Lompat ke isi

Haryanto (pengusaha): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pengusaha Jawa menjadi Wirausahawan Jawa
 
(20 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Multiple issues|
{{Copy edit|date=Maret 2024}}
{{COI|date=Maret 2024}}
{{Undisclosed paid|date=Maret 2024}}
{{Weasel|date=Maret 2024}}
}}
{{Infobox person
{{Infobox person
|honorific-prefix = <small>Kopral Kepala CPM (Purn.)</small>
|honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|name = H. Haryanto
|name = Haryanto
| image =
| image =
| alt =
| alt =
| caption =
| caption =
| birth_name = <!-- only use if different from name -->
| birth_name = <!-- only use if different from name -->
| birth_date = {{Birth date and age|1959|12|17}}
| birth_date = {{Birth date and age|1959|12|17}}
| birth_place = [[Kudus]], [[Jawa Tengah]]
| birth_place = [[Kudus]], [[Jawa Tengah]]
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (DEATH date then BIRTH date) -->
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (DEATH date then BIRTH date) -->
| death_place =
| death_place =
| nationality = {{INA}}
| nationality =
| other_names = Pak Haji Haryanto
| other_names =
| occupation = Pengusaha, [[Purnawirawan]] [[TNI Angkatan Darat]]
| occupation = [[Pengusaha]]
|spouse = Ny. Suheni (m. 1982, w. 2014)<br>Ny. [[Nurhana]] (m. 2015)
|spouse = {{ubl|{{marriage|Suheni|1992|2014|end=d.}}|{{marriage|[[Nurhana]]|2015}}}}
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->3
| children = 1. Rian Mahendra<br>2. Agus Hartopo<br>3. Dewi Tri Cahyani
| mother = <!-- Nama orang tua; termasuk hanya jika subjek secara independen sudah terkenal atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel; -->
| mother = Sutami
| father = <!-- Nama orang tua; termasuk hanya jika subjek secara independen sudah terkenal atau sangat relevan; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel; -->
| father = Muhammad Sipan
| years_active =
| years_active =
| known_for = Pendiri [[Haryanto (perusahaan bus)|Perusahaan Otobus Haryanto]]
| known_for = Pendiri dan Pemilik [[Haryanto (perusahaan bus)|PO Haryanto]]
| notable_works =
| notable_works =
| module = {{Infobox military person |embed = yes
| module = {{Infobox military person |embed = yes
|allegience {{flag|Indonesia}}
|allegiance = Indonesia
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|rank = [[Berkas:Kopka pdh ad komando.png|25px]] [[Kopral Kepala (TNI)|Kopral Kepala]]
|rank = [[Berkas:Kopka pdh ad komando.png|25px]] [[Kopral Kepala (TNI)|Kopral Kepala]]
|serviceyears = 1979—2000
|serviceyears = 1979—2000
|unit = [[Artileri Pertahanan Udara]]
|unit = [[Artileri Pertahanan Udara]]
|battles =
|battles =
|alma_mater = [[Tamtama|Secata PK]] (1979)
|alma_mater = [[Tamtama|Secata PK]] (1979)
|occupation =
|occupation =
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
}}
}}}}
}}


[[Kopral Kepala (TNI)|Kopral Kepala]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''H. Haryanto''' atau akrab dipanggil Pak Haji Haryanto ({{lahirmati|[[Kabupaten Kudus|Kudus]], [[Jawa Tengah]]|17|12|1959}}) adalah seorang [[Purnawirawan]] [[TNI Angkatan Darat]] dan sekaligus merupakan [[pengusaha]] [[Indonesia]]. Ia merupakan pendiri [[Haryanto (perusahaan bus)|Perusahaan Otobus Haryanto]], salah satu perusahaan otobus di wilayah [[Karesidenan Pati|Muria Raya]].
[[Kopral Kepala (TNI)|Kopral Kepala]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''[[Haji (gelar)|H.]] Haryanto''' atau akrab disapa Pak Haji Haryanto ({{lahirmati|[[Kabupaten Kudus|Kudus]], [[Jawa Tengah]]|17|12|1959}}) adalah seorang [[Purnawirawan]] [[TNI Angkatan Darat]] dan sekaligus merupakan [[pengusaha]] [[Indonesia]]. Ia merupakan pendiri [[Haryanto (perusahaan bus)|PO Haryanto]], salah satu [[perusahaan bus]] [[bus antarkota|antarkota]] di wilayah [[Muria Raya]].


== Kehidupan awal ==
== Kehidupan awal ==
=== Masa kecil ===
=== Masa kecil ===
H. Haryanto lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara dari pasangan Muhammad Sipan dan Sutami. Meski menjadi anak yang keenam, H. Haryanto merupakan anak laki-laki tertua dalam keluarganya.<ref name="betanews">[https://betanews.id/2020/05/lahir-di-keluarga-sederhana-haryanto-kecil-harus-cari-rumput-untuk-ditukar-dengan-nasi.html "Lahir di Keluarga Sederhana, Haryanto Kecil Harus Cari Rumput Untuk Ditukar dengan Nasi"]. Diakses [[1 April]] 2022.</ref>
H. Haryanto lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara dari pasangan Muhammad Sipan dan Sutami. Meski menjadi anak yang keenam, H. Haryanto merupakan anak laki-laki tertua dalam keluarganya.<ref name="betanews">[https://betanews.id/2020/05/lahir-di-keluarga-sederhana-haryanto-kecil-harus-cari-rumput-untuk-ditukar-dengan-nasi.html "Lahir di Keluarga Sederhana, Haryanto Kecil Harus Cari Rumput Untuk Ditukar dengan Nasi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230418190334/https://betanews.id/2020/05/lahir-di-keluarga-sederhana-haryanto-kecil-harus-cari-rumput-untuk-ditukar-dengan-nasi.html |date=2023-04-18 }}. Diakses [[1 April]] 2022.</ref>


H. Haryanto dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ia paham betul bagaimana perjuangan kedua orangtuanya dalam menafkahi keluarganya. Ayahnya hanyalah buruh tani serabutan yang terkadang memiliki pekerjaan sambilan berupa memisahkan daging dan tulang ikan di pasar. Sedangkan ibunya hanyalah pedagang kecil. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, mau tidak mau H. Haryanto harus ikut membantu orangtuanya menyambung hidup. Semasa sekolah dasar ia harus mencari rumput untuk dijual terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Rumput itulah yang kelak akan ditukar dengan nasi untuk dimakan bersama keluarganya.<ref name="betanews" />
H. Haryanto dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ia paham betul bagaimana perjuangan kedua orangtuanya dalam menafkahi keluarganya. Ayahnya hanyalah buruh tani serabutan yang terkadang memiliki pekerjaan sambilan berupa memisahkan daging dan tulang ikan di pasar. Sedangkan ibunya hanyalah pedagang kecil. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, mau tidak mau H. Haryanto harus ikut membantu orangtuanya menyambung hidup. Semasa sekolah dasar ia harus mencari rumput untuk dijual terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Rumput itulah yang kelak akan ditukar dengan nasi untuk dimakan bersama keluarganya.<ref name="betanews" />
Baris 47: Baris 52:
Selepas lulus dari Sekolah Teknik Negeri pada tahun 1977, H. Haryanto sebenarnya ingin melanjutkan cita-citanya menjadi tentara. Namun, ekonomi keluarga menjadi penghalang. Ia baru bisa mewujudkan impian tersebut pada tahun 1979, dimana ia mendaftar di [[Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1|Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad]] milik [[TNI Angkatan Darat]] yang terletak di [[Kota Tangerang|Tangerang]], dan diterima. Ia juga mendapatkan beasiswa sekolah di Bandung untuk dilatih jadi pengemudi kendaraan yang khusus mengangkut kendaraan senjata berat seperti tank.
Selepas lulus dari Sekolah Teknik Negeri pada tahun 1977, H. Haryanto sebenarnya ingin melanjutkan cita-citanya menjadi tentara. Namun, ekonomi keluarga menjadi penghalang. Ia baru bisa mewujudkan impian tersebut pada tahun 1979, dimana ia mendaftar di [[Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1|Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad]] milik [[TNI Angkatan Darat]] yang terletak di [[Kota Tangerang|Tangerang]], dan diterima. Ia juga mendapatkan beasiswa sekolah di Bandung untuk dilatih jadi pengemudi kendaraan yang khusus mengangkut kendaraan senjata berat seperti tank.


Pada tahun 1982, ia mengikuti pendidikan Secata di Gombong, Kebumen. dari pendidikan tersebut, ia mendapat kenaikan pangkat yang mulanya prajurit dua menjadi prajurit satu. Karier militernya berakhir pada tahun 2000, dimana ia memutuskan pensiun dini dengan pangkat terakhirnya yaitu Kopral Kepala.<ref name="betanews" />
Pada tahun 1978, ia mengikuti pendidikan Secata di Gombong, Kebumen. dari pendidikan tersebut, ia mendapat kenaikan pangkat yang mulanya prajurit dua menjadi prajurit satu. Karier militernya berakhir pada tahun 2000, dimana ia memutuskan pensiun dini dengan pangkat terakhirnya yaitu Kopral Kepala.<ref name="betanews" />


=== Kehidupan setelah menikah ===
=== Kehidupan setelah menikah ===
Baris 54: Baris 59:
== Usaha Transportasi ==
== Usaha Transportasi ==
=== Bisnis angkutan kota ===
=== Bisnis angkutan kota ===
Setelah anak keduanya (Agus Hartopo) lahir pada tahun 1984, H. Haryanto nekat membeli sebuah mobil bekas angkutan kota, dengan uang Rp 750 ribu yang dijadikan uang muka. Dalam setahun, mobil tersebut sudah lunas. Dan di tahun berikutnya, H. Haryanto kembali membeli mobil angkutan kota. Di tahun 1987, bisnis angkutan kota miliknya berkembang pesat sehingga ia bisa mendirikan showroom mobil angkutan kota miliknya sendiri.<ref name="betanews" />
Setelah anak keduanya (Agus Hartopo) lahir pada tahun 1984, H. Haryanto nekat membeli sebuah mobil bekas angkutan kota, dengan uang Rp 750 ribu yang dijadikan uang muka. Dalam setahun, mobil tersebut sudah lunas. Dan di tahun berikutnya, H. Haryanto kembali membeli mobil angkutan kota. Di tahun 1987, bisnis angkutan kota miliknya berkembang pesat sehingga ia bisa mendirikan ruang pamer mobil angkutan kota miliknya sendiri.<ref name="betanews" />


=== Mendirikan perusahaan bus ===
=== Mendirikan perusahaan bus ===
Baris 61: Baris 66:


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
H. Haryanto menikah dengan Suheni pada tahun 1982. Dari pernikahannya dengan Suheni, H. Haryanto dikarunai 3 anak (Rian Mahendra, Agus Hartopo, Dewi Tri Cahyani) dan 9 cucu.<ref>Info Seputar Kudus: [https://isknews.com/di-balik-suksesnya-anak-petani-yang-punya-150-armada-bus/ Di Balik Suksesnya Anak Petani yang punya 150 Armada Bus], diakses 1 April 2022</ref> Suheni wafat pada tahun 2014.
H. Haryanto menikah dengan Suheni pada tahun 1982. Dari pernikahannya dengan Suheni, H. Haryanto dikarunai 3 anak (Rian Mahendra, Agus Hartopo, Dewi Tri Cahyani) dan 9 cucu.<ref>Info Seputar Kudus: [https://isknews.com/di-balik-suksesnya-anak-petani-yang-punya-150-armada-bus/ Di Balik Suksesnya Anak Petani yang punya 150 Armada Bus] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230418165007/https://isknews.com/di-balik-suksesnya-anak-petani-yang-punya-150-armada-bus/ |date=2023-04-18 }}, diakses 1 April 2022</ref> Suheni wafat pada tahun 2014.


Beberapa tahun kemudian, H. Haryanto kembali menikah dengan [[Nurhana]], seniman campursari kenamaan asal [[Boyolali]], dimana usia mereka terpaut 19 tahun.<ref>grid.id: [https://hot.grid.id/amp/183170141/250-armada-berjejer-di-bawah-komandonya-intip-biodata-haryanto-sang-raja-bus-indonesia-pensiunan-tni-yang-jadi-sorotan-usai-bertemu-letjen-doni-monardo-bukan-datang-?page=3 250 Armada Berjejer di bawah Komandonya, Intip Biodata Haryanto Sang Raja Bus Indonesia-Pensiunan TNI Yang Jadi Sorotan Usai Bertemu Letjen Doni Monardo], diakses 1 April 2022</ref>
Beberapa tahun kemudian, H. Haryanto kembali menikah dengan [[Nurhana]], seniman campursari kenamaan asal [[Boyolali]], dimana usia mereka terpaut 19 tahun.<ref>grid.id: [https://hot.grid.id/amp/183170141/250-armada-berjejer-di-bawah-komandonya-intip-biodata-haryanto-sang-raja-bus-indonesia-pensiunan-tni-yang-jadi-sorotan-usai-bertemu-letjen-doni-monardo-bukan-datang-?page=3 250 Armada Berjejer di bawah Komandonya, Intip Biodata Haryanto Sang Raja Bus Indonesia-Pensiunan TNI Yang Jadi Sorotan Usai Bertemu Letjen Doni Monardo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230418165007/https://hot.grid.id/amp/183170141/250-armada-berjejer-di-bawah-komandonya-intip-biodata-haryanto-sang-raja-bus-indonesia-pensiunan-tni-yang-jadi-sorotan-usai-bertemu-letjen-doni-monardo-bukan-datang-?page=3 |date=2023-04-18 }}, diakses 1 April 2022</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[PO Haryanto]]

* [[Abdul Latief (pengusaha)]]
* [[Alvin Chong (pengusaha)]]
* [[Erik Meijer (pengusaha)]]
* [[Syamsudin (pengusaha)]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Kudus]]
[[Kategori:Tokoh dari Kudus]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Pengusaha Jawa]]
[[Kategori:Wirausahawan Jawa]]
[[Kategori:Wirausahawan transportasi Indonesia]]

Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 08.19

Haryanto
Lahir17 Desember 1959 (umur 64)
Kudus, Jawa Tengah
PekerjaanPengusaha
Dikenal atasPendiri dan Pemilik PO Haryanto
Suami/istri
  • Suheni
    (m. 1992; meninggal 2014)
  • (m. 2015)
Anak3
Karier militer
PengabdianIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Lama dinas1979—2000
Pangkat Kopral Kepala
KesatuanArtileri Pertahanan Udara
AlmamaterSecata PK (1979)

Kopral Kepala (Purn.) H. Haryanto atau akrab disapa Pak Haji Haryanto (lahir 17 Desember 1959) adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat dan sekaligus merupakan pengusaha Indonesia. Ia merupakan pendiri PO Haryanto, salah satu perusahaan bus antarkota di wilayah Muria Raya.

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Masa kecil

[sunting | sunting sumber]

H. Haryanto lahir sebagai anak ke-6 dari 11 bersaudara dari pasangan Muhammad Sipan dan Sutami. Meski menjadi anak yang keenam, H. Haryanto merupakan anak laki-laki tertua dalam keluarganya.[1]

H. Haryanto dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ia paham betul bagaimana perjuangan kedua orangtuanya dalam menafkahi keluarganya. Ayahnya hanyalah buruh tani serabutan yang terkadang memiliki pekerjaan sambilan berupa memisahkan daging dan tulang ikan di pasar. Sedangkan ibunya hanyalah pedagang kecil. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, mau tidak mau H. Haryanto harus ikut membantu orangtuanya menyambung hidup. Semasa sekolah dasar ia harus mencari rumput untuk dijual terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Rumput itulah yang kelak akan ditukar dengan nasi untuk dimakan bersama keluarganya.[1]

Masa remaja

[sunting | sunting sumber]

Kegiatan tersebut dilakukan sampai dirinya lulus dari sekolah menengah pertama pada tahun 1974. Setelah itu, H. Haryanto melanjutkan sekolahnya menuju Sekolah Teknik Negeri, setara dengan sekolah menengah kejuruan teknik pada masa kini. Di masa sekolah teknik inilah H. Haryanto memiliki impian untuk menjadi tentara. Untuk mewujudkan impiannya, ia melakukan apapun, termasuk berjualan es lilin keliling. Hasil berjualan es diberikan kepada orang tuanya untuk kebutuhan keluarga.[1]

Karier militer

[sunting | sunting sumber]

Selepas lulus dari Sekolah Teknik Negeri pada tahun 1977, H. Haryanto sebenarnya ingin melanjutkan cita-citanya menjadi tentara. Namun, ekonomi keluarga menjadi penghalang. Ia baru bisa mewujudkan impian tersebut pada tahun 1979, dimana ia mendaftar di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad milik TNI Angkatan Darat yang terletak di Tangerang, dan diterima. Ia juga mendapatkan beasiswa sekolah di Bandung untuk dilatih jadi pengemudi kendaraan yang khusus mengangkut kendaraan senjata berat seperti tank.

Pada tahun 1978, ia mengikuti pendidikan Secata di Gombong, Kebumen. dari pendidikan tersebut, ia mendapat kenaikan pangkat yang mulanya prajurit dua menjadi prajurit satu. Karier militernya berakhir pada tahun 2000, dimana ia memutuskan pensiun dini dengan pangkat terakhirnya yaitu Kopral Kepala.[1]

Kehidupan setelah menikah

[sunting | sunting sumber]

Setelah menikah dengan Suheni pada tahun 1982, H. Haryanto nekat membawa istrinya untuk mengontrak. Mereka hidup dengan sederhana sampai pada akhirnya anak pertama mereka (Rian Mahendra) lahir pada tahun 1983. Melihat gajinya yang pas-pasan, ia pun harus memutar otak agar punya penghasilan tambahan. Hingga H. Haryanto memutuskan setiap pulang dinas, ia kerja jadi sopir angkutan kota. Ia juga sempat menjadi beberapa perwakilan agen perusahaan-perusahaan bus yang bertujuan ke Jawa Tengah.[1]

Usaha Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Bisnis angkutan kota

[sunting | sunting sumber]

Setelah anak keduanya (Agus Hartopo) lahir pada tahun 1984, H. Haryanto nekat membeli sebuah mobil bekas angkutan kota, dengan uang Rp 750 ribu yang dijadikan uang muka. Dalam setahun, mobil tersebut sudah lunas. Dan di tahun berikutnya, H. Haryanto kembali membeli mobil angkutan kota. Di tahun 1987, bisnis angkutan kota miliknya berkembang pesat sehingga ia bisa mendirikan ruang pamer mobil angkutan kota miliknya sendiri.[1]

Mendirikan perusahaan bus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1998, Indonesia krisis moneter. Pada saat itu, banyak angkot yang dijual murah. Saat itu dia membeli banyak mobil angkutan kota. Di tahun yang sama, sebagian besar angkotnya dijual untuk dibelikan lima bus trayek Cikarang-Tangerang. Perusahaan tersebut diberi nama "PO Haryanto", sesuai nama yang dimilikinya[1]. Kini, bisnis transportasi bus tersebut dikelola bersama-sama dengan ketiga anaknya.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

H. Haryanto menikah dengan Suheni pada tahun 1982. Dari pernikahannya dengan Suheni, H. Haryanto dikarunai 3 anak (Rian Mahendra, Agus Hartopo, Dewi Tri Cahyani) dan 9 cucu.[2] Suheni wafat pada tahun 2014.

Beberapa tahun kemudian, H. Haryanto kembali menikah dengan Nurhana, seniman campursari kenamaan asal Boyolali, dimana usia mereka terpaut 19 tahun.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]