Lompat ke isi

Dekolonialitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref
Lutra sumatrana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Dekolonialitas''' merupakan aliran pemikiran yang digaungkan oleh gerakan sosial-politik Amerika Latin yang berfokus untuk memproduksi ulang gagasan keilmuan yang sering kali epistemologinya masih sangat Eurosentris. Ia mengkritik penerimaan secara universal keilmuan Barat dan juga superioritas budaya Barat yang menghegemoni sebagai dasar dari imperialisme Barat.<ref>{{Cite journal|last=Quijano|first=Aníbal|date=2007-03-01|title=Coloniality and Modernity/Rationality|url=https://doi.org/10.1080/09502380601164353|journal=Cultural Studies|volume=21|issue=2-3|pages=168–178|doi=10.1080/09502380601164353|issn=0950-2386}}</ref>
'''Dekolonialitas''' (secara harfiah berarti penghilangan penjajahan) merupakan aliran pemikiran yang diagungkan oleh gerakan sosial-politik [[Amerika Latin]] yang berfokus untuk menghasilkan ulang gagasan keilmuan yang sering kali teori pengetahuannya masih sangat kebarat-baratan. Aliran ini mengecam penerimaan secara umum akan keilmuan Barat dan juga pengunggulan budaya barat yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai dasar dari [[imperialisme]] (kepenguasaan) Barat.<ref>{{Cite journal|last=Quijano|first=Aníbal|date=2007-03-01|title=Coloniality and Modernity/Rationality|url=https://doi.org/10.1080/09502380601164353|journal=Cultural Studies|volume=21|issue=2-3|pages=168–178|doi=10.1080/09502380601164353|issn=0950-2386}}</ref>


== Konteks Keilmuan ==
== Maksud Keilmuan ==
Pandangan dekolonial sendiri mencakup berbagai macam bentuk teori kritis, dan dalam keilmuan akademis ia mempelajari dan menganalisis tentang disparitas kelas, studi gender, studi etnis dan ras, serta studi wilayah. Dekolonialitas juga dianggap mempelajari aspek analitik dan praktis dari "opsi-opsi untuk mengonfrontasi dan memutus rantai keterikatan dari [...] matriks kekuatan kolonial<ref>{{Cite web|title=coaccess|url=https://apps.crossref.org/coaccess/coaccess.html?doi=10.1215%2F9780822394501|website=apps.crossref.org|doi=10.1215/9780822394501|access-date=2021-10-25}}</ref> atau "matriks modernitas" yang acapkali berakar dari kolonialisme. Pandangan dekolonialitas juga mempercayai bahwa walaupun secara formal praktik kolonisasi telah berakhir dengan [[dekolonisasi Amerika]] pada abad ke-18 dan ke-19, serta [[dekolonisasi]] massal di negara-negara Selatan pasca [[Perang Dunia II]], [[imperialisme]] Barat dan globalisasi masih melanggengkan kesenjangan antara negara-negara adidaya dan negara-negara berkembang.
Pandangan dekolonialitas sendiri mencakup berbagai macam bentuk teori kritis, dan dalam keilmuan akademis ia mempelajari dan menganalisis tentang perbedaan kelas, penelitian kelamin, penellitian etnis dan ras, serta penelitian wilayah. Dekolonialitas juga dianggap mempelajari unsur penguraian dan kebijaksanaan dari "pilihan-pilihan untuk melawan dan memutus rantai keterikatan dari [...] kandungan kekuatan penjajahan<ref>{{Cite web|title=coaccess|url=https://apps.crossref.org/coaccess/coaccess.html?doi=10.1215%2F9780822394501|website=apps.crossref.org|doi=10.1215/9780822394501|access-date=2021-10-25}}</ref> atau "kandungan kemoderenan" yang sering kali berakar dari penjajahan. Pandangan dekolonialitas juga mempercayai bahwa walaupun secara resmi penjajahan telah berakhir dengan [[dekolonisasi Amerika|berhentinya penjajahan di benua Amerika]] pada abad ke-18 dan ke-19, serta [[dekolonisasi|pemberhentian penjajahn]] besar-besaran di negara-negara Selatan pasca [[Perang Dunia II]], imperialisme Barat dan globalisas masih mempertahankan kesenjangan antara negara-negara adidaya dan negara-negara berkembang.


Menurut Quijano, matriks kekuatan kolonial negara-negara Barat menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi sosial dalam konteks ras, etnisitas, nasionalitas, sosial, serta sejarah sehingga dekolonialitas selalu sinonim dengan upaya pelepasan dari produksi ilmu yang Eurosentris. Dekolonialitas juga merujuk pada pendekatan analitikal terhadap faktor-faktor seperti praktik-praktik sosioekonomi dan politik yang jauh dari praktik dan pandangan Eurosentrik.
Menurut Quijano, kandungan kekuatan penjajahan negara-negara Barat menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi sosial dalam konteks ras, etnisitas, nasionalitas, sosial, serta sejarah sehingga dekolonialitas selalu sepadan dengan upaya pelepasan dari penghasilan ilmu yang kebarat-baratan. Dekolonialitas juga merujuk pada pendekatan penguraian terhadap sebab-sebab seperti pelaksanaan sosioekonomi dan politik yang jauh dari pelaksanaan dan pandangan kebarat-baratan.


Sebagai gerakan sosial, dekolonialitas juga dipandang sebagai gerakan untuk melepaskan diri dari pemikiran, praktik, norma, nilai, dan etika warisan kolonialisme untuk mencapai sebuah masyarakat yang "terbebas dari kesenjangan, diskriminasi, eksploitasi, serta dominasi."
Sebagai gerakan sosial, dekolonialitas juga dipandang sebagai gerakan untuk melepaskan diri dari pemikiran, pelaksanaan, kaidah, nilai, dan kesusilaan yang berasal dari warisan penjajahan untuk mencapai sebuah masyarakat yang "terbebas dari kesenjangan, kejahatan, pemerasan, serta penguasaan yang jahat."


== Referensi ==
== Rujukan ==
<references />
<references />



Revisi terkini sejak 29 Desember 2023 16.24

Dekolonialitas (secara harfiah berarti penghilangan penjajahan) merupakan aliran pemikiran yang diagungkan oleh gerakan sosial-politik Amerika Latin yang berfokus untuk menghasilkan ulang gagasan keilmuan yang sering kali teori pengetahuannya masih sangat kebarat-baratan. Aliran ini mengecam penerimaan secara umum akan keilmuan Barat dan juga pengunggulan budaya barat yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai dasar dari imperialisme (kepenguasaan) Barat.[1]

Maksud Keilmuan

[sunting | sunting sumber]

Pandangan dekolonialitas sendiri mencakup berbagai macam bentuk teori kritis, dan dalam keilmuan akademis ia mempelajari dan menganalisis tentang perbedaan kelas, penelitian kelamin, penellitian etnis dan ras, serta penelitian wilayah. Dekolonialitas juga dianggap mempelajari unsur penguraian dan kebijaksanaan dari "pilihan-pilihan untuk melawan dan memutus rantai keterikatan dari [...] kandungan kekuatan penjajahan[2] atau "kandungan kemoderenan" yang sering kali berakar dari penjajahan. Pandangan dekolonialitas juga mempercayai bahwa walaupun secara resmi penjajahan telah berakhir dengan berhentinya penjajahan di benua Amerika pada abad ke-18 dan ke-19, serta pemberhentian penjajahn besar-besaran di negara-negara Selatan pasca Perang Dunia II, imperialisme Barat dan globalisas masih mempertahankan kesenjangan antara negara-negara adidaya dan negara-negara berkembang.

Menurut Quijano, kandungan kekuatan penjajahan negara-negara Barat menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi sosial dalam konteks ras, etnisitas, nasionalitas, sosial, serta sejarah sehingga dekolonialitas selalu sepadan dengan upaya pelepasan dari penghasilan ilmu yang kebarat-baratan. Dekolonialitas juga merujuk pada pendekatan penguraian terhadap sebab-sebab seperti pelaksanaan sosioekonomi dan politik yang jauh dari pelaksanaan dan pandangan kebarat-baratan.

Sebagai gerakan sosial, dekolonialitas juga dipandang sebagai gerakan untuk melepaskan diri dari pemikiran, pelaksanaan, kaidah, nilai, dan kesusilaan yang berasal dari warisan penjajahan untuk mencapai sebuah masyarakat yang "terbebas dari kesenjangan, kejahatan, pemerasan, serta penguasaan yang jahat."

  1. ^ Quijano, Aníbal (2007-03-01). "Coloniality and Modernity/Rationality". Cultural Studies. 21 (2-3): 168–178. doi:10.1080/09502380601164353. ISSN 0950-2386. 
  2. ^ "coaccess". apps.crossref.org. doi:10.1215/9780822394501. Diakses tanggal 2021-10-25.