Abad Revolusi: Perbedaan antara revisi
Pengetik-AM (bicara | kontrib) Menambahkan bagian "lihat pula" Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Hungaria |
||
Baris 20: | Baris 20: | ||
'''Abad Revolusi''' adalah periode di akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19, di mana gerakan revolusi besar-besaran dilakukan di sebagian besar Eropa dan Amerika.<ref>{{cite journal|author=Matson, Cathy|title=The Atlantic Economy in an Era of Revolutions: An Introduction|publisher=The William and Mary Quarterly|date=Juli 2005}}</ref> Periode ini menandai berakhirnya monarki absolut, dengan banyaknya diterapkan penulisan konstitusi atau perundang-undangan, serta munculnya negara-negara bagian. |
'''Abad Revolusi''' adalah periode di akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19, di mana gerakan revolusi besar-besaran dilakukan di sebagian besar Eropa dan Amerika.<ref>{{cite journal|author=Matson, Cathy|title=The Atlantic Economy in an Era of Revolutions: An Introduction|publisher=The William and Mary Quarterly|date=Juli 2005}}</ref> Periode ini menandai berakhirnya monarki absolut, dengan banyaknya diterapkan penulisan konstitusi atau perundang-undangan, serta munculnya negara-negara bagian. |
||
Revolusi Amerika (1765-1783) dianggap sebagai titik awal munculnya revolusi, yang dipengaruhi pemikiran-pemikiran dari Abad Pencerahan. Peristiwa ini menginspirasi munculnya Revolusi Prancis pada 1789, yang nantinya meluas ke seluruh Eropa dengan cepat melalui peperangan. Pada 1799, Napoleon berhasil mengambil alih kekuasaan Prancis, dan melanjutkan revolusinya dengan menaklukkan sebagian besar wilayah Eropa. Meski Napoleon memaksakan penaklukannya dengan konsep modern seperti persamaan di depan hukum, atau hukum perdata, pendudukannya yang ketat memicu pemberontakan nasional, utamanya di Spanyol dan Jerman. Setelah kekalahan Napoleon, kekuatan besar Eropa mendirikan Aliansi Kudus dalam Kongres Wina pada 1814-1815, dengan upaya mencegah revolusi terjadi lagi, dan mulai memulihkan monarki yang sebelumnya diruntuhkan. Akibat penaklukkan Spanyol dalam Perang Napoleon, seluruh koloni-koloni Spanyol di Amerika memproklamasikan kemerdekaannya antara tahun 1810 dan 1820. Revolusi juga terus menyebar di selatan Eropa pada 1820, dengan munculnya pemberontakan di Portugal, Spanyol, Italia, dan Yunani. Eropa juga digencar gelombang revolusi pada 1830 dan 1848, yang disebut sebagai Musim Semi Bangsa-Bangsa. Tuntutan kaum revolusi seringkali digabung dengan motif kemerdekaan atau penyatuan negara, seperti di Italia, Jerman, Polandia, |
Revolusi Amerika (1765-1783) dianggap sebagai titik awal munculnya revolusi, yang dipengaruhi pemikiran-pemikiran dari Abad Pencerahan. Peristiwa ini menginspirasi munculnya Revolusi Prancis pada 1789, yang nantinya meluas ke seluruh Eropa dengan cepat melalui peperangan. Pada 1799, Napoleon berhasil mengambil alih kekuasaan Prancis, dan melanjutkan revolusinya dengan menaklukkan sebagian besar wilayah Eropa. Meski Napoleon memaksakan penaklukannya dengan konsep modern seperti persamaan di depan hukum, atau hukum perdata, pendudukannya yang ketat memicu pemberontakan nasional, utamanya di Spanyol dan Jerman. Setelah kekalahan Napoleon, kekuatan besar Eropa mendirikan Aliansi Kudus dalam Kongres Wina pada 1814-1815, dengan upaya mencegah revolusi terjadi lagi, dan mulai memulihkan monarki yang sebelumnya diruntuhkan. Akibat penaklukkan Spanyol dalam Perang Napoleon, seluruh koloni-koloni Spanyol di Amerika memproklamasikan kemerdekaannya antara tahun 1810 dan 1820. Revolusi juga terus menyebar di selatan Eropa pada 1820, dengan munculnya pemberontakan di Portugal, Spanyol, Italia, dan Yunani. Eropa juga digencar gelombang revolusi pada 1830 dan 1848, yang disebut sebagai Musim Semi Bangsa-Bangsa. Tuntutan kaum revolusi seringkali digabung dengan motif kemerdekaan atau penyatuan negara, seperti di Italia, Jerman, Polandia, Hungaria, dan sebagainya. Kekerasan pada masa Musim Semi Bangsa-Bangsa menandai berakhirnya Abad Revolusi. |
||
Istilah ini dipopulerkan oleh Eric Hobsbawm, dalam bukunya berjudul ''Abad Revolusi: Eropa 1789–1848'', yang diterbitkan pada 1962.<ref name=":2">Hobsbawm, Eric, ''Abad Revolusi: Eropa 1789–1848'', London, Abacus (1962).</ref> |
Istilah ini dipopulerkan oleh Eric Hobsbawm, dalam bukunya berjudul ''Abad Revolusi: Eropa 1789–1848'', yang diterbitkan pada 1962.<ref name=":2">Hobsbawm, Eric, ''Abad Revolusi: Eropa 1789–1848'', London, Abacus (1962).</ref> |
Revisi terkini sejak 27 April 2023 04.53
Abad Revolusi adalah periode di akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19, di mana gerakan revolusi besar-besaran dilakukan di sebagian besar Eropa dan Amerika.[1] Periode ini menandai berakhirnya monarki absolut, dengan banyaknya diterapkan penulisan konstitusi atau perundang-undangan, serta munculnya negara-negara bagian.
Revolusi Amerika (1765-1783) dianggap sebagai titik awal munculnya revolusi, yang dipengaruhi pemikiran-pemikiran dari Abad Pencerahan. Peristiwa ini menginspirasi munculnya Revolusi Prancis pada 1789, yang nantinya meluas ke seluruh Eropa dengan cepat melalui peperangan. Pada 1799, Napoleon berhasil mengambil alih kekuasaan Prancis, dan melanjutkan revolusinya dengan menaklukkan sebagian besar wilayah Eropa. Meski Napoleon memaksakan penaklukannya dengan konsep modern seperti persamaan di depan hukum, atau hukum perdata, pendudukannya yang ketat memicu pemberontakan nasional, utamanya di Spanyol dan Jerman. Setelah kekalahan Napoleon, kekuatan besar Eropa mendirikan Aliansi Kudus dalam Kongres Wina pada 1814-1815, dengan upaya mencegah revolusi terjadi lagi, dan mulai memulihkan monarki yang sebelumnya diruntuhkan. Akibat penaklukkan Spanyol dalam Perang Napoleon, seluruh koloni-koloni Spanyol di Amerika memproklamasikan kemerdekaannya antara tahun 1810 dan 1820. Revolusi juga terus menyebar di selatan Eropa pada 1820, dengan munculnya pemberontakan di Portugal, Spanyol, Italia, dan Yunani. Eropa juga digencar gelombang revolusi pada 1830 dan 1848, yang disebut sebagai Musim Semi Bangsa-Bangsa. Tuntutan kaum revolusi seringkali digabung dengan motif kemerdekaan atau penyatuan negara, seperti di Italia, Jerman, Polandia, Hungaria, dan sebagainya. Kekerasan pada masa Musim Semi Bangsa-Bangsa menandai berakhirnya Abad Revolusi.
Istilah ini dipopulerkan oleh Eric Hobsbawm, dalam bukunya berjudul Abad Revolusi: Eropa 1789–1848, yang diterbitkan pada 1962.[2]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar revolusi dan pemberontakan
- Revolusi Atlantik
- Sejarah modern
- Pax Britannica
- Sejarah politik di dunia
- Risorgimento