Tan Tjeng Bok: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 71: | Baris 71: | ||
| footnotes = |
| footnotes = |
||
}} |
}} |
||
{{#if:Tan tjeng bok.jpg|| |
{{#if:Tan tjeng bok.jpg|| |
||
}} |
|||
'''Tan Tjeng Bok''' ({{lahirmati|[[Batavia]]|30|4|1899|[[Jakarta]]|15|2|1985}}) adalah seorang aktor berkebangsaan [[Indonesia]] yang aktif pada tahun 1940an hingga 1970an. |
'''Tan Tjeng Bok''' ({{lahirmati|[[Batavia]]|30|4|1899|[[Jakarta]]|15|2|1985}}) adalah seorang aktor berkebangsaan [[Indonesia]] yang aktif pada tahun 1940an hingga 1970an. |
||
Baris 96: | Baris 97: | ||
=== Akhir karier yang muram === |
=== Akhir karier yang muram === |
||
Menjelang usia tuanya pada tahun [[1979]], ia jatuh melarat. Pada tahun 1980 ia terserang menderita penyakit liver<ref name=":0" />. Ketika dirawat di rumah sakit, surat kabar Sinar Harapan membuka program donasi ''Dompet Tan Tjeng Bok'' dan berhasil menghimpun dana lebih dari dua puluh juta rupiah.<ref>''Intisari'' No.233, Desember 1982, halaman 85</ref> |
Menjelang usia tuanya pada tahun [[1979]], ia jatuh melarat. Pada tahun 1980 ia terserang menderita penyakit liver<ref name=":0" />. Ketika dirawat di rumah sakit, surat kabar Sinar Harapan membuka program donasi ''Dompet Tan Tjeng Bok'' dan berhasil menghimpun dana lebih dari dua puluh juta rupiah.<ref>''Intisari'' No.233, Desember 1982, halaman 85</ref> Sebelum sakit, ia masih menikmati bermain di sejumlah film dan sinetron di televisi. Termasuk dalam ''Komedia Jakarta'' dan ''Senyum Jakarta'' di [[TVRI]], bersama [[A. Hamid Arief]]. Ia dikabarkan saat meninggal tidak memiliki rumah sendiri. Padahal entah berapa puluh [[film]] dan [[sinetron]] yang ia bintangi. Film terakhirnya adalah ''[[Mandi dalam Lumpur]]'' (1984). |
||
== Keluarga == |
== Keluarga == |
||
Baris 144: | Baris 145: | ||
Herry Frie Agung Setiawan (belum menikah) |
Herry Frie Agung Setiawan (belum menikah) |
||
(Herlyana Susilawati Handayani - Marthinus Antonius Miru |
(Herlyana Susilawati Handayani - Marthinus Antonius Miru |
||
(Herlyana Susilawati Handayani - Marthinus Antonius Miru) |
|||
- Marhans Markus Jofiyantus Miru |
- Marhans Markus Jofiyantus Miru |
||
Baris 194: | Baris 196: | ||
* ''[[Melati Hitam]]'' 1978 |
* ''[[Melati Hitam]]'' 1978 |
||
* ''[[Gadis Telepon]]'' 1983 |
* ''[[Gadis Telepon]]'' 1983 |
||
* ''[[Mandi |
* ''[[Mandi dalam Lumpur]]'' 1984 |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 208: | Baris 210: | ||
{{DEFAULTSORT:Tan, Tjeng Bok}} |
{{DEFAULTSORT:Tan, Tjeng Bok}} |
||
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]] |
|||
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]] |
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]] |
||
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]] |
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]] |
Revisi terkini sejak 9 Oktober 2023 11.41
Tan Tjeng Bok | |
---|---|
Lahir | Batavia, Hindia Belanda | 30 April 1899
Meninggal | 15 Februari 1985 Jakarta, Indonesia | (umur 85)
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Pak Item |
Pekerjaan |
|
Tan Tjeng Bok (30 April 1899 – 15 Februari 1985) adalah seorang aktor berkebangsaan Indonesia yang aktif pada tahun 1940an hingga 1970an.
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Plakat H. Djamaludin Malik (Festival Film Indonesia 1980)[1]
Bintang Budaya Parama Dharma (Keppres No.86/TK/2003)
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Tan Tjeng Bok lahir dari pasangan Tionghoa (ayah) dan Betawi (ibu). Perkawinan orang tuanya itu tak disetujui oleh pihak keluarga ayahnya. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan gadis Tionghoa. Karena itu dibanding dengan kedelapan orang saudaranya, kulit Tan terbilang hitam. Dari situlah bermula ia dipanggil Si Item, dan kemudian Pak Item.
Ayahnya, Tan Soen Tjiang, merupakan seorang guru silat di perguruan Siauw Lim Shi. Dia hanya menempuh sekolah dasar di Hollands Chinese School, Bandung.
Karier
[sunting | sunting sumber]Awal karier
[sunting | sunting sumber]Memulai karier sebagai biduan ketika umurnya baru 12 tahun di Bandung, alunan musik orkes keroncong menggaet hatinya. Ia bergabung dengan orkes Hoetfischer pimpinan Gobang berkeliling Jawa. Tetap membawa lagu keroncong Mauritsco, namanya mulai tenar. Tapi tiba di Bangil, ia kemudian bergabung dengan opera Dardanella pimpinan Piedro atau Pyotr Litmonov, seorang keturunan Rusia. Berkeliling terus, dari Sabang sampai Merauke. Dardanella tutup layar pada awal tahun 1940-an, Tjeng Bok lalu ikut sandiwara keliling Orpheus pimpinan Manoch. Kemudian juga Star pimpinan Afiat. Tapi tak satupun grup-grup itu berhasil mengulang suksesnya seperti Dardanella. Menjelang Kekaisaran Jepang masuk ke Hindia Belanda, di Batavia berdiri perusahaan Java Industri Film (JIF) milik The Theng Tjoen. Bersama JIF inilah Si Item masuk babak baru dunia perfilman.
Puncak karier
[sunting | sunting sumber]Pada masa jayanya Tan Tjeng Bok dikenal dengan julukan Si Item. Sebagai penyanyi keroncong dan pemain sandiwara (1920-1940), dia sempat mencapai puncak kariernya. Ketika menjadi bintang keliling Dardanella, tonil atau sandiwara paling populer sebelum Perang Dunia II, si Item, julukan Tan Tjeng Bok laksana magnet. Banyak menarik penonton wanita, ketika mereka hidup pada era Siti Nurbaya. Di samping terkenal sebagai Si Item, ia juga digelari Douglas Fairbanks van Java (bintang Hollywood terkenal kala itu).[2]
Filmnya banyak disutradarai oleh Tan Tjoei Hock, antara lain Melarat Tapi Sehat dan Si Bongkok dari Borobudur, ia juga bermain dengan aktris Sofia WD, Si Gomar, Singa Laoet, Srigala Item, dan Tengkorak Hidoep. Dalam filmnya kebanyakan ia berpasangan dengan aktris Hadidjah. Namanya sejajar dengan aktris top pada zaman itu, seperti antara lain Fifi Young, Aminah Cendrakasih, Marlia Hadi, dan Moh Mochtar.
Akhir karier yang muram
[sunting | sunting sumber]Menjelang usia tuanya pada tahun 1979, ia jatuh melarat. Pada tahun 1980 ia terserang menderita penyakit liver[1]. Ketika dirawat di rumah sakit, surat kabar Sinar Harapan membuka program donasi Dompet Tan Tjeng Bok dan berhasil menghimpun dana lebih dari dua puluh juta rupiah.[3] Sebelum sakit, ia masih menikmati bermain di sejumlah film dan sinetron di televisi. Termasuk dalam Komedia Jakarta dan Senyum Jakarta di TVRI, bersama A. Hamid Arief. Ia dikabarkan saat meninggal tidak memiliki rumah sendiri. Padahal entah berapa puluh film dan sinetron yang ia bintangi. Film terakhirnya adalah Mandi dalam Lumpur (1984).
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Tan Tjeng Bok, pertama kali menikah tahun 1917. Lebih dari seratus kali ia kawin cerai. Istrinya yang terakhir adalah Sarmini.
Perkawinan Pak Item dengan Ibu Sarmini dikaruniai anak bernama Sri Anami. Kemudian Sri Anami menikah dengan S.Pranoto dan mempunyai 5 orang anak, di antaranya:
1. Herwin Antony
2. Herlin Listianingsih
3. Henny Tri Apriliani
4. Herry Frie Agung Setiawan
5. Herlyana Susilawati Handayani
Dan dianugerahi cucu/cicit diantaranya:
( Herwin Antony - Iin - Mona )
- Andri (pernikahan dengan IIn)
- Angga
- Angel
(Herlin Listianingsih - Suryadi)
- Arie Refyuan Heryadi
- Ariesta Dwi Yulia Heryadi
- Aries Tri Muhazfa Heryadi
- Atseira Hapsagi Heryadi
(Henny Tri Apriliani - Syahdan)
- Rezcky Saptya Novianto
- Reznanda Dwi Prasetyo
- Revy Galuh Oktrianto
- Putri Friskli Andani
Herry Frie Agung Setiawan (belum menikah) (Herlyana Susilawati Handayani - Marthinus Antonius Miru
(Herlyana Susilawati Handayani - Marthinus Antonius Miru)
- Marhans Markus Jofiyantus Miru
- Adeo Pradhika Antony Miru
Filmografi
[sunting | sunting sumber]Sebagian catatan hilang. Hanya yang terdokumentasikan yang kami tampilkan di sini.
- Si Gomar 1941
- Singa Laoet 1941
- Srigala Item 1941
- Tengkorak Hidoep 1941
- Djula Djuli 1954
- Melarat Tapi Sehat 1954
- Rela 1954
- Bapak Bersalah 1955
- Djudi 1955
- Si Bongkok dari Borobudur 1955
- Neng Atom 1956
- Peristiwa 10 Nopember 1956
- Peristiwa Surabaja Gubeng 1956
- Badai Selatan 1960
- Honey, Money, And Djakarta Fair 1970
- Bengawan Solo 1971
- Kisah Fanny Tan 1971
- Pendekar Sumur Tudjuh 1971
- Aku Tak Berdosa 1972
- Ketemu Jodoh 1973
- Napsu Gila 1973
- Si Comel 1973
- Tabah Sampai Akhir 1973
- Drakula Mantu 1974
- Raja Jin Penjaga Pintu Kereta 1974
- Ratu Amplop 1974
- Si Bagong Mujur 1974
- Si Rano 1974
- Tarsan Kota 1974
- Arwah Penasaran 1975
- Syahdu 1975
- Kisah Cinta 1976
- Menanti Kelahiran 1976
- Ranjang Siang Ranjang Malam 1976
- Bang Kojak 1977
- Donat Pahlawan Pandir 1977
- Gaun Hitam 1977
- Yoan 1977
- Melati Hitam 1978
- Gadis Telepon 1983
- Mandi dalam Lumpur 1984
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Hutari, Fandy (2019). Tan Tjeng Bok, seniman tiga jaman, 1898-1985. Deddy Otara (edisi ke-Cetakan pertama). Jakarta. ISBN 978-602-481-135-8. OCLC 1105736750.
- ^ "Tan Tjeng Bok". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-11.
- ^ Intisari No.233, Desember 1982, halaman 85
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Biografi Tan Tjen Bok di Pusat Dokumentasi Seni[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Biografi Tan Tjen Bok di Tamanismailmarzuki.com Diarsipkan 2010-06-10 di Wayback Machine.