Jeotgal: Perbedaan antara revisi
k →Referensi: clean up |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Korea-Gyeongdong Market-Various jeotgal-01.jpg|jmpl|ka|Jeotgal]] |
[[Berkas:Korea-Gyeongdong Market-Various jeotgal-01.jpg|jmpl|ka|Jeotgal]] |
||
'''Jeotgal''' adalah jenis [[makanan]] [[fermentasi (makanan)|fermentasi]] khas [[Korea]] yang terbuat dari berbagai jenis [[makanan laut|produk laut]] seperti [[ikan]], [[kerang]] dan [[udang]].<ref name="jeot">{{cite book|last=|first=|coauthors=|year=2002|month=|title=An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words|url=https://archive.org/details/illustratedguide0000unse_j0p0|publisher=Hakgojae Publishing Co|location=Seoul|isbn= 89-8546-98-1|pages=[https://archive.org/details/illustratedguide0000unse_j0p0/page/45 45]-46}}</ref><ref>{{en}} [http://www.foodinkorea.org/eng_food/tradition/tradition4_1.jsp Main meal, side dish], ''foodinkorea''. Diakses pada 8 Juni 2010.</ref> Jeotgal difermentasikan dengan [[garam]] sehingga rasanya asin.<ref name="jeot"/> Lingkungan semenanjung Korea dikelilingi oleh [[lautan]] yang menjadi tempat pertemuan [[arus]] panas dan dingin sehingga jumlah dan jenis produk laut sangat bervariasi.<ref name="jeot"/> Di samping bekerja sebagai [[petani]], orang Korea juga beraktivitas sebagai [[nelayan]] saat musim tanam belum dimulai.<ref name="jeot"/> Sejarah jeotgal telah ada sejak zaman kerajaan [[Silla]] dan pada teks sejarah dituliskan bahwa [[raja]] yang menikahi seorang [[wanita]] akan memberikan jeotgal pada mertuanya sebagai hadiah.<ref name="jeot"/> Pada zaman Dinasti [[Goryeo]] dan [[Dinasti Joseon|Joseon]], produk jeotgal lebih banyak dan bervariasi daripada sekarang dan menjadi lauk penting di meja makan pada saat itu.<ref name="jeot"/> Jenis-jenis produk laut yang dapat dibuat menjadi jeotgal adalah [[udang]], [[teri]], [[kerang]], [[cumi-cumi]], [[croaker]], [[pollack]], udang kecil, [[gurita]], [[conch]], [[hairtail]] dan sebagainya.<ref name="jeot"/> Metode untuk memfermentasikannya pun bermacam-macam, tetapi pada umumnya setelah sebulan atau lebih difermentasikan, jeotgal boleh dimakan.<ref name="jeot"/> Pada saat dimakan, jeotgal diberi [[bawang perai]] atau bawang putih untuk menambah rasa.<ref name="jeot"/> Selain itu dapat pula dimakan bersama kimchi atau sayuran.<ref name="jeot"/> Jeotgal sering kali menjadi bahan yang ditambahkan dalam rebusan ([[jjigae]]) dan [[sup]] ([[guk]]).<ref name="jeot"/> |
'''Jeotgal''' adalah jenis [[makanan]] [[fermentasi (makanan)|fermentasi]] khas [[Korea]] yang terbuat dari berbagai jenis [[makanan laut|produk laut]] seperti [[ikan]], [[kerang]] dan [[udang]].<ref name="jeot">{{cite book|last=|first=|coauthors=|year=2002|month=|title=An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words|url=https://archive.org/details/illustratedguide0000unse_j0p0|publisher=Hakgojae Publishing Co|location=Seoul|isbn= 89-8546-98-1|pages=[https://archive.org/details/illustratedguide0000unse_j0p0/page/45 45]-46}}</ref><ref>{{en}} [http://www.foodinkorea.org/eng_food/tradition/tradition4_1.jsp Main meal, side dish], ''foodinkorea''. Diakses pada 8 Juni 2010.</ref> Jeotgal difermentasikan dengan [[garam]] sehingga rasanya asin.<ref name="jeot"/> Lingkungan semenanjung Korea dikelilingi oleh [[lautan]] yang menjadi tempat pertemuan [[arus]] panas dan dingin sehingga jumlah dan jenis produk laut sangat bervariasi.<ref name="jeot"/> Di samping bekerja sebagai [[petani]], orang Korea juga beraktivitas sebagai [[nelayan]] saat musim tanam belum dimulai.<ref name="jeot"/> Sejarah jeotgal telah ada sejak zaman kerajaan [[Silla]] dan pada teks sejarah dituliskan bahwa [[raja]] yang menikahi seorang [[wanita]] akan memberikan jeotgal pada mertuanya sebagai hadiah.<ref name="jeot"/> Pada zaman Dinasti [[Goryeo]] dan [[Dinasti Joseon|Joseon]], produk jeotgal lebih banyak dan bervariasi daripada sekarang dan menjadi lauk penting di meja makan pada saat itu.<ref name="jeot"/> Jenis-jenis produk laut yang dapat dibuat menjadi jeotgal adalah [[udang]], [[teri]], [[kerang]], [[cumi-cumi]], [[croaker]], [[pollack]], udang kecil, [[gurita]], [[conch]], [[hairtail]] dan sebagainya.<ref name="jeot"/> Metode untuk memfermentasikannya pun bermacam-macam, tetapi pada umumnya setelah sebulan atau lebih difermentasikan, jeotgal boleh dimakan.<ref name="jeot"/> Pada saat dimakan, jeotgal diberi [[bawang perai]] atau [[bawang putih]] untuk menambah rasa.<ref name="jeot"/> Selain itu dapat pula dimakan bersama [[Kimci|kimchi]] atau [[Sayur|sayuran]].<ref name="jeot"/> Jeotgal sering kali menjadi bahan yang ditambahkan dalam rebusan ([[jjigae]]) dan [[sup]] ([[guk]]).<ref name="jeot"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi terkini sejak 12 Juni 2024 07.45
Jeotgal adalah jenis makanan fermentasi khas Korea yang terbuat dari berbagai jenis produk laut seperti ikan, kerang dan udang.[1][2] Jeotgal difermentasikan dengan garam sehingga rasanya asin.[1] Lingkungan semenanjung Korea dikelilingi oleh lautan yang menjadi tempat pertemuan arus panas dan dingin sehingga jumlah dan jenis produk laut sangat bervariasi.[1] Di samping bekerja sebagai petani, orang Korea juga beraktivitas sebagai nelayan saat musim tanam belum dimulai.[1] Sejarah jeotgal telah ada sejak zaman kerajaan Silla dan pada teks sejarah dituliskan bahwa raja yang menikahi seorang wanita akan memberikan jeotgal pada mertuanya sebagai hadiah.[1] Pada zaman Dinasti Goryeo dan Joseon, produk jeotgal lebih banyak dan bervariasi daripada sekarang dan menjadi lauk penting di meja makan pada saat itu.[1] Jenis-jenis produk laut yang dapat dibuat menjadi jeotgal adalah udang, teri, kerang, cumi-cumi, croaker, pollack, udang kecil, gurita, conch, hairtail dan sebagainya.[1] Metode untuk memfermentasikannya pun bermacam-macam, tetapi pada umumnya setelah sebulan atau lebih difermentasikan, jeotgal boleh dimakan.[1] Pada saat dimakan, jeotgal diberi bawang perai atau bawang putih untuk menambah rasa.[1] Selain itu dapat pula dimakan bersama kimchi atau sayuran.[1] Jeotgal sering kali menjadi bahan yang ditambahkan dalam rebusan (jjigae) dan sup (guk).[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]