Feromon: Perbedaan antara revisi
+Kategori:Feromon; ±Kategori:Biokimia→Kategori:Ekologi kimia; ±Kategori:Cinta→Kategori:Endokrinologi menggunakan HotCat |
|||
(80 revisi perantara oleh 44 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{refimprove}} |
|||
'''Feromon''' adalah [[substansi kimia]] yang berasal dari [[kelenjar endokrin]] dan digunakan oleh [[makhluk hidup]] untuk mengenali sesama jenis, [[individu]] lain, kelompok, dan untuk membantu proses [[reproduksi]].Berbeda dengan [[hormon]], feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu [[spesies]]). |
|||
'''Feromon''' ([[kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-nl|feromoon}}) adalah sejenis zat [[kimia]] yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat [[seksual]] pada [[jantan]] maupun [[betina]].<ref>[[Handrawan Nadesul|Nadesul, Handrawan]]. Mengintip Rahasia Seksual Si Doi. Gradien Books, Yogyakarta. Januari 2006. Hal 114.</ref> |
|||
Zat ini berasal dari [[endokrin|kelenjar endokrin]] dan digunakan oleh [[makhluk hidup]] untuk mengenali sesama jenis, [[individu]] lain, kelompok, dan untuk membantu proses [[reproduksi]]. Berbeda dengan [[hormon]], feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat memengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu [[spesies]]). |
|||
==Asal Kata== |
|||
Feromon, berasal dari [[bahasa Yunani]] ‘''phero''’ yang artinya ‘pembawa’ dan ‘''mone''’ ‘sensasi’. |
|||
== Penemuan feromon == |
|||
==Ditemukan di Jerman== |
|||
Feromon pertama ditemukan di [[Jerman]] |
Feromon pertama ditemukan di [[Jerman]] oleh [[Adolph Butenandt]], [[ilmuwan]] yang juga menemukan hormon seksual pada manusia yaitu [[estrogen]], [[progesteron]] dan [[testosteron]]. Ketika pertama kali ditemukan pada [[serangga]], feromon banyak dikaitkan dengan fungsi [[reproduksi]] serangga. Para ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai padanan dari [[parfum]] di dunia [[manusia]]. |
||
Zat feromon pertama kalinya ditemukan oleh [[Jean-Henri Fabre]] pada [[serangga]] ketika [[musim semi]] tahun 1870-an. Ia mengamati [[ngengat]] jenis ''[[great peacock]]'' betina keluar dari [[kepompong]] dan diletakkan di kandang [[kawat]] di meja studinya, kemudian ia melihat pada malam harinya lusinan [[ngengat]] jantan berkumpul mengerubungi kandang kawat di meja studinya. "Mereka datang dari segala penjuru, tanpa aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku ... " tulis Fabre. |
|||
==Sejarah Feromon: Jean Henri Fabre== |
|||
[[Jean-Henri Fabre]] pada usia 19 tahun memulai karir sederhananya sebagai [[guru]] di [[Avignon]], [[Perancis]]. |
|||
Sebagai guru ia punya minat yang kuat ke alam. Ia betah duduk berjam-jam mengamati kehidupan-kehidupan kecil yang sibuk sendiri di beranda belakang rumahnya. Bukan cuma duduk diam, Fabre membuat catatan dan [[eksperimen]]-eksperimennya sendiri. [[Autodidak]] sejati, [[Fabre]] juga melatih dirinya melukis dan membuat [[illustrasi]] buat bukunya sendiri. |
|||
Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan [[zat kimia]] tertentu yang aromanya menarik ngengat-ngengat jantan. |
|||
Dari hasil pengamatan dan eksperimennya, [[Fabre]] menerbitkan 10 seri [[ensiklopedia]] tentang serangga ‘''[[Souvenirs Entomologiques]]''’ yang di kemudian hari diakui sebagai karya klasik dalam dunia [[akademik]] [[Perancis]].[[Charles Darwin]], [[John Stuart Mill]] dan [[Louis Pasteur]], raksasa-raksasa sains dan filosofi zaman itu mengagumi Fabre karena kecermatan dan detil pengamatannya. |
|||
Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah penelitian baru tentang feromon diteliti. |
|||
Di satu [[musim semi]] tahun 1870 an, Fabre menghabiskan paginya mengamati ngengat ‘''[[Great peacock]]''’ [[betina]] keluar dari [[kepompong]]nya. Puas dengan pengamatannya, Fabre meletakkan ngengat yang baru keluar dari kepompong itu di kandang [[kawat]] di meja studinya. Jam 9 malam hari yang sama, rasa puas Fabre berubah jadi takjub ketika ia menemukan lusinan [[ngengat]] jantan berkumpul merubung kandang kawat di meja studinya. “Mereka datang dari segala penjuru, tanpa aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku...” tulis Fabre. |
|||
== Feromon pada hewan == |
|||
Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan ‘menemukan’ betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan ‘zat kimia’ tertentu yang baunya menarik ngengat-ngengat jantan. |
|||
=== Kupu-kupu === |
|||
Ketika [[kupu-kupu]] jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar di udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seksual memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis di saat jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda. |
|||
=== Rayap === |
|||
Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah seluruh lapangan penelitian baru tentang [[feromon]]. |
|||
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu [[rayap]] yang berada di depan mengeluarkan [[feromon penanda jejak]] (''trail following pheromone'') yang keluar dari kelenjar ''sternum'' (''sternal gland'' di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi objek makanannya. |
|||
==Feromon |
==== Feromon dasar ==== |
||
Di samping feromon penanda jejak, para pakar [[etologi]] (perilaku) rayap juga menganggap bahwa pengaturan [[koloni]] berada di bawah kendali [[feromon dasar]] (''primer pheromones''). Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan [[neoten]] disebabkan oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh [[ratu]], yang berfungsi menghambat [[diferensiasi kelamin]]. |
|||
Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. |
|||
==Feromon Pada Kupu-kupu== |
|||
Ketika [[kupu-kupu]] jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar diudara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. |
|||
==Feromon Pada Rayap== |
|||
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu [[rayap]] yang berada didepan mengeluarkan [[feromon penanda jejak]] (''trail following pheromone'') yang keluar dari kelenjar ''sternum'' (''sternal gland'' di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanan nya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya. |
|||
==Feromon Dasar Rayap: Pengatur Perkembangan== |
|||
Di samping feromon penanda jejak, para pakar [[etologi]] (perilaku) rayap juga menganggap bahwa pengaturan [[koloni]] berada di bawah kendali [[feromon dasar]] (''primer pheromones''). Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan [[neoten]] disebabkan oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh [[ratu]], yang berfungsi menghambat [[diferensiasi kelamin]]. |
|||
Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. |
|||
Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan [[kasta pekerja]] dan [[kasta prajurit]], yang dikeluarkan oleh [[kasta reproduktif]]. |
Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan [[kasta pekerja]] dan [[kasta prajurit]], yang dikeluarkan oleh [[kasta reproduktif]]. |
||
Baris 38: | Baris 31: | ||
Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak [[semut]] di sekitarnya akan membentuk lebih banyak [[prajurit]] (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan [[sarang]]. |
Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak [[semut]] di sekitarnya akan membentuk lebih banyak [[prajurit]] (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan [[sarang]]. |
||
== |
=== Ngengat === |
||
Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan [[perkawinan]]. [[Ngengat gipsi]] betina dapat |
Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan [[perkawinan]]. [[Ngengat gipsi]] betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut "[[disparlur]]". Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun. |
||
== |
=== Semut dan lebah madu === |
||
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. [[Semut]] menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. |
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. [[Semut]] menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. |
||
Bila [[lebah madu]] menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. |
Bila [[lebah madu]] menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. |
||
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. |
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. |
||
== |
=== Kecoak === |
||
[[Kecoak]] betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan [[periplanon-B]]. Konon senyawa ini dimanfaatkan [[CIA]] untuk menangkap seorang [[mata-mata]]. Caranya orang yang dicurigai dikenai periplanon-B dan ditangkap kalau beraksi dengan [[detektor]] kecoak jantan. Kecoak jantan dengan sangat tepat akan menemukan orang yang di bajunya dikenai periplanon-B, walau si mata-mata mungkin tidak membaui [[senyawa]] ini. |
|||
Semua kategori komunikasi yang disebut di atas dapat dikelompokkan dalam judul "Isyarat Kimiawi". Isyarat kimiawi ini memainkan peran terpenting dalam organisasi koloni semut. Semiokemikal adalah nama umum zat kimia yang digunakan semut untuk tujuan menetapkan komunikasi. Pada dasarnya ada dua jenis [[semiokemikal]], yaitu [[feromon]] dan [[alomon]]. |
|||
== |
=== Hamster, gajah, dan ngengat === |
||
Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. Menurut penelitian, [[hamster]] betina menggunakan [[dimetil disulfida]] untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang ternyata mengejutkan adalah [[gajah]] dan [[ngengat]] mempunyai feromon seksual yang sama, yakni [[Z-7-dodesen-1-il-asetat]]. Walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk dirasakan gajah, begitu juga sebaliknya. |
|||
[[Alomon]] adalah zat yang digunakan untuk [[komunikasi]] [[antargenus]]. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam [[genus]] yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. |
|||
== Feromon pada manusia == |
|||
Zat kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar [[endokrin]]. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya. |
|||
Feromon pada [[manusia]] merupakan [[sinyal]] [[kimia]] yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui [[bau]]-bauan tetapi hanya bisa dirasakan oleh [[VMO]] di dalam [[hidung]]/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan [[kulit]] khusus yang terkonsentrasi di dalam [[lengan]]. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian [[otak]] bernama [[hipotalamus]]. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons [[perilaku]] dan [[fisiologis]]. |
|||
=== Feromon pada siklus haid === |
|||
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi. |
|||
Pada tahun [[1998]], [[McClintock]] bersama rekannya [[Kathleen Stern]] mempublikasikan kembali hasil penelitiannya di [[Nature|jurnal Nature]]. Kali ini mereka menyatakan ada dua jenis feromon yang secara spesifik berpengaruh pada kesamaan [[siklus haid]]. |
|||
[[Siklus menstruasi]] terdiri atas tiga fase, yakni [[menses]], [[pra-ovulasi]], dan [[luteal]] alias [[pasca ovulasi]]. Salah satu dari feromon dihasilkan oleh perempuan pada fase pra-ovulasi dari siklusnya dan mempercepat [[ovulasi]] di fase berikut. |
|||
==Perkembangan Sains Feromon== |
|||
Seiring dengan berkembangnya [[sains]] tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang mempengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya. |
|||
Feromon lain dipancarkan pada saat ovulasi berlangsung. Sinyal ini memiliki efek memperlambat siklus. Hasil akhirnya adalah berupa siklus sejumlah perempuan yang tinggal saling berdekatan. |
|||
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya [[bergotong-royong]] mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring. |
|||
=== Jatuh cinta === |
|||
Beberapa [[spesies]] [[lalat]], [[ngengat]] dan [[kumbang]] juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke [[sarang]] tempat meletakkan [[telur]]-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi. |
|||
Fenomena feromon sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan [[kelenjar]] dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa memengaruhi hormon-hormon dalam tubuh (terutama [[otak]]) manusia lainnya. Contoh paling mudah adalah "[[bau badan]]". |
|||
Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti [[sidik jari]]. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, pada masa depan bisa jadi salah satu identitas diri. |
|||
Sampai sekarang, para [[ilmuwan]] sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai serangga, termasuk [[serangga-serangga hama]]. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara [[sintetis]].[[Feromon sintetis]] ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga. |
|||
Feromon pada manusia ternyata juga berfungsi sebagai [[daya tarik seksual]]. Para [[ahli kimia]] dari [[Huddinge University Hospital]] di [[Swedia]] malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, [[cinta]], bahkan gairah seksual seorang [[manusia]] pada manusia lainnya. |
|||
==Kecoak dan CIA== |
|||
[[Kecoak]] betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan [[periplanon-B]]. Konon senyawa ini dimanfaatkan [[CIA]] untuk menangkap seorang [[mata-mata]]. Caranya orang yang dicurigai dikenai periplanon-B dan ditangkap kalau beraksi dengan [[detektor]] kecoak jantan. Kecoak jantan dengan sangat tepat akan menemukan orang yang di bajunya dikenai periplanon-B, walau si mata-mata mungkin tidak membaui [[senyawa]] ini. |
|||
Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi [[otak]] 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau [[senyawa sintetik]] mirip feromon. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap [[hormon estrogen]] (pada wanita) dan [[hormon testoteron]] (pria). |
|||
==Hamster, Gajah dan Ngengat== |
|||
Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. [[Hamster]] betina, misalnya. Menurut penelitian, hewan ini menggunakan [[dimetil disulfida]] untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang ternyata mengejutkan adalah [[gajah]] dan [[ngengat]] mempunyai feromon seks yang sama, yakni [[Z-7-dodesen-1-il-asetat]].Namun walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk di'rasa'kan gajah, begitu juga sebaliknya. |
|||
Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan [[cinta]], [[gairah seksual]], maupun dalam memilih [[teman]], juga didasari pada bau feromon yang dihasilkan manusia. |
|||
==Feromon Pada Manusia== |
|||
Feromon pada [[manusia]] merupakan [[sinyal]] [[kimia]] yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui [[bau]]-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh [[VMO]] di dalam [[hidung]]/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan [[kulit]] khusus yang terkonsentrasi di dalam [[lengan]]. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian [[otak]] bernama [[hipotalamus]]. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons [[perilaku]] dan [[fisiologis]]. |
|||
=== Senyawa kimia tubuh lainnya yang berperan === |
|||
==Feromon Pada Siklus Haid== |
|||
Seperti yang tertulis di [[majalah]] [[National Geographic]] [[Indonesia]], edisi Februari 2006, hasil penelitian [[Helen Fisher]] dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang [[kekasih]] hatinya, [[dopamin]] akan merangsang bagian [[ventral]] [[tegmental]] dan [[caudate nucleus]] di [[otak]] menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya [[jatuh cinta]] dapat membuat [[makan]] tak enak, [[tidur]] tak nyenyak. |
|||
Pada tahun [[1998]] [[McClintock]] bersama rekannya [[Kathleen Stern]] mempublikasikan kembali hasil penelitiannya di [[jurnal Nature]]. Kali ini mereka menyatakan ada dua jenis feromon yang secara spesifik berpengaruh pada kesamaan [[siklus haid]]. |
|||
Para peneliti lainnya menunjukkan bahwa [[gangguan kimiawi tubuh]] memang terbukti ketika seseorang [[jatuh cinta]]. Misalnya didapatkan bahwa kadar [[serotonin]] orang yang ter[[obsesi]] dan [[kekasih]]nya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal. |
|||
[[Siklus menstruasi]] terdiri atas tiga fase, yakni [[menses]], [[pra-ovulasi]] dan [[luteal]] alias [[pasca ovulasi]]. Salah satu dari feromon dihasilkan oleh perempuan pada fase pra-ovulasi dari siklusnya dan mempercepat [[ovulasi]] di fase berikut. |
|||
Manusia dapat hidup rukun sampai mereka berusia lanjut juga karena [[senyawa kimia]] yang disebut [[oksitosin]]. Menurut penelitian, kesetiaan pada pasangan berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan yang berusaha saling menyayangi, walau kadang pasangannya menjengkelkan. |
|||
Feromon lain dipancarkan pada saat ovulasi berlangsung. Sinyal ini memiliki efek memperlambat siklus. Hasil akhirnya adalah berupa siklus sejumlah perempuan yang tinggal saling berdekatan. |
|||
== Alomon dan feromon == |
|||
==Jatuh Cinta: Dari Hidung turun kehati== |
|||
[[Alomon]] adalah zat yang digunakan untuk [[komunikasi]] [[antargenus]]. Feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam [[genus]] yang sama seperti disekresi pada seekor semut dapat dicium oleh yang lain. |
|||
Fenomena feromon sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan [[kelenjar]] dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh (terutama [[otak]]) manusia lainnya. Contoh paling mudah adalah "[[bau badan]]". |
|||
Zat kimia ini diduga diproduksi oleh kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya. |
|||
Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti [[sidik jari]]. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri. |
|||
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi. |
|||
Feromon pada manusia ternyata juga berfungsi sebagai [[daya tarik seksual]]. Para [[ahli kimia]] dari [[Huddinge University Hospital]] di [[Swedia]] malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, [[cinta]], bahkan gairah seksual seorang [[manusia]] pada manusia lainnya. |
|||
== Perkembangan ilmu feromon == |
|||
Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi [[otak]] 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau [[senyawa sintetik]] mirip feromon. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap [[hormon estrogen]] (pada wanita) dan [[hormon testoteron]] (pria). |
|||
Seiring dengan berkembangnya [[ilmu]] tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang mempengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya. |
|||
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya [[bergotong-royong]] mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring. |
|||
Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan [[cinta]], [[gairah seksual]], maupun dalam memilih [[teman]], juga didasari pada bau feromon yang dihasilkan manusia. |
|||
Beberapa [[spesies]] [[lalat]], [[ngengat]] dan [[kumbang]] juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke [[sarang]] tempat meletakkan [[telur]]-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi. |
|||
==Unsur Kimia Tubuh Lain Ikut Berperan== |
|||
Seperti yang tertulis di [[majalah]] [[National Geographic]] [[Indonesia]], edisi Februari 2006, hasil penelitian [[Helen Fisher]] dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang [[kekasih]] hatinya, [[dopamin]] akan merangsang bagian [[ventral]] [[tegmental]] dan [[caudate nucleus]] di [[otak]] menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya [[jatuh cinta]] dapat membuat [[makan]] tak enak, [[tidur]] tak nyenyak. |
|||
Peneliti-[[peneliti]] lain menunjukkan bahwa [[gangguan kimiawi tubuh]] memang terbukti ketika seseorang [[jatuh cinta]]. Misalnya didapatkan bahwa kadar [[serotonin]] orang yang ter[[obsesi]] dan [[kekasih]]nya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal. |
|||
Sampai sekarang, para [[ilmuwan]] sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai serangga, termasuk serangga-serangga yang dikategorikan [[hama]]. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara [[sintetis]]. [[Feromon sintetis]] ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga. |
|||
[[Kakek]]-[[nenek]] dapat hidup rukun sampai mereka berusia lanjut juga karena [[senyawa kimia]]. Namanya [[oksitosin]]. Menurut penelitian, kesetiaan pada pasangan berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan yang berusaha saling menyayangi, walau kadang pasangannya menjengkelkan. Itu barangkali inti nasihat orang tua, ”cinta tumbuh karena biasa”. |
|||
== |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
* Yahya, Harun."Menjelajah Dunia Semut" : Harun Yahya International, 2004 |
|||
* Ismunandar."Romansa Kimia" : Harian Kompas, 2006 |
|||
== Bacaan lanjutan == |
|||
[[Kategori:Biokimia]] |
|||
* Yahya, Harun. "Menjelajah Dunia Semut": Harun Yahya International, 2004 |
|||
[[Kategori:Cinta]] |
|||
* Ismunandar. "Romansa Kimia": Harian Kompas, 2006 |
|||
[[Kategori:Ekologi kimia]] |
|||
[[bg:Феромон]] |
|||
[[Kategori:Endokrinologi]] |
|||
[[ca:Feromona]] |
|||
[[ |
[[Kategori:Feromon| ]] |
||
[[de:Pheromon]] |
|||
[[en:Pheromone]] |
|||
[[es:Feromona]] |
|||
[[fi:Feromoni]] |
|||
[[fr:Phéromone]] |
|||
[[he:פרומון]] |
|||
[[it:Feromone]] |
|||
[[ja:フェロモン]] |
|||
[[lt:Feromonas]] |
|||
[[nl:Feromoon]] |
|||
[[no:Feromon]] |
|||
[[pl:Feromony]] |
|||
[[sv:Feromon]] |
|||
[[zh:信息素]] |
Revisi terkini sejak 12 November 2023 10.40
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Feromon (serapan dari bahasa Belanda: feromoon) adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada jantan maupun betina.[1]
Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat memengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).
Penemuan feromon
[sunting | sunting sumber]Feromon pertama ditemukan di Jerman oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga menemukan hormon seksual pada manusia yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Ketika pertama kali ditemukan pada serangga, feromon banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi serangga. Para ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai padanan dari parfum di dunia manusia.
Zat feromon pertama kalinya ditemukan oleh Jean-Henri Fabre pada serangga ketika musim semi tahun 1870-an. Ia mengamati ngengat jenis great peacock betina keluar dari kepompong dan diletakkan di kandang kawat di meja studinya, kemudian ia melihat pada malam harinya lusinan ngengat jantan berkumpul mengerubungi kandang kawat di meja studinya. "Mereka datang dari segala penjuru, tanpa aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku ... " tulis Fabre.
Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan zat kimia tertentu yang aromanya menarik ngengat-ngengat jantan.
Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah penelitian baru tentang feromon diteliti.
Feromon pada hewan
[sunting | sunting sumber]Kupu-kupu
[sunting | sunting sumber]Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar di udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seksual memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis di saat jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda.
Rayap
[sunting | sunting sumber]Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi objek makanannya.
Feromon dasar
[sunting | sunting sumber]Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones). Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin.
Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat.
Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta reproduktif.
Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai makhluk hidup, sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari anggota badan supra-organisma itu.
Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut di sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan sarang.
Ngengat
[sunting | sunting sumber]Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut "disparlur". Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun.
Semut dan lebah madu
[sunting | sunting sumber]Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan.
Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang.
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.
Kecoak
[sunting | sunting sumber]Kecoak betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B. Konon senyawa ini dimanfaatkan CIA untuk menangkap seorang mata-mata. Caranya orang yang dicurigai dikenai periplanon-B dan ditangkap kalau beraksi dengan detektor kecoak jantan. Kecoak jantan dengan sangat tepat akan menemukan orang yang di bajunya dikenai periplanon-B, walau si mata-mata mungkin tidak membaui senyawa ini.
Hamster, gajah, dan ngengat
[sunting | sunting sumber]Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. Menurut penelitian, hamster betina menggunakan dimetil disulfida untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang ternyata mengejutkan adalah gajah dan ngengat mempunyai feromon seksual yang sama, yakni Z-7-dodesen-1-il-asetat. Walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk dirasakan gajah, begitu juga sebaliknya.
Feromon pada manusia
[sunting | sunting sumber]Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tetapi hanya bisa dirasakan oleh VMO di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Feromon pada siklus haid
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1998, McClintock bersama rekannya Kathleen Stern mempublikasikan kembali hasil penelitiannya di jurnal Nature. Kali ini mereka menyatakan ada dua jenis feromon yang secara spesifik berpengaruh pada kesamaan siklus haid.
Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yakni menses, pra-ovulasi, dan luteal alias pasca ovulasi. Salah satu dari feromon dihasilkan oleh perempuan pada fase pra-ovulasi dari siklusnya dan mempercepat ovulasi di fase berikut.
Feromon lain dipancarkan pada saat ovulasi berlangsung. Sinyal ini memiliki efek memperlambat siklus. Hasil akhirnya adalah berupa siklus sejumlah perempuan yang tinggal saling berdekatan.
Jatuh cinta
[sunting | sunting sumber]Fenomena feromon sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan kelenjar dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa memengaruhi hormon-hormon dalam tubuh (terutama otak) manusia lainnya. Contoh paling mudah adalah "bau badan".
Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti sidik jari. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, pada masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Feromon pada manusia ternyata juga berfungsi sebagai daya tarik seksual. Para ahli kimia dari Huddinge University Hospital di Swedia malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.
Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi otak 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau senyawa sintetik mirip feromon. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap hormon estrogen (pada wanita) dan hormon testoteron (pria).
Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan cinta, gairah seksual, maupun dalam memilih teman, juga didasari pada bau feromon yang dihasilkan manusia.
Senyawa kimia tubuh lainnya yang berperan
[sunting | sunting sumber]Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak.
Para peneliti lainnya menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.
Manusia dapat hidup rukun sampai mereka berusia lanjut juga karena senyawa kimia yang disebut oksitosin. Menurut penelitian, kesetiaan pada pasangan berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan yang berusaha saling menyayangi, walau kadang pasangannya menjengkelkan.
Alomon dan feromon
[sunting | sunting sumber]Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam genus yang sama seperti disekresi pada seekor semut dapat dicium oleh yang lain.
Zat kimia ini diduga diproduksi oleh kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi.
Perkembangan ilmu feromon
[sunting | sunting sumber]Seiring dengan berkembangnya ilmu tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang mempengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya.
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya bergotong-royong mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring.
Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi.
Sampai sekarang, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai serangga, termasuk serangga-serangga yang dikategorikan hama. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara sintetis. Feromon sintetis ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nadesul, Handrawan. Mengintip Rahasia Seksual Si Doi. Gradien Books, Yogyakarta. Januari 2006. Hal 114.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Yahya, Harun. "Menjelajah Dunia Semut": Harun Yahya International, 2004
- Ismunandar. "Romansa Kimia": Harian Kompas, 2006