Lompat ke isi

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Harinurcahyo (bicara | kontrib)
Menghilangkan beberapa kalimat yang berpotensi hiperbolik.
Bahagia Ikhlas (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{One source|date=Juni 2023}}
[[Kategori:Yayasan]]
{{Kotak info organisasi
{{Kotak info organisasi
| name = YPI Al-Azhar
| name = YPI Al-Azhar
Baris 4: Baris 6:
| full_name = Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
| full_name = Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
| logo = Logo YPI Al-Azhar.png
| logo = Logo YPI Al-Azhar.png
| founders = Beberapa tokoh Islam termasuk [[Hamka]]
| headquarters = Jl. Sisingamangaraja No.1, [[Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], {{flag|Indonesia}}
| headquarters = [[Masjid Agung Al-Azhar]]<br>Jl. Sisingamangaraja No.1<br>[[Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Selong]], [[Kebayoran Baru]], [[Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]<br>12110<br>[[Indonesia]]
| website = https://www.al-azhar.or.id
| website = https://www.al-azhar.or.id
}}
}}
Yayasan Pesantren Islam (disingkat YPI) Al-Azhar merupakan salah satu yayasan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan Islam yang terletak di [[Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], {{flag|Indonesia}}. Digagas oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka masyarakat di Jakarta.
'''Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar''' (disingkat '''YPI Al-Azhar''') merupakan salah satu yayasan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan Islam yang terletak di [[Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], [[Indonesia]]. Digagas oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka masyarakat di Jakarta.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Berawal pada tahun 1952, 14 orang tokoh islam dan pemuka masyarakat di Jakarta bersepakat untuk mendirikan sebuah [[Yayasan]] yang awalnya bernama Yayasan Pesantren Islam.
Berawal pada tahun [[1952]], 14 orang tokoh islam dan pemuka masyarakat di Jakarta bersepakat untuk mendirikan sebuah [[yayasan]] yang awalnya bernama Yayasan Pesantren Islam.


Yayasan Pesantren Islam memperoleh sebidang tanah yang terletak di daerah Kebayoran yang pada waktu itu merupakan daerah satelit dari Ibukota Jakarta. Di atas tanah itulah pada tahun 1953 mulai dilaksanakan pembangunan sebuah [[masjid]] dan rampung pada tahun 1958, yang kemudian dinamakan Masjid Agung Kebayoran.
Yayasan Pesantren Islam memperoleh sebidang tanah yang terletak di daerah [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]], Jakarta Selatan. Di atas tanah itulah pada tahun 1953 mulai dilaksanakan pembangunan sebuah [[masjid]] dan rampung pada tahun 1958, yang kemudian dinamakan Masjid Agung Kebayoran.


Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh [[Universitas Al-Azhar]] ketika itu, mengunjungi tanah air sebagai tamu negara dan menyempatkan diri singgah di Masjid Agung Kebayoran. Kedatangan beliau disambut oleh sahabatnya Buya Prof. Dr. Hamka, Imam Masjid Agung Kebayoran.
Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh [[Universitas Al-Azhar]] ketika itu, mengunjungi tanah air sebagai tamu negara dan menyempatkan diri singgah di Masjid Agung Kebayoran. Kedatangan beliau disambut oleh sahabatnya Buya Prof. Dr. [[Hamka]], Imam Masjid Agung Kebayoran.


Dalam kesempatan itu Syekh Prof. Dr. Mahmoud Syaltout berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut sehingga nama resminya menjadi [[Masjid Al-Azhar Jakarta|Masjid Agung Al-Azhar]].
Dalam kesempatan itu Syekh Prof. Dr. Mahmoud Syaltout berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut sehingga nama resminya menjadi [[Masjid Al-Azhar Jakarta|Masjid Agung Al-Azhar]].
Baris 20: Baris 23:
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat, aktifitas di Masjid Agung Al-Azhar terus tumbuh dan berkembang. Awalnya kegiatan ibadah dan [[dakwah]] hanya diikuti oleh masyarakat sekitar, termasuk para pengayuh beca dan kuli bangunan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat, aktifitas di Masjid Agung Al-Azhar terus tumbuh dan berkembang. Awalnya kegiatan ibadah dan [[dakwah]] hanya diikuti oleh masyarakat sekitar, termasuk para pengayuh beca dan kuli bangunan.


Kini [[Jemaah|jamaah]] Masjid Agung Al-Azhar datang dari berbagai lapisan umat, tidak saja mereka yang bermukim di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bahkan dari luar daerah seperti [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Depok|Depok]], [[Kota Bogor|Bogor]], dan lain-lain.
Kini, [[Jemaah|jamaah]] Masjid Agung Al-Azhar datang dari berbagai lapisan umat, tidak saja mereka yang bermukim di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bahkan dari luar daerah seperti [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Depok|Depok]], [[Kota Bogor|Bogor]], dan lain-lain.


Semaraknya kegiatan-kegiatan pembinaan umat dan syiar Islam di Masjid Agung Al-Azhar tidak dapat dilepaskan dari peran Buya Prof. Dr. Hamka sebagai Imam Besar di masjid ini.
Semaraknya kegiatan-kegiatan pembinaan umat dan syiar Islam di Masjid Agung Al-Azhar tidak dapat dilepaskan dari peran Buya Prof. Dr. Hamka sebagai Imam di masjid ini. Figur Buya yang ceramahnya senantiasa membawa kesejukan dengan pilihan kalimat-kalimat yang santun, telah mengikat perhatian umat di berbagai pelosok, terutama melalui acara Kuliah Subuh yang disiarkan oleh [[Radio Republik Indonesia|RRI]]. Di samping membina berbagai aktifitas [[pengajian]], [[majelis taklim]], kursus-kursus [[Islam|agama Islam]], Buya Prof. Dr. Hamka juga mendorong tumbuh dan berkembangnya [[sekolah]]-sekolah Islam Al-Azhar yang berpusat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar.

Figur Buya yang ceramahnya senantiasa membawa kesejukan dengan pilihan kalimat-kalimat yang santun, telah mengikat perhatian ummat di berbagai pelosok, terutama melalui acara Kuliah Subuh yang disiarkan oleh [[Radio Republik Indonesia|RRI]].

Di samping membina berbagai aktifitas [[pengajian]], [[majelis taklim]], kursus-kursus [[Islam|agama Islam]], Buya Prof. Dr. Hamka juga mendorong tumbuh dan berkembangnya [[sekolah]]-sekolah Islam Al-Azhar yang berpusat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar.


== Tokoh ==
== Tokoh ==
Baris 91: Baris 90:
|Mahasiswa
|Mahasiswa
|}
|}

== Lihat pula ==

* [[Masjid Agung Al-Azhar|Masjid Agung Al Azhar]]


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 14 Juni 2024 02.04

YPI Al-Azhar
Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
Tanggal pendirian7 April 1952
PendiriBeberapa tokoh Islam termasuk Hamka
Kantor pusatMasjid Agung Al-Azhar
Jl. Sisingamangaraja No.1
Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12110
Indonesia
Situs webhttps://www.al-azhar.or.id

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (disingkat YPI Al-Azhar) merupakan salah satu yayasan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan Islam yang terletak di Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Digagas oleh 14 orang tokoh Islam dan pemuka masyarakat di Jakarta.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Berawal pada tahun 1952, 14 orang tokoh islam dan pemuka masyarakat di Jakarta bersepakat untuk mendirikan sebuah yayasan yang awalnya bernama Yayasan Pesantren Islam.

Yayasan Pesantren Islam memperoleh sebidang tanah yang terletak di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di atas tanah itulah pada tahun 1953 mulai dilaksanakan pembangunan sebuah masjid dan rampung pada tahun 1958, yang kemudian dinamakan Masjid Agung Kebayoran.

Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Universitas Al-Azhar ketika itu, mengunjungi tanah air sebagai tamu negara dan menyempatkan diri singgah di Masjid Agung Kebayoran. Kedatangan beliau disambut oleh sahabatnya Buya Prof. Dr. Hamka, Imam Masjid Agung Kebayoran.

Dalam kesempatan itu Syekh Prof. Dr. Mahmoud Syaltout berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut sehingga nama resminya menjadi Masjid Agung Al-Azhar.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat, aktifitas di Masjid Agung Al-Azhar terus tumbuh dan berkembang. Awalnya kegiatan ibadah dan dakwah hanya diikuti oleh masyarakat sekitar, termasuk para pengayuh beca dan kuli bangunan.

Kini, jamaah Masjid Agung Al-Azhar datang dari berbagai lapisan umat, tidak saja mereka yang bermukim di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bahkan dari luar daerah seperti Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan lain-lain.

Semaraknya kegiatan-kegiatan pembinaan umat dan syiar Islam di Masjid Agung Al-Azhar tidak dapat dilepaskan dari peran Buya Prof. Dr. Hamka sebagai Imam di masjid ini. Figur Buya yang ceramahnya senantiasa membawa kesejukan dengan pilihan kalimat-kalimat yang santun, telah mengikat perhatian umat di berbagai pelosok, terutama melalui acara Kuliah Subuh yang disiarkan oleh RRI. Di samping membina berbagai aktifitas pengajian, majelis taklim, kursus-kursus agama Islam, Buya Prof. Dr. Hamka juga mendorong tumbuh dan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Al-Azhar yang berpusat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Pendiri
No. Nama Jabatan
1. Ghozali Sjahlan Sekretaris Masyumi Jakarta Raya
2. Abdullah Salim Tokoh Masyumi Jakarta, Pejabat Harian “ABADI”
3. Soedirdjo Ketua Cabang Muhammadiyah Jakarta
4. Sardjono Wakil Walikota Jakarta
5, H. Sju’aib Sastradiwirja Pegawai Kotapraja Jakarta
6, Ganda Pegawai Jawatan Penerangan Kotapraja Jakarta
7. H. Sulaiman Rasjid Pegawai Kementerian Agama RI
8. Ja’cob Rasjid Pegawai Kementerian Agama RI
9. Kartapradja Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta
10. Tan In Hok Pengusaha Muslim
11. Rais Chamis Pengusaha Muslim
12. Hasan Arzubie Pengusaha Muslim
13. Faray Martak Pengusaha Muslim
14. Hariri Hady Mahasiswa

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]