Lompat ke isi

Sardjono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Athallah KDS (bicara | kontrib)
pranala
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(38 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
Sardjono ( ? - 19 Desember 1948) adalah seorang tokoh [[Kebangkitan Nasional Indonesia|pergerakan nasional.]] Ketua Umum [[Partai Komunis Indonesia]], dan Ketua organisasi [[Serikat Indonesia Baroe]] (SIBAR), yang merupakan organisasi nasionalis Indonesia di Australia pada masa [[Perang Dunia II]].

{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
| name = {{PAGENAME}}
| name = {{PAGENAME}}
Baris 7: Baris 5:
| caption = Sardjono
| caption = Sardjono
| office = [[Daftar Ketua Umum Partai Komunis Indonesia|Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Indonesia]]
| office = [[Daftar Ketua Umum Partai Komunis Indonesia|Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Indonesia]]
| president = Dirk de Graeff
| president =
| term_start = 20 Desember 1924
| term_start = 20 Desember 1924
| term_end = 10 November 1926
| term_end = 10 November 1926
| predecessor = [[Aliarcham]]
| predecessor = [[Aliarcham]]
| successor = [[Suprodjo]]
| successor = [[Suprodjo]]
| order =
| order =
| term_start1 = 29 Maret 1946
| term_start1 = 29 Maret 1946
| term_end1 = 19 Desember 1948
| term_end1 = 19 Desember 1948
| succeeding =
| succeeding =
| primeminister1 = [[Mohammad Hatta]]
| primeminister1 = [[Mohammad Hatta]]
| president1 = [[Sukarno]]
| president1 = [[Sukarno]]
| predecessor1 = [[Mohammad Djoesoef]]
| predecessor1 = [[Mohamad Jusuf]]
| successor1 = [[Alimin]]
| successor1 = [[Alimin]]
| office2 = [[Serikat Indonesia Baroe|Ketua Umum Serikat Indonesia Baroe (SIBAR)]]
| term_start2 = 6 Agustus 1944
| term_end2 = 15 Agustus 1945
| predecessor2 = ''Jabatan dibentuk''
| successor2 = ''Jabatan dihapuskan''
| birth_name =
| birth_name =
| birth_date = {{?}}
| birth_date = 1897
| birth_place =
| birth_place = [[Sumenep]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date|1948|12|19|?}}
| death_date = {{Death date|1948|12|19|?}}<br>(umur 50 atau 51)
| death_place = [[Solo]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Solo]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| party = {{unbulleted list|[[Partai Komunis Indonesia]]|[[Serikat Indonesia Baroe]]}}
| party = [[Sarekat Islam]] (berafiliasi dengan [[Sarekat Rakyat]])<br>[[Partai Komunis Indonesia]]
| spouse =
| spouse =
| relations =
| relations =
Baris 35: Baris 38:
| signature =
| signature =
| footnotes =
| footnotes =
| otherparty = [[Serikat Indonesia Baroe]]<br>[[Konsentrasi Nasional]]
}}Tidak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Sardjono. Ia adalah tokoh komunis yang sangat berpengaruh. Ia menggantikan Aliarcham pada Desember 1924 setelah perdebatan panjang dalam tubuh partai mengenai posisi [[Sarekat Rakyat]] dalam [[Partai Komunis Indonesia|PKI]].
}}
'''Sardjono''' (1897 19 Desember 1948) adalah seorang tokoh [[Kebangkitan Nasional Indonesia|pergerakan nasional.]] Sardjono dikenal sebagai Ketua Umum [[Partai Komunis Indonesia]], dan ketua organisasi [[Serikat Indonesia Baroe]] (SIBAR), sebuah organisasi nasionalis Indonesia di Australia pada masa [[Perang Dunia II]]. Setelah kegagalan [[Pemberontakan PKI 1948|Peristiwa Madiun]], Sardjono ditangkap bersama tokoh-tokoh [[Front Demokrasi Rakyat|FDR]] lainnya dan dieksekusi mati.

==Kehidupan awal==

Sardjono lahir di [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]] pada tahun 1897. Dia menjalani pendidikan dasar di Sekolah Kelas Satu (kelak berkembang menjadi [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]]) di [[Kota Sukabumi|Sukabumi]]. Sardjono kemudian bekerja sebagai juru tulis di sebuah pabrik mesin, lalu pindah ke kantor kotamadya (''gemeente'') juga sebagai juru tulis.<ref name=":0" />

Sardjono aktif di [[Sarekat Islam]] dan pernah menjabat sebagai ketua cabang SI di [[Kota Sukabumi|Sukabumi]] pada tahun 1922. Kemudian, dia juga menjadi seorang guru di sebuah sekolah SI, sebelum dilarang oleh Residen Priangan untuk mengajar selama setahun pada tahun 1923 karena dianggap menyebarkan "pemikiran yang tidak diinginkan".<ref name=":0">{{Cite web|last=|date=1933|title=Indonesische kandidaten voor de Tweede Kamerverkiezingen van de C.P.H.|url=https://resources.huygens.knaw.nl/watermarker//pdf/cid/1700-1799/1757.pdf|website=Huygens ING – Den Haag}}</ref>

== Awal aktivisme di PKI ==
Sardjono terpilih sebagai ketua PKI di [[Batavia]], menggantikan [[Aliarcham]] pada Desember 1924 setelah perdebatan panjang dalam tubuh partai mengenai posisi [[Sarekat Rakyat]] dalam [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Pada tahun 1925, Sardjono pergi ke [[Bangkok]] untuk mengikuti sebuah konferensi dengan para delegasi [[Soviet]] di sana. Saat kantor pusat PKI dipindah dari Batavia ke [[Kota Bandung|Bandung]] pada tahun 1926, Sardjono juga ikut pindah dan menetap di sana.<ref name=":0" />{{sfn|McVey|2006|p=326}}

Sardjono adalah tokoh sentral yang menyusun pemberontakan di Jawa pada tahun 1926. Ia merupakan tokoh kunci di samping [[Winanta]] dan [[Herujuwono]]. Namun, menjelang pemberontakan, pada 10 November, kantor pusat PKI cabang [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Priangan]] melantik Ketua Umum baru yang menentang pemberontakan, yakni [[Suprodjo]]. Tetapi, semuanya sudah terlambat sebab tak lama kemudian, pemberontakan pecah di Jawa pada malam 12 November 1926 dan di Sumatera pada 1 Januari 1927.{{sfn|McVey|2006|p=326}}

== Pengasingan dan hidup di Australia ==
Pemberontakan berhasil diredam oleh satuan kepolisian dan tentara Hindia Belanda. Sardjono ditangkap dan ia diasingkan ke [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]] hingga era [[Perang Dunia II|Perang Dunia II.]] Saat di pengasingan, pada tanggal 28 April 1933, Sardjono terpilih sebagai anggota parlemen Belanda bersama dengan [[Alimin]], mewakili [[:en:Communist_Party_of_the_Netherlands|Partai Komunis Belanda]].<ref>{{Cite news|date=1933-06-16|title=Two Indonesian Comrades Elected|url=https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/209422622?searchTerm=%22Sardjono%22|work=The Workers' Weekly|access-date=20 Februari 2024}}</ref>

Setelah perang pecah, Belanda membawa para tahanan ke Australia, salah satunya adalah Sardjono. Di Australia, dengan bantuan mantan Gubernur Jawa Timur [[Charles Olke van der Plas|Charles van der Plas]], pada 6 Agustus 1944, Sardjono memimpin organisasi pergerakan yang baru dibentuk, yaitu [[Serikat Indonesia Baroe]]. Organisasi ini didominasi oleh tokoh-tokoh komunis lama era 1920-an.{{sfn|Poeze|2014|p=27-30}}

==Pasca proklamasi hingga Pemberontakan Madiun==


Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi]], Sardjono berupaya menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia di [[Australia]]. Pada bulan November 1945, dia menyampaikan sebuah pernyataan yang berisi kutukan keras terhadap aksi [[Britania Raya|Inggris]] dalam [[Pertempuran Surabaya]] dan membandingkannya dengan pengeboman Jerman terhadap [[Blitz Coventry|Coventry]] dan [[Rotterdam Blitz|Rotterdam]] semasa [[Perang Dunia II]]. Pernyataan tersebut disiarkan melalui radio. Sardjono juga menyeru kepada kaum buruh di Inggris dan [[Belanda]] untuk secara tegas mengecam agresi yang dilakukan negara mereka terhadap Indonesia.<ref>{{Cite news|date=1945-11-20|title=Java Communist's Appeal to World|url=https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/208696579?searchTerm=%22Sardjono%22|work=Tribune|access-date=20 Februari 2024}}</ref>
Sardjono adalah tokoh sentral yang menyusun pemberontakan di Jawa pada tahun 1926. Ia merupakan tokoh kunci disamping [[Winanta]] dan Herojuwono. Namun menjelang pemberontakan, pada 10 November, Kantor Pusat PKI cabang Bandung dan Priangan melantik Ketua Umum baru yang menentang pemberontakan, yaitu [[Suprodjo]], namun semuanya sudah terlambat. Pemberontakan pecah di Jawa pada malam 12 November 1926 dan di Sumatera pada 1 Januari 1927.


Pada awal tahun 1946, Sardjono kembali ke Indonesia dan disambut oleh berbagai tokoh yang dahulu mengenalnya. Pada Maret 1946, kepemimpinan [[Mohamad Jusuf]] dalam PKI goyah akibat kegagalan pemberontakan PKI di Cirebon dan digantikan oleh Sardjono.{{sfn|Poeze|2011|p=44-46}} Sardjono juga memimpin front rakyat yang terbentuk setelah ditangkapnya tokoh-tokoh [[Persatuan Perjuangan|Persatuan Perjuangan,]] yaitu [[Konsentrasi Nasional]]. Front ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan partai-partai politik dalam menentang kebijakan lunak pemerintah republik. Menjelang [[Pemberontakan PKI 1948|Peristiwa Madiun]], Sardjono sedang tidak di dalam kota. Namun posisinya menjadi terancam ketika kabar mengenai jatuhnya [[Kabupaten Madiun|Madiun]] kembali ke tangan [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Siliwangi]] menyebar, Sardjono terpaksa harus melakukan ''long march'' dengan tokoh-tokoh lainnya seperti [[Amir Sjarifoeddin]], [[Maruto Darusman]], dan lainnya.
Pemberontakan berhasil dikalahkan oleh satuan kepolisian dan tentara Hindia Belanda. Sardjono ditangkap dan ia diasingkan ke [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]] hingga era [[Perang Dunia II|Perang Dunia II.]] Setelah perang pecah, Belanda membawa para tahanan ke Australia, salah satunya adalah Sardjono. Di Australia, dengan bantuan mantan pejabat Hindia Belanda [[Charles Olke van der Plas|Charles van der Plas]], pada 6 Agustus 1944, Sardjono memimpin organisasi pergerakan yang baru dibentuk, yaitu [[Serikat Indonesia Baroe]]. Organisasi ini masih banyak dikuasai oleh tokoh-tokoh komunis lama masa 1920an.


==Kematian==
'''Pasca Proklamasi hingga Pemberontakan Madiun'''


Ia berhasil ditangkap pada 26 November 1948, dan akhirnya dibawa ke Solo pada 19 Desember 1948 untuk dieksekusi, bersama dengan [[Amir Sjarifoeddin]] dan tokoh-tokoh lainnya.{{sfn|Poeze|2011|p=297}}
Pada awal tahun 1946, Sardjono kembali ke Indonesia dan diaambut oleh berbagai tokoh yang dahulu mengenalnya. Pada Maret 1946, kepemimpinan [[Mohammad Djoesoef]] dalam PKI goyah diakibatkan Pemberontakan [[PKI Cirebon 1946]] dan digantikan oleh Sardjono.


==Referensi==
Sardjono juga memimpin front rakyat yang terbentuk setelah ditangkapnya tokoh-tokoh [[Persatuan Perjuangan]], yaitu [[Konsentrasi Nasional]]. Front ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan partai-partai politik dalam menentang kebijakan lunak pemerintah republik.
{{reflist}}


== Daftar Pustaka ==
Menjelang pemberontakan Madiun, Sardjono sedang tidak didalam kota. Namun posisinya menjadi terancam ketika kabar mengenai jatuhnya Madiun kembali ke tangan [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Siliwangi]] menyebar, Sardjono terpaksa harus melakukan longmarch dengan tokoh-tokoh lainnya seperti [[Amir Sjarifoeddin]], Maruto Darusman, dan lainnya.
*{{Cite book|last=McVey|first=Ruth T.|date=2006|title=The Rise of Indonesian Communism|location=Jakarta|publisher=Equinox Publishing|isbn=979-3780-36-3|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Poeze|first=Harry A.|date=2011|title=Madiun 1948: PKI Bergerak|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-602-433-834-3|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Poeze|first=Harry A.|date=2011|title=Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 2: Maret 1946-Maret 1947|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-730-4|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Poeze|first=Harry A.|date=2014|title=PKI SIBAR: Persekutuan Aneh antara Pemerintah Belanda dan Orang Komunis di Australia 1943-1945|location=Depok|publisher=Komunitas Bambu|isbn=978-602-9402-47-6|url-status=live}}


{{s-start}}
'''Akhir Riwayat'''
{{s-ppo}}
{{succession box|title=[[Daftar Ketua Umum Partai Komunis Indonesia|Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia]]|years=1924–1926|before=[[Aliarcham]]|after=[[Suprodjo]]}}
{{succession box|title=[[Daftar Ketua Umum Partai Komunis Indonesia|Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia]]|years=1946–1948|before=[[Mohamad Jusuf]]|after=[[Alimin]]}}
{{s-end}}


[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
Ia berhasil ditangkap pada 26 November 1948, dan akhirnya dibawa ke Solo pada 19 Desember 1948 untuk dieksekusi, bersama dengan Amir Sjarifoeddin dan lainnya.
[[Kategori:Tokoh dari Sumenep]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia yang dieksekusi]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Kelahiran 1897]]
[[Kategori:Kematian 1948]]

Revisi terkini sejak 25 Agustus 2024 04.13

Sardjono
Sardjono
Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Indonesia
Masa jabatan
20 Desember 1924 – 10 November 1926
Sebelum
Pendahulu
Aliarcham
Pengganti
Suprodjo
Sebelum
Masa jabatan
29 Maret 1946 – 19 Desember 1948
PresidenSukarno
Perdana MenteriMohammad Hatta
Sebelum
Pendahulu
Mohamad Jusuf
Pengganti
Alimin
Sebelum
Ketua Umum Serikat Indonesia Baroe (SIBAR)
Masa jabatan
6 Agustus 1944 – 15 Agustus 1945
Sebelum
Pendahulu
Jabatan dibentuk
Pengganti
Jabatan dihapuskan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir1897
Sumenep, Hindia Belanda
Meninggal19 Desember 1948
(umur 50 atau 51)
Solo, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikSarekat Islam (berafiliasi dengan Sarekat Rakyat)
Partai Komunis Indonesia
Afiliasi politik
lainnya
Serikat Indonesia Baroe
Konsentrasi Nasional
PekerjaanJurnalis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sardjono (1897 – 19 Desember 1948) adalah seorang tokoh pergerakan nasional. Sardjono dikenal sebagai Ketua Umum Partai Komunis Indonesia, dan ketua organisasi Serikat Indonesia Baroe (SIBAR), sebuah organisasi nasionalis Indonesia di Australia pada masa Perang Dunia II. Setelah kegagalan Peristiwa Madiun, Sardjono ditangkap bersama tokoh-tokoh FDR lainnya dan dieksekusi mati.

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Sardjono lahir di Sumenep pada tahun 1897. Dia menjalani pendidikan dasar di Sekolah Kelas Satu (kelak berkembang menjadi HIS) di Sukabumi. Sardjono kemudian bekerja sebagai juru tulis di sebuah pabrik mesin, lalu pindah ke kantor kotamadya (gemeente) juga sebagai juru tulis.[1]

Sardjono aktif di Sarekat Islam dan pernah menjabat sebagai ketua cabang SI di Sukabumi pada tahun 1922. Kemudian, dia juga menjadi seorang guru di sebuah sekolah SI, sebelum dilarang oleh Residen Priangan untuk mengajar selama setahun pada tahun 1923 karena dianggap menyebarkan "pemikiran yang tidak diinginkan".[1]

Awal aktivisme di PKI

[sunting | sunting sumber]

Sardjono terpilih sebagai ketua PKI di Batavia, menggantikan Aliarcham pada Desember 1924 setelah perdebatan panjang dalam tubuh partai mengenai posisi Sarekat Rakyat dalam PKI. Pada tahun 1925, Sardjono pergi ke Bangkok untuk mengikuti sebuah konferensi dengan para delegasi Soviet di sana. Saat kantor pusat PKI dipindah dari Batavia ke Bandung pada tahun 1926, Sardjono juga ikut pindah dan menetap di sana.[1][2]

Sardjono adalah tokoh sentral yang menyusun pemberontakan di Jawa pada tahun 1926. Ia merupakan tokoh kunci di samping Winanta dan Herujuwono. Namun, menjelang pemberontakan, pada 10 November, kantor pusat PKI cabang Bandung dan Priangan melantik Ketua Umum baru yang menentang pemberontakan, yakni Suprodjo. Tetapi, semuanya sudah terlambat sebab tak lama kemudian, pemberontakan pecah di Jawa pada malam 12 November 1926 dan di Sumatera pada 1 Januari 1927.[2]

Pengasingan dan hidup di Australia

[sunting | sunting sumber]

Pemberontakan berhasil diredam oleh satuan kepolisian dan tentara Hindia Belanda. Sardjono ditangkap dan ia diasingkan ke Boven Digoel hingga era Perang Dunia II. Saat di pengasingan, pada tanggal 28 April 1933, Sardjono terpilih sebagai anggota parlemen Belanda bersama dengan Alimin, mewakili Partai Komunis Belanda.[3]

Setelah perang pecah, Belanda membawa para tahanan ke Australia, salah satunya adalah Sardjono. Di Australia, dengan bantuan mantan Gubernur Jawa Timur Charles van der Plas, pada 6 Agustus 1944, Sardjono memimpin organisasi pergerakan yang baru dibentuk, yaitu Serikat Indonesia Baroe. Organisasi ini didominasi oleh tokoh-tokoh komunis lama era 1920-an.[4]

Pasca proklamasi hingga Pemberontakan Madiun

[sunting | sunting sumber]

Setelah proklamasi, Sardjono berupaya menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia di Australia. Pada bulan November 1945, dia menyampaikan sebuah pernyataan yang berisi kutukan keras terhadap aksi Inggris dalam Pertempuran Surabaya dan membandingkannya dengan pengeboman Jerman terhadap Coventry dan Rotterdam semasa Perang Dunia II. Pernyataan tersebut disiarkan melalui radio. Sardjono juga menyeru kepada kaum buruh di Inggris dan Belanda untuk secara tegas mengecam agresi yang dilakukan negara mereka terhadap Indonesia.[5]

Pada awal tahun 1946, Sardjono kembali ke Indonesia dan disambut oleh berbagai tokoh yang dahulu mengenalnya. Pada Maret 1946, kepemimpinan Mohamad Jusuf dalam PKI goyah akibat kegagalan pemberontakan PKI di Cirebon dan digantikan oleh Sardjono.[6] Sardjono juga memimpin front rakyat yang terbentuk setelah ditangkapnya tokoh-tokoh Persatuan Perjuangan, yaitu Konsentrasi Nasional. Front ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan partai-partai politik dalam menentang kebijakan lunak pemerintah republik. Menjelang Peristiwa Madiun, Sardjono sedang tidak di dalam kota. Namun posisinya menjadi terancam ketika kabar mengenai jatuhnya Madiun kembali ke tangan Siliwangi menyebar, Sardjono terpaksa harus melakukan long march dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Amir Sjarifoeddin, Maruto Darusman, dan lainnya.

Ia berhasil ditangkap pada 26 November 1948, dan akhirnya dibawa ke Solo pada 19 Desember 1948 untuk dieksekusi, bersama dengan Amir Sjarifoeddin dan tokoh-tokoh lainnya.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Indonesische kandidaten voor de Tweede Kamerverkiezingen van de C.P.H." (PDF). Huygens ING – Den Haag. 1933. 
  2. ^ a b McVey 2006, hlm. 326.
  3. ^ "Two Indonesian Comrades Elected". The Workers' Weekly. 1933-06-16. Diakses tanggal 20 Februari 2024. 
  4. ^ Poeze 2014, hlm. 27-30.
  5. ^ "Java Communist's Appeal to World". Tribune. 1945-11-20. Diakses tanggal 20 Februari 2024. 
  6. ^ Poeze 2011, hlm. 44-46.
  7. ^ Poeze 2011, hlm. 297.

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • McVey, Ruth T. (2006). The Rise of Indonesian Communism. Jakarta: Equinox Publishing. ISBN 979-3780-36-3. 
  • Poeze, Harry A. (2011). Madiun 1948: PKI Bergerak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-602-433-834-3. 
  • Poeze, Harry A. (2011). Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid 2: Maret 1946-Maret 1947. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-730-4. 
  • Poeze, Harry A. (2014). PKI SIBAR: Persekutuan Aneh antara Pemerintah Belanda dan Orang Komunis di Australia 1943-1945. Depok: Komunitas Bambu. ISBN 978-602-9402-47-6. 
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Aliarcham
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia
1924–1926
Diteruskan oleh:
Suprodjo
Didahului oleh:
Mohamad Jusuf
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia
1946–1948
Diteruskan oleh:
Alimin