonesia|language=en-US|access-date=2017-08-17}}</ref> Faradj memiliki putra bernama Ali bin Faradj Martak, yang dikenal dekat dengan [[Bung Karno]] dan menjadi penerus usaha ayahnya.<ref name=":1" />
Faradj Martak lahir di [[Hadramaut]] pada tahun 1897 sebagai putra ketiga dari empat bersaudara, Djuslam, Muhammad, dan Ahmad.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://albalad.co/kisah/2017A6671/faradj-martak-sahabat-arab-soekarno-terlupakan/|title=Faradj Martak, sahabat Arab Soekarno terlupakan|last=Assegaf|first=Faisal|date=2017-01-18|work=|publisher=Albalad|language=id-ID|access-date=2017-08-17|via=|website=albalad.co|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816044233/https://albalad.co/kisah/2017A6671/faradj-martak-sahabat-arab-soekarno-terlupakan/|dead-url=no}}</ref> Setelah hijrah ke [[Indonesia]], pada tahun 1940 keluarga Martak bersama keluarga Badjened merintis berdirinya ''N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened ([http://www.marba.co.id Marba] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220308015941/https://marba.co.id/ |date=2022-03-08 }}),'' salah satu dari sedikit konglomerasi di Indonesia<ref name=":0" /> dengan Faradj Martak sebagai Presiden Direkturnya.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://arabindonesia.com/faradj-martak-dan-rumah-proklamasi-kemerdekaan/|title=Faradj Martak dan Rumah Proklamasi|last=Batarfi|first=Abdullah|last2=Alkatiri|first2=Mansyur|date=2015-08-17|website=arabindonesia.com|publisher=Arab Indonesia|language=en-US|access-date=2017-08-17|archive-date=2023-02-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230205101732/https://arabindonesia.com/faradj-martak-dan-rumah-proklamasi-kemerdekaan/|dead-url=no}}</ref> Faradj memiliki putra bernama Ali bin Faradj Martak, yang dikenal dekat dengan [[Bung Karno]] dan menjadi penerus usaha ayahnya.<ref name=":1" />


== Peranan ==
== Peranan ==


=== Rumah proklamasi ===
=== Rumah proklamasi ===
Faradj Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya [[kemerdekaan Indonesia]]. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, [[Cikini, Menteng, Jakarta Pusat]] (sekarang bernama ''Jalan Proklamasi'') adalah miliknya, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal [[Soekarno]] sekaligus tempat pembacaan naskah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]].<ref>{{Cite news|url=https://nasional.sindonews.com/read/1171990/19/saudagar-keturunan-arab-dan-rumah-proklamasi-1484728675|title=Saudagar Keturunan Arab dan Rumah Proklamasi|last=Ilahi|first=Kurnia|date=2017-01-18|work=|newspaper=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2017-08-17|via=}}</ref>
Faradj Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia seperti yang akhir akhir ini dilupakan oleh sejarah Indonesia. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, [[Cikini, Menteng, Jakarta Pusat]] (sekarang bernama ''Jalan Proklamasi'') adalah miliknya, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal [[Soekarno]] sekaligus tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Faradj Martak menghibahkan rumah tersebut untuk negara, dan membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.<ref name=":0" />
Faradj Martak juga menghibahkan rumah tersebut kepada negara, dan membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.


Atas jasanya tersebut, pemerintah Indonesia kemudian memberinya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Ucapan tersebut disampaikan secara tertulis atas nama [[Pemerintah Indonesia]] pada tanggal 14 Agustus 1950, yang ditandatangani oleh [[Mananti Sitompoel|Ir. Mananti Sitompoel]] selaku [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum Indonesia|Menteri Pekerdjaan Umum dan]] [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Perhubungan Indonesia]]. Dalam ucapan terima kasih tersebut juga disebutkan bahwa Faradj bin Said Awad Martak telah membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang amat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.<ref name=":1" />
=== Madu Arab ===
=== Madu Arab ===
Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, [[Bung Karno]] mengalami sakit [[beri-beri]] dan [[malaria]]. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya memberikan Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut.<ref>{{Cite web|url=http://www.boombastis.com/faradj-bin-said/85313|title=Faradj bin Said, Pemilik ‘Rumah Proklamasi’ yang Berjasa Bagi Indonesia|last=Nugroho|first=Adi|date=2017-01-09|website=www.boombastis.com|publisher=|language=id|access-date=2017-08-17}}</ref> Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin mendapat pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.<ref name=":0" />
Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, [[Bung Karno]] mengalami sakit [[beri-beri]] dan [[malaria]]. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya menjual kepada Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut. Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin membeli pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.<ref name=":0" />

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Letter of Appreciation and Acknowledgment The Government of the Republic of Indonesia to Faradj Martak.jpg|Surat penghargaan pemerintah untuk Faradj Martak
Berkas:Soekarno's thank-you letter to Faradj Martak.jpg|Surat ucapan terimakasih Soekarno kepada Faradj Martak
</gallery>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 51: Baris 46:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://arabindonesia.com/ Situs resmi] [[Arab-Indonesia]]
* [http://arabindonesia.com/ Situs resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230321142319/http://arabindonesia.com/ |date=2023-03-21 }} [[Arab-Indonesia]]


[[Kategori:Tokoh keturunan Arab]]
[[Kategori:Tokoh keturunan Arab]]

Revisi terkini sejak 29 Agustus 2023 08.16

Faradj Martak
LahirFaradj bin Said bin Awadh Martak
1897
Hadhramaut, Kesultanan Usmaniyah
(Sekarang Yaman)
Meninggal1962
Aden, Federasi Arab Selatan
(Sekarang Yaman)
MakamAden, Yaman
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanPengusaha
AnakAli bin Faradj Martak
Kamal bin Faradj Martak
Jamila binti Faradj Martak
Sakina binti Faradj Martak
Helmi bin Faradj Martak
Farida binti Faradj Martak
Ghazie bin Faradj Martak
KerabatDjuslam Martak (kakak)
Muhammad Martak (kakak)
Ahmad Martak (adik)

Faradj bin Said bin Awadh Martak atau disingkat Faradj Martak (1897 - 1962) dikenal sebagai seorang saudagar Arab-Indonesia, yang mewakili NV. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened.

Beliau ini merintis perusahaan marba setelah hijrah dan menetap di Indonesia pada tahun 1940. Marba merupakan singkatan dari Martak Badjened (Marta Badjunet), perusahaan yang dirintis bersama keluarga Fam Badjened yang sama-sama berasal dari Hadramaut, Yaman.

Pada tahun 1945, tanpa pikir panjang, beliau rela mewakafkan rumahnya untuk menjadi tempat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di rumah itu juga, Ibu Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih pada malam hari sebelum menjelang Proklamasi Kemerdekaan itu tiba. Keesokan harinya pada 17 Agustus 1945, rumah tersebut dijadikan tempat dikumandangkannya naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, lengkap dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih.

Faradj Martak lahir di Hadramaut pada tahun 1897 sebagai putra ketiga dari empat bersaudara, Djuslam, Muhammad, dan Ahmad.[1] Setelah hijrah ke Indonesia, pada tahun 1940 keluarga Martak bersama keluarga Badjened merintis berdirinya N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened (Marba Diarsipkan 2022-03-08 di Wayback Machine.), salah satu dari sedikit konglomerasi di Indonesia[1] dengan Faradj Martak sebagai Presiden Direkturnya.[2] Faradj memiliki putra bernama Ali bin Faradj Martak, yang dikenal dekat dengan Bung Karno dan menjadi penerus usaha ayahnya.[2]

Rumah proklamasi

[sunting | sunting sumber]

Faradj Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia seperti yang akhir akhir ini dilupakan oleh sejarah Indonesia. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat (sekarang bernama Jalan Proklamasi) adalah miliknya, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal Soekarno sekaligus tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Faradj Martak juga menghibahkan rumah tersebut kepada negara, dan membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.

Madu Arab

[sunting | sunting sumber]

Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, Bung Karno mengalami sakit beri-beri dan malaria. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya menjual kepada Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut. Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin membeli pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Assegaf, Faisal (2017-01-18). "Faradj Martak, sahabat Arab Soekarno terlupakan". albalad.co. Albalad. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-16. Diakses tanggal 2017-08-17. 
  2. ^ a b Batarfi, Abdullah; Alkatiri, Mansyur (2015-08-17). "Faradj Martak dan Rumah Proklamasi". arabindonesia.com (dalam bahasa Inggris). Arab Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 2017-08-17. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]