Pengguna:FelixJL111/Test4: Perbedaan antara revisi
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
FelixJL111 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext pranala ke halaman disambiguasi |
||
(45 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas: |
{{Refimprove}}[[Berkas:Cobek ulekan.jpg|jmpl|ka|300px|Cobek dan ulekan dapur]] |
||
'''Vigili Paskah''' atau '''Malam Paskah''' adalah suatu [[liturgi]] [[misa]] atau [[kebaktian]] yang diadakan di banyak [[gereja]] [[Kristen]], terutama [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]], sebagai perayaan resmi paling awal untuk peristiwa [[kebangkitan Yesus]]. Menurut tradisi, Vigili Paskah menjadi momen bagi orang-orang menerima [[pembaptisan]] dan para [[katekumen]] dewasa diterima dalam persekutuan penuh di dalam Gereja. Liturgi ini diadakan setelah matahari tenggelam, yaitu setelah waktu [[Sabtu Suci]] selesai, hingga matahari terbit pada Hari [[Minggu Paskah]]. |
|||
'''Lumpang dan alu''' adalah seperangkat [[alat]] sederhana yang digunakan untuk menumbuk, menggiling, melumat, menggerus, dan menghaluskan bahan atau zat tertentu hingga menjadi [[Bubuk (bahan)|bubuk]] atau [[Pasta (bahan)|pasta]]. Bahan atau zat tersebut dapat berupa [[Padat|padatan]] kering atau basah (mengandung air atau [[cairan]] lainnya). |
|||
Dalam [[Kekristenan Barat]], terutama [[Gereja Katolik Roma]], [[Gereja Lutheran]], [[Gereja Reformed]], [[Persekutuan Anglikan|Gereja Anglikan]] dan [[Gereja Metodis]], Vigili Paskah menjadi misa/ibadah terpenting sepanjang [[tahun liturgi]] masing-masing Gereja. Dalam [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]], nyanyian [[Alleluya]], yang merupakan ciri khas liturgi gereja selama [[masa Paskah]], mulai dinyanyikan untuk pertama kalinya setelah tidak dinyanyikan sepenuhnya selama masa [[Prapaskah]]. |
|||
Lumpang merupakan [[Alat|perkakas]] berupa wadah cekung atau berlekuk, mirip seperti [[mangkuk]] atau [[pot]]. Lumpang dapat terbuat dari bahan [[Kayu|kayu keras]], [[Batu|batuan]], [[logam]], atau [[keramik]]. Beberapa istilah lain sering digunakan untuk menyebut lumpang yang digunakan untuk menghaluskan bahan khusus tertentu. '''[[Lumpang]]''' dalam artian khusus berbentuk seperti pot, terbuat dari kayu keras atau batu, menggunakan alu panjang dan berat, serta digunakan untuk menumbuk biji-biji [[serealia]], seperti [[padi]], [[gandum]], dan [[jali]]. Lumpang berbentuk kayu panjang yang memiliki cekungan dalam dan mampu menampung lebih banyak biji-biji serealia disebut '''[[lesung]]'''. Sementara itu, lumpang berbentuk seperti pot kecil atau piring berlekuk, berbahan batu kasar, menggunakan alu kecil, dan digunakan untuk melumat [[bumbu dapur]], [[rempah-rempah]], [[jamu]], atau [[obat|obat-obatan]] disebut '''cobek'''. Lumpang mirip cobek yang berbahan keramik dan biasanya digunakan di dalam [[laboratorium]] untuk menggerus [[Zat kimia|zat-zat kimia]] disebut '''mortar'''. |
|||
⚫ | |||
Dua belas pembacaan Perjanjian Lama pada Vigili Paskah dilestarikan dalam suatu naskah kuno yang dimiliki oleh [[:en:Armenian Patriarchate of Jerusalem|Patriarkat Armenia di Yerusalem]]. Vigili Paskah Gereja Armenia juga melestarikan apa yang diyakini sebagai pembacaan [[Kitab Injil]] untuk liturgi tersebut, yaitu dari kisah Perjamuan Terakhir sampai akhir [[Injil Matius]]. |
|||
'''Cobek dan ulekan''' adalah sepasang alat yang telah digunakan sejak [[Zaman Batu|zaman purbakala]] untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu (misalnya [[bumbu dapur]], [[rempah-rempah]], [[jamu]], atau [[obat|obat-obatan]]). Istilah '''cobek''' merujuk kepada sejenis [[mangkuk]] sebagai alas untuk kegiatan menumbuk atau mengulek, sementara '''ulekan''' merujuk kepada benda tumpul memanjang seperti pentungan yang dapat digenggam tangan untuk menumbuk atau mengulek suatu bahan. Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam. |
|||
Pada penggunaan mula-mula di Yerusalem, ibadah dimulai dengan menyanyikan [[Mazmur 118]] [117] yang dijawab dengan, "Inilah hari yang dibuat oleh Allah" ("''This is the day which the Lord has made''") yang kemudian diikuti oleh pembacaan 12 perikop Perjanjian Lama, semuanya, kecuali yang terakhir, diikuti dengan doa berlutut. |
|||
Cobek dan ulekan telah lama digunakan sebagai alat dapur dalam proses [[masak|masak-memasak]] hingga kini. |
|||
* (1) Kejadian 1:1-3:24 (kisah penciptaan) |
|||
* (2) Kejadian 22:1-18 (pengorbanan Ishak) |
|||
* (3) Keluaran 12:1-24 (kisah Paskah) |
|||
* (4) Yunus 1:1-4:11 (kisah nabi [[Yunus]]) |
|||
* (5) Keluaran 14:24--15:21 ([[penyeberangan Laut Merah]]) |
|||
* (6) Yesaya 60:1-13 (janji terhadap Yerusalem) |
|||
* (7) Ayub 38:2-28 (jawaban Allah terhadap Ayub) |
|||
* (8) 2 Raja-raja 2:1-22 (Kenaikan Elia) |
|||
* (9) Yeremia 31:31-34 (perjanjian baru) |
|||
* (10) Yosua 1:1-9 (masuk ke Tanah Perjanjian) |
|||
* (11) Yehezkiel 37:1-14 (lembah tulang-tulang yang kering) |
|||
* (12) Daniel 3:1-29 (kisah tiga pemuda di dapur api). |
|||
== Nama dan istilah == |
|||
Kedua belas pembacaan itu diikuti dengan "Nyanyian Tiga Anak" (''Song of the Three Children'') bukan dengan doa berlutut, tetapi segera diikuti oleh [[prokeimenon]] liturgi Ekaristi. Thomas Talley menekankan pentingnya rangkaian pembacaan ini yang merupakan contoh rangkaian tertua dan yang berpengaruh terbesar pada perkembangan rangkaian-rangkaian pembacaan selanjutnya.<ref>Thomas J. Talley, ''The Origins of the Liturgical Year'', New York: Pueblo Publishing Company, Inc., 1986, pp.48-49.</ref> |
|||
Dalam [[Bahasa Inggris]], cobek dan ulekan disebut ''mortar and pestle''. Cobek dan ulekan dikenal dalam berbagai nama di Indonesia. |
|||
Dalam [[Bahasa Sunda]], Cobek lebih dikenal dengan sebutan ''coét'' atau ''cowét''; dalam [[Bahasa Jawa]] disebut ''cowék'' atau ''coék''. Sementara ulekan dalam Bahasa Sunda disebut ''mutu'', sementara dalam Bahasa Jawa disebut [https://id.wiktionary.org/wiki/ulek ''ulêkan'' ] |
|||
== |
== Fungsi == |
||
[[Berkas:Iga Penyet.JPG|jmpl|Cobek juga bisa digunakan untuk menyajikan masakan.]] |
|||
Dalam liturgi [[Ritus Romawi|Ritus Roma]], Vigili Paskah terbagi atas empat bagian liturgi:<ref>Roman Missal, The Easter Vigil in the Holy Night, 2</ref> |
|||
Di [[Indonesia]], cobek dan ulekan adalah alat yang penting dalam kegiatan masak-memasak rumah tangga. Sebagai contoh, cobek dan ulekan adalah alat penting untuk mengulek dan melumat [[bumbu dapur]], dan membuat masakan khusus, seperti [[sambal|sambal ulek]] atau sambal terasi, menghaluskan dan mencampur bumbu [[gado-gado]], dan menyajikan ayam penyet atau iga penyet. |
|||
⚫ | |||
# Ritus/Upacara Cahaya (''Lucernarium'') |
|||
[[Berkas:Sambal cobek.JPG|jmpl|ka|Cobek kecil untuk menyajikan [[sambal|sambal terasi]].]] |
|||
# Liturgi Sabda |
|||
Bentuk dan ukuran cobek dan ulekan beraneka ragam sesuai kebutuhan penggunanya. Cobek kecil (diameter 8-13 cm) biasanya untuk penyajian sambal secara perseorangan di rumah makan, sementara yang berukuran sedang (diameter 15-20 cm) untuk penggunaan rumah tangga. Sementara cobek berukuran besar (diameter 30-40 cm) dan agak datar biasanya digunakan oleh penjual [[gado-gado]] atau warung makan yang menyajikan hidangan [[sambal]] yang dibuat dalam jumlah besar. |
|||
# Liturgi Baptis<br />(Pemberkatan air suci, lalu pemberian sakramen baptis untuk para [[katekumen]], bila ada. Setelah itu, pembaruan [[janji baptis]] oleh seluruh umat, setelah itu dilanjutkan dengan pemercikan air suci yang disebut ''Asperges'') |
|||
# Liturgi Ekaristi |
|||
Tingkat kecekungan cobek dapat berbeda-beda, ada yang dalam menyerupai mangkuk atau lumpang, ada pula yang datar. Ulekan pun memiliki bentuk yang berbeda-beda, paling lazim adalah bulat panjang dangan cara menggenggam seperti menggenggam pistol. Akan tetapi ada pula ulekan yang berbentuk bulat sesuai genggaman tangan untuk menumbuk, ada pula yang berbentuk silinder untuk menggiling. Cobek dan ulekan yang unik ini biasanya digunakan untuk membuat [[jamu]]. |
|||
=== Ritus Cahaya === |
|||
Vigili Paskah dimulai pada matahari tenggelam setelah Hari [[Sabtu Suci]] hingga matahari terbit sebelum Hari [[Minggu Paskah]]. Di luar gereja (biasanya di teras), [[api Paskah]] dinyalakan sementara [[lilin Paskah]] diberkati dan kemudian dinyalakan dengan api tersebut. Lilin Paskah akan digunakan selama [[masa Paskah]], yang diletakkan di [[panti imam]] atau dekat [[Mimbar Gereja|mimbar]], dan juga selama setahun ke depan pada waktu-waktu pemberian sakramen baptis dan pemakaman, untuk mengingatkan semua orang bahwa Kristus adalah "cahaya hidup". |
|||
⚫ | |||
Setelah lilin dinyalakan, diakon atau imam mengaraknya ke panti umat, yang dalam keadaan gelap gulita, sambil berhenti sebanyak tiga kali untuk menyanyikan seruan "Kristus, Cahaya Dunia" atau "Cahaya Kristus" (''Lumen Christi'') dan dijawab oleh umat dengan "Syukur kepada Allah " (''Deo Gratias''). Sementara lilin Paskah diarak, lilin-lilin kecil yang dipegang oleh umat dinyalakan dari api lilin Paskah sebagai simbol "cahaya Kristus" yang menyebar dan menutupi kegelapan. |
|||
Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam (kuningan atau baja antikarat). Di Indonesia biasanya bahan yang lazim digunakan adalah batu alam, batu kali, atau batu [[andesit]] (batu vulkanik gunung berapi). Beberapa daerah di Indonesia adalah sentra pengrajin cobek dan ulekan batu, salah satunya adalah daerah [[Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]], dekat Candi [[Borobudur]]. |
|||
Cobek dan ulekan keramik juga lazim digunakan apoteker untuk melumat dan mencampur bahan obat-obatan dalam kegiatan [[farmasi]]. |
|||
Setelah lilin Paskah diletakkan, seorang diakon, imam, atau [[Kantor (gereja)|kantor]] memadahkan ''[[Exsultet]]'' (Pujian Paskah), sementara umat tetap duduk sampai masuk Liturgi Sabda. |
|||
== Sejarah == |
|||
Setelah pembacaan ''Exsultet'', lampu-lampu dinyalakan dan lilin-lilin umat dipadamkan (meskipun menurut tradisi beberapa gereja, lilin-lilin tetap dinyalakan sampai nyanyian [[Madah Kemuliaan]]). |
|||
[[Berkas:Marble bowls obsidian ECI NAMA N4778 080724.jpg|jmpl|ka|Artefak arkeologi dari Yunani, beraneka bentuk cobek dan ulekan.]] |
|||
Cobek dan ulekan tertua telah digunakan manusia sejak kurun 35,000 tahun SM.<ref>K. Wright, The Origins and development of ground stone assemblages in Late Pleistocene Southwest Asia, Paleorient, Vol. 17/1, 1991 http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/paleo_0153-9345_1991_num_17_1_4537</ref> Alat ini adalah salah satu alat tertua yang digunakan manusia sejak [[zaman batu]]. Beberapa temuan arkeologi menunjukkan benda-benda batu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk. Sebagai contoh, artefak batu yang ditemukan di Yunani dari kurun 3200 sampai 2800 SM, menunjukkan alat untuk mengekstraksi atau menumbuk zat pigmen pewarna yang diambil dari batu-batuan. |
|||
Benda lain yang mirip cobek dan ulekan, atau bekerja sesuai prinsip yang sama, adalah [[lesung]] atau [[lumpang]] dan [[alu]]. Akan tetapi lesung dan alu berukuran lebih besar, biasanya memanjang, dan digunakan untuk menumbuk [[padi]]. |
|||
=== Liturgi Sabda === |
|||
Liturgi Sabda Vigili Paskah dimulai dengan tujuh bacaan [[Perjanjian Lama]], yaitu: |
|||
== Lihat juga == |
|||
# Kejadian 1:1–2:2. |
|||
* [[Alu]] |
|||
# Kejadian 22:1–18. |
|||
* [[Lesung]] |
|||
# Keluaran 14:15–15:1. |
|||
* [[Lumpang]] |
|||
# Yesaya 54:5–14. |
|||
# Yesaya 55:1–11. |
|||
# Barukh 3:9–15; 3:32–4:4. |
|||
# Yehezkiel 36:16–17a,18–28. |
|||
Diperbolehkan untuk mengurangi jumlah bacaan di atas, bila situasi tidak memungkinkan, menjadi setidaknya tiga bacaan (atau dua, bila benar-benar sangat mendesak), tetapi bacaat tentang pembebasan Bangsa Israel dari Mesir wajib dibacakan, karena peristiwa tersebut merupakan pokok dari [[Paskah Yahudi]], yang dipercaya oleh orang-orang Kristen bahwa peristiwa tersebut digenapi oleh wafat dan kebangkitan Kristus. Tiap bacaan masing-masing diikuti oleh sebuah mazmur tanggapan (diambil dari Mazmur 10, Keluaran 15:1-18, Mazmur 30, Yesaya 12:2-6, Mazmur 19, Mazmur 42 & 43, dll.) serta sebuah doa yang menghubungkan bacaan tersebut dengan misteri Kristus. |
|||
Setelah semua bacaan Perjanjian Lama tersebut dibacakan, seluruh lilin altar dinyalakan dan [[Gloria in excelsis Deo|Madah Kemuliaan]] dinyayikan dengan meriah. Pada momen ini, lonceng gereja dan [[Organ (alat musik)|alat musik organ]], yang disenyapkan setelah Madah Kemuliaan pada hari [[Kamis Putih]] (atau mungkin juga tidak dimainkan sejak masa Prapaskah, tergantung tradisi gereja partikular), dibunyikan kembali. Pada gereja-gereja tertentu, kain-kain yang menutupi patung-patung sejak hari Minggu Prapaskah Kelima dibuka pada momen ini. Setelah madah selesai, [[doa kolekta]] didaraskan oleh imam. |
|||
Liturgi Sabda kemudian dilanjutkan dengan bacaan [[epistola]] dari [[Surat Paulus kepada Jemaat di Roma|Surat Roma]] (Roma 6:3-11), kemudian diikuti dengan mazmur tanggapan dari Mazmur 118. Setelah itu, madah [[Aleluya]] dinyanyikan dengan kekhidmatan khusus pertama kali sejak tidak dinyanyikan pada masa Prapaskah. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan Bacaan Injil tentang Kebangkitan (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8; atau Lukas 24:1-12), dan kemudian dilanjutkan dengan [[homili]]. |
|||
=== Liturgi Baptis === |
|||
Liturgi Baptis dimulai dengan menyanyikan [[Litani Orang Kudus]] sambil berlutut oleh seluruh anggota gereja. Liturgi kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan [[air suci]] dalam bejana baptis, terutama dengan lilin Paskah dan garam. |
|||
Jika ada, liturgi dilanjutkan dengan pembaptisan para [[katekumen]], peneguhan janji-janji untuk masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik, serta pemberian [[krisma]]. Setelah seluruh rangkaian sakramen inisiasi tersebut, umat kemudian melakukan pembaruan [[janji baptis]] dan kemudian diperciki dengan [[air suci]]. Setelah itu, liturgi dilanjutkan dengan pembacaan doa umat. |
|||
=== Liturgi Ekaristi === |
|||
Seusai doa umat, Liturgi [[Ekaristi]] dilanjutkan seperti biasa. Sewaktu Ekaristi, umat yang baru dibaptis menerima [[Komuni Pertama]]. Menurut rubrik ''[[Missale Romanum]]'', bila misa diadakan menjelang matahari terbit, Liturgi Ekaristi harus selesai sebelum [[fajar]]. |
|||
⚫ | |||
<gallery> |
|||
Berkas:Receiving_the_Holy_Light_at_Easter.jpg|Jemaat menyalakan lilin Paskah mereka di [[Adelaide]], [[Australia]]). |
|||
Berkas:UniateEaster.jpg|Pemberkatan di sebuah gereja Katolik di [[Lvov]]. |
|||
</gallery> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
<references group="" responsive="1"></references> |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{commons category|Mortars (tools)}} |
|||
* [http://cobekbatu.com/ Pengrajin cobek dan ulekan Muntilan] |
|||
* [http://munthu.com/ Pengrajin batu Merapi (batu andesit) Muntilan] |
|||
* [http://www.sunlight.co.id/artikel/detil/924691/cara-membersihkan-dan-menyimpan-cobek-batu Cara membersihkan dan menyimpan cobek batu]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Alat laboratorium]] |
|||
* '''{{en}}''' [http://www.catholicexpert.com/easterprayer.htm 50 Easter Vigil Prayers] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120331041907/http://www.catholicexpert.com/easterprayer.htm|date=2012-03-31}} |
|||
[[Kategori:Alat memasak]] |
|||
* '''{{en}}''' [http://www.liturgies.net/Lent/EasterVigil.htm An Easter Vigil service] |
|||
[[Kategori:Peralatan dapur Indonesia]] |
|||
* '''{{en}}''' [http://www.earlychurchfathers.org/fullcircle/static.php?page=static040710-224154 An Easter Vigil Experience] |
|||
{{Tahun liturgi Gereja Katolik}} |
Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 17.56
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Lumpang dan alu adalah seperangkat alat sederhana yang digunakan untuk menumbuk, menggiling, melumat, menggerus, dan menghaluskan bahan atau zat tertentu hingga menjadi bubuk atau pasta. Bahan atau zat tersebut dapat berupa padatan kering atau basah (mengandung air atau cairan lainnya).
Lumpang merupakan perkakas berupa wadah cekung atau berlekuk, mirip seperti mangkuk atau pot. Lumpang dapat terbuat dari bahan kayu keras, batuan, logam, atau keramik. Beberapa istilah lain sering digunakan untuk menyebut lumpang yang digunakan untuk menghaluskan bahan khusus tertentu. Lumpang dalam artian khusus berbentuk seperti pot, terbuat dari kayu keras atau batu, menggunakan alu panjang dan berat, serta digunakan untuk menumbuk biji-biji serealia, seperti padi, gandum, dan jali. Lumpang berbentuk kayu panjang yang memiliki cekungan dalam dan mampu menampung lebih banyak biji-biji serealia disebut lesung. Sementara itu, lumpang berbentuk seperti pot kecil atau piring berlekuk, berbahan batu kasar, menggunakan alu kecil, dan digunakan untuk melumat bumbu dapur, rempah-rempah, jamu, atau obat-obatan disebut cobek. Lumpang mirip cobek yang berbahan keramik dan biasanya digunakan di dalam laboratorium untuk menggerus zat-zat kimia disebut mortar.
Cobek dan ulekan adalah sepasang alat yang telah digunakan sejak zaman purbakala untuk menumbuk, menggiling, melumat, mengulek, dan mencampur bahan-bahan tertentu (misalnya bumbu dapur, rempah-rempah, jamu, atau obat-obatan). Istilah cobek merujuk kepada sejenis mangkuk sebagai alas untuk kegiatan menumbuk atau mengulek, sementara ulekan merujuk kepada benda tumpul memanjang seperti pentungan yang dapat digenggam tangan untuk menumbuk atau mengulek suatu bahan. Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam.
Cobek dan ulekan telah lama digunakan sebagai alat dapur dalam proses masak-memasak hingga kini.
Nama dan istilah
[sunting | sunting sumber]Dalam Bahasa Inggris, cobek dan ulekan disebut mortar and pestle. Cobek dan ulekan dikenal dalam berbagai nama di Indonesia. Dalam Bahasa Sunda, Cobek lebih dikenal dengan sebutan coét atau cowét; dalam Bahasa Jawa disebut cowék atau coék. Sementara ulekan dalam Bahasa Sunda disebut mutu, sementara dalam Bahasa Jawa disebut ulêkan
Fungsi
[sunting | sunting sumber]Di Indonesia, cobek dan ulekan adalah alat yang penting dalam kegiatan masak-memasak rumah tangga. Sebagai contoh, cobek dan ulekan adalah alat penting untuk mengulek dan melumat bumbu dapur, dan membuat masakan khusus, seperti sambal ulek atau sambal terasi, menghaluskan dan mencampur bumbu gado-gado, dan menyajikan ayam penyet atau iga penyet.
Bentuk dan ukuran
[sunting | sunting sumber]Bentuk dan ukuran cobek dan ulekan beraneka ragam sesuai kebutuhan penggunanya. Cobek kecil (diameter 8-13 cm) biasanya untuk penyajian sambal secara perseorangan di rumah makan, sementara yang berukuran sedang (diameter 15-20 cm) untuk penggunaan rumah tangga. Sementara cobek berukuran besar (diameter 30-40 cm) dan agak datar biasanya digunakan oleh penjual gado-gado atau warung makan yang menyajikan hidangan sambal yang dibuat dalam jumlah besar.
Tingkat kecekungan cobek dapat berbeda-beda, ada yang dalam menyerupai mangkuk atau lumpang, ada pula yang datar. Ulekan pun memiliki bentuk yang berbeda-beda, paling lazim adalah bulat panjang dangan cara menggenggam seperti menggenggam pistol. Akan tetapi ada pula ulekan yang berbentuk bulat sesuai genggaman tangan untuk menumbuk, ada pula yang berbentuk silinder untuk menggiling. Cobek dan ulekan yang unik ini biasanya digunakan untuk membuat jamu.
Bahan
[sunting | sunting sumber]Baik cobek ataupun ulekan biasanya dibuat dari bahan yang keras, misalnya kayu keras, batu, keramik, atau logam (kuningan atau baja antikarat). Di Indonesia biasanya bahan yang lazim digunakan adalah batu alam, batu kali, atau batu andesit (batu vulkanik gunung berapi). Beberapa daerah di Indonesia adalah sentra pengrajin cobek dan ulekan batu, salah satunya adalah daerah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dekat Candi Borobudur.
Cobek dan ulekan keramik juga lazim digunakan apoteker untuk melumat dan mencampur bahan obat-obatan dalam kegiatan farmasi.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Cobek dan ulekan tertua telah digunakan manusia sejak kurun 35,000 tahun SM.[1] Alat ini adalah salah satu alat tertua yang digunakan manusia sejak zaman batu. Beberapa temuan arkeologi menunjukkan benda-benda batu yang digunakan sebagai alat untuk menumbuk. Sebagai contoh, artefak batu yang ditemukan di Yunani dari kurun 3200 sampai 2800 SM, menunjukkan alat untuk mengekstraksi atau menumbuk zat pigmen pewarna yang diambil dari batu-batuan.
Benda lain yang mirip cobek dan ulekan, atau bekerja sesuai prinsip yang sama, adalah lesung atau lumpang dan alu. Akan tetapi lesung dan alu berukuran lebih besar, biasanya memanjang, dan digunakan untuk menumbuk padi.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ K. Wright, The Origins and development of ground stone assemblages in Late Pleistocene Southwest Asia, Paleorient, Vol. 17/1, 1991 http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/paleo_0153-9345_1991_num_17_1_4537