Lompat ke isi

Disenchantment (seri televisi): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jelajahi riwayat secara interaktif
← Revisi sebelumnya
Konten dihapus Konten ditambahkan
VisualTeks wiki
Deluffy17 (bicara | kontrib)
Peninjau
16.524 suntingan
Deluffy17 (bicara | kontrib)
Peninjau
16.524 suntingan
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 30: Baris 30:
| country = United States
| country = United States
| language = English
| language = English
| num_seasons = 3 (5 parts)
| num_seasons = 2 (4 parts)<!--The fully released Season 1 has been split into two parts: Part 1 (2018) and Part 2 (2019). Season 2 has been split into two parts as well: Part 3 (2021) and Part 4 (2022).-->
| num_episodes = 40
| num_episodes = 50
| list_episodes = List of Disenchantment episodes
| list_episodes = List of Disenchantment episodes
| executive_producer = {{Plainlist|
| executive_producer = {{Plainlist|
Baris 125: Baris 125:
{{reflist}}
{{reflist}}


{{Seri asli Netflix berlangsung}}
{{Seri asli Netflix tamat}}

Revisi terkini sejak 1 September 2023 15.02

Disenchantment
Genre
PembuatMatt Groening
Pengembang
Pengisi suara
Penata musikMark Mothersbaugh
Negara asalUnited States
Bahasa asliEnglish
Jmlh. musim3 (5 parts)
Jmlh. episode50 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutif
Produser
Durasi19–36 minutes
Rumah produksi
Rilis asli
JaringanNetflix
Format gambarUltra HD 4K
Format audioStereo
Rilis17 Agustus 2018 (2018-08-17) –
present (present)

Disenchantment adalah komedi situasi fantasi satir animasi dewasa Amerika yang dibuat oleh Matt Groening untuk Netflix . Serial ini adalah produksi pertama Groening yang muncul secara eksklusif di layanan streaming; dia sebelumnya menciptakan The Simpsons dan Futurama untuk Fox Broadcasting Company . Bertempat di kerajaan fantasi abad pertengahan Dreamland, serial ini mengikuti kisah Bean, seorang putri pemberontak dan pecandu alkohol, pendamping elfnya yang naif Elfo, dan "iblis pribadi" Lucia yang merusak. Disenchantment dibintangi oleh Abbi Jacobson, Eric André, Nat Faxon, John DiMaggio, Tress MacNeille, Matt Berry, David Herman, Maurice LaMarche, Lucy Montgomery, dan Billy West.

Empat bagian terdiri dari 10 episode telah dirilis dengan total 40 episode. Bagian pertama memulai debutnya pada Agustus 2018, yang kedua pada September 2019, yang ketiga pada Januari 2021, dan yang keempat pada Februari 2022. Serial ini telah menerima ulasan yang cukup positif.

Premis

[sunting | sunting sumber]

Bertempat di kerajaan Dreamland Eropa abad pertengahan fiksi, serial ini mengikuti kisah Bean, seorang putri pemberontak, pecandu alkohol, dan petualang, pendamping elfnya Elfo, dan "iblis pribadi" Lucia yang destruktif namun peduli. Selama empat bagian, rombongan menjelajahi Dreamland dan tanah tetangga lainnya dan mengungkap konspirasi mitos.

Pemeran suara dan karakter

[sunting | sunting sumber]
  • Abbi Jacobson sebagai Bean, putri berusia 19 tahun dari Dreamland. Nama lengkapnya adalah Putri Tiabeanie Mariabeanie de la Rochambeau Grunkwitz.[1] Dia menikmati minum. Meskipun dia memiliki kepribadian pemberontak, dia masih memiliki sedikit kepedulian terhadap orang-orang Dreamland, ayahnya dan teman-temannya. Selama seri dia mulai menyadari bahwa dia memiliki kekuatan magis yang menghasilkan kilat hitam, ini mungkin karena sihir yang diberikan kepada leluhurnya ketika mereka membuat kesepakatan untuk menjadi lebih kuat.
  • Eric André sebagai Luci, iblis pribadi Bean
    • sebagai Pendergast, kepala ksatria Raja Zøg
  • Nat Faxon sebagai Elfo, setengah elf berusia 18 tahun dari Elfwood. Dia optimis dan suka permen.
  • John DiMaggio sebagai Raja Zøg, ayah Bean dan penguasa Dreamland dari Royal House of Grunkwitz
  • Tress MacNeille sebagai Ratu Oona, istri kedua dan mantan Raja Zg dan ibu tiri Bean. Dia adalah makhluk amfibi humanoid dari Dankmire yang menikah dengan keluarga sebagai bagian dari aliansi antara kerajaan.
    • sebagai Pangeran Derek, putra hibrida Zøg dan Oona, dan saudara tiri Bean
  • Matt Berry sebagai Pangeran Merkimer, dari kerajaan Bentwood, yang diatur untuk menikahi Bean, tetapi berubah menjadi babi
  • Maurice LaMarche sebagai Odval, perdana menteri Dreamland bermata tiga
  • Sharon Horgan sebagai Ratu Dagmar, ibu Bean dan istri pertama Raja Zøg. Terungkap bahwa dia adalah seorang penyihir jahat dan tiran yang ingin memaksa Bean untuk menyelesaikan hutang keluarganya ke Dunia Bawah dan menyelesaikan takdirnya tetapi putrinya menolak melakukannya.

Produksi

[sunting | sunting sumber]
Berkas:Disenchantment poster.png
Poster promosi untuk bagian pertama dari seri

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Serial yang dibuat oleh pencipta The Simpsons dan Futurama Matt Groening, dikatakan "menyandang gaya animasi khasnya".[2] Serial ini dianimasikan oleh Rough Draft Studios, studio yang sama yang mengerjakan Futurama .[3] Serial ini diumumkan pada Juli 2017, dengan urutan 20 episode, bersama dengan beberapa anggota pemeran, yang pada saat itu telah bekerja di Netflix setidaknya selama satu tahun.[4] Setelah pemutaran perdana seri, pada Oktober 2018, Netflix mengumumkan bahwa 20 episode tambahan telah dipesan dengan total empat batch 10 episode.[5][6]

[sunting | sunting sumber]

Pada Juli 2017, diumumkan bahwa rapper Briggs adalah bagian dari tim penulis untuk serial tersebut.[7] John DiMaggio menggambarkan serial ini sebagai "keturunan dari The Simpsons dan Game of Thrones ." [8] Groening mengatakan pertunjukan itu memiliki "sudut pandang feminis yang pasti." [9][10] Pembawa acara serial Josh Weinstein mengatakan bahwa salah satu bagian terbaik dari penulisan adalah membangun "pengungkapan misteri secara bertahap, tetapi juga pendalamannya. Saya pikir musim ketiga adalah pendalaman semua mitologi, pertanyaan, dan karakter." Weinstein juga mencatat bahwa bagian ketiga dari seri adalah "tengah" dan bahwa jika Netflix memperbarui seri untuk tambahan dua bagian, musim 20 episode di luar yang kedua, bagian keempat hingga keenam akan menjadi akhir seri. .[11] Dalam wawancara lain, Weinstein mengatakan bahwa Harry Potter dan karya Ray Bradbury dan Philip K. Dick menjadi inspirasi bagi beberapa elemen seri yang lebih fantastis.[12]

Casting

[sunting | sunting sumber]

Aktor karakter utama, Abbi Jacobson, Nat Faxon, dan Eric André, berperan sebagai Princess Bean, Elfo, dan Luci pada Juli 2017, ketika serial tersebut diumumkan. Selain peran karakter utama, aktor suara lain yang dibintangi juga terungkap, termasuk John DiMaggio sebagai Raja Zøg, Tress MacNeille sebagai Ratu Oona dan Pangeran Derek, dan Matt Berry sebagai Pangeran Merkimer .[13] Beberapa anggota pemeran telah bekerja sama dalam proyek lain yang dibuat oleh Matt Groening, termasuk DiMaggio, MacNeille, Billy West, Maurice LaMarche, dan David Herman, yang semuanya menyuarakan peran utama dalam serial televisi fiksi ilmiah futuristik Futurama . Pada Juli 2018, sebelum pemutaran perdana seri, karakter yang disuarakan oleh anggota utama pemeran terungkap.

Tie-in

[sunting | sunting sumber]

Episode "Dreamland Falls" terkait dengan seri Futurama karya Groening lainnya, yang menyiratkan bahwa kedua pertunjukan tersebut sebenarnya terjadi di alam semesta yang sama . Ketika Luci menggunakan bola kristal untuk menunjukkan momen-momen sebelumnya, Philip J. Fry, Bender, dan Profesor Farnsworth dapat dilihat sebentar di mesin waktu. Momen tersebut mengacu pada episode " The Late Philip J. Fry " di mana ketiganya melakukan perjalanan dalam mesin waktu satu arah dan menyaksikan akhir dan kelahiran kembali alam semesta, menyiratkan bahwa ketiganya melewati setelah waktu dimulai kembali.[14][15] Dalam episode "Electric Princess," "Steamland Confidential," dan "Last Splash," antara lain, Futurama direferensikan beberapa kali. Misalnya, sebuah jalan raya dinamai Farnsworth, ada penghormatan di salah satu bangunan, untuk Planet Express, dan berbagai lokasi di kota steampunk Steamland merujuk pertunjukan tersebut, bersama dengan berbagai pengisi suara dari Futurama bergabung dengan pemeran Disenchantment .[16][17][18] Orang lain telah mencatat bahwa dalam episode "Steamland Confidential," seri ini merujuk pada "ham kukus" yang dibuat oleh Principal Skinner untuk Inspektur Chalmers dalam episode The Simpsons April 1996, berjudul " 22 Film Pendek Tentang Springfield ".[19] Dalam episode "Beanie Get Your Gun", Zog menampilkan perilaku tidak menentu dengan membuat suara klakson berulang yang cocok dengan melodi pembuka dengan lagu yang dibawakan oleh band King Missile .[20]

Rilis

[sunting | sunting sumber]

Pada Mei 2018, tanggal rilis 17 Agustus 2018, diumumkan untuk batch pertama 10 episode.[21] Pada Mei 2019, tanggal rilis 20 September 2019, diumumkan untuk gelombang kedua.[22][23][24] Setelah beberapa penundaan dari tanggal rilis akhir 2020, pemutaran perdana bagian ketiga akhirnya dikonfirmasi untuk 15 Januari 2021.[25] Bagian keempat dirilis pada 9 Februari 2022.

Pemasaran

[sunting | sunting sumber]

Pada 22 Mei 2018, Groening merilis tiga gambar teaser di Reddit .[26] Keesokan harinya, tanggal pemutaran perdana terungkap bersama dengan beberapa gambar lagi.[27] Sebelum Part 2 dirilis, Groening membuat perusahaan komik baru, Bapper Books, yang merilis buku eksklusif San Diego Comic-Con, Disenchantment: Untold Tales .[28]

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Pada agregator ulasan Rotten Tomatoes, 62% dari 89 ulasan kritikus positif untuk Bagian 1, yang memiliki peringkat rata-rata 6.13/10. Konsensus kritis berbunyi: " Kekecewaan menampilkan cukup banyak humor khas Matt Groening untuk memuaskan penggemar — meskipun keseluruhan keakraban acara dan kesediaan mengecewakan untuk bermain aman mungkin bukan pertanda baik untuk musim mendatang." [29] Menurut Metacritic, yang menghitung rata-rata 56 dari 100 berdasarkan 28 ulasan, Bagian 1 menerima "ulasan campuran atau rata-rata".[30] Forbes menyebut serial itu "menarik, unik, dan luar biasa".[31] Ars Technica menyatakan seri ini mulai berbatu, tetapi kemudian menjadi "sangat bagus".[32] Entertainment Weekly memberi seri ini nilai "C", menyamakannya dengan cerita " Rumah Pohon Horor " yang diperluas.[33] Den of Geek memberikan penerimaan yang lebih beragam dari seri, memuji konsep, tetapi mengkritik beberapa lelucon.[34] Brian Tallerico dari RogerEbert.com menulis bahwa serial ini tidak memenuhi standar animasi Netflix Original lainnya, tetapi memuji konsep dan pemerannya, dan menyarankan agar serial ini ditingkatkan di masa mendatang.[35] Meninjau tujuh dari 10 episode musim pertama, Danette Chavez dari The AV Club memberi seri ini nilai B−, dengan mengatakan bahwa kekuatan pemeran menutupi penulisan yang lemah.[36] Setelah tinjauan awalnya, TV Guide memberikan sambutan hangat pada serial tersebut. Namun setelah melihat tiga episode terakhir, pendapat berubah, dan memuji serialisasi serial yang terbayar pada akhirnya.[37] Demikian pula, Rhuaridh Marr dari Metro Weekly menyebut pertunjukan itu mengecewakan sambil mengatakan bahwa itu "sama menyenangkan untuk dilihat dan juga didengarkan" sementara lingkungan yang "rimbun dan bersemangat." [38] Pada saat yang sama, Ben Travers di IndieWire mengatakan bahwa serial ini dimulai dengan "kasar" tetapi beralih ke penceritaan serial yang lebih efektif menjelang akhir Bagian 1.[39] Melanie McFarland dari Salon.com membandingkan serial tersebut dengan The Simpsons dan Futurama, mengatakan bahwa serial tersebut mengaku sebagai feminis, mencatat bahwa Bean adalah perwujudan dari ini, menolak upaya ayahnya untuk mendorongnya ke perjodohan karena alasan politik.[40] Dia juga berargumen bahwa serial tersebut tidak menstereotipkan kelompok etnis mana pun dengan membuat semua karakter dilukis secara umum, dengan Dreamland sebagai " patriarki non-rasial," dengan Bean menentang "pria-pria tanpa pesona yang menghalangi jalannya." Meski begitu, McFarland menulis bahwa orang harus waspada terhadap framing feminis dari acara tersebut, dengan alasan bahwa Apu Nahasapeemapetilon dalam The Simpsons mewujudkan stereotip rasial, dan mengatakan bahwa pembuat acara tidak dapat mengatakan bahwa acara tersebut feminis sampai setidaknya 50 persen dari penulisnya adalah wanita.

Untuk bagian kedua, Rotten Tomatoes mengumpulkan 15 ulasan dan mengidentifikasi 73% sebagai positif, dengan peringkat rata-rata 6.6/10. Konsensus kritis berbunyi: "Saat potongan ' potongan Disenchantment perlahan-lahan jatuh ke tempatnya, ia tumbuh lebih dalam dalam karakter dan pembangunan dunia untuk menjadi pertunjukan yang lebih terwujud sepenuhnya -- jika saja potongan-potongan itu akan jatuh sedikit lebih cepat." [41] Kevin Yeoman dari ScreenRant, menggambarkannya sebagai "langkah maju yang cukup besar dalam hal penceritaan, plot, [dan] pengembangan karakter" dan peningkatan yang mengesankan dari Bagian 1.[42] Joyce Slaton dari Common Sense Media, meninjau bagian 1 dan 2, tidak menyukai kekerasan kartun, lelucon kasar, dan alkoholisme yang sering, tetapi memuji Bean sebagai "karakter yang kuat dan tidak stereotip", konten seksual yang tidak bermasalah, dan animasi yang indah, sambil memperhatikan bahwa bahasanya ringan.[43] Slaton juga mengklaim bahwa humor itu "mengecewakan".

Untuk bagian ketiga, Rotten Tomatoes mengumpulkan 5 ulasan dan mengidentifikasi 60% sebagai positif. Vikram Murthi dari The AV Club mengkritik Bagian 3, mengeluh bahwa dia tidak puas dengan episode musim ini, sementara Neal Justin dari Star Tribune dengan pesimis mengatakan kepada pembaca untuk "menikmatinya selagi bisa." [44][45] Tony La Vella dari Gamerant memiliki pandangan yang sama, dengan alasan bahwa serial tersebut "terasa tidak fokus", sementara mengakui bahwa pertunjukan tersebut "secara perlahan meletakkan pipa untuk apa yang bisa... menjadi kesimpulan yang memuaskan." [46] Marcel Schmid, dalam publikasi berbahasa Jerman, menggambarkan seri ini sebagai "seri yang dirancang dengan penuh cinta" dengan desain set yang bagus, lukisan latar belakang yang indah, secara efektif memadukan "Abad Pertengahan dengan industrialisasi", terlibat dalam komentar sosial, dan memiliki komedi hitam yang efektif. Schmid juga berpendapat bahwa seri tersebut telah meningkat dari waktu ke waktu dan menyatakan bahwa Steamland "menawarkan kontras yang baik dengan Dreamland abad pertengahan." [47] Selain itu, Caitlin Kennedy dari Nightmarish Conjurings secara positif mengulas seri ini, mencatat bahwa sementara di Bagian 1 dan 2, itu "belum matang dalam cara yang paling menyenangkan", Bagian 3 melangkah lebih jauh, menunjukkan "pertumbuhan paling banyak dan lebih nyaman mencoba-coba lebih berat. topik dalam narasi epik yang sedang berlangsung", dan memuji perluasan cerita, terutama ke tempat-tempat seperti Steamland, "steampunk dan mitra berteknologi maju ke Dreamland".[48] Kennedy juga berpendapat bahwa Bagian 3 berfokus pada cinta, kehilangan, dan kesehatan mental, sambil mengatakan bahwa dia menantikan lebih banyak episode.

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Credited as co-executive producer.
  2. ^ Credited as supervising producer.
  3. ^ a b c Credited as co-producer.

Masing-masing negara fiksi dalam seri ini secara longgar didasarkan pada budaya dunia nyata:

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Weinstein [@]. (Tweet) https://twitter.com/. Diakses tanggal September 4, 2018 – via Twitter.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Missing or empty |user=; Missing or empty |number= (help)
  2. ^ Andreeva, Nellie (July 25, 2017). "Matt Groening Netflix Animated Comedy A Go With 20-Episode Order, Abbi Jacobson, Nat Faxon & Eric Andre Lead Voice Cast". Deadline Hollywood. Diakses tanggal July 25, 2017. 
  3. ^ Liao, Shannon (July 25, 2017). "Matt Groening is making an animated medieval adult fantasy with Netflix". The Verge. Diakses tanggal July 25, 2017. 
  4. ^ Andreeva, Nellie (2017-07-25). "Matt Groening Netflix Animated Comedy A Go With 20-Episode Order, Abbi Jacobson, Nat Faxon & Eric Andre Lead Voice Cast". Deadline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-03. 
  5. ^ Morrison, Matt (2019-12-08). "What To Expect From Disenchantment Season 3". ScreenRant (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-03. 
  6. ^ Schwartz, Ryan (October 22, 2018). "Disenchantment Renewed for Season 2 at Netflix, Returning in 2019". TVLine. Diakses tanggal October 22, 2018. 
  7. ^ Moran, Rob (July 27, 2017). "Briggs to be part of the writing team on Matt Groening's new Netflix series". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal September 25, 2017. 
  8. ^ Shepherd, Jack (May 27, 2018). "Disenchantment: Matt Groening's Netflix series described as lovechild of The Simpsons and Game of Thrones". The Independent. Diakses tanggal May 27, 2018. 
  9. ^ Littleton, Cynthia (July 25, 2017). "Netflix Orders Matt Groening Animated Comedy 'Disenchantment'". Variety. Diakses tanggal July 25, 2017. 
  10. ^ Hughes, Josiah (August 14, 2018). "'Disenchantment' Sees Matt Groening Living in the Past". Exclaim! Media. Diakses tanggal August 14, 2018. 
  11. ^ Henderson, Steve (2021-02-10). "Disenchantment Returns! Interview with Showrunner Josh Weinstein Part One". Skwigly Animation Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 10, 2021. Diakses tanggal 2021-08-02. 
  12. ^ "Disenchantment: Interview with Showrunner Josh Weinstein Part Two". Skwigly Animation Magazine. 2021-03-16. Diakses tanggal 2021-08-02. 
  13. ^ "The Hollywood Reporter: Abbi Jacobson to Lead Voice Cast for Netflix's Animated Matt Groening Comedy". The Hollywood Reporter. July 25, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 25, 2017. 
  14. ^ Leadbeater, Alex (August 18, 2018). "Disenchantment Easter Egg Confirms Netflix Show Exists In The Futurama Universe". Screen Rant. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 11, 2020. Diakses tanggal August 19, 2018. 
  15. ^ Opie, David (September 24, 2019). "Disenchantment season 2 easter eggs confirm connection to Futurama". Digital Spy. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 22, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  16. ^ Zachary, Brandon (September 23, 2019). "Disenchantment Season 2 Hides Some Futurama Easter Eggs". CBR. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 3, 2019. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  17. ^ Lovett, Jamie (September 23, 2019). "Netflix's Disenchantment Season 2 Is Full of Futurama Easter Eggs". Comicbook.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 9, 2020. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  18. ^ Troup, Margaret (September 30, 2019). ""Disenchantment" season two continues a sharp comedy". Iowa State Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 5, 2019. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  19. ^ Sparks, Astrid (January 19, 2021). "Disenchantment Reveals a Steamy Simpsons Easter Egg". CBR. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 22, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  20. ^ None, None (September 16, 2009). "King Missile - Detachable P*nis (Official Music Video)". YouTube. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 30, 2011. Diakses tanggal March 30, 2021. 
  21. ^ Ramos, Dino-Ray (May 23, 2018). "Netflix Sets 'Disenchantment' Premiere Date, Unveils First Look At Matt Groening Animated Series". Deadline Hollywood. Diakses tanggal May 23, 2018. 
  22. ^ Petski, Denise (May 16, 2019). "'Disenchantment' Part Two Gets Premiere Date On Netflix". Deadline Hollywood. Diakses tanggal May 16, 2019. 
  23. ^ (Siaran pers).  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan);
  24. ^ Goldberg, Leslie (July 25, 2017). "Abbi Jacobson to Lead Voice Cast for Netflix's Animated Matt Groening Comedy". The Hollywood Reporter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal July 25, 2017. 
  25. ^ Griffin, David (December 16, 2020). "Disenchantment: Part 3 Trailer and Release Date Revealed (EXCLUSIVE)". IGN. Diakses tanggal December 16, 2020. 
  26. ^ Groening, Matt (May 22, 2018). "Matt Groening here! Wanted you all in r/netflix to be the first to see what I've been working on…". Reddit. Diakses tanggal May 22, 2018. 
  27. ^ Ramos, Dino-Ray (May 23, 2018). "Netflix Sets 'Disenchantment' Premiere Date, Unveils First Look At Matt Groening Animated Series". Deadline Hollywood. Diakses tanggal May 23, 2018. 
  28. ^ "Syndicated Comics". www.comicsbeat.com. 2019-07-03. Diakses tanggal 2019-10-12. 
  29. ^ "Disenchantment: Season 1". Rotten Tomatoes. Fandango Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 24, 2020. Diakses tanggal November 9, 2020. 
  30. ^ "Disenchantment Reviews". Metacritic. CBS Interactive. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 12, 2021. Diakses tanggal September 24, 2019. 
  31. ^ Barr, Merrill (August 7, 2018). "'Disenchantment' Review: 'The Simpsons' Creator Does For Fantasy What 'Futurama' Did For Sci-Fi". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2020. Diakses tanggal August 7, 2018. 
  32. ^ Machkovech, Sam (August 7, 2018). "Disenchantment review: Groening's new Netflix toon is off to a bloody good start". Ars Technica. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2020. Diakses tanggal August 7, 2018. 
  33. ^ Franich, Darren (August 7, 2018). "Disenchantment is like a never-ending 'Treehouse of Horror' sketch: EW review". Entertainment Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 23, 2020. Diakses tanggal August 7, 2018. 
  34. ^ Matar, Joe (August 7, 2018). "Disenchantment Review (Spoiler Free)". Den of Geek. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 14, 2019. Diakses tanggal August 7, 2018. 
  35. ^ Tallerico, Brian (August 14, 2018). "All-Star Team Of Voice Talent Carries Netflix's Disenchantment". RogerEbert.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 6, 2019. Diakses tanggal August 19, 2018. 
  36. ^ Chavez, Danette (August 8, 2018). "An Excellent Cast Rescues Fantasy Parody Disenchantment from Mediocrity". The A.V. Club. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 9, 2020. Diakses tanggal August 17, 2018. 
  37. ^ Surette, Tim (August 17, 2018). "Matt Groening's Disenchantment Gets So Much Better as It Goes Along". TV Guide. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 19, 2018. Diakses tanggal August 18, 2018. 
  38. ^ Marr, Rhuaridh (January 25, 2021). "TV Review: Matt Groening's "Disenchantment" is just plain disenchanting". Metro Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 11, 2015. Diakses tanggal January 25, 2021. 
  39. ^ Travers, Ben (August 25, 2018). "'Disenchantment' Review: Matt Groening's Netflix Debut Starts Rough, But Makes a Surprising About-Face — Spoilers". IndieWire. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 28, 2020. Diakses tanggal January 25, 2021. 
  40. ^ McFarland, Melanie (August 16, 2018). ""Disenchantment" and the evolution of Matt Groening's feminism". Salon.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 1, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  41. ^ "Disenchantment: Season 2". Rotten Tomatoes. Fandango Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 30, 2019. Diakses tanggal October 6, 2019. 
  42. ^ Yeoman, Kevin (August 25, 2018). "Disenchantment Part 2 Review: The Series Finds Its Sense Of Humor & Adventure". ScreenRant. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 30, 2019. Diakses tanggal January 25, 2021. 
  43. ^ Slaton, Joyce (March 13, 2020). "Disenchantment TV Review". Common Sense Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 22, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  44. ^ Murthi, Vikram (January 12, 2021). "Disenchantment gets bogged down in plot and loses sight of jokes in "Part 3"". The A.V. Club. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 15, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  45. ^ Justin, Neal (January 15, 2021). "The return of 'Disenchantment' and four other shows our TV critic is watching this week". Star Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 21, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  46. ^ La Vella, Tony (January 25, 2021). "Why 'Disenchantment' Can't Live Up To The Simpsons Or Futurama". Gamerant. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 25, 2021. Diakses tanggal January 22, 2021. 
  47. ^ Schmid, Marcel (January 17, 2021). "Disenchantment: Groening vermischt Mittelalter und Moderne mit Erfolg!" [Disenchantment: Groening mixes the Middle Ages and the modern with success!]. What the Film (dalam bahasa German). Diarsipkan dari versi asli tanggal January 22, 2021. Diakses tanggal January 25, 2021. 
  48. ^ Kennedy, Caitlin (January 14, 2021). "[Series Review] Disenchantment Part 3". Nightmarish Conjurings. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 14, 2021. Diakses tanggal January 25, 2021. 
Diperoleh dari "https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Disenchantment_(seri_televisi)&oldid=24115372"