Nordstrand: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 8: | Baris 8: | ||
== Tokoh terkenal == |
== Tokoh terkenal == |
||
* [[Ingwer Ludwig Nommensen]], seorang misionaris |
* [[Ingwer Ludwig Nommensen]], seorang misionaris [[Lutheran]] dan ''Ephorus'' ([[Uskup]]) pertama di [[Huria Kristen Batak Protestan]] yang menjelajah di [[Tanah Batak]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]], yang dahulunya ([[Hindia Belanda]]) pada waktu itu. |
||
* [[Peter Harry Carstensen]], perdana menteri negara bagian Schleswig-Holstein semenjak taun 2005 |
* [[Peter Harry Carstensen]], perdana menteri negara bagian Schleswig-Holstein semenjak taun 2005 |
||
Revisi terkini sejak 7 Agustus 2023 08.48
Nordstrand (bahasa Frisia: Noordströön) adalah salah satu pulau dari Nordfriesland di Laut Utara lepas pantai Jerman. Pulau ini bagian dari Bezirk (distrik atau "kabupaten") Nordfriesland di negara bagian Schleswig-Holstein. Luas wilayahnya adalah 50 km², dan penduduknya berjumlah 2.300 jiwa.
Pada Abad Pertengahan, Nordstrand merupakan wilayah dari pulau Strand yang lebih besar dan kemudian terpecah belah setelah ada badai dan tsunami pada tahun 1634. Sisa-sisa pulau Strand adalah pulau Pellworm dan kepulauan Halligen.
Pulau Nordstrand dihubungkan dengan sebuah jembatan yang dibangun pada tahun 1936.
Tokoh terkenal
[sunting | sunting sumber]- Ingwer Ludwig Nommensen, seorang misionaris Lutheran dan Ephorus (Uskup) pertama di Huria Kristen Batak Protestan yang menjelajah di Tanah Batak, Sumatera Utara, Indonesia, yang dahulunya (Hindia Belanda) pada waktu itu.
- Peter Harry Carstensen, perdana menteri negara bagian Schleswig-Holstein semenjak taun 2005
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Halaman mengenai Nordstrand Diarsipkan 2005-04-04 di Wayback Machine. dengan banyak informasi mengenai badai tahun 1634, termasuk catatan saksi mata seorang insinyur air Belanda, Jan Adriaanszoon Leeghwater