Lompat ke isi

Konflik Keraton Surakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fachrian Muzaqi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:1645600316tejowulan.jpg|jmpl|[[Pakubuwana XIII|Hangabehi]] bersama [[Tedjowulan]] di Gedung DPR-MPR RI, [[Jakarta]]]]
[[Berkas:1645600316tejowulan.jpg|jmpl|[[Pakubuwana XIII|Hangabehi]] bersama [[Tejowulan]] di Gedung DPR-MPR RI, [[Jakarta]]]]


'''Konflik Keraton Surakarta''' atau '''konflik Keraton Solo''' adalah sebuah perebutan tahta atas [[Keraton Solo]] antara [[Pakubuwana XIII|Hangabehi]] dan [[Tedjowulan]] yang bermula pada tanggal 11 Juni 2004 saat [[Paku Buwono XII]] wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota.<ref>{{cite web|url=http://www.kerajaannusantara.com/id/surakarta-hadiningrat/keluarga/|title=Kasunanan Surakarta Hadiningrat – Kerajaan Nusantara|website=www.kerajaannusantara.com}}</ref>
'''Konflik Keraton Surakarta''' atau '''konflik Keraton Solo''' adalah sebuah perebutan tahta atas [[Keraton Solo]] antara [[Pakubuwana XIII|Hangabehi]] dan [[Tejowulan]] yang bermula pada tanggal 11 Juni 2004.


== Awal Mula ==
Konflik ini akhirnya mendorong campur tangan pemerintah Republik Indonesia dengan menawarkan dualisme kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Penandatanganan kesepahaman ini didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun konflik belum selesai karena beberapa keluarga keraton masih menolak penyatuan ini.<ref name="republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/senggang/seni-budaya/12/06/04/m531ui-konflik-keraton-surakarta-berakhir|title=Konflik Keraton Surakarta Berakhir – Republika Online|publisher=}}</ref>
Konflik bermula saat Susuhunan [[Pakubuwana XII]] wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota. Krisis tersebut memunculkan kedua anak Sinuhun yang saling mengklaim pemangku takhta sah, yakni Hangabehi dan Tedjowulan. Bahkan, masing-masing pihak menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar Pakubuwana XIII.<ref>{{cite web|url=http://www.kerajaannusantara.com/id/surakarta-hadiningrat/keluarga/|title=Kasunanan Surakarta Hadiningrat – Kerajaan Nusantara|website=www.kerajaannusantara.com}}</ref>


== Peristiwa ==
Puncaknya adalah penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.<ref>{{cite web|url=http://www.harianjogja.com/baca/2012/05/25/konflik-keraton-solo-penjagaan-polisi-dikurangi-hangabehi-tedjowulan-tunda-masuki-keraton-188657?replytocom=59452|title=KONFLIK KERATON SOLO: Penjagaan Polisi Dikurangi, Hangabehi-Tedjowulan Tunda Masuki Keraton|first=Bambang Aris Sasangka – Harian Jogja Digital|last=Media|publisher=|access-date=2017-10-19|archive-date=2017-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20171019165058/http://www.harianjogja.com/baca/2012/05/25/konflik-keraton-solo-penjagaan-polisi-dikurangi-hangabehi-tedjowulan-tunda-masuki-keraton-188657?replytocom=59452|dead-url=yes}}</ref> [[Wali kota Surakarta]] [[Joko Widodo]] (kemudian [[Presiden Indonesia]]) akhirnya berperan menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan.<ref>[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/316930-jokowi-pantau-konflik-raja-vs-bangsawan-solo ''Jokowi Pantau Konflik Raja vs Bangsawan Solo'', diakses dari Situs VivaNews]</ref> Pada tanggal [[4 Juni]] [[2012]], akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan rekonsiliasi.<ref name="republika.co.id" />
* 11 Juni 2004 – Susuhunan [[Pakubuwana XII]] wafat tanpa menunjuk permaisuri maupun putra mahkota

* 10 Juli 2004 – Rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Pakubuwana XII menetapkan bahwa KGPH Hangabehi sebagai putra tertua Pakubuwana XII yang berhak menjadi raja selanjutnya
Konflik tersebut kembali muncul saat Hangabehi dituduh melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang gadis [[SMK]] berusia 15 tahun<ref>{{cite web|url=https://www.konfrontasi.com/content/tokoh/raja-pakubuwana-xiii-hangabehi-lecehkan-remaja-15-tahun|title=Raja Pakubuwana XIII Hangabehi Lecehkan Remaja 15 Tahun|date=3 Desember 2014|publisher=}}</ref> tidak pernah menjalankan atau mengikuti upacara adat, serta mengangkat pemberontak menjadi pejabat<ref name="merdeka">{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/13-tahun-kisruh-keraton-solo-seolah-tak-berujung.html|title=13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung|first=Arie|last=Sunaryo|publisher=|language=id|work=[[Merdeka.com]]|editor-last=Mardani}}</ref> sehingga [[Lembaga Adat Keraton]] memberhentikannya dan mengangkat GPH Puger sebagai Pelaksana jabatan raja.<ref name="merdeka" /> Tak digubris Hangabehi, Tedjowulan dan kerabat lainnya, seperti GPH Suryo Wicaksono, GPH Benowo dan GPH Dipokusumo, menyingkirkan Hangabehi dari keraton dan menempati Sasana Narendra menggalang kekuatan untuk melawan Lembaga Dewan Adat yang menguasai keraton.<ref name="merdeka" />
* 31 Agustus 2004 – [[Tejowulan]] keluar dari keraton, dan diangkat sebagai Susuhunan Pakubuwana XIII oleh beberapa pihak di Sasana Purnama, Badran, Kottabarat, Surakarta yang merupakan rumah dari [[Mooryati Soedibyo]]<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/01/nas01.htm |title=Konflik Keraton Makin Memuncak, Tedjowulan Bermaksud "Duduki" Keraton. |access-date=2015-05-12 |archive-date=2015-06-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150626141938/http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/01/nas01.htm |dead-url=yes |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref>

* 10 September 2004 – KGPH Hangabehi naik tahta sebagai Susuhunan [[Pakubuwana XIII]]<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/11/nas07.htm |title=Gusti Behi Baca Kekancingan Jumenengan. |access-date=2015-05-12 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924120537/http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/11/nas07.htm |dead-url=yes |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref>
Pada [[27 Agustus]] [[2013]], sebuah mobil Hardtop Land Cruiser milik mantan [[Bupati Wonogiri]], [[Begug Purnomosidi]] ditabrakkan ke pintu gerbang [[Keraton Solo]] dengan alasan bahwa PB XIII terkunci dalam keraton.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/507680/mobil-hardtop-jebol-pintu-keraton-surakarta|title=Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta|publisher=|language=id|work=[[Tempo.co]]|editor-last=TNR|editor-first=Yandi M rofiyandi}}</ref> Anggota polisi dan TNI terpaksa diturunkan bersiaga, menjaga agar tidak terjadi bentrok fisik.<ref>http://www.viva.co.id/indepth/fokus/439386-kisruh-panjang-keraton-solo-apa-sebabnya</ref>
* 4 Juni 2012 Penandatanganan kesepahaman antara Hangabehi dan Tedjowulan, didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa Hangabehi tetap menjadi raja Pakubuwana XIII, sedangkan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih<ref name="republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/senggang/seni-budaya/12/06/04/m531ui-konflik-keraton-surakarta-berakhir|title=Konflik Keraton Surakarta Berakhir – Republika Online|publisher=}}</ref>

* 15 Juni 2012 – Beberapa pihak keraton yang menolak perdamaian tidak menerima Tejowulan sebagai Mahapatih, dan menimbulkan keributan ketika Tejowulan menghadiri acara ''Tingalan Jumenengan'' ke-8 Pakubuwana XIII<ref>[https://jogja.tribunnews.com/2012/06/16/sempat-terjadi-keributan-kecil Babak Baru Keraton Solo: Sempat Terjadi Keributan Kecil] Tribun Jogja</ref>
Pada 15 Maret 2017, Hangabehi digugat oleh salah satu anaknya, GKR [[Timoer Rumbai Kusuma Dewayani]], dan keponakan bernama BRM [[Aditya Soerya Harbanu]] dengan alasan "telah melakukan tindakan melanggar hukum".<ref>http://wartakota.tribunnews.com/2017/04/21/konflik-keraton-solo-mulai-dari-putrei-yang-dikurung-sampai-rajanya-digugat-anak-sendiri</ref> Pada 15 April 2017, Putri Raja Keraton Solo, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dikurung di dalam [[keputren]] atau kediaman putri-putri raja terkait konflik keraton Solo.<ref>{{Cite news|url=http://regional.kompas.com/read/2017/04/17/13244911/konflik.keraton.solo.seorang.putri.terkurung.di.keputren|title=Konflik Keraton Solo, Seorang Putri Terkurung di Keputren|publisher=|work=[[Kompas.com]]|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga}}</ref>
* 26 Agustus 2013 – GKR Wandansari dan beberapa kerabat keraton yang tergabung di kubu Lembaga Dewan Adat memaksa masuk ke dalam Sasana Putra di kawasan Keraton Surakarta dan membuat kekacauan dengan membubarkan secara paksa acara halal bihalal sekaligus pengukuhan Tejowulan sebagai mahapatih yang diadakan oleh Pakubuwana XIII<ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/pengukuhan-mahapatih-tedjowulan-digagalkan-kubu-gusti-moeng.html Pengukuhan Mahapatih Tedjowulan digagalkan kubu Gusti Moeng] ''Merdeka.com''</ref>

* 27 Agustus 2013 sebuah mobil Hardtop Land Cruiser milik mantan [[Bupati Wonogiri]], [[Begug Purnomosidi]] ditabrakkan ke pintu gerbang [[Keraton Solo]] dengan alasan bahwa PB XIII terkunci dalam keraton<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/507680/mobil-hardtop-jebol-pintu-keraton-surakarta|title=Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta|publisher=|work=[[Tempo.co]]|editor-last=TNR|editor-first=Yandi M rofiyandi|date=2013-08-27}}</ref>. Anggota polisi dan TNI terpaksa diturunkan bersiaga, menjaga agar tidak terjadi bentrok fisik<ref>http://www.viva.co.id/indepth/fokus/439386-kisruh-panjang-keraton-solo-apa-sebabnya</ref>
Pada 18 Oktober 2017, seorang pembantu dari Timoer bernama Sriyatun atau Mbah Atun diusir tujuh pria berbadan besar suruhan pamannya, KGPH Benowo, dari keraton.<ref>{{Cite news|url=http://jabar.tribunnews.com/2017/10/19/keraton-solo-kisruh-pembantu-putri-raja-solo-diusir-tujuh-pria-berbadan-besar|title=Keraton Solo Kisruh, Pembantu Putri Raja Solo Diusir Tujuh Pria Berbadan Besar|publisher=|language=id|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|last=Ravianto}}</ref>
* 3 Desember 2014 Lembaga Dewan Adat menuduh Hangabehi melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang gadis [[SMK]] berusia 15 tahun<ref>{{cite web|url=https://www.konfrontasi.com/content/tokoh/raja-pakubuwana-xiii-hangabehi-lecehkan-remaja-15-tahun|title=Raja Pakubuwana XIII Hangabehi Lecehkan Remaja 15 Tahun|date=3 Desember 2014|publisher=|access-date=2017-10-19|archive-date=2017-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20171019164116/https://www.konfrontasi.com/content/tokoh/raja-pakubuwana-xiii-hangabehi-lecehkan-remaja-15-tahun|dead-url=yes}}</ref>, tidak pernah menjalankan atau mengikuti upacara adat, serta mengangkat pemberontak menjadi pejabat<ref name="merdeka">{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/13-tahun-kisruh-keraton-solo-seolah-tak-berujung.html|title=13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung|first=Arie|last=Sunaryo|publisher=|work=[[Merdeka.com]]|editor-last=Mardani|editor-first2=Arie|editor-last2=Sunaryo}}</ref> sehingga [[Lembaga Adat Keraton]] memberhentikannya dan mengangkat GPH Puger sebagai Pelaksana jabatan raja<ref name="merdeka" />

* 15 Maret 2017 Hangabehi digugat oleh salah satu anaknya, GKR [[Timoer Rumbai Kusuma Dewayani]], dan keponakan bernama BRM [[Aditya Soerya Harbanu]] dengan alasan "telah melakukan tindakan melanggar hukum".<ref>http://wartakota.tribunnews.com/2017/04/21/konflik-keraton-solo-mulai-dari-putrei-yang-dikurung-sampai-rajanya-digugat-anak-sendiri</ref> Pada 15 April 2017, Putri Raja Keraton Solo, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dikurung di dalam [[keputren]] atau kediaman putri-putri raja terkait konflik keraton Solo<ref>{{Cite news|url=http://regional.kompas.com/read/2017/04/17/13244911/konflik.keraton.solo.seorang.putri.terkurung.di.keputren|title=Konflik Keraton Solo, Seorang Putri Terkurung di Keputren|publisher=|work=[[Kompas.com]]|editor-last=Djumena|editor-first=Erlangga|date=2017-04-17}}</ref>
Pada tahun 2022, situasi kembali memanas ketika PB XIII mengangkat putra mahkota dan permaisuri pada acara ''Tingalan Jumenengan'' ke-18 pada tanggal 27 Februari 2022. Asih Winarni, istri ketiganya diangkat menjadi permaisuri (''prameswari dalem'') dengan gelar GKR Pakubuwono. Sedangkan anak dari permaisuri yakni KGPH Purboyo diangkat menjadi putra mahkota dengan gelar ''Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram''. Pengangkatan tersebut menuai kritik dari kubu Lembaga Dewan Adat. Mereka menilai bahwa pengangkatan seorang permaisuri atau putra mahkota tidak boleh sembarangan, terlebih dengan memberi gelar "gusti" pada kedua belah pihak.<ref>{{Cite news|url=https://www.detik.com/jateng/berita/d-5965752/dewan-adat-pertanyakan-keabsahan-pengangkatan-permaisuri-keraton-solo.|title=Dewan Adat Pertanyakan Keabsahan Pengangkatan Permaisuri Keraton Solo|publisher=|language=id|work=detik.com|last=Isnanto}}</ref>
* April 2017 – Pakubuwana XIII dan Tejowulan kembali masuk ke dalam keraton dan menyelenggarakan upacara ''Tingalan Jumenengan'' ke-13 yang dihadiri oleh keluarga, ''[[abdi dalem|abdidalem]]'', perwakilan masyarakat, dan beberapa pejabat tinggi pemerintahan<ref>[https://www.youtube.com/watch?v=4rYIwnlCGt0 Peringatan Naik Takhta Raja Solo] CNN Indonesia</ref>
* 18 Oktober 2017 – Seorang pembantu dari Timoer bernama Sriyatun atau Mbah Atun diusir tujuh pria berbadan besar suruhan pamannya, KGPH Benowo, dari keraton<ref>{{Cite news|url=http://jabar.tribunnews.com/2017/10/19/keraton-solo-kisruh-pembantu-putri-raja-solo-diusir-tujuh-pria-berbadan-besar|title=Keraton Solo Kisruh, Pembantu Putri Raja Solo Diusir Tujuh Pria Berbadan Besar|publisher=|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|last=Ravianto}}</ref>
* 27 Februari 2022 Pakubuwama XIII mengangkat putra mahkota dan permaisuri pada acara ''Tingalan Jumenengan'' ke-18. Asih Winarni, istri ketiganya diangkat menjadi permaisuri (''prameswari dalem'') dengan gelar GKR Pakubuwono. Sedangkan anak dari permaisuri yakni KGPH Purboyo diangkat menjadi putra mahkota dengan gelar ''Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram'', yang menuai kritik dari kubu Lembaga Dewan Adat<ref>{{Cite news|url=https://www.detik.com/jateng/berita/d-5965752/dewan-adat-pertanyakan-keabsahan-pengangkatan-permaisuri-keraton-solo.|title=Dewan Adat Pertanyakan Keabsahan Pengangkatan Permaisuri Keraton Solo|work=[[Detik.com|detikcom]]|last=Isnanto}}{{Pranala mati|date=April 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>. Dewan Adat menganggap pengangkatan tersebut tidak sah karena terjadi atas kemauan pribadi Sinuhun, bukan atas mufakat bersama antara Sinuhun dengan para ''sentana dalem''<ref>{{Cite news|url=https://timlo.net/baca/68719728991/penobatan-kgph-purbaya-sebagai-putra-mahkota-disorot-dewan-adat-keraton-solo/3/amp/|title=Penobatan KGPH Purbaya Sebagai Putra Mahkota Disorot Dewan Adat Keraton Solo|publisher=|language=id|work=timlo.net|last=Khalik}}</ref>
* 23 Desember 2022 – keraton diserang oleh puluhan orang tak dikenal yang menyerang abdi dalem dan beberapa anggota keluarga keraton. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kejadian itu, namun penyerangan tersebut menimbulkan korban luka dari pihak keluarga keraton<ref>{{Cite news|url=https://presisi.co/read/2022/12/24/6894/kronologi-penyerangan-keraton-solo-putri-raja-dipukul-bambu-sampai-memar|title=Kronologi Penyerangan Keraton Solo, Putri Raja Dipukul Bambu Sampai Memar!|publisher=|language=id|work=presisi.co|last=}}</ref>
* 5 Januari 2023 – wali kota Surakarta [[Gibran Rakabuming]] mengumpulkan pihak-pihak keraton yang sempat bertikai, antara lain Sinuhun Pakubuwana XIII beserta permaisuri dan putra mahkota, dengan kerabat dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta yang dipimpin oleh GKR Koes Murtiyah Wandansari. Pertemuan tersebut dilaksanakan secara tertutup di Loji Gandrung, yang diakhiri dengan kesepakatan perdamaian antar kedua belah pihak<ref>{{Cite news|url=https://www.gatra.com/news-562032-nasional-akhirnya-damai-konflik-keraton-solo-usai-di-meja-makan-gibran.html|title=Akhirnya Damai, Konflik Keraton Solo Usai di Meja Makan Gibran
|publisher=|language=id|work=gatra.com|last=Novita}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 21 April 2023 07.24

Hangabehi bersama Tejowulan di Gedung DPR-MPR RI, Jakarta

Konflik Keraton Surakarta atau konflik Keraton Solo adalah sebuah perebutan tahta atas Keraton Solo antara Hangabehi dan Tejowulan yang bermula pada tanggal 11 Juni 2004.

Awal Mula

[sunting | sunting sumber]

Konflik bermula saat Susuhunan Pakubuwana XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota. Krisis tersebut memunculkan kedua anak Sinuhun yang saling mengklaim pemangku takhta sah, yakni Hangabehi dan Tedjowulan. Bahkan, masing-masing pihak menyelenggarakan acara pemakaman ayahnya secara terpisah. Akan tetapi, konsensus keluarga telah mengakui bahwa Hangabehi yang diberi gelar Pakubuwana XIII.[1]

Peristiwa

[sunting | sunting sumber]
  • 11 Juni 2004 – Susuhunan Pakubuwana XII wafat tanpa menunjuk permaisuri maupun putra mahkota
  • 10 Juli 2004 – Rapat Forum Komunikasi Putra-Putri (FKPP) Pakubuwana XII menetapkan bahwa KGPH Hangabehi sebagai putra tertua Pakubuwana XII yang berhak menjadi raja selanjutnya
  • 31 Agustus 2004 – Tejowulan keluar dari keraton, dan diangkat sebagai Susuhunan Pakubuwana XIII oleh beberapa pihak di Sasana Purnama, Badran, Kottabarat, Surakarta yang merupakan rumah dari Mooryati Soedibyo[2]
  • 10 September 2004 – KGPH Hangabehi naik tahta sebagai Susuhunan Pakubuwana XIII[3]
  • 4 Juni 2012 – Penandatanganan kesepahaman antara Hangabehi dan Tedjowulan, didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa Hangabehi tetap menjadi raja Pakubuwana XIII, sedangkan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih[4]
  • 15 Juni 2012 – Beberapa pihak keraton yang menolak perdamaian tidak menerima Tejowulan sebagai Mahapatih, dan menimbulkan keributan ketika Tejowulan menghadiri acara Tingalan Jumenengan ke-8 Pakubuwana XIII[5]
  • 26 Agustus 2013 – GKR Wandansari dan beberapa kerabat keraton yang tergabung di kubu Lembaga Dewan Adat memaksa masuk ke dalam Sasana Putra di kawasan Keraton Surakarta dan membuat kekacauan dengan membubarkan secara paksa acara halal bihalal sekaligus pengukuhan Tejowulan sebagai mahapatih yang diadakan oleh Pakubuwana XIII[6]
  • 27 Agustus 2013 – sebuah mobil Hardtop Land Cruiser milik mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi ditabrakkan ke pintu gerbang Keraton Solo dengan alasan bahwa PB XIII terkunci dalam keraton[7]. Anggota polisi dan TNI terpaksa diturunkan bersiaga, menjaga agar tidak terjadi bentrok fisik[8]
  • 3 Desember 2014 – Lembaga Dewan Adat menuduh Hangabehi melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang gadis SMK berusia 15 tahun[9], tidak pernah menjalankan atau mengikuti upacara adat, serta mengangkat pemberontak menjadi pejabat[10] sehingga Lembaga Adat Keraton memberhentikannya dan mengangkat GPH Puger sebagai Pelaksana jabatan raja[10]
  • 15 Maret 2017 – Hangabehi digugat oleh salah satu anaknya, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dan keponakan bernama BRM Aditya Soerya Harbanu dengan alasan "telah melakukan tindakan melanggar hukum".[11] Pada 15 April 2017, Putri Raja Keraton Solo, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, dikurung di dalam keputren atau kediaman putri-putri raja terkait konflik keraton Solo[12]
  • April 2017 – Pakubuwana XIII dan Tejowulan kembali masuk ke dalam keraton dan menyelenggarakan upacara Tingalan Jumenengan ke-13 yang dihadiri oleh keluarga, abdidalem, perwakilan masyarakat, dan beberapa pejabat tinggi pemerintahan[13]
  • 18 Oktober 2017 – Seorang pembantu dari Timoer bernama Sriyatun atau Mbah Atun diusir tujuh pria berbadan besar suruhan pamannya, KGPH Benowo, dari keraton[14]
  • 27 Februari 2022 – Pakubuwama XIII mengangkat putra mahkota dan permaisuri pada acara Tingalan Jumenengan ke-18. Asih Winarni, istri ketiganya diangkat menjadi permaisuri (prameswari dalem) dengan gelar GKR Pakubuwono. Sedangkan anak dari permaisuri yakni KGPH Purboyo diangkat menjadi putra mahkota dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram, yang menuai kritik dari kubu Lembaga Dewan Adat[15]. Dewan Adat menganggap pengangkatan tersebut tidak sah karena terjadi atas kemauan pribadi Sinuhun, bukan atas mufakat bersama antara Sinuhun dengan para sentana dalem[16]
  • 23 Desember 2022 – keraton diserang oleh puluhan orang tak dikenal yang menyerang abdi dalem dan beberapa anggota keluarga keraton. Belum diketahui pasti penyebab terjadinya kejadian itu, namun penyerangan tersebut menimbulkan korban luka dari pihak keluarga keraton[17]
  • 5 Januari 2023 – wali kota Surakarta Gibran Rakabuming mengumpulkan pihak-pihak keraton yang sempat bertikai, antara lain Sinuhun Pakubuwana XIII beserta permaisuri dan putra mahkota, dengan kerabat dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta yang dipimpin oleh GKR Koes Murtiyah Wandansari. Pertemuan tersebut dilaksanakan secara tertutup di Loji Gandrung, yang diakhiri dengan kesepakatan perdamaian antar kedua belah pihak[18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kasunanan Surakarta Hadiningrat – Kerajaan Nusantara". www.kerajaannusantara.com. 
  2. ^ "Konflik Keraton Makin Memuncak, Tedjowulan Bermaksud "Duduki" Keraton". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-26. Diakses tanggal 2015-05-12. 
  3. ^ "Gusti Behi Baca Kekancingan Jumenengan". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-05-12. 
  4. ^ "Konflik Keraton Surakarta Berakhir – Republika Online". 
  5. ^ Babak Baru Keraton Solo: Sempat Terjadi Keributan Kecil Tribun Jogja
  6. ^ Pengukuhan Mahapatih Tedjowulan digagalkan kubu Gusti Moeng Merdeka.com
  7. ^ TNR, Yandi M rofiyandi, ed. (2013-08-27). "Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta". Tempo.co. 
  8. ^ http://www.viva.co.id/indepth/fokus/439386-kisruh-panjang-keraton-solo-apa-sebabnya
  9. ^ "Raja Pakubuwana XIII Hangabehi Lecehkan Remaja 15 Tahun". 3 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 2017-10-19. 
  10. ^ a b Sunaryo, Arie. Mardani; Sunaryo, Arie, ed. "13 Tahun kisruh Keraton Solo seolah tak berujung". Merdeka.com. 
  11. ^ http://wartakota.tribunnews.com/2017/04/21/konflik-keraton-solo-mulai-dari-putrei-yang-dikurung-sampai-rajanya-digugat-anak-sendiri
  12. ^ Djumena, Erlangga, ed. (2017-04-17). "Konflik Keraton Solo, Seorang Putri Terkurung di Keputren". Kompas.com. 
  13. ^ Peringatan Naik Takhta Raja Solo CNN Indonesia
  14. ^ Ravianto. "Keraton Solo Kisruh, Pembantu Putri Raja Solo Diusir Tujuh Pria Berbadan Besar". Tribunnews.com. 
  15. ^ Isnanto. "Dewan Adat Pertanyakan Keabsahan Pengangkatan Permaisuri Keraton Solo". detikcom. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ Khalik. "Penobatan KGPH Purbaya Sebagai Putra Mahkota Disorot Dewan Adat Keraton Solo". timlo.net. 
  17. ^ "Kronologi Penyerangan Keraton Solo, Putri Raja Dipukul Bambu Sampai Memar!". presisi.co. 
  18. ^ Novita. "Akhirnya Damai, Konflik Keraton Solo Usai di Meja Makan Gibran". gatra.com.