Lompat ke isi

Hario Jonosewojo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sianturiprince (bicara | kontrib)
k Sianturiprince memindahkan halaman Jonosewojo ke Hario Jonosewojo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Biografi satu sumber}}{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix =
|name = K.R.M. Hario Jonosewojo
|name = K.R.M. Hario Jonosewojo
Baris 30: Baris 30:
}}
}}


[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Kanjeng Raden Mas Hario Jonosewojo Handajaningrat atau K.R.M. Hario Jonosewojo Handajaningrat''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|9|6|1921|[[Jakarta]]|22|3|1994}}) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Dan mantan [[Kodam V/Brawijaya|Panglima Divisi VI/Narotama TRI]]. Ia juga seorang tokoh yang berperan dalam membantu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan perkembangan lembaga olahraga di Indonesia. Ia akrab dipanggil mas Piet. Ia merupakan lulusan pendidikan di Command General Staff College Regular Course di [[Fort Leavenworth]] Kansas, AS pada tahun 1960-1961, dimana sepulang dari pendidikan tersebut beliau dan keluarga menempati kediaman di jalan Lembang Terusan, Jakarta hingga akhir hayatnya. Sejak remaja ia sering bermain tennis. Ia sering mengikuti berbagai kejuaraan namun belum pernah juara. Ia masuk [[Persatuan Lawn Tenis Indonesia|PELTI]] (Persatuan Lawn Tennis Indonesia) sejak serikat tennis ini didirikan pada tahun 1948. 15 tahun semenjak ia bergabung dengan PELTI, ia dipercaya menjadi ketua umum PELTI pada tahun 1963. Ia juga pernah menjadi Ajudan Senior Pejabat Presiden Djuanda dan kepala sekuriti [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) Surabaya.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/37095471|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986|date=1986|publisher=Grafiti Pers|others=Tempo (Jakarta, Indonésie)|isbn=979-444-006-X|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=37095471}}</ref>
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Kanjeng Raden Mas Hario Jonosewojo Handajaningrat atau K.R.M. Hario Jonosewojo Handajaningrat''' ({{lahirmati|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|9|6|1921|[[Jakarta]]|22|3|1994}}) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Dan mantan [[Kodam V/Brawijaya|Panglima Divisi VI/Narotama TRI]]. Ia juga seorang tokoh yang berperan dalam membantu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan perkembangan lembaga olahraga di Indonesia. Ia akrab dipanggil mas Piet. Ia merupakan lulusan pendidikan di Command General Staff College Regular Course di [[Fort Leavenworth]] Kansas, AS pada tahun 1960-1961, dimana sepulang dari pendidikan tersebut beliau dan keluarga menempati kediaman di jalan Lembang Terusan, Jakarta hingga akhir hayatnya. Sejak remaja ia sering bermain tennis. Ia sering mengikuti berbagai kejuaraan namun belum pernah juara. Ia masuk [[Persatuan Lawn Tenis Indonesia|PELTI]] (Persatuan Lawn Tennis Indonesia) sejak serikat tennis ini didirikan pada tahun 1948. 15 tahun semenjak ia bergabung dengan PELTI, ia dipercaya menjadi ketua umum PELTI pada tahun 1963. Ia juga pernah menjadi Ajudan Senior Pejabat Presiden [[Djoeanda Kartawidjaja|Djuanda]] dan kepala sekuriti [[BKR]] (Badan Keamanan Rakyat) Surabaya.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/37095471|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986|date=1986|publisher=Grafiti Pers|others=Tempo (Jakarta, Indonésie)|isbn=979-444-006-X|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=37095471}}</ref>


==Karier Militer==
==Karier Militer==
Pada tahun 1942 tentara Jepang menduduki pulau Jawa suasana berubah Jepang menghendaki rakyat Indonesia juga ikut terlibat perang, Jepang membutuhkan tenaga yang terlatih sebagai tentara untuk keperluan perangnya mengusir penjajah belanda. Orang-orang yang berasal dari perguruan taman siswa ditawari untuk dilatih menjadi perwira, rupanya riwayat hidup Jonosewojo tercium pula oleh Jepang. Maka ia ditawari untuk menjalani pendidikan Yugekitai. Jonosewojo mau dan diberangkatkan ke Surabaya, disana ia berkumpul dengan para calon perwira dari daerah lain, Antara lain R. Sunarjadi. Mereka lalu dikirim ke Tangerang, sebagai angkatan I Seinan Dojo Tangerang. Dimana mereka dilatih taktik-taktik pertempuran Gerilya dan perang semesta. Selesai mengikuti pendidikan tersebut Jonosewojo dikembalikan ke daerah Surabaya dan tergabung dalam pendidikan PETA sebagai Codanco (Komandan Kompi) dan Daidanconya adalah Drg. Mustopo.
Pada tahun 1942 tentara Jepang menduduki pulau Jawa suasana berubah Jepang menghendaki rakyat Indonesia juga ikut terlibat perang, Jepang membutuhkan tenaga yang terlatih sebagai tentara untuk keperluan perangnya mengusir penjajah belanda. Orang-orang yang berasal dari perguruan taman siswa ditawari untuk dilatih menjadi perwira, rupanya riwayat hidup Jonosewojo tercium pula oleh Jepang. Maka ia ditawari untuk menjalani pendidikan Yugekitai. Jonosewojo mau dan diberangkatkan ke Surabaya, disana ia berkumpul dengan para calon perwira dari daerah lain, Antara lain R. Sunarjadi. Mereka lalu dikirim ke Tangerang, sebagai angkatan I Seinan Dojo Tangerang. Dimana mereka dilatih taktik-taktik pertempuran Gerilya dan perang semesta. Selesai mengikuti pendidikan tersebut Jonosewojo dikembalikan ke daerah Surabaya dan tergabung dalam pendidikan PETA sebagai Codanco (Komandan Kompi) dan Daidanconya adalah Drg. [[Moestopo|Mustopo]].


Pada awal 1984, banyak pihak meributkan kebijaksanaannya terhadap petenis nasional Yustedjo Tarik lantaran menolak pelatnas tim Piala Davis, dan pada saat bersamaan bersikeras mengikuti kejuaraan Singha Beer di Bangkok. Yustedjo diskors PB Pelti. sejak masa kecil ia ingin menjadi dokter namun tidak pernah kesampaian karena kedatangan jepang yang menjajah Indonesia. Ia anak pertama Kanjeng pangeran Adipati Soejono Handajaningrat. Ia sejak muda sudah menentang kedatangan Belanda sehingga ia bergabung dengan lembaga lembaga perjuangan Kemerdekaan Indonesia.<ref name=":0" />
Pada awal 1984, banyak pihak meributkan kebijaksanaannya terhadap petenis nasional [[Yustedjo Tarik]] lantaran menolak pelatnas tim Piala Davis, dan pada saat bersamaan bersikeras mengikuti kejuaraan Singha Beer di Bangkok. Yustedjo diskors PB Pelti. sejak masa kecil ia ingin menjadi dokter namun tidak pernah kesampaian karena kedatangan jepang yang menjajah Indonesia. Ia anak pertama Kanjeng pangeran Adipati Soejono Handajaningrat. Ia sejak muda sudah menentang kedatangan Belanda sehingga ia bergabung dengan lembaga lembaga perjuangan Kemerdekaan Indonesia.<ref name=":0" />


==Pendidikan Militer==
==Pendidikan Militer==
Baris 68: Baris 68:
<references />
<references />


{{DEFAULTSORT:Jonosewojo, H.}}
[[Kategori:Tokoh yang perlu dikategorikan lebih spesifik]]
[[Kategori:Tokoh yang perlu dikategorikan lebih spesifik]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Keluarga Kadipaten Mangkunagaran]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Praja Mangkunegaran| ]]




{{tokoh-militer-stub}}
{{tokoh-militer-stub}}
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]

Revisi terkini sejak 20 April 2024 17.01

K.R.M. Hario Jonosewojo
Panglima Divisi VI/Narotama TRI
Informasi pribadi
Lahir(1921-06-09)9 Juni 1921
Surabaya, Jawa Timur
Meninggal22 Maret 1994(1994-03-22) (umur 72)
Jakarta
Suami/istriNy. Roro Soerjasah Gondokoesoemo
HubunganK.G.P.A.A. Mangkunegara VI (Kakek)
Anak7
Orang tuaKanjeng Pangeran Adipati Soejono Handajaningrat
ProfesiTentara
Karier militer
Pihak
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945-1970
Pangkat Mayor Jenderal TNI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Kanjeng Raden Mas Hario Jonosewojo Handajaningrat atau K.R.M. Hario Jonosewojo Handajaningrat (9 Juni 1921 – 22 Maret 1994) adalah seorang tokoh militer Indonesia. Dan mantan Panglima Divisi VI/Narotama TRI. Ia juga seorang tokoh yang berperan dalam membantu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan perkembangan lembaga olahraga di Indonesia. Ia akrab dipanggil mas Piet. Ia merupakan lulusan pendidikan di Command General Staff College Regular Course di Fort Leavenworth Kansas, AS pada tahun 1960-1961, dimana sepulang dari pendidikan tersebut beliau dan keluarga menempati kediaman di jalan Lembang Terusan, Jakarta hingga akhir hayatnya. Sejak remaja ia sering bermain tennis. Ia sering mengikuti berbagai kejuaraan namun belum pernah juara. Ia masuk PELTI (Persatuan Lawn Tennis Indonesia) sejak serikat tennis ini didirikan pada tahun 1948. 15 tahun semenjak ia bergabung dengan PELTI, ia dipercaya menjadi ketua umum PELTI pada tahun 1963. Ia juga pernah menjadi Ajudan Senior Pejabat Presiden Djuanda dan kepala sekuriti BKR (Badan Keamanan Rakyat) Surabaya.[1]

Karier Militer

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1942 tentara Jepang menduduki pulau Jawa suasana berubah Jepang menghendaki rakyat Indonesia juga ikut terlibat perang, Jepang membutuhkan tenaga yang terlatih sebagai tentara untuk keperluan perangnya mengusir penjajah belanda. Orang-orang yang berasal dari perguruan taman siswa ditawari untuk dilatih menjadi perwira, rupanya riwayat hidup Jonosewojo tercium pula oleh Jepang. Maka ia ditawari untuk menjalani pendidikan Yugekitai. Jonosewojo mau dan diberangkatkan ke Surabaya, disana ia berkumpul dengan para calon perwira dari daerah lain, Antara lain R. Sunarjadi. Mereka lalu dikirim ke Tangerang, sebagai angkatan I Seinan Dojo Tangerang. Dimana mereka dilatih taktik-taktik pertempuran Gerilya dan perang semesta. Selesai mengikuti pendidikan tersebut Jonosewojo dikembalikan ke daerah Surabaya dan tergabung dalam pendidikan PETA sebagai Codanco (Komandan Kompi) dan Daidanconya adalah Drg. Mustopo.

Pada awal 1984, banyak pihak meributkan kebijaksanaannya terhadap petenis nasional Yustedjo Tarik lantaran menolak pelatnas tim Piala Davis, dan pada saat bersamaan bersikeras mengikuti kejuaraan Singha Beer di Bangkok. Yustedjo diskors PB Pelti. sejak masa kecil ia ingin menjadi dokter namun tidak pernah kesampaian karena kedatangan jepang yang menjajah Indonesia. Ia anak pertama Kanjeng pangeran Adipati Soejono Handajaningrat. Ia sejak muda sudah menentang kedatangan Belanda sehingga ia bergabung dengan lembaga lembaga perjuangan Kemerdekaan Indonesia.[1]

Pendidikan Militer

[sunting | sunting sumber]
  • AMS B Surabaya
  • Seinen Dojo di Tangerang
  • Rensei Tai di Bogor
  • Tokubetsu Kyoiku
  • Chandradimuka di Ja-Bar
  • SSKAD di Bandung (1953-1954)
  • Command General Staff College Regular
  • Course di Fort Leavenworth AS (1960-1961)

Riwayat Jabatan

[sunting | sunting sumber]
  • Pembantu Instruktur di Kanbu Kjoiku Magelang
  • Kepala Sekuriti BKR Kota Surabaya
  • Dan TKR Surabaya
  • Dan Divisi Narotama
  • Instruktur di Pangkalan ALRI di Tegal
  • Dan Sekolah Kader Kawarasan
  • Dan Yon Brandjangan
  • Pj. Dan Brigade Kal-Tim
  • Pamen di SUAD VI
  • Kas Resimen 25 Ambon
  • Dan Resimen 25 Ambon
  • Pamen Ass. II KSAD
  • Penjabat Asisten II KSAD
  • Ajudan Senior Penjabat Presiden Djuanda
  • Pamen Detasemen I
  • Dan Kokar AD

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471.