Lompat ke isi

Kereta Api Terakhir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
| writer = [[Mochtar Soemodimedjo]]
| writer = [[Mochtar Soemodimedjo]]
| based on = {{based on|''Kereta Api Terakhir ke Jogjakarta: Roman Revolusi '45''|[[Pandir Kelana]]}}
| based on = {{based on|''Kereta Api Terakhir ke Jogjakarta: Roman Revolusi '45''|[[Pandir Kelana]]}}
| starring = [[Gito Rollies]]<br />[[Pupung Harris]]<br />[[Deddy Sutomo]]<br />[[Marlia Hardi]]<br />[[WD Mochtar]]<br />[[Sofia W.D.]]<br />Doddy Sukma<br />[[Budi Moealam]]<br />[[HIM Damsjik]]<br />[[Rizawan Gayo]]<br />[[Yana Fachriana]]<br />[[Yenni Fachriani]]<br />[[Soendjoto Adibroto]]<br />[[Ramli Ivar]]
| starring = [[Gito Rollies]]<br />[[Pupung Harris]]<br />[[Deddy Sutomo]]<br />[[Marlia Hardi]]<br />[[WD Mochtar]]<br />[[Sofia W.D.]]<br />Doddy Sukma<br />[[Budi Moealam]]<br />[[HIM Damsjik]]<br />[[Rizawan Gayo]]<br />[[Yana Fachriana]]<br />[[Yenni Fachriani]]<br />[[Soendjoto Adibroto]]<br />[[Ramli Ivar]]<br />[[Mang Diman]]
| music = [[Sudharnoto]]
| music = [[Sudharnoto]]
| cinematography =
| cinematography =
| editing = [[FX Subroto]]
| editing = [[FX Subroto]]
| distributor = [[Produksi Film Negara|Pusat Produksi Film Negara, Deppen RI]]<br />[[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]]
| studio = [[Produksi Film Negara|Pusat Produksi Film Negara, Deppen RI]]<br />[[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]]
| released = 1981
| released = 1981
| runtime = 170 menit
| runtime = 170 menit
| country = [[Indonesia]]
| country = [[Indonesia]]
| awards =
| awards =
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| language = [[Bahasa Indonesia]] [[Bahasa Jawa]]
| budget =
| budget =
| gross =
| gross =
Baris 30: Baris 30:
== Sinopsis ==
== Sinopsis ==


Sebuah kisah dengan latar belakang gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang tentu didekati dengan sikap romantik, baik terhadap kepahlawanan, maupun kisah cinta ayam dibaliknya. Markas Besar tentara di Yogya memutuskan untuk menarik semua kereta api yang ada ke [[Stasiun Yogyakarta|Yogya]]. Alat angkut ini penting untuk transportasi. Untuk itu ditugaskan Letnan Sudadi (Rizawan Gayo), Letnan Firman (Pupung Harris) dan sersan Tobing (Gito Rollies) untuk mengawal semua kereta yang akan diberangkatkan dari [[Stasiun Purwokerto]], dengan kerjasama Kol. Gatot Subroto (Sundjoto Adibroto). Sudadi mengawal kereta yang pertama, Firman dan Tobing mengawal kereta terakhir. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini yang jadi pokok cerita: pengungsi yang memadati kereta, serangan-serangan Belanda dll. Diutarakan juga kepahlawanan para pegawai kereta api, terutama kondektur Bronto (Deddy Sutomo). Dan diselipkan kisah cinta antara Firman dan dua Retno yang ternyata merupakan gadis kembar.<ref>JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 230</ref>
Sebuah kisah dengan latar belakang gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang tentu didekati dengan sikap romantik, baik terhadap kepahlawanan, maupun kisah cinta ayam dibaliknya. Markas Besar tentara di Yogya memutuskan untuk menarik semua kereta api yang ada ke [[Stasiun Yogyakarta|Yogya]], karena alat angkut ini penting untuk transportasi. Untuk itu ditugaskan Letnan Sudadi (Rizawan Gayo), Letnan Firman (Pupung Harris) dan sersan Tobing (Gito Rollies) untuk mengawal semua kereta yang akan diberangkatkan dari [[Stasiun Purwokerto]], dengan kerjasama Kol. Gatot Subroto (Sundjoto Adibroto). Sudadi mengawal kereta yang pertama, Firman dan Tobing mengawal kereta terakhir. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini yang jadi pokok cerita: pengungsi yang memadati kereta, serangan-serangan Belanda dll. Diutarakan juga kepahlawanan para pegawai kereta api, terutama kondektur Bronto (Deddy Sutomo). Dan diselipkan kisah cinta antara Firman dan dua Retno yang ternyata merupakan gadis kembar.<ref>JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 230</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 40: Baris 40:


[[Kategori:Film Indonesia tahun 1981]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1981]]
[[Kategori:Film tentang transportasi rel]]
[[Kategori:Produksi Film Negara]]





Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 11.37

Kereta Api Terakhir
SutradaraMochtar Soemodimedjo
ProduserG. Dwipayana
Ditulis olehMochtar Soemodimedjo
Berdasarkan
Kereta Api Terakhir ke Jogjakarta: Roman Revolusi '45
oleh Pandir Kelana
PemeranGito Rollies
Pupung Harris
Deddy Sutomo
Marlia Hardi
WD Mochtar
Sofia W.D.
Doddy Sukma
Budi Moealam
HIM Damsjik
Rizawan Gayo
Yana Fachriana
Yenni Fachriani
Soendjoto Adibroto
Ramli Ivar
Mang Diman
Penata musikSudharnoto
PenyuntingFX Subroto
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
1981
Durasi170 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia Bahasa Jawa

Kereta Api Terakhir adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo dan dibintangi oleh Deddy Sutomo dan Gito Rollies. Film ini diadaptasi dari novel Kereta Api Terakhir ke Jogjakarta: Roman Revolusi '45 karya Pandir Kelana.[1]

Sebuah kisah dengan latar belakang gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang tentu didekati dengan sikap romantik, baik terhadap kepahlawanan, maupun kisah cinta ayam dibaliknya. Markas Besar tentara di Yogya memutuskan untuk menarik semua kereta api yang ada ke Yogya, karena alat angkut ini penting untuk transportasi. Untuk itu ditugaskan Letnan Sudadi (Rizawan Gayo), Letnan Firman (Pupung Harris) dan sersan Tobing (Gito Rollies) untuk mengawal semua kereta yang akan diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto, dengan kerjasama Kol. Gatot Subroto (Sundjoto Adibroto). Sudadi mengawal kereta yang pertama, Firman dan Tobing mengawal kereta terakhir. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini yang jadi pokok cerita: pengungsi yang memadati kereta, serangan-serangan Belanda dll. Diutarakan juga kepahlawanan para pegawai kereta api, terutama kondektur Bronto (Deddy Sutomo). Dan diselipkan kisah cinta antara Firman dan dua Retno yang ternyata merupakan gadis kembar.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kemendikbud Berhasil Merestorasi Film "Kereta Api Terakhir"". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). 2019-12-19. Diakses tanggal 2020-06-14. 
  2. ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 230

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]