Lompat ke isi

Muhammad Bakhiet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 45: Baris 45:
|negara3 =
|negara3 =
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
|jalur_ayah = Tuan Guru Haji Ahmad Mughni Bin ''Tuan Guru Haji Ismail'' bin ''Tuan Guru Haji Muhammad Thahir'' bin ''Khalifah Haji Syihabuddin'' bin ''Maulana Syekh Muhammad Arsyad Bin Abdullah al-Banjari'' bin Tuan Penghulu Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao Philipina bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf
|jalur_ayah = Tuan Guru Haji Ahmad Mughni Bin ''Tuan Guru Haji Ismail'' bin ''Tuan Guru Haji Muhammad Thahir'' bin ''Khalifah Haji Syihabuddin'' bin ''Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Bin Abdullah Al-Banjari
bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama'ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja'far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu'minin Ali Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Sayyidina Rasulullah SAW
|jalur_ibu =
|jalur_ibu =
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
Baris 58: Baris 57:
}}
}}


'''Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al Banjari''' ({{lahirmati|[[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[Barabai, Hulu Sungai Tengah]]|01|1|1966}}) adalah salah seorang [[Ulama Banjar|ulama]] dan [[Daftar tokoh Banjar|tokoh masyarakat]] yang sangat kharismatik dan berpengaruh besar di [[Kalimantan Selatan]].
'''Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al-Banjari''' ({{lahirmati|[[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[Barabai, Hulu Sungai Tengah]]|01|1|1966}}) adalah salah seorang [[Ulama Banjar|ulama]] dan [[Daftar tokoh Banjar|tokoh masyarakat]] yang sangat kharismatik dan berpengaruh besar di [[Kalimantan Selatan]].


<ref name="profil">{{Cite news|url=http://www.antaranews.com/berita/423706/ulama-kalsel-doakan-prabowo-angkat-derajat-rakyat|title=Ulama Kalsel doakan Prabowo angkat derajat rakyat|publisher=Antaranews.com|date=13 Maret 2014|author=Ruslan Burhani|accessdate=22 April 2014|editor-last=Burhani|editor-first=Ruslan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref>


Silsilah:


== Kelahiran Silsilah Keluarga ==
1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada [[1|5]] [[September]] [[1966]] di desa [[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[kabupaten Hulu Sungai Tengah]].


Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni dan Ibu beliau Hj. Zainab. Adapun silsilah Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni bin Tuan Guru Haji Ismail bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir bin Syaikh Syihabuddin bin Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
2. Fatimah Az-Zahra


3. Husain


4. Ali Zainal Abidin

5. Muhammad Al-Baqir

6. Ja'far Ash-Shadiq

7. Ali Al-Uraidhi

8. Muhammad An-Naqib

9. Isa Ar-Rumi

10. Ahmad Al-Muhajir

11. Ubaidillah

12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah

13. Muhammad Maula Shama'ah

14. Alwi Ats-Tsani

15. Ali Khali' Qasam

16. Muhammad Shahib Mirbath

17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam

18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)

19. Alwi Al-Ghayyur

20. Ali Maula Ad-Dark

21. Muhammad Al-Mauladawilah

22. Abdurrahman Assegaf

23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran

24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)

25. Syaikh

26. Abdullah

27. Husain

28. Ahmad Ash-Shalabiyah

29. Abu Bakar Al-Hindi

30. Abdullah Lok-Gabang

31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

32. Khalifah Hasanuddin

33. Syaikh Syihabuddin

34. Syaikh Muhammad Thahir

35. Syaikh Ismail

36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)

37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)

Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.

== Kelahiran dan Silsilah & keluarga ==
Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada [[1]] [[Januari]] [[1966]] di desa [[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[kabupaten Hulu Sungai Tengah]].

Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni dan Ibu beliau Hj. Zainab. Adapun silsilah Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni bin Tuan Guru Haji Ismail bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir bin Syaikh Syihabuddin bin Khalifah Hasanuddin bin Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

SILSILAH :

1. NABI MUHAMMAD SAW

2. Fatimah Az-Zahra

3. Husain

4. Ali Zainal Abidin

5. Muhammad Al-Baqir

6. Ja'far Ash-Shadiq

7. Ali Al-Uraidhi

8. Muhammad An-Naqib

9. Isa Ar-Rumi

10. Ahmad Al-Muhajir

11. Ubaidillah

12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah

13. Muhammad Maula Shama'ah

14. Alwi Ats-Tsani

15. Ali Khali' Qasam

16. Muhammad Shahib Mirbath

17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam

18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)

19. Alwi Al-Ghayyur

20. Ali Maula Ad-Dark

21. Muhammad Al-Mauladawilah

22. Abdurrahman Assegaf

23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran

24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)

25. Syaikh

26. Abdullah

27. Husain

28. Ahmad Ash-Shalabiyah

29. Abu Bakar Al-Hindi

30. Abdullah Lok-Gabang

31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

32. Khalifah Hasanuddin

33. Syaikh Syihabuddin

34. Syaikh Muhammad Thahir

35. Syaikh Ismail

36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)

37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)

Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Baris 228: Baris 73:
Setelah sekian lama di [[Martapura]], kemudian dia kembali ke [[Barabai]] dan berguru dengan orang tua Beliau sendiri, yaitu Ayahnya. Ayahnya ini mengajarkan tentang ilmu, khususnya ilmu batin, dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama banyak ia ambil dari para ulama terkemuka. Guru-guru dia antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh [[Barabai]]. Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.
Setelah sekian lama di [[Martapura]], kemudian dia kembali ke [[Barabai]] dan berguru dengan orang tua Beliau sendiri, yaitu Ayahnya. Ayahnya ini mengajarkan tentang ilmu, khususnya ilmu batin, dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama banyak ia ambil dari para ulama terkemuka. Guru-guru dia antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh [[Barabai]]. Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.


== Dakwah, Ketokohan & Pengaruh ==
== Dakwah Ketokohan dan Pengaruh ==
Di samping sebagai ulama. Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga seorang guru Tarikat Alawiyah.Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini secara historis dia pada tahun 1993 dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sinilah dia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. Waktu itu ada sejumlah nama yang aktif malah menjadi murid utama dia, di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Tarikat Alawiyah sangat maju pesat perkembangannya yang pengikutnya hingga kini mencapai puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun setiap kali pertemuan pesertanya semakin bertambah. Bertambahnya jumlah jamaah maka dia pindah lagi ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.
Di samping sebagai ulama, Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga merupakan seorang guru Tarikat Alawiyah. Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini, pada tahun 1993 beliau dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sini lah ia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. sejumlah nama yang aktif menjadi murid utama di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Seiring berjalan waktu, Tarikat Alawiyah berkembang pesat hingga diikuti oleh puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun, demi mengakomodir penambahan peserta yang signifikan pada setiap pertemuan maka selanjutnya kegiatan dipindahkan ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.


Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Dari hasil observasi Penulis, sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai maka suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dari segi corak keberagamaannya. Bahkan, ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah RI, mayoritas umat Islam HST lebih memilih ikut Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah.
Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Hasil observasi meunjukkan bahwa sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dalam hal corak keberagamaannya. Bahkan ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah pusat, mayoritas umat Islam HST lebih condomg dan memilih mengikuti pendapat Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa Guru Bakhiet merupakan orang yang begitu dihormati dan dipercaya oleh kalangan sekitarnya.


Menurut beberapa orang yang dekat dengan dia, kelebihan yang dimiliki oleh dia di samping ilmu dan amaliahnya, antara lain yaitu:
Menurut beberapa orang yang dekat dengannya, di samping ilmu dan amaliahnya beberapa hal yang menjadi ciri khas Guru Bakhiet antara lain:


-Sikap menghindari kedekatan berlebihan kepada pemerintah dengan menolak pemberian Umrah oleh Pemerintah Daerah.
-Menjauhi pemerintah. Contohnya dia menolak dibawa Umrah oleh Pemerintah Daerah. -Netral dalam persoalan politik dan tidak ikut-ikutan dalam persoalan ini. Umpamanya dia menolak pemberian berupa uang dan harta karena kepentingan polotik (partai). -Dia tahan terhadap godaan dunia (wara’). -Sangat memuliakan para habaib. Setiap tanggal 3-5 dia membagi beras untuk para janda, habaib atau yang miskin. Begitu juga pada hari raya. Walaupun dia bukan turunan habaib dalam arti formal tetapi para habib mengakui dia sebagai bagian dari keluarga habaib (Mulhaq Habaib), karena kecintaannya yang luar biasa terhadap para habaib. Konon dia tidak bisa dalam seharipun kalau tidak bertemu dengan habib, walaupun hanya melihat mukanya.
-Sikap netral dalam persoalan politik dan menghindari hal-hal yang berkaitan dengannya dengan menolak pemberian berupa uang dan sejenis yang sarat kepentingan politik (partai politik).
-Wara’ atau mengedepankan sikap kehati-hatian terhadap hal keduniaan (dalam aspek halal-haram).
-Sikap sangat memuliakan keturunan Rasulullah dan sesamanya dengan kerap membagi beras pada saat hari raya dan tanggal-tanggal tertentu kepada para habaib, janda, maupun fakir-miskin. Atas sikap yang demikian, walaupun Guru Bakhiet tidak memiliki garis keturunan habaib secara formal, namun atas dasar kecintaannya ia telah dianggap sebagai bagian dari keluarga habaib (Mulhaq Habaib). Konon Guru Bakhiet tidak bisa walau sehari pun tidak bertemu dengan keturunan Rasulullah, meski hanya dengan melihat wajahnya.


== Karya Tulis ==
== Karya Tulis ==
Baris 248: Baris 96:
Data terbaru berkenaan nasab dia di atas penulis kutip dari Tuan Guru Haji Abdus Salam (Paser), salah seorang adik Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet, dalam buku “Ringkasan Manaqib Syekh H.M.Isma’il bin Syekh H.M. Thahir al-Alabi an-Naqari Rahimahullahu Ta’ala” terbitan Khazanah Naqariyah Paser Kalimantan Timur, 2013
Data terbaru berkenaan nasab dia di atas penulis kutip dari Tuan Guru Haji Abdus Salam (Paser), salah seorang adik Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet, dalam buku “Ringkasan Manaqib Syekh H.M.Isma’il bin Syekh H.M. Thahir al-Alabi an-Naqari Rahimahullahu Ta’ala” terbitan Khazanah Naqariyah Paser Kalimantan Timur, 2013


== Pranala luar ==
== Pranala Luar ==
* {{Youtube|GDBWuI60tYI}} SATU KUNCI KETENANGAN DUNIA Oleh GURU BAKHIET
* {{Youtube|GDBWuI60tYI}} SATU KUNCI KETENANGAN DUNIA Oleh GURU BAKHIET
* {{Youtube|UPjbYvG4Diw}} Sambutan Lubang kubur dan Ziran Kubur dengan Jenazah baru serta pembelaan Amal Sholeh
* {{Youtube|UPjbYvG4Diw}} Sambutan Lubang kubur dan Ziran Kubur dengan Jenazah baru serta pembelaan Amal Sholeh

Revisi terkini sejak 22 Juli 2024 02.10

Muhammad Bakhiet Al-Banjari
Muhammad Bakhiet Bin Ahmad Mughni Al-Banjari
NamaMuhammad Bakhiet Al-Banjari
NisbahAl Arsyadiyah
KebangsaanIndonesia
JabatanUlama Besar,Tokoh Masyarakat Kalimantan Selatan, Tokoh Agama, Mubaligh
IstriIbunda Hj. Sakdiah

Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al-Banjari (lahir 01 Januari 1966) adalah salah seorang ulama dan tokoh masyarakat yang sangat kharismatik dan berpengaruh besar di Kalimantan Selatan.


Kelahiran Silsilah Keluarga

[sunting | sunting sumber]

Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada 5 September 1966 di desa Telaga Air Mata, Kampung Arab, kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni dan Ibu beliau Hj. Zainab. Adapun silsilah Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni bin Tuan Guru Haji Ismail bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir bin Syaikh Syihabuddin bin Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.


Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal hanya sampai kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1976. Selebihnya dia lebih banyak menimba ilmu pada pendidikan non formal, yaitu pendidikan dari kedua orang tuanya, khususnya dari ayahnya yang seorang ulama. Dia pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin pada tahun 1977 kurang lebih selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1980 menjadi santri Pondok Pesantren Darussalam kurang lebih enam bulan. Dari situ kemudian pindah ke Darussalamah kurang lebih satu setengah tahun.

Setelah sekian lama di Martapura, kemudian dia kembali ke Barabai dan berguru dengan orang tua Beliau sendiri, yaitu Ayahnya. Ayahnya ini mengajarkan tentang ilmu, khususnya ilmu batin, dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama banyak ia ambil dari para ulama terkemuka. Guru-guru dia antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh Barabai. Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.

Dakwah Ketokohan dan Pengaruh

[sunting | sunting sumber]

Di samping sebagai ulama, Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga merupakan seorang guru Tarikat Alawiyah. Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini, pada tahun 1993 beliau dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sini lah ia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. sejumlah nama yang aktif menjadi murid utama di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Seiring berjalan waktu, Tarikat Alawiyah berkembang pesat hingga diikuti oleh puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun, demi mengakomodir penambahan peserta yang signifikan pada setiap pertemuan maka selanjutnya kegiatan dipindahkan ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.

Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Hasil observasi meunjukkan bahwa sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dalam hal corak keberagamaannya. Bahkan ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah pusat, mayoritas umat Islam HST lebih condomg dan memilih mengikuti pendapat Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa Guru Bakhiet merupakan orang yang begitu dihormati dan dipercaya oleh kalangan sekitarnya.

Menurut beberapa orang yang dekat dengannya, di samping ilmu dan amaliahnya beberapa hal yang menjadi ciri khas Guru Bakhiet antara lain:

-Sikap menghindari kedekatan berlebihan kepada pemerintah dengan menolak pemberian Umrah oleh Pemerintah Daerah. -Sikap netral dalam persoalan politik dan menghindari hal-hal yang berkaitan dengannya dengan menolak pemberian berupa uang dan sejenis yang sarat kepentingan politik (partai politik). -Wara’ atau mengedepankan sikap kehati-hatian terhadap hal keduniaan (dalam aspek halal-haram). -Sikap sangat memuliakan keturunan Rasulullah dan sesamanya dengan kerap membagi beras pada saat hari raya dan tanggal-tanggal tertentu kepada para habaib, janda, maupun fakir-miskin. Atas sikap yang demikian, walaupun Guru Bakhiet tidak memiliki garis keturunan habaib secara formal, namun atas dasar kecintaannya ia telah dianggap sebagai bagian dari keluarga habaib (Mulhaq Habaib). Konon Guru Bakhiet tidak bisa walau sehari pun tidak bertemu dengan keturunan Rasulullah, meski hanya dengan melihat wajahnya.

Karya Tulis

[sunting | sunting sumber]

Di samping itu, salah satu akhlak mulia yang penulis temukan sendiri pada diri dia adalah sifat tawadhu. Antara lain dia tidak mau dicium tangannya ketika kita bersamalaman dengan dia.

Karya-karya Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet ada yang berupa tulisan yang umumnya diambil dari karya-karya Imam al-Ghazali khususnya Ihya Ulumuddin, juga ada yang berupa buletin. Di samping itu berbagai kegiatan pengajian telah didokumentasikan dan kaset-kasetnya beredar di tengah-tengah masyarakat. Dari kaset inilah pengajian dia bisa diakses. Malah salah satu stasion televisi swasta di Kota Banjarmasin telah menyiarkan secara berkala pengajian dia tersebut.

Di antara ajaran dia yang berkenaan dengan tradisi masyarakat adalah: - Pentingnya mentradisikan pakaian putih, karena menurut dia pakaian putih adalah pakaian ahli surga. - tidak boleh menggambar makhluk bernyawa secara full body, meskipun dalam bentuk fotograf, termasuk wali-wali Allah sekalipun. -urutan amar ma’ruf nahi munkar adalah doa, teladan, baru lisan/tulisan

Demikian sekilas perkenalan kita terhadap sosok Guru Bakhiet yang berkiprah di kawasan utara Tanah Banjar, mengingatkan kita pada ketokohan Datu Kandang Haji di Paringin dan Datu Nafis di Kalua. Sejak sekitar bulan September 2013, bagi kita yang berdomisili di luar Kalimantan, bisa mengikuti rekaman pengajian Guru Bakhiet melalui saluran Aswaja TV.

Data terbaru berkenaan nasab dia di atas penulis kutip dari Tuan Guru Haji Abdus Salam (Paser), salah seorang adik Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet, dalam buku “Ringkasan Manaqib Syekh H.M.Isma’il bin Syekh H.M. Thahir al-Alabi an-Naqari Rahimahullahu Ta’ala” terbitan Khazanah Naqariyah Paser Kalimantan Timur, 2013

Pranala Luar

[sunting | sunting sumber]
  • Video di YouTube SATU KUNCI KETENANGAN DUNIA Oleh GURU BAKHIET
  • Video di YouTube Sambutan Lubang kubur dan Ziran Kubur dengan Jenazah baru serta pembelaan Amal Sholeh
  • Video di YouTube Guru Bakhiet - Masalah Tidur dan Mimpi
  • Video di YouTube KH. Muhammad Bakhiet - Keelokan Mencari Rizki
  • Video di YouTube KH. Muhammad Bakhiet - Usaha dan Doa
  • Video di YouTube Do'a yang singkat namun mengandung 10 Makna.... Pengajian Guru Bakhiet Nurul Muhibbin
  • Video di YouTube WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDO'A__Pengajian KH.Muh Bakhiet Majlis Ta'lim Nurul Muhibbin
  • Video di YouTube Perbuatan yang di Haramkan dihari Jum'at