Lompat ke isi

Mohammad Nazir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:
|predecessor = [[Mas Pardi]]
|predecessor = [[Mas Pardi]]
|successor = [[R. Soebijakto]]
|successor = [[R. Soebijakto]]
|office2 = Menteri Perhubungan Indonesia{{!}}Menteri Perhubungan Laut Indonesia
|office2 = [[Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Laut/ Pelayaran]]
|order2 = ke-11
|order2 =
|term_start2 = 9 April 1957
|term_start2 = 9 April 1957
|term_end2 = 10 Juli 1959
|term_end2 = 10 Juli 1959
|president2 = [[Soekarno]]
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = Sjuchjar Tedjasukmana
|predecessor2 = Sjuchjar Tedjasukmana
|alongside2 = Sukardan
|alongside2 =
|successor2 = [[Djatikusumo]]<Br>Abdoelmoettalip Danoeningrat<br>R. Iskandar
|successor2 = Abdoelmoettalip Danoeningrat
|birth_date = {{birth date|1910|07|10|df=y}}
|birth_date = {{birth date|1910|07|10|df=y}}
|death_date = {{Death date and age|1982|08|30|1910|07|10}}
|death_date = {{Death date and age|1982|08|30|1910|07|10}}
Baris 30: Baris 30:
|allegiance ={{flag|Indonesia}}
|allegiance ={{flag|Indonesia}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|28px]] [[TNI Angkatan Laut]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|28px]] [[TNI Angkatan Laut]]
|rank = [[Berkas:Pdu laksdatni staf.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
|rank = [[Berkas:20-TNI Navy-RADM.svg|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
|serviceyears = 1938 - 1965
|serviceyears = 1938 - 1965
|unit = Korps Pelaut
|unit = Korps Pelaut
Baris 36: Baris 36:
|honorific-prefix = [[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
|honorific-prefix = [[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
}}
}}
[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Mohammad Nazir Isa''' gelar '''Datuk Basa Nan Balimo''' ({{lahirmati|[[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Maninjau]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Sumatra Barat]]|10|07|1910|[[Jakarta]]|30|08|1982}}) adalah seorang tokoh militer, menteri, dan diplomat [[Indonesia]]. Ia pernah menjabat sebagai [[KSAL|Kepala Staf TNI Angkatan Laut]] (1946-1948), Menteri Pelayaran Republik Indonesia (1957-1959), dan juga pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI di [[Swiss]] dan [[Vatikan]]<ref>{{Cite web |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/07/15/PT/mbm.19780715.PT72233.id.html |title=Mohammad Nazir: Menjadi berita |access-date=2011-02-20 |archive-date=2017-12-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171228172453/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/07/15/PT/mbm.19780715.PT72233.id.html |dead-url=yes }}</ref> Kini Namanya diabadikan menjadi nama jalan di depan mako [[Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V]]
[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Mohammad Nazir Isa''' gelar '''Datuk Basa Nan Balimo''' ({{lahirmati|[[Maninjau, Tanjung Raya, Agam|Maninjau]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Sumatera Barat]]|10|07|1910|[[Jakarta]]|30|08|1982}}) adalah seorang tokoh militer, menteri, dan diplomat [[Indonesia]]. Ia pernah menjabat sebagai [[KSAL|Kepala Staf TNI Angkatan Laut]] (1946-1948), Menteri Pelayaran Republik Indonesia (1957-1959), dan juga pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI di [[Swiss]] dan [[Vatikan]]<ref>{{Cite web |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/07/15/PT/mbm.19780715.PT72233.id.html |title=Mohammad Nazir: Menjadi berita |access-date=2011-02-20 |archive-date=2017-12-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171228172453/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/07/15/PT/mbm.19780715.PT72233.id.html |dead-url=yes }}</ref> Kini Namanya diabadikan menjadi nama jalan di depan mako [[Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V]]


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==
Nazir lahir dari pasangan Mohammad Isa Sutan Bandaro dan Siti Chadijah. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sejak umur 6 tahun Nazir diasuh oleh pamannya, Adam Datuak Basa Nan Balimo yang menjabat sebagai ''School Opzienner'' di [[Tanjung Pura, Langkat]]. Sesuai dengan jabatan pamannya, M. Nazir diperbolehkan untuk masuk [[Europeesche Lagere School]] di [[Kota Medan|Medan]]. Setelah itu ia dibawa oleh pamannya yang lain, Abdul Samad yang bekerja sebagai ''Hoof Opzichter'' di [[Jakarta]], dan masuk sekolah dasar ''De Tweede Bijbel School'', kemudian ia melanjutkan sekolah ke Chrijstelike [[MULO]].
Nazir lahir dari pasangan Mohammad Isa Sutan Bandaro dan Siti Chadijah. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sejak umur 6 tahun Nazir diasuh oleh pamannya, Adam Datuak Basa Nan Balimo yang menjabat sebagai ''School Opzienner'' di [[Tanjung Pura, Langkat]]. Sesuai dengan jabatan pamannya, M. Nazir diperbolehkan untuk masuk [[Europeesche Lagere School]] di [[Kota Medan|Medan]]. Setelah itu ia dibawa oleh pamannya yang lain, Abdul Samad yang bekerja sebagai ''Hoof Opzichter'' di [[Jakarta]], dan masuk sekolah dasar ''De Tweede Bijbel School'', kemudian ia melanjutkan sekolah ke Chrijstelike [[MULO]].


Nazir bekerja sebagai pelaut di [[Belanda]] atas rekomendasi Ny. Poijt van Druten, yang juga merupakan gurunya di MULO. Setelah lama bekerja di dunia pelayaran, Nazir melanjutkan pendidikannya di sekolah pelayaran Michel Adrianzoon de Ruyter Belanda, dan mendapatkan ijazah ''De Grotevaart'' (Ijazah Pelayaran Samudera) pada tahun 1938. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah setingkat itu. Tahun 1938 ia pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pelayaran ''Doggerbank''. Setelah [[Jepang]] masuk Indonesia, ia bergabung dengan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]]. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai kepala Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) Semarang yang kini menjadi [[Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang]].
Nazir bekerja sebagai pelaut di [[Belanda]] atas rekomendasi Ny. Poijt van Druten, yang juga merupakan gurunya di MULO. Setelah lama bekerja di dunia pelayaran, Nazir melanjutkan pendidikannya di sekolah pelayaran Michel Adrianzoon de Ruyter Belanda, dan mendapatkan ijazah ''De Grotevaart'' (Ijazah Pelayaran Samudera) pada tahun 1938. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah setingkat itu.<ref>{{Cite book|last=Lombard|first=Denys|date=1996|url=https://books.google.com/books?id=CLF-Q44wza4C&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA92&dq=%22keturunan+Minang%22&hl=en|title=Nusa Jawa: Jaringan Asia|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-605-453-4|language=id}}</ref> Tahun 1938 ia pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pelayaran ''Doggerbank''. Setelah [[Jepang]] masuk Indonesia, ia bergabung dengan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]]. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai kepala Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) Semarang yang kini menjadi [[Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang]].


Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut dengan jabatan Kepala Staf Umum TRI Laut sejak tanggal 6 Februari 1946 dan jabatan berganti nama menjadi Panglima Angkatan Laut RI sejak tanggal 19 Juli 1946 sampai dengan 8 Mei 1948 dan Menteri Pelayaran pada [[Kabinet Djuanda]]. Ia juga ikut menandatangani [[Petisi 50]] yang mengkritisi pemerintahan totaliter [[Soeharto]].
Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut dengan jabatan Kepala Staf Umum TRI Laut sejak tanggal 6 Februari 1946 dan jabatan berganti nama menjadi Panglima Angkatan Laut RI sejak tanggal 19 Juli 1946 sampai dengan 8 Mei 1948 dan Menteri Pelayaran pada [[Kabinet Djuanda]]. Ia juga ikut menandatangani [[Petisi 50]] yang mengkritisi pemerintahan totaliter [[Soeharto]].


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Atas jasa-jasanya, ia memperoleh tanda jasa antara lain:<ref>{{Cite book|last=Rika Umar|first=Indonesia|date=1985|url=https://www.google.co.id/books/edition/Laksamana_Mochamad_Nazir_karya_dan_penga/WTMZAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dianugerahkan+bintang+tertinggi&pg=PA33&printsec=frontcover|title=Laksamana Mochamad Nazir, karya dan pengabdiannya|location=Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=33|url-status=live}}</ref>
Atas jasa-jasanya, ia memperoleh tanda jasa antara lain:
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
| colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Utama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Order of St Gregory the Great ribbon bar.gif|width=100}}
|}


{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
* [[Bintang Gerilya]],
|-
* [[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia|Bintang Sewindu APRI]]
!Baris ke-1
* [[Bintang Jalasena]].
| colspan="2"|[[Bintang Gerilya]]
* [[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Utama]]
* [[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
|-
* [[Satyalancana Kesetiaan|Satyalencana Kesetiaan VIII]]
!Baris ke-2
* [[Satyalancana Kesetiaan|Satyalencana Kesetiaan XVI]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[:en:Order of St. Gregory the Great|Knight Grand Cross of the Order of St. Gregory the Great]] - Vatikan
|}


== Meninggal Dunia ==
== Meninggal Dunia ==
Baris 86: Baris 107:
| pendahulu = [[Bambang Soegeng]]
| pendahulu = [[Bambang Soegeng]]
| pengganti = [[Husein Mutahar]]
| pengganti = [[Husein Mutahar]]
}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi
| jabatan = [[Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan Laut/ Pelayaran]]
| tahun = 1957–1959
| pendahulu = Sjuchjar Tedjasukmana<br><small>''sebagai Menteri Perhubungan''
| pengganti = Abdoelmoettalip Danoeningrat<br><small>''sebagai Menteri Perhubungan Laut''
}}
}}
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}

{{Kepala Staf TNI Angkatan Laut}}


{{DEFAULTSORT:Nazir, Mohammad}}
{{DEFAULTSORT:Nazir, Mohammad}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]
[[Kategori:Kepala Staf TNI Angkatan Laut]]
[[Kategori:Kepala Staf TNI Angkatan Laut]]
[[Kategori:Tokoh militer Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
Baris 104: Baris 135:
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]

Revisi terkini sejak 26 Oktober 2024 20.12

Mohammad Nazir
Panglima Angkatan Laut RI ke-2
Masa jabatan
6 Februari 1946 – 8 Mei 1948
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Mas Pardi
Pengganti
R. Soebijakto
Sebelum
Menteri Perhubungan Laut/ Pelayaran
Masa jabatan
9 April 1957 – 10 Juli 1959
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Sjuchjar Tedjasukmana
Pengganti
Abdoelmoettalip Danoeningrat
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1910-07-10)10 Juli 1910
Maninjau, Agam, Hindia Belanda
Meninggal30 Agustus 1982(1982-08-30) (umur 72)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
ProfesiTentara
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Laut
Masa dinas1938 - 1965
Pangkat Laksamana Muda TNI
SatuanKorps Pelaut
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Laksamana Muda TNI (Purn.) Mohammad Nazir Isa gelar Datuk Basa Nan Balimo (10 Juli 1910 – 30 Agustus 1982) adalah seorang tokoh militer, menteri, dan diplomat Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut (1946-1948), Menteri Pelayaran Republik Indonesia (1957-1959), dan juga pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI di Swiss dan Vatikan[1] Kini Namanya diabadikan menjadi nama jalan di depan mako Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Nazir lahir dari pasangan Mohammad Isa Sutan Bandaro dan Siti Chadijah. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sejak umur 6 tahun Nazir diasuh oleh pamannya, Adam Datuak Basa Nan Balimo yang menjabat sebagai School Opzienner di Tanjung Pura, Langkat. Sesuai dengan jabatan pamannya, M. Nazir diperbolehkan untuk masuk Europeesche Lagere School di Medan. Setelah itu ia dibawa oleh pamannya yang lain, Abdul Samad yang bekerja sebagai Hoof Opzichter di Jakarta, dan masuk sekolah dasar De Tweede Bijbel School, kemudian ia melanjutkan sekolah ke Chrijstelike MULO.

Nazir bekerja sebagai pelaut di Belanda atas rekomendasi Ny. Poijt van Druten, yang juga merupakan gurunya di MULO. Setelah lama bekerja di dunia pelayaran, Nazir melanjutkan pendidikannya di sekolah pelayaran Michel Adrianzoon de Ruyter Belanda, dan mendapatkan ijazah De Grotevaart (Ijazah Pelayaran Samudera) pada tahun 1938. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah setingkat itu.[2] Tahun 1938 ia pulang ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pelayaran Doggerbank. Setelah Jepang masuk Indonesia, ia bergabung dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai kepala Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) Semarang yang kini menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut dengan jabatan Kepala Staf Umum TRI Laut sejak tanggal 6 Februari 1946 dan jabatan berganti nama menjadi Panglima Angkatan Laut RI sejak tanggal 19 Juli 1946 sampai dengan 8 Mei 1948 dan Menteri Pelayaran pada Kabinet Djuanda. Ia juga ikut menandatangani Petisi 50 yang mengkritisi pemerintahan totaliter Soeharto.

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Atas jasa-jasanya, ia memperoleh tanda jasa antara lain:[3]

Baris ke-1 Bintang Gerilya Bintang Jalasena Utama
Baris ke-2 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun
Baris ke-3 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Knight Grand Cross of the Order of St. Gregory the Great - Vatikan

Meninggal Dunia

[sunting | sunting sumber]

Ia wafat di Jakarta pada tanggal 30 Agustus 1982 dalam usia 72 tahun dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.[4]

  1. ^ "Mohammad Nazir: Menjadi berita". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-28. Diakses tanggal 2011-02-20. 
  2. ^ Lombard, Denys (1996). Nusa Jawa: Jaringan Asia. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-605-453-4. 
  3. ^ Rika Umar, Indonesia (1985). Laksamana Mochamad Nazir, karya dan pengabdiannya. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 33. 
  4. ^ Umar, Rika (1985). Laksamana Mochamad Nazir : Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan militer
Didahului oleh:
Mas Pardi
Kepala Staf TNI Angkatan Laut
6 Februari 1946 – 8 Mei 1948
Diteruskan oleh:
R. Soebijakto
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Achmad Soebardjo
Duta Besar Indonesia untuk Swiss
1961–1965
Diteruskan oleh:
Zairin Zain
Didahului oleh:
Bambang Soegeng
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci
1963–1967
Diteruskan oleh:
Husein Mutahar
Jabatan politik
Didahului oleh:
Sjuchjar Tedjasukmana
sebagai Menteri Perhubungan
Menteri Perhubungan Laut/ Pelayaran
1957–1959
Diteruskan oleh:
Abdoelmoettalip Danoeningrat
sebagai Menteri Perhubungan Laut