Lompat ke isi

Sinamot: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=Maret 2023}}{{Bedakan||text=marga [[Sinamo]]}}
'''Sinamot''' adalah harga atau uang yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan ketika akan melaksanakan pernikahan. Dalam adat [[Batak]], sinamot wajib diberikan kepada pihak pengantin perempuan sebagai tanda membeli atau mengambil anak perempuan untuk dijadikan pendamping hidup pengantin pria tersebut.


Dalam pernikahan masyarakat [[Suku Batak|Batak]], terjadi pembentukan pola [[Dalihan Na Tolu|Dalihan Natolu]] yang baru. Seorang laki-laki dari suatu marga akan membawa seorang perempuan dari marga lain untuk dijadikan keluarga baru pada marga laki-laki tersebut. Sebagai bentuk penghormatan kepada ''hulahula'' (pihak pemberi ''boru''), maka pihak penerima ''boru'' akan memberi harta yang disebut sebagai '''sinamot'''.
{{reflist}}


== Asal kata ==
{{Suku-Batak-stub}}
Sinamot berasal dari tiga suku kata, yakni "si", "na", dan "mot". Dalam [[Bahasa Batak Toba|bahasa Batak]], "si" merupakan kata penunjuk, "na" berarti "yang", dan "mot" berarti "bernilai tetap". Sehingga, sinamot adalah benda yang nilainya tetap dan tidak berubah.

== Rupa sinamot ==
Rupa sinamot beraneka ragam sepanjang zaman. Ketika masyarakat Batak seluruhnya masih hidup dalam pola komunal bercocok tanam, maka sinamot yang diberikan adalah bidang tanah, hewan betina, atau emas/perak. Sekarang, sinamot lebih umum dalam rupa uang.

Rupa sinamot merupakan kesepakatan antara pihak penerima ''boru'' dengan pihak pemberi ''boru.'' Intinya, sinamot haruslah benda yang nilainya tetap dan bisa diberikan karena dimiliki oleh semua orang. Pernikahan dalam masyarakat Batak tidak boleh digagalkan karena sinamot.

Pihak yang berusaha menggagalkan pernikahan dengan sinamot yang tidak masuk akal akan diusir karena melawan hukum (dikenal sebagai ''malai'').

== Besaran sinamot ==
Tidak ada jumlah baku '''besaran sinamot''', sebab pada dasarnya sinamot adalah hasil kesepakatan antara pihak penerima ''boru'' dengan pemberi ''boru''.

== Pemberian sinamot ==
Pemberian sinamot dari penerima ''boru'' kepada pemberi ''boru'' dilaksanakan pada saat marhata sinamot (pembicaraan tentang sinamot). Pada saat ini, pihak pemberi ''boru'' harus dapat melihat rupa sinamot secara langsung. Jika, pemberi boru sudah melihat rupa sinamot dan menyetujui, maka barulah proses pernikahan berlanjut kepada ''marpudun saut'' (berikrar jadi).

Pada saat ''marhata sinamot'', biasanya, hanyalah ''hariapan'' (tetua), ''haha agi suhut'' (keluarga kakak dan adik dari tuan acara), ''boru suhut'' (keluarga ''boru'' dari tuan acara) yang ikut dalam menyaksikan.

== Pernikahan ==
Pernikahan dalam masyarakat Batak termasuk ke dalam ''ulaon adat'' (kerja adat), bukan resepsi pesta. Sehingga, inti pernikahan Batak adalah pertemuan unsur-unsur Dalihan Natolu untuk mengurai dan membentuk pola keluarga baru. Ketika pernikahan disepakati untuk menjadi ''ulaon pesta'' (kerja pesta), maka besaran sinamot akan disesuaikan dengan perkiraan biaya ''ulaon pesta''.

Baik pihak penerima ''boru'' maupun pemberi ''boru'' akan mendapat bagian (''jambar'') dari ''ulaon'' tersebut. Pihak pemberi ''boru'' akan mempergunakan sinamot untuk keperluan keluarga mereka dalam ''ulaon'', sedangkan pihak penerima ''boru'' biasanya akan mendapat bagian beras atau [[ulos]].

{{reflist}}


[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Batak Toba]]
[[Kategori:Batak Toba]]
[[Kategori:Batak]]
[[Kategori:Batak]]


{{Suku-Batak-stub}}

Revisi terkini sejak 18 Januari 2024 12.48

Dalam pernikahan masyarakat Batak, terjadi pembentukan pola Dalihan Natolu yang baru. Seorang laki-laki dari suatu marga akan membawa seorang perempuan dari marga lain untuk dijadikan keluarga baru pada marga laki-laki tersebut. Sebagai bentuk penghormatan kepada hulahula (pihak pemberi boru), maka pihak penerima boru akan memberi harta yang disebut sebagai sinamot.

Asal kata

[sunting | sunting sumber]

Sinamot berasal dari tiga suku kata, yakni "si", "na", dan "mot". Dalam bahasa Batak, "si" merupakan kata penunjuk, "na" berarti "yang", dan "mot" berarti "bernilai tetap". Sehingga, sinamot adalah benda yang nilainya tetap dan tidak berubah.

Rupa sinamot

[sunting | sunting sumber]

Rupa sinamot beraneka ragam sepanjang zaman. Ketika masyarakat Batak seluruhnya masih hidup dalam pola komunal bercocok tanam, maka sinamot yang diberikan adalah bidang tanah, hewan betina, atau emas/perak. Sekarang, sinamot lebih umum dalam rupa uang.

Rupa sinamot merupakan kesepakatan antara pihak penerima boru dengan pihak pemberi boru. Intinya, sinamot haruslah benda yang nilainya tetap dan bisa diberikan karena dimiliki oleh semua orang. Pernikahan dalam masyarakat Batak tidak boleh digagalkan karena sinamot.

Pihak yang berusaha menggagalkan pernikahan dengan sinamot yang tidak masuk akal akan diusir karena melawan hukum (dikenal sebagai malai).

Besaran sinamot

[sunting | sunting sumber]

Tidak ada jumlah baku besaran sinamot, sebab pada dasarnya sinamot adalah hasil kesepakatan antara pihak penerima boru dengan pemberi boru.

Pemberian sinamot

[sunting | sunting sumber]

Pemberian sinamot dari penerima boru kepada pemberi boru dilaksanakan pada saat marhata sinamot (pembicaraan tentang sinamot). Pada saat ini, pihak pemberi boru harus dapat melihat rupa sinamot secara langsung. Jika, pemberi boru sudah melihat rupa sinamot dan menyetujui, maka barulah proses pernikahan berlanjut kepada marpudun saut (berikrar jadi).

Pada saat marhata sinamot, biasanya, hanyalah hariapan (tetua), haha agi suhut (keluarga kakak dan adik dari tuan acara), boru suhut (keluarga boru dari tuan acara) yang ikut dalam menyaksikan.

Pernikahan

[sunting | sunting sumber]

Pernikahan dalam masyarakat Batak termasuk ke dalam ulaon adat (kerja adat), bukan resepsi pesta. Sehingga, inti pernikahan Batak adalah pertemuan unsur-unsur Dalihan Natolu untuk mengurai dan membentuk pola keluarga baru. Ketika pernikahan disepakati untuk menjadi ulaon pesta (kerja pesta), maka besaran sinamot akan disesuaikan dengan perkiraan biaya ulaon pesta.

Baik pihak penerima boru maupun pemberi boru akan mendapat bagian (jambar) dari ulaon tersebut. Pihak pemberi boru akan mempergunakan sinamot untuk keperluan keluarga mereka dalam ulaon, sedangkan pihak penerima boru biasanya akan mendapat bagian beras atau ulos.